TRANSMIGRASI
D A E R A H T E R T I N G G A L D A N T R A N S M I G R A S I
LAPORAN
KINERJA
K E M E N T E R I A N D E S A , P E M B A N G U N A N D A E R A H T E R T I N G G A L D A N T R A N S M I G R A S I Laporan Kinerja 2020
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS
KINERJA
Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar Gambar A. UmumA. Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
A. Capaian Kinerja
B. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2019 dengan Capaian Tahun 2020
E. Capaian Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Dalam Rangka Penanganan Covid-19
Ikhtisar Eksekutif
Surat Pernyataan Telah di Reviu Oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
B. Uraian Tugas Dan Fungsi
C. Analisis Capaian Kinerja
F. Capaian Kinerja Lainnya C. Struktur Organisasi
D. Faktor Penyebab Target Kinerja Tidak Tercapai
G. Capaian Kinerja Penganggaran D. Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 E. Sistematika Penulisan 5 6 7 8 13 21 29 9 14 22 11 8 15 30 26 48 33 49 16 46 49 18 26 18
Tabel 1.1
Tabel 3.13
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.17
Tabel 3.9
Tabel 3.23
Tabel 2.2
Tabel 3.15
Tabel 3.7
Tabel 3.21
Tabel 3.5
Tabel 3.19
Tabel 3.11
Tabel 3.25
Tabel 2.1
Tabel 3.14
Tabel 3.4
Tabel 3.18
Tabel 3.10
Tabel 3.24
Tabel 3.1
Tabel 3.16
Tabel 3.8
Tabel 3.22
Tabel 3.6
Tabel 3.20
Tabel 3.12
Tabel 3.26
Pegawai Negeri Sipil tahun 2020 Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Capaian Kinerja Tahun 2020
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2019 dengan Capaian Tahun 2020
Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Unit Usaha BUM Desa Yang Sudah Teregistrasi Tahun 2020
Pengunaan Dana Desa Masa Pandemi Tahun 2020 Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Kepala Keluarga Penerima BLT Dana Desa Tahun 2020
Rincian Penilaian Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Desa PDTT
Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Penilian SAKIP Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Kinerja Penganggaran Tahun Anggaran Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024
Perhitungan Indeks Komposit 3 Kabupaten Daerah Tertinggal Potensi Entas
Perkembangan Status IDM Tahun 2020
Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Data Fasilitasi dan Piloting Intervensi Tahun 2020
Realisasi Anggaran Tahun 2020
Interpretasi Atas Pencapaian Sasaran Strategis Kegiatan pendukung Perkembangan 52 kawasan Transmigrasi
Jumlah Tenaga Pendamping Profesional Desa Tahun 2020
Faktor Penyebab Target Kinerja Tidak Tercapai Rata-Rata Nilai Indikator IDM Tahun 2020
Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Daftar 10 Kawasan Perdesaan Yang Naik Status dari Berkembang Menjadi Mandiri
Kinerja Penganggaran Per Program Tahun Anggaran 2020
18
39
31
32
42
36
48
26
41
36
45
34
43
38
50
24
39
33
43
37
49
30
41
36
46
34
44
38
51
Grafik 3.1
Grafik 3.2
Grafik 3.3
Kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Grafik Nilai Kinerja Penganggaran Tahun 2016-2020
Grafik Penyerapan Anggaran Tahun 2015 – 2020
35
50
52
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
Gambar 2.1
Gambar 1.1
Gambar 3.1
Gambar 1.2
Indikator SDGsVisi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran Strategis Pembangunan Nasional
Delapan Area Perubahan Reformasi Birokrasi
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
23
15
44
16
K E M E N T E R I A N D E S A , P E M B A N G U N A N D A E R A H T E R T I N G G A L D A N T R A N S M I G R A S I
Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Laporan Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020 merupakan wujud akuntabilitas dan transparansi pengelolaan kinerja yang tertuang dalam perjanjian kinerja yang sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Pada tahun kelima periode RPJMN Tahun 2019-2024, berdasarkan hasil evaluasi kinerja, terdapat beberapa IKU yang pencapaiannya telah melampaui target yang telah ditetapkan, namun terdapat juga IKU yang masih memerlukan kerja keras seluruh jajaran kementerian.
Beberapa upaya perbaikan telah dilakukan dalam pencapaian target IKU diantaranya peningkatan kompetensi SDM, pengembangan teknologi informasi, reformasi birokrasi, regulasi, koordinasi dan percepatan implementasi rencana aksi serta pengelolaan anggaran yang berkualitas dan penanganan COVID-19. Laporan kinerja ini juga berperan sebagai alat kendali dan penilaian kualitas kinerja secara terukur serta alat untuk mendorong peningkatan kinerja.
Akhir kata, penghargaan yang tinggi disampaikan kepada seluruh stakeholder dan pegawai atas kerjasama dan dukungan yang telah diberikan dalam rangka peningkatan kinerja. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perencanaan kinerja pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk tahun berikutnya.
Indonesia tidak akan
bercahaya karena obor
besar di Jakarta, Tapi
akan bercahaya karena
lilin-lilin di Desa
- Mohammad Hatta
IKHTISAR
EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020 berisi tentang pencapaian target dari indikator kinerja utama yang telah diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2020. Perjanjian Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berisi 4 (empat) Sasaran Strategis dengan 8 (Delapan) Indikator Kinerja Utama, yang disusun secara berjenjang dari indikator kinerja utama unit kerja dibawahnya dengan Nilai Capaian Kinerja sebesar 123,71%
Capaian kinerja atas Sasaran Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, pada tahun 2020 adalah:
1. Desa tertinggal yang berubah statusnya menjadi berkembang
sebanyak 6308 desa;
2. Desa berkembang yang berubah statusnya menjadi desa
mandiri sebanyak 939 desa;
3. 10 Kawasan Perdesaan meningkat status perkembangan
kawasannya dari Berkembang menjadi Mandiri; dan
4. Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52 Kawasan
Transmigrasi Yang Di Revitalisasi adalah 48,74.
Dalam rangka Efektivitas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, pada tahun 2020 adalah :
1. Penilaian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Laporan
Keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan predikat “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP);
2. Perolehan Indeks Akuntabilitas Kinerja dari Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan Nilai 63,30 atau Predikat “BAIK”; dan
3. Perolehan Indeks Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan Nilai 63,30 atau Predikat “BAIK”.
Guna mendukung capaian kinerja tahun 2020, ditetapkan pagu anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp 2.564.613.995.000,- (Dua Triliun Lima Ratus Enam Puluh Empat Miliar Enam Ratus Tiga Belas Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima Rupiah) dengan realisasi sebesar Rp 2.451.102.731.292,- (Dua Triliun Empat ratus Lima Puluh Satu Miliar Seratus Tiga Juta Tiga Puluh Satu Ribu Dua
K E M E N T E R I A N D E S A , P E M B A N G U N A N D A E R A H T E R T I N G G A L D A N T R A N S M I G R A S I Laporan Kinerja 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Umum
Uraian Tugas Dan Fungsi
Struktur Organisasi
Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja
mandiri, maju, adil, dan makmur. Pembangunan
PENDAHULUAN
P
tidak hanya diartikan sebagai pembangunan fisik melainkan juga pembangunan sumber daya manusia guna menghadapi tantangan global yang semakin hari semakin meningkat. Selanjutnya Nawacita tersebut direfleksikan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024 (RPJMN).
Untuk percepatan pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi pemerintah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Dimana terdapat tiga fokus pembangunan yaitu pembangunan serta pemberdayaan masyarakat desa dan kawasan perdesaan, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan pembangunan ketransmigrasian. Dari ketiga urusan pembangunan tersebut, ruang lingkup kementerian yaitu sebanyak 74.961 desa, 187 lokasi prioritas, 619 Kawasan Transmigrasi, 41 kabupaten rawan bencana, 54 kabupaten rawan pangan, 122 daerah tertinggal, 90 kabupaten rawan bencana, 58 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan terluar dan 239 kawasan perdesaan (59 KPPN dan 183 Usulan Daerah).
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, Kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Secara khusus agenda agenda pembangunan nasional mengembangkan wilayah dalam mengurangi kesenjangan termasuk dalam tujunan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa, Kawasan perdesaan, Kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah yang menyajikan visi, misi tujuan dan sasaran strategis pembangunan nasional yang mana Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meresmikan Agrowisata Belimbing yang dilengkapi Waterpark Mini di Desa Watesari, Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur. Abdul Halim juga memberikan bantuan dana untuk agrowisata ini sebagai program pilot inkubasi inovasi desa pengembangan ekonomi lokal
Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran Strategis Pembangunan Nasional
Gambar 1.1
Dari Agenda Strategis Pembangunan Nasional, kemudian diturunkan menjadi tujuan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yaitu:
1. Mendorong terwujudnya Desa
Berkembang dan Mandiri, serta kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan,
2. Mendorong tumbuh dan
berkembangnya investasi di desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan transmigrasi,
3. Berkurangnya jumlah daerah
tertinggal,
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi
sebagai satu kesatuan sistem pengembangan dalam mendukung pertumbuhan wilayah;
5. Meningkatnya kualitas implementasi
kebijakan dalam pengembangan daya saing melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia
yang unggul dalam melakukan
Setelah berakhirnya tahun anggaran disusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan keuangan negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Dalam laporan kinerja ini memuat informasi mengenai ketercapaian target kinerja yang tercantum dalam perjanjian kinerja tahun 2020 beserta analisis keberhasilan maupun kegagalannya. Hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan kebijakan atau penyusunan kegiatan di tahun anggaran selanjutnya.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:
B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI
dan transmigrasi, pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, serta penyerasian percepatan pembangunan daerah tertinggal;
b. Koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawabnya;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas
di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi di daerah;
f. pelaksanaan pengembangan kebijakan
dan daya saing, pen1rusunan keterpaduan rencana pembangunan, dan pengelolaan data dan informasi di bidang pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi;
g. pelaksanaan pengembangan sumber
daya manusia dan pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi; dan pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL DITJEN PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DITJEN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DITJEN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU DITJEN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DITJEN PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI DITJEN PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI BADAN LITBANG DIKLAT DAN INFORMASI 1. Pembangunan dan Kemasyarakatan
2. Pengembangan Ekonomi Lokal 3. Pengembangan Wilayah 4. Hubungan Antar Lembaga 5. Hukum
STAF AHLI MENTERI BIDANG:
STRUKTUR
ORGANISASI
C.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Gambar 1.2
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN
NOMOR 12 TAHUN 2015
INSPEKTORAT JENDERAL
SEKRETARIAT JENDERAL
DITJEN PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
DITJEN PENGEMBANGAN EKONOMI DAN INVESTASI DESA,
DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
DITJEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL
DITJEN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
BADAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI DESA, DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI
BADAN PENGEMBANGAN SDM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA,
DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
WAKIL MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
1. Pembangunan dan Kemasyarakatan 2. Pengembangan Ekonomi Lokal 3. Pengembangan Wilayah 4. Hubungan Antar Lembaga 5. Hukum dan Reformasi Birokrasi
5 STAF AHLI
Sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 Indonesia, yang berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan Peraturan Menteri Desa Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
tugas dan fungsinya. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi didukung oleh 9 (sembilan) Unit Kerja Eselon (UKE)-I serta 5 (lima) Staf Ahli.
Pada tahun 2020 menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang Kementerian Desa, Pembangunan
pengurangan jumlah Unit Kerja Eselon I, yang semula 9 Unit Kerja Eselon I menjadi 8 Unit Kerja Eselon I sesuai dengan Peraturan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN
NOMOR 85 TAHUN 2020
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi menurut golongan ruang pada tahun 2019 adalah sebanyak 2.154 orang dengan
rincian sebagai berikut:
Laporan kinerja ini terdiri dari: • IKHTISAR EKSEKUTIF • BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum atau profil singkat dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
• BAB II PERENCANAAN KINERJA
Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan kinerja dengan mengacu pada dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2020.
• BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam bab ini diuraikan capaian kinerja organisasi dan kinerja anggaran tahun 2020.
• BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan menyeluruh dan rekomendasi yang diperlukan sebagai bahan masukan untuk perencanaan dan perbaikan kinerja di masa mendatang.
• LAMPIRAN
D. TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020 ini mencakup aspek- aspek sebagai berikut:
1. Aspek Akuntabilitas Kinerja, bagi kebutuhan eksternal
organisasi, di mana laporan kinerja sebagai sarana pertanggungjawaban Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi atas capaian kinerjanya selama tahun 2020; dan
2. Aspek Manajemen Kinerja, bagi kebutuhan internal organisasi, di mana Laporan Kinerja Tahun 2020 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam upaya perbaikan kinerjanya di masa mendatang.
No Unit Kerja Jumlah Pejabat Fungsional /Pelaksana Total JPT Madya JPT
Pratama Administrator Pengawas
1. Sekretariat Jenderal 5 4 20 62 230 321
2. Direktorat Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
1 6 28 64 99 198
3. Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan
Perdesaan
1 4 26 63 81 175
4. Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah
Tertentu
1 4 28 67 57 157
5. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal
1 5 27 65 66 164
6. Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan
Pembangunan Permukiman Transmigrasi
1 5 24 59 175 264
7. Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan
Transmigrasi
1 5 24 58 155 243
8. Inspektorat Jenderal 0 5 4 13 121 143
9. Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan
dan Pelatihan, dan Informasi (Pusat + Balai)
1 5 27 66 390 489
Jumlah Rekapitulasi Pejabat 12 43 208 483 1.374 2.154
Data Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Desa Tahun 2020 Tabel 1.1
K E M E N T E R I A N D E S A , P E M B A N G U N A N D A E R A H T E R T I N G G A L D A N T R A N S M I G R A S I Laporan Kinerja 2020
BAB II
PERENCANAAN
KINERJA
Rencana Strategis Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
1. Desa tanpa kemiskinan;
2. Desa tanpa kelaparan;
3. Desa sehat dan sejahtera; 4. Pendidikan Desa berkualitas;
5. Keterlibatan perempuan desa;
6. Desa layak air bersih dan sanitasi; 7. Desa berenergi bersih dan
terbarukan;
8. Pertumbuhan ekonomi desa
merata;
9. Infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan;
10. Desa tanpa kesenjangan; 11. Kawasan pemukiman desa
aman dan nyaman;
12. Konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan;
13. Desa tanggap perubahan iklim; 14. Desa peduli lingkungan laut; 15. Desa peduli lingkungan darat; 16. Desa damai berkeadilan; 17. Kemitraan untuk pembangunan
desa;
18. Kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaftif.
Menko PMK Muhadjir Effendy bersama Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar meninjau Lapangan Bukit Barisan di Desa Tengin Baru, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (19/12/2019). Lapangan ini dibangun memanfaatkan dana desa sebesar Rp 1,1 miliar
Photo by wahyu wening
Sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tahun 2020-2021, Rencana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2020-2024. Berikut di bawah ini adalah Sasaran Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang tertuang di dalam Renstra dan merupakan penjabaran dari Agenda Strategis Prioritas Nasional (NAWACITA).
Arah pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu kerangka komitmen dan pengarusutamaan untuk pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Secara khusus agenda agenda pembangunan nasional mengembangkan wilayah dalam mengurangi kesenjangan termasuk dalam tujuan SDGs ke-10 yaitu berkurangnya kesenjangan. Dalam rangka mengarusutamakan SDGs dalam pembangunan desa, kawasan perdesaan, kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi pada tahun 2020-2024 telah merumuskan SDGs Desa sebagai arah kebijakan prioritas pembangunan desa, yaitu ditetapkannya 18 tujuan pembangunan Desa, meliputi:
PERENCANAAN
KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
Tujuan SDGs Desa merupakan tanggung jawab bersama
lintas Kementerian/Lembaga, pemerintahan provinsi,
pemerintahan kabupaten, pemerintahan desa, dunia
usaha, perguruan tinggi dan masyarakat umum lainnya.
Oleh karena itu diperlukan instrument regulasi yang
bisa melandasi dan mensinergikan peran dari
masing-masing pihak dalam pembangunan desa.
Dalam rangka memudahkan pengukuran ketercapaian
SDGs Desa akan dietapkan indikikator-indikator
dan peta strategis sehinga inline dengan tujuan
pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 dan Renstra
2020-2024.
SDGs Desa menghasilkan tipe-tipe Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan
Indikator SDGs Gambar 2.1
Mengarusutamakan pembangunan Desa Berkelanjutan (SDGs Desa)
Menyusun kebijakan sebagai instrument koordinasi lintas pemangku kepentingan dalam pembangunan desa,
Menyiapkan data yang tepat, akurat dan real time berbasis warga dan desa,
Mengintegrasikan semua program dan kegiatan di internal Kementerian Desa, PDT dan transmigrasi dalam mendukung pencapaian SDGs Desa
Mengintegrasikan semua program dan kegiatan di internal Kementerian Desa, PDT dan transmigrasi dalam mendukung pencapaian SDGs Desa
Peningkatan konektivitas intra dan antar perdesaan
Mengembangkan aksesibilitas dan infrastruktur berbasis komoditas unggulan Meningkatkan akses transportasi perdesaan dengan pusat- pusat kegiatan dan pusat
pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah, dan akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan dasar Keterpaduan rantai pasok dan rantai nilai berbasis komoditas unggulan
Peningkatan kapasitas sistem, kelembagaan, dan sumberdaya manusia perdesaan (Desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi) yang unggul
Peningkatan kapasitas sistem untuk mempercepat pembangunan perdesaan yang efektif dan efisien
Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia, yaitu kompetensi teknis, metodologis, sosial, dan personal dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0
Peningkatan kapasitas kelembagaan dari mulai desa sampai pusat
Peningkatan kapasitas masyarakat perdesaan dalam pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Mengembangkan pendidikan berbasis keterampilan dan kewirausahaan
Mengembangkan system pembelajaran berbasis online melalui model Akademi Desa 4.0 Peningkatan peran gender dalam pembangunan perdesaan
Peningkatan investasi produk unggulan perdesaan (Desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi)
Peningkatan iklim investasi yang kondusif di perdesaan
Mempermudah administrasi perizinan usaha, penyediaan informasi untuk lahan dan modal, juga pemasaran dan ekspor
Fasilitasi dalam pengembangan Bumdesa dan Bumdesa Bersama sebagai kelembagaan ekonomi di perdesaan
Pengembangan produk unggulan Kawasan perdesaan berbasis pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan dan kelautan, industri pertanian berbasis pertanian (agro-based industry), kepariwisataan serta ekonomi kreatif
Pengembangan kerjasama dan kemitraan usaha
Peningkatan start-up business perdesaan khususnya untuk kaum muda dan milenial Fasilitasi, pembinaan, maupun pendampingan dalam pengembangan usaha, bantuan permodalan/kredit, kesempatan berusaha, pemasaran dan kewirausahaan
Pengembangan teknologi tepat guna, teknologi tinggi dan teknologi digital
Pengembangan teknologi untuk kegiatan produksi, pengolahan, pemasaran, distribusi, dan pembiayaan
Integrasi data dan informasi perdesaan baik numeric maupun spasial
Meningkatkan ketersediaan prasarana teknologi telekomunikasi Pengembangan e-commerce, e-logistic dan fintech di perdesaan melalui Desa Digital
Arah Kebijakan Strategi
Peningkatan keberlanjutan pembangunan perdesaan berwawasan lingkungan
Menata ruang perdesaan untuk melindungi lahan pertanian dan menekan alih fungsi lahan produktif dan lahan konservasi
Pembangunan perdesaan yang ramah lingkungan, selaras dengan alam, dan pemanfaatan pengolahan limbah melalaui prinsip 3R (reuse, reduce, recycle)
Menjamin pelaksanaan distribusi lahan dan hak atas tanah bagi petani, buruh lahan, dan nelayan
Menyiapkan kebijakan tentang akses dan hak desa untuk mengelola sumber daya alam berskala lokal termasuk pengelolaan hutan negara oleh desa berorientasi pada keseimbangan lingkungan hidup dan berwawasan mitigasi bencana untuk meningkatkan produksi pangan dan mewujudkan ketahanan pangan
Penguatan pembangunan desa, perdesaan dan transmigrasi dalam mendukung ketahanan pangan nasional khususnya program food estate.
Menguatkan kapasitas masyarakat desa dan masyarakat adat dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam lahan dan perairan, serta lingkungan hidup desa termasuk desa pesisir secara berkelanjutan
Peningkatan dan pemanfaatan modal sosial budaya untuk pembangunan perdesaan. (Desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi)
Memanfaatkan modal sosial budaya untuk meningkatkan kreativitas untuk pengembangan produk unggulan perdesaan
Peningkatan pemanfaatan modal sosial budaya dalam rangka meningkatkan kerekatan masyarakat
Perlibatan pelaku seni dan budaya untuk mendukung pengembangan produk unggulan perdesaan (Desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi)
Memberi pengakuan, penghormatan, perlindungan, dan pemajuan hak-hak masyarakat adat
Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat termasuk perempuan, anak, pemudadanpenyandangdisabilitasmelalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring pembangunan desa
Peningkatan sinergitas dan kolaborasi pembangunan perdesaan (Desa, daerah
tertinggal, dan transmigrasi) antar K/L/D/M.
Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi program/kegiatan antar Kementerian Lembaga dan Daerah (Provinsi, Kabupaten/ Kota, dan Desa), melalui penyusunan Grand Design Kawasan Perdesaan untuk pedoman bagi seluruh stakeholders
Penguatan mekanisme koordinasi Pusat dan Daerah
Meningkatkan keterpaduan perencanaan, pemrograman dan penganggaran, monitoring dan evaluasi
Mengembangkan kolaborasi antar desa, antar daerah, dan antar pemerintah-perguruan tinggi/ lembaga penelitian- masyarakat dunia usaha
Melanjutkan pembangunan Kawasan Perdesaan dan KawasanPerdesaanPrioritas Nasional (KPPN)
Peningkatan kualitas Reformasi Birokrasi
Meningkatan pengawasandanakuntabilitas aparatur Meningkatkan dukungan manajemen
Meningkatkan pengembangan SDM aparatur
Perjanjian Kinerja Tahun 2020
Silaturahmi Menteri dan Wakil Menteri dengan seluruh karyawan Kementerian Desa, PDTT. " Penguatan Reformasi Birokrasi dan Deklarasi Kalibata 2020, Jakarta, 13 Januari 2020 Foto : Mugi Kemendes PDTT
Tabel 2.2 Photo by Satrio Mugi
Menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Perjanjian Kinerja adalah perwujudan nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur, sebagai dasar dalam penetapan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) serta sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan kinerja penerima amanah. Untuk itu, perjanjian kinerja disusun dan diperjanjikan oleh seluruh entitas akuntabilitas setiap tahunnya.
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
1 Berkurangnya jumlah
desa tertinggal dan meningkatnya jumlah desa mandiri di pinggiran Indonesia (Termasuk pada wilayah 3 T: Tertinggal, Terdepan/Terluar dan Wilayah Timur)
1 Jumlah desa tertinggal menjadi desa
berkembang
2.000 (Desa)
2 Jumlah desa berkembang menjadi desa
mandiri
1.000 (Desa) 3
Persentase Kawasan Perdesaan yang meningkat status perkembangan kawasannya
16%
2 Terentaskannya daerah
tertinggal Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan
3 (Kabupaten)
3 Meningkatnya Status
perkembangan Kawasan Transmigrasi
Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52
Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi 50.5
4 Meningkatnya Efektivitas
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian
1. Opini BPK Atas Laporan Keuangan WTP
2. Nilai SAKIP 71
K E M E N T E R I A N D E S A , P E M B A N G U N A N D A E R A H T E R T I N G G A L D A N T R A N S M I G R A S I Laporan Kinerja 2020
BAB III
AKUNTABILITAS
KINERJA
Capaian Kinerja
Analisis Capaian Kinerja
Faktor Penyebab Target Kinerja Tidak Tercapai
Capaian Kinerja Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Dalam Rangka
Penanganan Covid-19
Capaian Kinerja Lainnya
Capaian Kinerja Penganggaran
AKUNTABILITAS
KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah
bentuk pertanggungjawaban
atas capaian pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah
diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka
mencapai misi organisasi.
Pertanggungjawaban tersebut
harus terukur dengan sasaran
dan/atau target kinerja yang
telah ditetapkan melalui laporan
kinerja instansi pemerintah yang
Dalam Laporan Kinerja
dipaparkan secara ringkas dan
lengkap tentang informasi
capaian kinerja yang disusun
berdasarkan rencana kinerja
yang ditetapkan dalam rangka
pelaksanaan anggaran.
Berdasarkan metode penilaian
di atas, capaian kinerja tahun
2019 bisa dikatakan sangat
baik karena nilainya mencapai
96,78%. Selengkapnya dapat
No Kategori Kriteria Warna1. 90-100% Sangat baik
2. 75-89% Baik
3. 60 - 74% Cukup
4. <60% Kurang Baik
Interpretasi Atas Pencapaian Sasaran Strategis Tabel 3.1
A. CAPAIAN KINERJA
Peluncuran Desa Inovasi Teknologi di Dusun Tumba, Desa Tamaila Utara, Tolangohula, Gorontalo, Senin (10/8/2020). Di Dusun Tumba telah dibangun pembangkit listrik pycohydro dan jaringan internet untuk masyarakat, merupakan program kerja sama dengan Kemenristek/BRIN, Kemenkominfo dan Universitas Negeri Gorontalo
Photo by Satrio Mugi
Capaian Kinerja Tahun 2020 Tabel 3.2
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
(%) Kategori
1 Berkurangnya jumlah
desa tertinggal dan meningkatnya jumlah desa mandiri di pinggiran Indonesia (Termasuk pada wilayah 3 T: Tertinggal, Terdepan/Terluar dan Wilayah Timur)
1 Jumlah desa tertinggal menjadi desa berkembang
2.000 (Desa) 6308
(Desa)*
315,40% Sangat
Baik
2 Jumlah desa berkembang
menjadi desa mandiri
1.000 (Desa) 939 (Desa)* 93,90% Sangat
Baik
3 Persentase Kawasan
Perdesaan yang meningkat status perkembangan kawasannya 16% 16%*** 100% Sangat Baik 2 Terentaskannya daerah tertinggal
Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan 3 (Kabupaten) 3 (Kabupaten) 100% Sangat Baik 3 Meningkatnya Status perkembangan Kawasan Transmigrasi
Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi
50.5 48.74 96.52 Sangat
Baik 4 Meningkatnya Efektivitas
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian
1. Opini BPK Atas Laporan Keuangan
WTP WTP 100 Sangat
Baik
2. Nilai SAKIP 71 63,30 89,15 Baik
3. Nilai Indeks Reformasi Birokrasi (RB)
75 71.04 94.72 Sangat
Baik
Keterangan:
*) Sumber Data: Indeks Desa Membangun (IDM) 2020
**) Pengukuran capaian sampai dengan tahun 2019 dengan menggunakan data olahan hasil survei Podes BPS 2018
***) Pengukuran capaian sampai dengan tahun 2020 dengan menggunakan data olahan hasil evaluasi internal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tahun 2018
123,71
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi Abdul Halim Iskandar didampingi Istri Umi Lilik Nasriyah, Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar mengunjungi Warkop Kopi Kurrak yang dikelola Bumdes diPolewali Mandar, Sulawesi Barat. Gus Menteri mengatakan adanya Kerjasama
Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2019 dengan Capaian Tahun 2020 Tabel 3.3
Tahun Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%) Nilai
Tahun 2019
1 Jumlah desa tertinggal menjadi
desa berkembang
500 (Desa) 6.518* desa 100
96,78
2 Jumlah desa berkembang menjadi
desa mandiri
200 (Desa) 2.665*desa 100
3 Jumlah pusat pertumbuhan
kawasan perdesaan yang dibangun/dikembangkan yang memiliki keterkaitan desa-kota
39 (Kawasan) 39**
(Kawasan)
100
1. Jumlah daerah tertinggal yang
terentaskan 80 (Kabupaten) 62** (Kabupaten) 77.5
2. Jumlah daerah tertinggal yang
terentaskan yang memiliki karakteristik kewilayahan dan kondisi situasional tertentu
15 (Kabupaten)
15 (Kabupaten)
100
Jumlah kawasan transmigrasi yang ditetapkan, dibangun, dan dikembangkan
14 (Kawasan) 22
(Kawasan)
100
Jumlah KPB yang menjadi kota kecil/ kota kecamatan dengan berkembangnya industri pengolahan sekunder dan perdagangan
2 (KPB) 4 KPB 100
Keterangan:
*) Pengukuran capaian sampai dengan tahun 2019 dengan menggunakan data olahan hasil survei Podes BPS 2018 **) Merupakan data realisasi kinerja selama 5 tahun (2015-2019) karena tidak realisasi per tahun data UKE I
Tahun 2020
1 Jumlah desa tertinggal menjadi desa berkembang
2.000 (Desa) 6308
(Desa)*
315,40%
123,71
2 Jumlah desa berkembang menjadi
desa mandiri
1.000 (Desa) 939 (Desa)* 93,90%
3 Persentase Kawasan Perdesaan
yang meningkat status perkembangan kawasannya
16% 16%*** 100%
Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan 3 (Kabupaten) 3 (Kabupaten) 100% Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan
52 Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi
50.5 48.74 96.52
1. Opini BPK Atas Laporan Keuangan WTP WTP 100
2. Nilai SAKIP 71 63,30 89,15
3. Nilai Indeks Reformasi Birokrasi (RB)
75 71.04 94.72
Keterangan:
*) Sumber Data: Indeks Desa Membangun (IDM) 2020
**) Pengukuran capaian sampai dengan tahun 2019 dengan menggunakan data olahan hasil survei Podes BPS 2018 ***) Pengukuran capaian sampai dengan tahun 2020 dengan menggunakan data olahan hasil evaluasi internal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tahun 2018
Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Jumlah Desa Tertinggal Menjadi Desa Berkembang” adalah 2000 Desa dengan Capaian 6308 Desa atau 315,40% dengan Predikat “SANGAT BAIK” dan Target atas indikator “Jumlah Desa Berkembang Menjadi Desa Mandiri” adalah 1000 Desa dengan Capaian 939 Desa atau 93,90%. Dengan perhitungan sebagai berikut :
Perkembangan Status IDM Tahun 2020 Tabel 3.4
C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
1. Sasaran Strategis Berkurangnya Jumlah Desa Tertinggal Dan Meningkatnya Jumlah Desa
Mandiri Di Pinggiran Indonesia
a. Indikator Kinerja 1: Jumlah desa tertinggal menjadi desa berkembang b. Indikator Kinerja 2 : Jumlah desa berkembang menjadi desa mandiri
IDM 2019
IDM 2020
TOTAL IDM 2019
MANDIRI MAJU BERKEMBANG TERTINGGAL SANGAT
TERTINGGAL MANDIRI 794 36 1 831 MAJU 756 7.349 518 11 8.634 BERKEMBANG 183 4.325 33.203 736 16 38.463 TERTINGGAL 7 195 6.083 13.591 492 20.368 SANGAT TERTINGGAL 1 7 225 1.595 4.824 6.652 TOTAL IDM 2020 1.741 11.912 40.029 15.934 5.332 74.948
: Jumlah Desa Tertinggal menjadi Desa Berkembang Tahun 2020 : Jumlah Desa Berkembang menjadi Desa Mandiri Tahun 2020
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa, terdapat kenaikan nilai capaian kinerja pada tahun 2020 dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun sebesar 26,93. Hal ini dapat tercapai, karena adanya komitmen dari Pimpinan dan aparatur Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta koordinasi secara intensif dengan Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya dalam mencapai target indikator kinerja utama tersebut.
Indikator
Kinerja Target Realisasi Perhitungan Capaian (%)
Jumlah Desa Tertinggal Menjadi Desa Berkembang
2.000 Desa 6.308 Desa Realisasi x 100% Target 315,40 %
Jumlah Desa Berkembang Menjadi Desa Mandiri
1000 Desa 939 Desa Realisasi x 100% Target 93,90 % Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Rata-Rata Nilai Indikator IDM Tahun 2020 Tabel 3.6
NO INDIKATOR IDM NILAI TAHUN 2019
NILAI
TAHUN 2020 SELISIH
1 Jarak ke sarana kesehatan terdekat 0.9847 0.9899 0.0051
2 Ketersediaan Tenaga Kesehatan (bidan, Dokter dan Nakes Lain)
0.1376 0.1692 0.0316
3 Askes ke poskesdes, polindes atau Posyandu 0.7693 0.7807 0.0114
4 Tingkat Aktivitas Posyandu 0.9414 0.9676 0.0262
5 Tingkat Kepesertaan BPJS 0.5425 0.5897 0.0472
6 Akses Pendidikan Dasar SD/MI < 3 KM 0.9818 0.9868 0.0050
7 Akses Pendidikan SMP/MTs < 6 KM 0.8601 0.8916 0.0314
8 Akses Pendidikan SMA/SMK/MA < 6 KM 0.7472 0.7829 0.0357
9 Kegiatan PAUD 0.8734 0.7535 -0.1198
10 Kegiatan PKBM/Paket A-B-C 0.2962 0.3077 0.0115
11 Kegiatan Kursus 0.2935 0.3055 0.0120
12 Taman Bacaan Masyarakat atau Perpusatkaan Desa 0.4777 0.5196 0.0419
13 Kebiasaan Gotong Royong 0.9593 0.9674 0.0081
14 Keterbukaan Ruang Publik 0.5798 0.6154 0.0357
15 Terdapat Kelompok Olahraga 0.3344 0.3330 -0.0014
16 Terdapat Kegiatan Olahraga 0.3820 0.4030 0.0210
17 Keragaman Suku/Etnis di Desa 0.5466 0.6160 0.0695
18 Bahasa Sehari-hari Warga Desa 0.7506 0.7546 0.0040
19 Agama Mayoritas Warga Desa 0.5948 0.6010 0.0062
20 Tersedianya Sarana Pos Kamling di Desa 0.8051 0.8416 0.0365
21 Partisipasi Warga Siskamling 0.8214 0.8383 0.0169
22 Kejadian Perkelahian Massal di desa 0.9037 0.9034 -0.0003
23 Terdapat Akses ke Sekolah Luar Biasa 0.9911 0.9931 0.0020
24 Terdapat Penyandang Kesejahteraan Sosial ( Anjal dan Pengemis)
0.9531 0.9620 0.0089
25 Mayoritas Warga MemilikI Sumber Air layak Minum 0.8943 0.9021 0.0079
26 Akses Warga Memiliki Air Mandi dan Mencuci 0.8892 0.8973 0.0081
27 Mayoritas Warga Memiliki Jamban 0.9171 0.9401 0.0231
28 Terdapat Tempat Pembuangan Sampah 0.7217 0.7346 0.0129
29 Jumlah Keluarga yang telah memiliki aliran listrik 0.9035 0.9280 0.0246
Kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Grafik 3.1
NO INDIKATOR IDM NILAI TAHUN 2019
NILAI
TAHUN 2020 SELISIH
31 Akses Internet di Kantor Desa 0.6216 0.6695 0.0480
32 Terdapat Akses Internet untuk warga 0.6885 0.6966 0.0080
33 Terdapat Lebih dari Satu Jenis Kegiatan Ekonomi Pen-duduk
0.6047 0.6674 0.0627
34 Akses Penduduk ke Pusat Perdagangan (Pertokoan, Pasar Permanen)
0.5562 0.5988 0.0426
35 Terdapat Pasar Desa 0.3736 0.3844 0.0108
36 Terdapat Sektor Perdagangan (warung minimarket) 0.8175 0.8532 0.0357
37 Terdapat Kantor Pos dan Jasa Logistik 0.1279 0.1449 0.0170
38 Tersedianya Lembaga Pebankan Umum dan BPR 0.1172 0.1222 0.0050
39 Akses Penduduk ke Kredit 0.3680 0.3778 0.0098
40 Tersedianya Lembaga Ekonomi Rakyat (Koperasi)/Bum-des
0.6340 0.6571 0.0231
41 Terdapat Usaha Kedai makanan, Restoran, Hotel dan Penginapan
0.4584 0.4795 0.0211
42 Terdapat Moda (Angkutan Umum, Trayek Reguler dan Jam Operasi)
0.5131 0.5204 0.0073
43 Jalan yang Dapat Dilalui oleh Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih
0.8731 0.8870 0.0139
44 Kualitas Jalan Desa 0.9025 0.9135 0.0111
45 Pencemaran Air, Tanah dan Udara 0.9113 0.9195 0.0081
46 Kejadian Bencana Alam (Banjir, Tanah Longsor, Keba-karan Hutan)
0.8862 0.8884 0.0021
47 Upaya/Tindakan terhadap Potensi Bencana Alam 0.1425 0.1802 0.0376
IKS 0.7166 0.7346 0.0180
IKE 0.5270 0.5505 0.0235
IKL 0.6453 0.6627 0.0173
NILAI IDM 0.6296 0.6493 0.0196
Sumber data : Kementerian Desa, PDT Dan Transmigrasi 2020
Secara total nasional nilai IDM mengalami peningkatan, baik dari nilai indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi dan indeks ketahanan lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi percepatan pembangunan desa, diantaranya:
1. Kebijakan afirmatif dan perubahan mindset dalam pendekatan
pembangunan desa. Pertama, pemberian kewenangan desa berdasarkan azas rekognisi dan subdiaritas, artinya desa diberikan pengakuan dan penghormatan terhadap keberadaanya serta diberikan penggunaan kewenangan skala lokal. Kedua, kedudukan desa sebagai pemerintahan berbasis masyarakat, artinya desa dan masyarakat diberikan kewenangan untuk mengatur dirinya sendiri dan
pemerintahan lokal. Perubahan paradigma tersebut, dapat dilihat dari kebijakan pemerintah dalam pengalokasian dana desa yang terus meningkat setiap tahunnya (dana desa tahun 2020 sebesar 71,1 triliun untuk 74.943 desa) dan serta regulasi yang mendorong desa untuk mandiri, baik secara ekonomi ataupun tata kelola pemerintahannya.
2. Ketahanan desa dalam menghadapi krisis dan dampak
dari pandemi covid- 19 semakin kuat, hal ini terlihat dari kenaikan tingkat pengangguran terbuka yang lebih rendah daripada di kota. TPT perkotaan naik 2,69 persen poin, sedangkan perdesaan naik sebesar 0,79 persen poin. Kesempatan kerja di desa lebih besar dengan adanya kegiatan
8.98
6.29
masyarakat perdesaan. Sampai dengan 15 Desember 2020, dana desa yang sudah digunakan untuk PKTD sebesar Rp 15.233.133.403.262 dan sudah menyerap hingga 3.068.660 pekerja.
3. Pemberian bantuan langsung tunai bagi masyarakat yang
bersumber dari Dana Desa (BLT-Dana Desa) terus dilakukan dalam upaya untuk mengurangi beban masyarakat miskin akibat dampak covid-19. Adapun nilai BLTDana Desa adalah Rp. 600.000 setiap bulan (diberikan selama 3 bulan) untuk setiap keluarga miskin yang memenuhi kriteria dan Rp. 300.000 setiap bulan untuk bulan berikutnya. Sampai dengan 9 Desember 2020 sudah disalurkan sebanyak 7 kali di 74.336 desa dengan jumlah KPM penerima sebanyak 8.024.032 KK dan anggaran sebanyak Rp. 20.020.410.300.000.
4. Pendampingan desa dan pengendalian dana desa terus
dilakukan guna: (1) Meningkatkan kapasitas, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan desa dan pembangunan desa. (2) Meningkatkan prakarsa, kesadaran dan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa yang partisipatif. (3) Meningkatkan sinergi program pembangunan desa antar sektor. (4) Mengoptimalkan aset lokal desa secara emansipatoris. Sampai dengan Desember 2020, sebanyak 35.143 orang pendamping desa terus aktif mendampingi desa
upaya penggerak ekonomi masyarakat, diantaranya dengan pembentukan dan penguatan kelembagaan, peningkatan
kapasitas, pengembangan kewirausahaan dan permodalan, serta fasilitasi akses modal, teknologi dan jaringan. Sampai dengan Desember 2020, jumlah BUM Desa yang sudah teregistrasi sebanyak 41.229 dengan 23.264 unit usaha yang telah diinput.
6. Fasilitasi dan piloting intervensi program pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa terus dilakukan guna menstimulus desa dalam pengembangan potensi unggulan dan mempercepat pembangunan desa, diantaranya yaitu:
NO PEKERJAAN JUMLAH
1 Petani dan buruh tani 7.061.148
2 Nelayan dan buruh nelayan 323.703
3 Buruh pabrik 163.398
4 Guru 68.438
5 Pedagang dan UMKM 407.345
JUMLAH 8.024.032
NO UNIT USAHA JUMLAH
1 Keuangan dan simpan pinjam 8.947
2 Perkebunan, pertanian dan peternakan 2.031
3 Warung dan toko 1.141
4 Wisata 648
5 Jasa dan layanan 5.497
JUMLAH 23.264
NO POSISI JUMLAH LEVEL
1 TPP Pusat 79 Pusat 2 TPP Provinsi 317 Provinsi 3 TA Kabupaten 2.369 Kabupaten 4 PD 14.084 Kecamatan 5 PLD 18.294 Desa JUMLAH 35.143
Kepala Keluarga Penerima BLT Dana Desa Tahun 2020
Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar meresmikan wahana Edu Wisata Lontar Sewu di desa Hendrosari, Kab. Gresik, Jawa Timur pada Minggu (9/02/2020). Tempat wisata ramah lingkungan yang di kelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lontar Sewu ini menawarkan kepada pengunjung menikmati wisata air, arena bermian anak, taman rumah unik, spot selfie lontar, panen air legen, jajanan kuliner, dan fasilitas area santai keluarga
Kepala Keluarga Penerima BLT Dana Desa Tahun 2020 Jumlah Tenaga Pendamping Profesional Desa Tahun 2020
Tabel 3.7
Photo by matin halim
Tabel 3.9 Tabel 3.8
Sumber: Internal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Desember 2020
Sumber: Internal Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Desember 2020
NO. KEGIATAN TARGET REALISASI KETERANGAN
1. Pendampingan Desa 36.240 Orang 35.143 Orang Kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan desa
diantaranya pengawalan pelaksanaan penggunaan dana desa, PKTD dan BLT dana desa, serta fasilitasi perencanaan desa tahun 2021
2. Peningkatan kapasitas dan tata kelola pendampingan desa
33 provinsi 33 provinsi - Pelaksanaan kegiatan terkendala waktu dan
pembatasan pertemuan tatap muka dampak covid-19. - Kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu TOT pelatihan
peningkatan kapasitas Tenaga Pendamping Profesional (dilaksanakan 3 tahap) dengan peserta sebanyak 264 orang dari unsur-unsur: TA Pusat, TA Provinsi, TA Kab/ Kota, PSM (Balai-Balai), Pegiat Desa dan ASN Ditjen PPMD
- Untuk kegiatan pelatihan PLD karena waktu tidak memungkinkan, sehingga kegiatan dilaksanakan tahun 2021.
3. Hibah Langsung Unicef 1 Laporan 1 Laporan - Sosialisasi dan Pelatihan Pembangunan Desa Ramah
Anak untuk Remaja di Kab. Lombok Utara. - Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan
Berbasis Masyarakat (SIPBM) dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Desa
- Sosialisasi dan peningkatan kapasitas pemanfaatan SIPBM dalam rangka monitoring dan penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Beresiko Putus Sekolah (APBS)
4. Fasilitasi pengembangan BUMDesa
98 BUMDesa 98 BUMDesa Pemberian bantuan stimulan permodalan 50 juta pada 98
BUM Desa 5. Fasilitasi pengembangan
BUMDesa
147 BUMDesma
147 BUMDesma - Pemberian bantuan stimulan
- sarana pengembangan usaha
6. Desa Bersama dan
Lembaga Keuangan Desa
- (diantaranya kendaraan roda 2, computer, printer dll) pada 147
- BUM Desma/lembaga keuangan Desa
7. Pengembangan Sumber
Daya Air Minum Berkelanjutan berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)
33 Provinsi 8 Provinsi - Pelaksanaan kegiatan terkendala waktu dan
pembatasan pertemuan tatap muka dampak covid-19 - Kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyusunan model
kolaborasi pengembangan layanan air minum dan sanitasi berkelanjutan (Bengkulu, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa TImur)
8. Transformasi Ekonomi
Kampung Terpadu (TEKAD)
5 Provinsi 5 Provinsi - Pelaksanaan kegiatan terkendala waktu dan
pembatasan pertemuan tatap muka dampak covid-19 - Kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyusunan baseline
dan penyusunan modul pelatihan fasilitator serta monev (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku, Utara, NTT)
9. Pengembangan desa
wisata
1 desa 1 desa - Bantuan pemerintah pembangunan sarpras desa wisata
mengalami pemotongan dampak covid-19 - Kegiatan yang dilakukan yaitu
- Sosialisasi dan sinkronisasi pengembangan desa wisata 10. Pelaksanaan konvergensi
stunting di desa
1 desa 1 desa Pelaksanaan sosialisasi mekanisme dukungan update
surveilans gizi di desa 11. Penguatan Pemerintahan
dan Pembangunan Desa (P3PD)
80 desa 80 desa - Pelaksanaan kegiatan terkendala waktu dan
pembatasan pertemuan tatap muka dampak covid-19 - Kegiatan yang dilaksanakan yaitu sosialisasi media
media online dan penyusunan dokumen kebijakan dan bahan sosialisasi (Modul pembelajaran kepemimpinan inklusif, Panduan kepemimpinan inklusif, Panduan fasilitasi akuntabilitas sosial dalam pembangunan di desa)
Data Fasilitasi dan Piloting Intervensi Tahun 2020 Tabel 3.10
Perkembangan Status IDM Tahun 2020
Daftar 10 Kawasan Perdesaan Yang Naik Status dari Berkembang Menjadi Mandiri Tabel 3.11
Tabel 3.12
Indikator
Kinerja Target Realisasi Perhitungan
Capaian (%) Persentase Kawasan Perdesaan Yang Meningkat Status Perkembangan Kawasannya 16% 16% Realisasi x 100% Target 100 % 10 KP 10 KP 10 Kawasan Perdesaan merupakan 16% dari 62 Kawasan Perdesaan yang pada tahun 2020 ditargetkan meningkat Status Perkembangan Kawasannya Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Persentase Kawasan Perdesaan Yang Meningkat Status Perkembangan Kawasannya” adalah 16% dengan Capaian 16% atau 100% dengan Predikat “SANGAT BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:
Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan (I-PKP) terbagi dalam 5 dimensi yang dapat mewakili karakteristik wilayah, yaitu Dimensi Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan, Jaringan Prasarana dan Sarana, serta Kelembagaan. Hasil perhitungan I-PKP 10 kawasan diantaranya naik status dari Berkembang (dibawah nilai 50) menjadi Mandiri (Nilai antara ≤ 50 s.d ≤ 75).
Dengan demikian target 10 Kawasan Perdesaan
yang meningkat Indeks Perkembangan Kawasan
Perdesaan telah tercapai.
Wilayah No Kabupaten Baseline
2019 Target 2020 Realisasi 2020
Jawa Bali 1 Bulungan 45,60 46,66 50,28
Kalimantan 2 Mempawah 36,04 36,91 52,03
Jawa Bali 3 Sukabumi 45,22 46,20 52,97
Sulawesi 4 Barru 46,14 46,74 54,71
Kalimantan 5 Berau 47,08 47,44 55,95
Kalimantan 6 Sambas 33,98 34,89 56,15
Sumatera 7 Tulang Bawang 48,81 49,77 57,66
Sumatera 8 Mesuji 48,48 49,16 58,61
Sumatera 9 Toba Samosir 44,99 45,98 62,49
Nustra Maluku Papua 10 Sumbawa 48,14 48,78 72,58
Indikator
Kinerja Target Realisasi Perhitungan
Capaian (%)
Jumlah Daerah Tertinggal Yang Terentaskan
3 Kab 3 Kab Realisasi x 100%
Target
100 % Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Jumlah Daerah Tertinggal Yang Terentaskan” adalah 3 Kabupaten dengan capaian sesuai dengan target yakni 100% “SANGAT BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:
Pada tahun 2020 target kinerja untuk pengentasan daerah tertinggal adalah sebanyak 3 Kabupaten. Merujuk pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2020 tentang Indikator Penetapan Daerah Tertinggal, dapat disampaikan bahwa hasil evaluasi perkembangan status daerah tertinggal ada 3 kabupaten yang diproyeksikan sudah masuk dalam kategori entas (sudah di atas nilai indeks kabupaten tidak tertinggal >60).
Berikut ini adalah 3 kabupaten yang masuk ke dalam kategori potensi Entas :
Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Perhitungan Indeks Komposit 3 Kabupaten Daerah Tertinggal Potensi Entas Tabel 3.13
Tabel 3.14
2. Sasaran Strategis Terentaskannya Daerah Tertinggal
Indikator Kinerja: Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan
No. Kabupaten
Perhitungan Indeks Komposit
Kriteria
1. Kupang 64,37 a. Sarana dan Prasarana, Terdapat nilai indikator yang capaiannya
cukup tinggi yakni
- Persentase desa yang memiliki fasilitas kesehatan (98,31).
- Persentase desa yang memiliki SD (100).
- Persentase rumah tangga pengguna telepon (86,84), persentase
rumah tangga pengguna listrik (86,51).
b. Aksesibilitas
- Persentase desa yang mudah mencapai fasilitas kesehatan
(100).
- Persentase desa yang mudah mencapai SMP (95,48).
- Persentase desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas
aspal sebesar 53,67
c. Sumber Daya Manusia, Angka Partisipasi Sekolah SMP dan SMA
nilainya cukup tinggi, berturut-turut sebesar 95,57 dan 80,17.
d. Ekonomi, dengan nilai PDRB per kapita Kab Kupang sebesar
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2014 dinyatakan bahwa penetapan daerah tertinggal serta daerah tertinggal yang terentaskan ditetapkan setiap lima tahun sekali nasional berdasarkan kriteria, indikator dan sub indikator ketertinggalan daerah. Sehingga tidak ada target tahunan dan capaian setiap tahunnya adalah bersifat proyeksi. Adapun kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mendukung pengentasan daerah tertinggal adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Perekonomian Daerah
Tertinggal, melalui :
• Pemasaran produk unggulan
Daerah tertinggal secara digital telah terjalin Kerjasama Pelaku UMKM dan Pengelola BUMDES di 119 Kabupaten dengan 4 (Empat) Markerplace yakni Shopee, Tokopedia, idEa, dan Bukalapak.
• Ekspor produk daerah tertinggal
di Kabupaten Indragirihilir sebanyak 390 Ton Kopra ke India,
11 Ton Kopra ke Tiongkok dan Kabupaten Alor sebanyak 1,7 Ton Kopra ke Jerman dan Amerika Serikat Kerjasama dengan Inacom.Id, PT. MIO, Kendal Agro Atsiri dan Timurasa serta Aruna.
• Telah terbentuk 2 (Dua) toko
Online diantaranya Dapur Kita dari Kabupaten Ende dan GS Organik dari Kupang yang menjual produk lokal desa di Daerah Tertinggal secara Online.
• Optimalisasi Tol Laut dan
Jembatan Udara untuk Distribusi dan Pemasaran Produk Unggulan Daerah Tertinggal
b. Peningkatan Sumber Daya Manusia di
Daerah Tertinggal, melalui :
• Pelatihan dan Sosialisasi inovasi
dan pembiayaan melalui Crowfunding dan peer to peer lending. Telah diikuti sebanyak 600 peserta dari 62 yang terdiri dari pelaku usaha di bidang
akan dikembangkan 100 Toko Online BUM Desa yang didukung oleh Bakti-Kominfo.
• Pelatihan agrikursus daring
audiovisual telah diikuti sebanyak 100 orang dari 30 Kabupaten/ Kota, terdiri dari konten kreator lokal, mahasiswa, akademisi, pendamping desa, penyuluh pertanian dan Kesehatan.
• Pelatihan pembuatan APD sesuai
dengan standar WHO, diikuti oleh 400 Penjahit dengan melibatkan Mitra : Jahitin.com dan Tim QC (Tim Dokter dan Tim Uji Standar Produk WHO).
• Peningkatan kapasitas
masyarakat terdampak bencana dalam peningkatan ekonomi melalui program Livelihood yanga mana 80 orang di Kabupaten Sigi dan 25 orang di Kabupaten Lebak
2. Nabire 64,75 a. Sumber daya manusia, yaitu Angka Partisipasi Sekolah SMP sebesar
94,41. Indikator lain pada kriteria yang sama juga tergolong tinggi, antara lain persentase wanita usia 15-49 tahun yang melahirkan dalam dua tahun terakhir dengan penolong persalinan tenaga medis (89,25) dan Angka Partisipasi Sekolah SMA (80,04).
b. Sarana dan Prasarana
- Indikator persentase rumah tangga pengguna listrik (89,78).
- Persentase rumah tangga pengguna telepon (88,11), dan
persentase desa yang memiliki SD (82,02).
c. Aksestabilitas
- Indikator persentase desa yang mudah mencapai fasilitas
kesehatan (78,65).
- Indikator persentase desa yang mudah mencapai fasilitas SMP
(64,04).
d. Karakteristik Daerah, indikator persentase desa yang tidak mengalami konflik sosial memiliki nilai indeks (87,64).
e. Perekonomian Masyarakat, indikator persentase penduduk yang
bekerja di sektor non pertanian memiliki nilai indeks (81,48)
3. Supriori 62,55 a. Sarana dan prasarana
- Indikator persentase desa yang memiliki SD (97,37).
- Persentase rumah tangga pengguna listrik (96,58).
- Persentase desa yang memiliki sarana kesehatan (84,21).
b. Sumber Daya Manusia
- Angka Partisipasi Sekolah SMP memiliki nilai 91,93. - Angka Partisipasi Sekolah SMA memiliki nilai 77,03
c. Karakteristik Daerah, tidak mengalami bencana yang berarti sehingga indikator persentase desa yang tidak mengalami bencana mencapai nilai (97,37).
d. Kemampuan Keuangan Daerah, dengan indeks indikator PAD per
kapita yaitu sebesar 69,70.
Indikator
Kinerja Target Realisasi Perhitungan
Capaian (%)
Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi 50,5% 48,74% Realisasi x 100% Target 96,52 % Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Kegiatan Pendukung Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Tabel 3.15
Tabel 3.16
3. Sasaran Strategis Meningkatnya Status perkembangan Kawasan Transmigrasi.
Indikator Kinerja: Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi
No Keterangan
1 Satuan Permukiman yang Dibangun dan Fungsional di Kawasan Transmigrasi Prioritas
sebanyak 20 SP
2 Luasan Tanah Satuan Permukiman Transmigrasi yang difasilitasi Sampai Terbitnya SK HPL
sebanyak 6.724,69 Ha
3 Luasan Tanah yang Difasilitasi untuk Pencadangan Transmigrasi 5.530,56 Ha
4 Permukiman Transmigrasi yang Tanahnya Didokumentasikan sebanyak 5 SP
5 Pengadaan Bantuan Obat Dan Perlengkapan Kesehatan Multivitamin Dalam Rangka
Penanganan Covid 19 sebanyak 122 Paket
6 Pengadaan Sarana Produksi Pertanian untuk 1.151 KK
7 Intensifikasi Lahan Usaha untuk 191 KK
8 Sarana Produksi mendukung Ketahanan Pangan 343 KK
9 Pengembangan lahan Usaha untuk 285 KK
Pembangunan kawasan transmigrasi menekankan pada penumbuhan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, serta perluasan konektivitas dengan daerah yang sudah maju dan berkembang termasuk dengan negara tetangga. Selain itu juga Pembangunan kawasan transmigrasi berbasis wilayah yang ditujukan untuk: (1) peningkatan kesejahteraan masyarakat; (2) pengurangan kesenjangan antar wilayah; (3) pengurangan risiko bencana; dan (4) peningkatan keserasian pemanfaatan ruang dan pertanahan.
Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Rata-Rata Nilai Indeks Perkembangan 52 Kawasan Transmigrasi Yang Di Revitalisasi” adalah 50,5% dengan Capaian 48,74% atau 96,52% dengan Predikat “SANGAT BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:
Adapun kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal selama tahun 2020 baik kegiatan fisik maupun non fisik diantaranya:
Indikator
Kinerja Target Realisasi Perhitungan
Capaian (%)
Opini BPK Atas Laporan Keuangan
WTP WTP Realisasi x 100%
Target
100 % Tabel Perhitungan Capaian Kinerja
Tabel 3.17 Indikator Kinerja: Opini BPK Atas Laporan Keuangan
Pada Tahun 2020, Target atas indikator “Opini BPK Atas Laporan Keuangan” adalah Wajar Tanpa Pengecualian dengan Capaian 100% dengan Predikat “SANGAT BAIK”. Dengan perhitungan sebagai berikut:
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2019 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, dan UU Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019. Tujuan pemeriksaan BPK adalah memberikan opini atas kewajaran penyajian LKPP.
Opini diberikan dengan mempertimbangkan aspek kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kecukupan pengungkapan sesuai dengan pengungkapan yang diatur oleh SAP, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2019 oleh BPK RI Nomor : 19/LHP/ XV/06/2020 tanggal 15 Juni 2020, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”. Indikator Kinerja Utama ini digunakan untuk menilai akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Opini yang dikeluarkan oleh BPK RI terhadap Laporan Keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2019 yaitu Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP). Dengan pencapaian ini, Kementerian Desa PDTT berhasil mempertahankan predikat Opini WTP dari BPK RI selama 4 (empat) tahun berturut-turut.
Pada Tahun 2020, Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmsigrasi Tahun 2019 oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI diperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Opini WTP Tahun 2019 merupakan opini yang telah diperoleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ke - 4 kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2016.
Pencapaian opini tersebut menunjukkan peningkatan kualitas kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam pengelolaan anggaran dan penyusunan Laporan Keuangan, yang mencakup Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Adapun peningkatan kualitas Laporan Keuangan ini tidak terlepas dari sistem pengendalian internal Kementerian dan peranan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Keuangan, dari peran unit kerja sebagai penyelenggara manajemen organisasi hingga auditor internal yang melaksanakan tugas Pengawasan Intern yakni seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain.
Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi menyerahkan langsung Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Tahun 2019 kepada Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar di Gedung Kementerian Desa,