• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

5.3. Analisis Bivariat

5.3.1. Perbedaan Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan Pencegahannya sebelum dan sesudah diberi Intervensi

Penyuluhan dengan Media Leaflet Pada Kelompok Intervensi Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013

Diketahui Hasil uji normalitas yakni 3, 03 bahwa data berdistribusi normal, Berdasarkan hasil tersebut maka digunakan uji T Dependent untuk analisis bivariatnya.

Berikut ini dapat diketahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan pada kelompok intervensi pada tabel 5.3

Tabel 5.3.

Perbedaan Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis dan Pencegahannya Sebelum dan Sesudah diberi

Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet pada Kelompok Intervensi Pekerja Proses

Finishing Mebel Kayu di Ciputat TimurTahun 2013

Pengetahuan Mean SD P value N

Pre test 3,028 0,89 0,000 35 Post test 6,200 1,66

Dari hasil tabel 5.3. diatas, diketahui bahwa rata- rata skor pengetahuan sebelum dilakukannya penyuluhan pada kelompok intervensi adalah 3,028 dengan standar deviasi 0,89. Sedangkan rata- rata skor pengetahuan sesudah dilakukannya penyuluhan pada kelompok intervensi adalah 6,200 dengan standar deviasi 1, 66. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas ( P value ) sebesar 0,000 artinya pada alpha 5 % terdapat perbedaan rata- rata skor pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi.

5.3.2. Perbedaan Pengetahuan Penyebab Dermatitis dan Pencegahannya sebelum dan sesudah diberi Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet Pada Kelompok Kontrol Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013

Diketahui Hasil uji normalitas yakni 2,91 bahwa data berdistribusi normal, Berdasarkan hasil tersebut maka digunakan uji T Dependent untuk analisis bivariatnya.

Berikut ini dapat diketahui perbandingan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan pada kelompok kontrol pada tabel 5.4

Tabel 5.4.

Perbedaan Pengetahuan Mengenai Penyebab Dermatitis danPencegahannya Sebelum dan Sesudah diberi

Intervensi Penyuluhan dengan Media Leaflet pada Kelompok Kontrol Pekerja Proses

Finishing Mebel Kayu di Ciputat TimurTahun 2013

Pengetahuan Mean SD P value N

Pre test 2,941 1,05 0,281 35 Post test 3,014 1,04

Dari hasil output uji T dependent pada tabel 5.4. diatas diketahui bahwa rata- rata skor pengetahuan sebelum dilakukannya penyuluhan pada kelompok kontrol adalah 2,914 dengan standar deviasi 1,05. Sedangkan rata- rata skor

pengetahuan sesudah dilakukannya penyuluhan pada kelompok kontrol adalah 3,014 dengan standar deviasi 1,04. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas (P value) sebesar 0,281 artinya pada alpha 5 % tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata- rata skor pengetahuan tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok kontrol.

85 BAB VI PEMBAHASAN 6.1.Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian,antara lain: 1. Lokasi penyuluhan berada di dekat jalan raya sehingga tidak dapat

dihindarkan dari suara bising kendaraan bermotor. Hal ini dapat menyebabkan sedikit gangguan pada konsentrasi peserta yang akhirnya dapat mempengaruhi hasil pre dan post test terhadap pengetahuan responden. 2. Pada beberapa responden, penyuluhan dilakukan pada lokasi dan waktu yang

berbeda. Kondisi tersebut terjadi akibat setiap pemilik toko mebel tidak mengizinkan pekerjanya dikumpulkan dalam satu tempat dan waktu yang sama.

3. Gambar langkah- langkah pada media leaflet kurang jelas, sehingga membuat pekerja masih menjawab tertukar pada setiap langkahnya

4. Pada saat pengukuran pengetahuan seharusnya ada jeda waktu selama seminggu untuk melihat perubahan pengetahuan, tetapi pada penelitian ini tidak diberi jeda waktu untuk melihat perubahan pengetahuan tersebut. 6.2. Pengetahuan Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya Sebelum

Intervensi Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pekerja Proses Finising Mebel Kayu di Ciputat Timur Tahun 2013

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan, atau tulisan yang merupakan stimulasi dari pertanyaan.

Pengetahuan juga merupakan komponen pembentuk suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa. Dengan pengetahuan, seseorang dapat mempertimbangkan untuk bersikap dan bertindak (Benjamin S Bloom, 1956)

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian sebelum intervensi dan penelitian sesudah intervensi. Pengetahuan sebelum intervensi tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya adalah hal-hal yang diketahui responden mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya yang dinilai berdasarkan kemampuan menjawab dengan benar pertanyaan pada kuesioner sebelum intervensi (Listyowati, 2012). Sedangkan pengetahuan sesudah intervensi tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya adalah hal-hal yang diketahui responden mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya yang dinilai berdasarkan kemampuan menjawab dengan benar pertanyaan pada kuesioner setelah intervensi (Listyowati, 2012).

Berdasarkan hasil kuesioner dengan skala penilaian dari 0 sampai 10 bahwa rata- rata pengetahuan responden sebelum diberikan intervensi penyuluhan dengan media leaflet pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol mendapatkan skor rendah, yakni 3, 02 untuk kelompok intervensi dan 2, 91 untuk kelompok kontrol. Skor yang rendah ini didapatkan karena mayoritas pekerja tidak mengetahui tentang penyebab dermatitis dan pencegahannya, dan keseluruhan dari pekerja tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya.

Diketahui dari pertanyaan kuesioner pre test soal pilihan ganda, dari total pekerja 35 orang pada Kelompok Intervensi, banyak responden menjawab benar

pada pertanyaan penelitian mengenai pengertian dermatitis sebanyak 18 orang, gejala dermatitis sebanyak 8 orang, dampak dermatitis sebanyak 8 orang, jenis sabun yang digunakan pada saat cuci tangan sebanyak 14 orang, manfaat cuci tangan sebanyak 14 orang, waktu yang tepat pada saat cuci tangan sebanyak 14 orang. Sedangkan pada kelompok kontrol, banyak yang menjawab benar pada pertanyaan mengenai pengertian dermatitis sebanyak 16 orang, gejala dermatitis sebanyak 18 orang, dampak dermatitis sebanyak 18 orang, bahan sarung tangan yang digunakan sebanyak 14 orang, pengertian cuci tangan yang baik dan benar sebanyak 12 orang, jenis sabun yang digunakan sebanyak 20 orang, air digunakan sebanyak 14 orang. Hal ini dikarenakan orang yang menjadi responden penelitian ini berpendidikan dasar dan status ekonomi yang mendapatkan penghasilan rendah, jadi sulit bagi mereka untuk mengakses internet untuk mendapatkan informasi tentang apa itu penyakit dermatitis, penyebabnya serta pencegahan bagi penyakit ini

Selain itu, pada soal menjodohkan gambar tentang langkah- langkah mencuci tangan yang baik dan benar; Hampir semua responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol ini mayoritas pekerja menjawab salah semua, karena mayoritas pekerja menjawab asal- asalan. Hampir semua responden pada setiap langkah- langkah menjawab salah, umumnya responden mengisi langkah 1 adalah gambar A (gambar memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya) seharusnya jawaban yang benar pada langkah 1 terletak pada gambar C (membasahi tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun). Selain itu, responden umumnya tertukar antara langkah 2 dan langkah 3. Karena

pekerja berpendapat bahwa yang harus dibersihkan terlebih dahulu adalah telapak tangan, setelah itu punggung tangan, sehingga responden mengisi langkah 2 gambar B (menggosok telapak tangan dan sela jari) dan langkah 3 gambar D (menggosok punggung tangan dan sela jari), seharusnya jawaban yang benar adalah langkah 2 terletak pada gambar D dan langkah 3 terletak pada gambar B. Pekerja juga tertukar antara langkah 7 dan langkah 8. Hal tersebut terjadi karena mayoritas pekerja yang salah dalam menjawab pertanyaan ini dikarenakan sebelumnya pekerja tidak pernah sama sekali mendapatkan informasi dari keluarga, sahabat, lingkungan, serta media informasi seperti tayangan televisi, dan semua pekerja juga tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai penyebab dermatitis dan pencegahannya. Menurut teori, paparan informasi (pesan) yang didapatkan dari orang, media, maupun dari pendidikan seperti penyuluhan (Informan) akan mempengaruhi perubahan pada pengetahuan seseorang (receiver) (Sarwono, 1997). Oleh sebab itu, mayoritas pekerja menjawab pertanyaan dengan salah dari pertanyaan penelitian.

Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa kelompok intervensi dan kelompok kontrol memiliki kesamaan pada saat menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti, yaitu sama- sama kurang dalam menjawab di beberapa bagian pertanyaan penelitian, seperti; Pengetahuan dermatitis, gejala dermatitis, dampak dermatitis, manfaat mencuci tangan. Kondisi ini bertujuan untuk menghindari bias informasi. Menurut Murti (2003) menegaskan bahwa sebelum melakukan penelitian eksperimental hendaknya kondisi kelompok intervensi harus mempunyai kemampuan yang sebanding ( sama- sama banyak menjawab salah

pada pertanyaan pre test ) dengan kelompok kontrol, kejadian ini dilakukan untuk menghindari bias pada skor post test.

6.3.Pengetahuan Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya Sesudah