• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase Kawasan Perdesaan Yang Meningkat Status Perkembangan Kawasannya 16% 16% Realisasi x 100% Target 100 % 10 KP 10 KP 10 Kawasan Perdesaan merupakan 16% dari 62 Kawasan Perdesaan yang pada tahun 2020 ditargetkan meningkat Status Perkembangan Kawasannya Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Persentase Kawasan Perdesaan Yang Meningkat Status Perkembangan Kawasannya” adalah 16% dengan Capaian 16% atau 100% dengan Predikat “SANGAT BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan (I-PKP) terbagi dalam 5 dimensi yang dapat mewakili karakteristik wilayah, yaitu Dimensi Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan, Jaringan Prasarana dan Sarana, serta Kelembagaan. Hasil perhitungan I-PKP 10 kawasan diantaranya naik status dari Berkembang (dibawah nilai 50) menjadi Mandiri (Nilai antara ≤ 50 s.d ≤ 75).

Dengan demikian target 10 Kawasan Perdesaan

yang meningkat Indeks Perkembangan Kawasan

Perdesaan telah tercapai.

Wilayah No Kabupaten Baseline

2019 Target 2020 Realisasi 2020

Jawa Bali 1 Bulungan 45,60 46,66 50,28

Kalimantan 2 Mempawah 36,04 36,91 52,03

Jawa Bali 3 Sukabumi 45,22 46,20 52,97

Sulawesi 4 Barru 46,14 46,74 54,71

Kalimantan 5 Berau 47,08 47,44 55,95

Kalimantan 6 Sambas 33,98 34,89 56,15

Sumatera 7 Tulang Bawang 48,81 49,77 57,66

Sumatera 8 Mesuji 48,48 49,16 58,61

Sumatera 9 Toba Samosir 44,99 45,98 62,49

Nustra Maluku Papua 10 Sumbawa 48,14 48,78 72,58

Indikator

Kinerja Target Realisasi Perhitungan

Capaian (%)

Jumlah Daerah Tertinggal Yang Terentaskan

3 Kab 3 Kab Realisasi x 100%

Target

100 % Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Jumlah Daerah Tertinggal Yang Terentaskan” adalah 3 Kabupaten dengan capaian sesuai dengan target yakni 100% “SANGAT BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Pada tahun 2020 target kinerja untuk pengentasan daerah tertinggal adalah sebanyak 3 Kabupaten. Merujuk pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2020 tentang Indikator Penetapan Daerah Tertinggal, dapat disampaikan bahwa hasil evaluasi perkembangan status daerah tertinggal ada 3 kabupaten yang diproyeksikan sudah masuk dalam kategori entas (sudah di atas nilai indeks kabupaten tidak tertinggal >60).

Berikut ini adalah 3 kabupaten yang masuk ke dalam kategori potensi Entas :

Tabel Perhitungan Capaian Kinerja

Perhitungan Indeks Komposit 3 Kabupaten Daerah Tertinggal Potensi Entas Tabel 3.13

Tabel 3.14

2. Sasaran Strategis Terentaskannya Daerah Tertinggal

Indikator Kinerja: Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan

No. Kabupaten

Perhitungan Indeks Komposit

Kriteria

1. Kupang 64,37 a. Sarana dan Prasarana, Terdapat nilai indikator yang capaiannya

cukup tinggi yakni

- Persentase desa yang memiliki fasilitas kesehatan (98,31).

- Persentase desa yang memiliki SD (100).

- Persentase rumah tangga pengguna telepon (86,84), persentase

rumah tangga pengguna listrik (86,51).

b. Aksesibilitas

- Persentase desa yang mudah mencapai fasilitas kesehatan

(100).

- Persentase desa yang mudah mencapai SMP (95,48).

- Persentase desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas

aspal sebesar 53,67

c. Sumber Daya Manusia, Angka Partisipasi Sekolah SMP dan SMA

nilainya cukup tinggi, berturut-turut sebesar 95,57 dan 80,17.

d. Ekonomi, dengan nilai PDRB per kapita Kab Kupang sebesar

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2014 dinyatakan bahwa penetapan daerah tertinggal serta daerah tertinggal yang terentaskan ditetapkan setiap lima tahun sekali nasional berdasarkan kriteria, indikator dan sub indikator ketertinggalan daerah. Sehingga tidak ada target tahunan dan capaian setiap tahunnya adalah bersifat proyeksi. Adapun kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendukung pengentasan daerah tertinggal adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan Perekonomian Daerah

Tertinggal, melalui :

• Pemasaran produk unggulan

Daerah tertinggal secara digital telah terjalin Kerjasama Pelaku UMKM dan Pengelola BUMDES di 119 Kabupaten dengan 4 (Empat) Markerplace yakni Shopee, Tokopedia, idEa, dan Bukalapak.

• Ekspor produk daerah tertinggal

di Kabupaten Indragirihilir sebanyak 390 Ton Kopra ke India,

11 Ton Kopra ke Tiongkok dan Kabupaten Alor sebanyak 1,7 Ton Kopra ke Jerman dan Amerika Serikat Kerjasama dengan Inacom.Id, PT. MIO, Kendal Agro Atsiri dan Timurasa serta Aruna.

• Telah terbentuk 2 (Dua) toko

Online diantaranya Dapur Kita dari Kabupaten Ende dan GS Organik dari Kupang yang menjual produk lokal desa di Daerah Tertinggal secara Online.

• Optimalisasi Tol Laut dan

Jembatan Udara untuk Distribusi dan Pemasaran Produk Unggulan Daerah Tertinggal

b. Peningkatan Sumber Daya Manusia di

Daerah Tertinggal, melalui :

• Pelatihan dan Sosialisasi inovasi

dan pembiayaan melalui Crowfunding dan peer to peer lending. Telah diikuti sebanyak 600 peserta dari 62 yang terdiri dari pelaku usaha di bidang

akan dikembangkan 100 Toko Online BUM Desa yang didukung oleh Bakti-Kominfo.

• Pelatihan agrikursus daring

audiovisual telah diikuti sebanyak 100 orang dari 30 Kabupaten/ Kota, terdiri dari konten kreator lokal, mahasiswa, akademisi, pendamping desa, penyuluh pertanian dan Kesehatan.

• Pelatihan pembuatan APD sesuai

dengan standar WHO, diikuti oleh 400 Penjahit dengan melibatkan Mitra : Jahitin.com dan Tim QC (Tim Dokter dan Tim Uji Standar Produk WHO).

• Peningkatan kapasitas

masyarakat terdampak bencana dalam peningkatan ekonomi melalui program Livelihood yanga mana 80 orang di Kabupaten Sigi dan 25 orang di Kabupaten Lebak

2. Nabire 64,75 a. Sumber daya manusia, yaitu Angka Partisipasi Sekolah SMP sebesar

94,41. Indikator lain pada kriteria yang sama juga tergolong tinggi, antara lain persentase wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan dalam dua tahun terakhir dengan penolong persalinan tenaga medis (89,25) dan Angka Partisipasi Sekolah SMA (80,04).

b. Sarana dan Prasarana

- Indikator persentase rumah tangga pengguna listrik (89,78).

- Persentase rumah tangga pengguna telepon (88,11), dan

persentase desa yang memiliki SD (82,02).

c. Aksestabilitas

- Indikator persentase desa yang mudah mencapai fasilitas

kesehatan (78,65).

- Indikator persentase desa yang mudah mencapai fasilitas SMP

(64,04).

d. Karakteristik Daerah, indikator persentase desa yang tidak mengalami konflik sosial memiliki nilai indeks (87,64).

e. Perekonomian Masyarakat, indikator persentase penduduk yang

bekerja di sektor non pertanian memiliki nilai indeks (81,48)

3. Supriori 62,55 a. Sarana dan prasarana

- Indikator persentase desa yang memiliki SD (97,37).

- Persentase rumah tangga pengguna listrik (96,58).

- Persentase desa yang memiliki sarana kesehatan (84,21).

b. Sumber Daya Manusia

- Angka Partisipasi Sekolah SMP memiliki nilai 91,93. - Angka Partisipasi Sekolah SMA memiliki nilai 77,03

c. Karakteristik Daerah, tidak mengalami bencana yang berarti sehingga indikator persentase desa yang tidak mengalami bencana mencapai nilai (97,37).

d. Kemampuan Keuangan Daerah, dengan indeks indikator PAD per

kapita yaitu sebesar 69,70.

Indikator

Kinerja Target Realisasi Perhitungan

Capaian (%)

Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi 50,5% 48,74% Realisasi x 100% Target 96,52 % Tabel Perhitungan Capaian Kinerja

Kegiatan Pendukung Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Tabel 3.15

Tabel 3.16

3. Sasaran Strategis Meningkatnya Status perkembangan Kawasan Transmigrasi.

Indikator Kinerja: Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi

No Keterangan

1 Satuan Permukiman yang Dibangun dan Fungsional di Kawasan Transmigrasi Prioritas

sebanyak 20 SP

2 Luasan Tanah Satuan Permukiman Transmigrasi yang difasilitasi Sampai Terbitnya SK HPL

sebanyak 6.724,69 Ha

3 Luasan Tanah yang Difasilitasi untuk Pencadangan Transmigrasi 5.530,56 Ha

4 Permukiman Transmigrasi yang Tanahnya Didokumentasikan sebanyak 5 SP

5 Pengadaan Bantuan Obat Dan Perlengkapan Kesehatan Multivitamin Dalam Rangka

Penanganan Covid 19 sebanyak 122 Paket

6 Pengadaan Sarana Produksi Pertanian untuk 1.151 KK

7 Intensifikasi Lahan Usaha untuk 191 KK

8 Sarana Produksi mendukung Ketahanan Pangan 343 KK

9 Pengembangan lahan Usaha untuk 285 KK

Pembangunan kawasan transmigrasi menekankan pada penumbuhan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, serta perluasan konektivitas dengan daerah yang sudah maju dan berkembang termasuk dengan negara tetangga. Selain itu juga Pembangunan kawasan transmigrasi berbasis wilayah yang ditujukan untuk: (1) peningkatan kesejahteraan masyarakat; (2) pengurangan kesenjangan antar wilayah; (3) pengurangan risiko bencana; dan (4) peningkatan keserasian pemanfaatan ruang dan pertanahan.

Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi” adalah 50,5% dengan Capaian 48,74% atau 96,52% dengan Predikat “SANGAT BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Adapun kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal selama tahun 2020 baik kegiatan fisik maupun non fisik diantaranya:

Indikator

Kinerja Target Realisasi Perhitungan

Capaian (%)

Opini BPK Atas Laporan Keuangan

WTP WTP Realisasi x 100%

Target

100 % Tabel Perhitungan Capaian Kinerja

Tabel 3.17 Indikator Kinerja: Opini BPK Atas Laporan Keuangan

Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Opini BPK Atas Laporan Keuangan” adalah Wajar Tanpa Pengecualian dengan Capaian 100% dengan Predikat “SANGAT BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2019 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, dan UU Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019. Tujuan pemeriksaan BPK adalah memberikan opini atas kewajaran penyajian LKPP.

Opini diberikan dengan mempertimbangkan aspek kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kecukupan pengungkapan sesuai dengan pengungkapan yang diatur oleh SAP, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.

Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2019 oleh BPK RI Nomor : 19/LHP/ XV/06/2020 tanggal 15 Juni 2020, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”. Indikator Kinerja Utama ini digunakan untuk menilai akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Opini yang dikeluarkan oleh BPK RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2019 yaitu Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP). Dengan pencapaian ini, Kementerian Desa PDTT berhasil mempertahankan predikat Opini WTP dari BPK RI selama 4 (empat) tahun berturut-turut.

Pada Tahun 2020, Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmsigrasi Tahun 2019 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI diperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Opini WTP Tahun 2019 merupakan opini yang telah diperoleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ke - 4 kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2016.

Pencapaian opini tersebut menunjukkan peningkatan kualitas kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam pengelolaan anggaran dan penyusunan Laporan Keuangan, yang mencakup Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Adapun peningkatan kualitas Laporan Keuangan ini tidak terlepas dari sistem pengendalian internal Kementerian dan peranan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Keuangan, dari peran unit kerja sebagai penyelenggara manajemen organisasi hingga auditor internal yang melaksanakan tugas Pengawasan Intern yakni seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain.

Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi menyerahkan langsung Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2019 kepada Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar di Gedung Kementerian Desa,

Indikator

Kinerja Target Realisasi Perhitungan

Capaian (%)

Nilai SAKIP 71 (B) 63,30 (B) Realisasi x 100%

Target

89,15% Tabel Perhitungan Capaian Kinerja

Penilaian SAKIP Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tabel 3.18

Tabel 3.19 Indikator Kinerja: Nilai SAKIP

Komponen yang dinilai Bobot Nilai Keterangan 2018 2019

a. Perencanaan Kinerja 30 21,09 21,27 Naik 0,18

b. Pengukuran Kinerja 25 12,81 13,07 Naik 0,26

c. Pelaporan Kinerja 15 10,63 10,86 Naik 0,23

d. Evaluasi Internal 10 5,60 5,84 Naik 0,24

e. Capaian Kinerja 20 11,94 12,26 Naik 0,32

Nilai Hasil Evaluasi 100 62,08 63,30 Naik 1,22

Tingkat Akuntabilitas Kinerja B B

Salah satu Indikator Kinerja Utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2020 adalah “Nilai SAKIP”, yaitu nilai hasil evaluasi atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Nilai SAKIP berdasarkan Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Surat : B/78/M. AA.05/2019 Tanggal 30 Desember 2019, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mendapat Nilai 63,30 atau Predikat B. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat

Tabel di atas menampilkan peningkatan nilai kinerja implementasi SAKIP Kementerian Desa, PDTT. Pada tahun 2018 nilai SAKIP kementerian sebesar 62,08 dan meningkat sebesar 1,22 poin menjadi 63,30 pada tahun 2019. Peningkatan nilai tersebut merupakan hasil dari upaya Kementerian yang tertuang dalam Keputusan Menteri Nomor 28.1 Tentang Rencana Aksi Sistem Akuntabilitas Kinerja kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2020. Adapun rencana aksi yang telah dilaksanakan diantaranya:

1. Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Tahun 2020-2024

yang berpedoman pada Bisnis Proses (bispro) Kementerian (L0);

2. Menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2020 yang

Kementerian pada tahun sebelumnya, yaitu Tahun 2019 dengan Capaian 89,15% dengan Predikat “BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:

efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi hasil pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menunjukkan baik. Rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut:

4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja setiap unit

kerja melalui sistem E-SAKIP yang dapat dilakukan secara periodik, Bulanan, Triwulan, dan Tahunan

Namun apabila disandingkan antara target SAKIP yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja tahun 2020 dengan capaian kinerja, maka capaian kinerja tersebut tidak sesuai target. Target yang tertuang adalah sebesar 71 dan capaian sebesar 63,30 (selisih 7,70 poin). Ketidaktercapaian ini disebabkan karena

1. Rekomendasi atas evaluasi SAKIP oleh APIP ke pada Unit Kerja Eselon I belum sepenuhnya ditindaklanjuti.

2. Data informasi mengenai analisis penggunaan sumber daya

Indikator

Kinerja Target Realisasi Perhitungan

Capaian (%)

Nilai Indeks Reformasi Birokrasi (RB)

75 (B) 71,04(B) Realisasi x 100%

Target

94,72% Tabel Perhitungan Capaian Kinerja

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi Abdul Halim Iskandar Melantik dan Pengambilan Sumpah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di kantor Kemendes PDTT dan secara Virtual

Delapan Area Perubahan Reformasi Birokrasi Tabel 3.20

Photo by Satrio Mugi Gambar 3.1

Salah satu Indikator Kinerja Utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2020 adalah “Nilai Indeks Reformasi Birokrasi (RB)”, dengan Capaian 94,72% dengan Predikat “BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi adalah “Nilai Indeks Reformasi Birokrasi (RB)”. Nilai Indeks Reformasi Birokrasi (RB) adalah nilai indeks yang diperoleh dari hasil evaluasi oleh Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan 8 area perubahan Reformasi Birokrasi. Delapan area perubahan RB tersebut disajikan dalam gambar di bawah ini:

Berdasarkan Nilai Hasil Evaluasi Pelaksanaan RB Tahun 2019 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Surat : B/213/M.RB.06/2019 tanggal 30 Desember 2019, Kementerian Desa PDTT mendapat Nilai 71,04 dengan predikat “BB”. Nilai tersebut meningkat sebanyak 3,6 dari tahun sebelumnya yaitu 67,44. Rincian penilaian tersebut disajikan dalam tabel berikut ini:

Dalam rangka meningkatkan reformasi Kementerian Desa, PDTT telah melakukan penyederhanaan birokrasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penataan Struktur Organisasi

Penataan Struktur Organisasi untuk mewujudkan organisasi kementerian negara yang tepat fungsi, tepat ukuran, dan tepat proses untuk mendukung efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. Dalam hal ini Kementerian Desa PDTT mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dalam penataan organisasi terdapat pengurangan jumlah Unit Kerja Eselon I,

dan Tata Kerja di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

2. Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional

Sebanyak 661 Pejabat Administrasi (Eselon III) dan Pejabat Pengawas (Eselon IV) di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi disetarakan jabatannya ke dalam jabatan fungsional. P¬¬enyetaraan dilakukan dengan dilantiknya seluruh pejabat eselon III dan IV menjadi Pejabat Fungsional oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi secara langsung tatap muka

Tertinggal dan Transmigrasi merupakan tindak lanjut dari kebijakan Presiden Republik Indoneisa dan juga merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 tahun 2019 tentang penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional.

Penyetaraan dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan birokrasi yang lebih dinamis dan profesional sebagai upaya peningkatan Efektivitas dan efisiensi untuk mendukung kinerja pelayanan pemerintah kepada publik sehingga perlu dilakukan penyederhanaan birokrasi melalui penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional.

No Komponen yang dinilai Bobot Nilai

2018 2019

A Komponen Pengungkit

1 Manajemen Perubahan 5,00 3,46 3,48

2 Penataan Peraturan Perundang - Undangan 5,00 2,71 2,76

3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 3,68 3,80

4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,37 3,70

5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 12,53 12,81

6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 3,03 3,37

7 Penguatan Pengawasan 12,00 4,86 6,80

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 3,38 3,70

Total Komponen Pengungkit (A) 60,00 37,56 40,42

B Komponen Hasil

1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 8,65 8,69

2 Survei Internal Integritas Organisasi 6,00 4,15 4,27

3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 6,04 6,23

4 Opini BPK 3,00 3,00 3,00

5 Survei Eksternal Pelayanan Publik 10,00 8,58 8,43

Total Komponen Hasil (B) 40,00 30,42 30,62

Indeks Reformasi Birokrasi (A+B) 100,00 67,44 71,04

Rincian Penilaian Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tabel 3.21

Berdasarkan Nilai Hasil Evaluasi Pelaksanaan RB Tahun 2019 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Surat : B/213/M.RB.06/2019 tanggal 30 Desember 2019, Kementerian Desa PDTT mendapat Nilai 71,04 dengan

predikat “BB”. Nilai tersebut meningkat sebanyak 3,6 dari tahun sebelumnya yaitu 67,44. Rincian penilaian tersebut disajikan dalam tabel berikut ini :

Dokumen terkait