• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbuatan dan ketentuan pidana informasi dan transaksi

MODUL 4 PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA (UU

7. Perbuatan dan ketentuan pidana informasi dan transaksi

Perbuatan dan ketentuan pidana informasi dan transaksi elektronik diatur dalam beberapa pasal sebagai berikut:

a. Pasal 45

a. Setiap Orang tua yang memenuhi unsur sebagaiman dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);

b. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun atau denda paling banyak imaksud Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);

c. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dipadana dengan pidana paling lama 2 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

b. Pasal 46

1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun ataudenda paling banyak Rp.600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah);

2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana paling lama 7 (tujuh) tahun ataudenda paling banyak Rp.700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah);

3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun ataudenda paling banyak Rp.800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

c. Pasal 47

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun ataudenda paling banyak Rp.800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

d. Pasal 48

1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun ataudenda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);

2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (Sembilan) tahun/atau denda paling banyak Rp.3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah);

3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun ataudenda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

e. Pasal 49

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp.10.000.000.00,00 (sepuluh miliar rupiah)

f. Pasal 50

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dipadana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

g. Pasal 51

1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp.12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah);

2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 dipidana dengan pidana penjar paling lama 12 (dua belas) tahun ataudenda paling banyak Rp.12.000.000.000,00 (dua belas miliar

rupiah).

h. Pasal 52

1) Dalam hal tindak pidana menyangkut kesusilaan atau eksploitasi seksual terhadap anak dikenakan pemberatan sepertiga dari pidana pokok;

2) Dalam hal perbuatan ditujukan terhadap Komputer atau system Elektronik serta Informasi Elektronik atau Dokumen Elektronik milik Pemerintah atau yang digunakan untuk layanan publik dipidana dengan pidana pokok ditambah sepertiga;

3) Dalam hal perbuatan ditujukan terhadap Komputer atau Sistem Elektronik serta Informasi Elektronik atau Dokumen Elektronik milik Pemerintah atau badan strategi termasuk dan tidak terbatas pada lembaga pertahanan, bank sentral, perbankan, keuangan, lembaga internasional, otoritas penerbangan diancam dengan pian amaksimal ancaman pidana pokok masing-masing pasal ditambah dua pertiga;

4) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi dipidana dengan pidana pokok ditambah dua pertiga.

POKOK BAHASAN 2

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN ATAU PENODAAN AGAMA (UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1965)

Pencegahan Penyalahgunaan atau Penodaan Agama

Ketentuan Tentang Larangan Penodaan Agama diatur dalam Pasal 156a KUHP. Adapun Unsur-unsur tindak pidana pasal 156a KUHP sebagai berikut:

“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan segaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:

a. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;

b. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pasal 156a KUHP dalam penerapannya mensyaratkan dipenuhinya

UU No 1/PnPs/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Atau Penodaan Agama, dimana substansi UU tersebut berbunyi:

1. Pasal 1

Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu;

penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.

2. Pasal 2

a. Barang siapa melanggar diberi perintah dan peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya itu di dalam suatu Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Megeri;

b. Apabila pelanggaran dilakukan oleh organisasi atau Suatu Aliran kepercayaan, maka Presiden RI dapat membubarkan Organisasi itu dan menyatakan sebagai Organisasi/Aliran terlarang, satu dan lain setelah Presiden mendapat pertimbangan dari Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri.

3. Pasal 3

Apabila, setelah dilakukan tindakan oleh Meteri Agama bersama-sama Meteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri atau oleh Presiden RI menurut ketentuan dalam pasal 2 terhadap orang, Organisasi atau Aliran Kepercayaan,mereka masih terus melanggar ketentuan dalam pasal 1, maka orang, penganut, anggota ataupengurus Organisasi yang bersangkutan dari aliran itu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun.

Rangkuman

1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,suara,

gambar, peta, rancangan, foto, electronic data Interchange (EDI), surat elektronik (Electronic Mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya;

2. Asas pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik adalah Kepastian hukum, Manfaat, Kehati-hatian, Iktikad baik, Kebebasan memilih teknologiatau netral teknologi.

3. Ujaran kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama dan lain-lain.

4. Setiap penyelenggara sistem elektronik harus menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya.

Penyelenggara sistem elektronik bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan sistem elektroniknya, hal tersebut tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, ataukelalaian pihak pengguna sistem elektronik.

5. Perbuatan dan ketentuan pidana informasi dan transaksi elektronik Pasal 45

a. Setiap Orang tua yang memenuhi unsur sebagaiman dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah);

b. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun atau denda paling banyak imaksud Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);

c. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dipadana dengan pidana paling lama 2 (dua belas) tahun atau denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

6. “Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan segaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:

a. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;

b. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Latihan

1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan informasi dan transaksi elektronik!

2. Jelaskan asas dan tujuan!

3. Jelaskan ujaran kebencian (Hate Speech)!

4. Jelaskan penyelenggaraan sistem elektronik!

5. Jelaskan penyelesaian sengketa!

6. Jelaskan penyidikan!

7. Jelaskan perbuatan yang dilarang dalam uu ite dan ketentuan pidana!

8. Jelaskan Pengertian penodaan agama!

9. Jelaskan Ketentuan pelanggaran penodaan agama!

10. Jelaskan Larangan penodaan agama dan ancaman pidana!

MODUL

06

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (UU NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

PERUBAHAN ATAS

UU NOMOR 31 TAHUN 1999)

8 JP (360 Menit)

Pengantar

Dalam modul ini dibahas tentang pengertian-pengertian yang berhubungan dengan tindak pidana korupsi, kondisi yang mendukung munculnya korupsi, jenis-jenis tindak pidana korupsi, Tindak Pidana lain yang berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi, Penyidikan, Penuntutan, Dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan, Mekanisme Penyidikan Tindak Pidana Korupsi dan peran serta masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.

Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memahami tentang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Kompetensi Dasar

Memahami pokok-pokok Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Indikator hasil belajar:

1. Menjelaskan pengertian korupsi;

2. Menjelaskan Kondisi yang mendukung munculnya Korupsi;

3. Menjelaskan Jenis-jenis Tindak Pidana Korupsi;

4. Menjelaskan Tindak Pidana lain yang berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi

5. Menjelaskan Penyidikan, Penuntutan, Dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan;

6. Menjelaskan Mekanisme Penyidikan Tindak Pidana Korupsi;

7. Menjelaskan Peran serta masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.

Materi Pelajaran

Pokok bahasan:

Pokok-pokok Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Subpokok bahasan:

1. Pengertian-pengertian yang berhubungan dengan Tindak pidana korupsi;

2. Kondisi yang mendukung munculnya korupsi;

3. Jenis-jenis Tindak Pidana Korupsi;

4. Tindak pidana lain yang berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi;

5. Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan;

6. Mekanisme Penyidikan Tindak Pidana Korupsi;

7. Peran serta masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana Korupsi.

Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah

Metode ini digunakan pendidik untuk digunakan untuk menjelaskan materi tentang pokok-pokok Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

2. Metode Brainstorming (curah pendapat)

Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat peserta didik tentang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

3. Tanya jawab jawab

Metode ini digunakan pendidik untuk bertanya dan menjawab kepada peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.

4. Metode penugasan

Metode ini digunakan pendidik untuk memberi penugasan kepada peserta didik terkait dengan materi yang diberikan.

Alat/medial, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Alat/media:

a. White Board/papan flipchart;

b. Laptop;

c. LCD Projector;

d. OHP.

2. Bahan:

a. alat tulis;

b. kertas Flipchart/HVS 3. Sumber belajar:

a. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi;

b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit

Pendidik melaksanakan apersepsi

a. Pendidik memerintahkan peserta didik melakukan refleksi:

b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan.

c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Tahap inti : 250 menit

a. Pendidik menyampaikan materi Undang-undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi;

b. Pesesrta didik memperhatikan, mencatat hal-hal penting, bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami;

c. Pendidik menggali pendapat tentang materi yang telah disampaikan;

d. Peserta didik melaksanakan curah pendapat tentang materi yang disampaikan oleh pendidik;

e. Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya atau menanggapi materi;

f. Peserta didik merespon secara aktif proses belajar mengajar;

g. Pendidik menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

3. Tahap akhir : 10 menit a. Penguatan materi.

Pendidik memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum.

b. Cek penguasaan materi.

Pendidik mengecek penguasaan materi pembelajaran dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.

c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.

Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.

d. Pendidik menugaskan peserta didik untuk meresume materi yang disampaikan.

4. Tahap ujian (tes sumatif) : 90 Menit

Tagihan / Tugas

Peserta didik mengumpulkan hasil resume kepada pendidik.

Lembar Kegiatan

Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk membuat resume tentang materi yang telah diberikan.

Bahan Bacaan

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (UU NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN

ATAS UU NOMOR 31 TAHUN 1999)

1. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan Tindak pidana