• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta PERPUSTAKAAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

KARAKTERISTIK KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI

DI DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

ELFA YENITRA 1113172

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDRAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2016

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Karakteristik Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja yang

Melakukan Pernikahan Dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten

Gunungkidul”.

Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi (D-3) Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

3. Fitriani Mediastuti, M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan.

4. Ekawati, S.SiT.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuknya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Selaku Kepala Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul

yang telah memberikan izin melakukan penelitian.

6. Semua pihak yang telah mendukung terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya.

Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, Agustus 2016

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix INTISARI ... x ABSTRACT ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Teori ... 10

1. Karakteristik ... 10

2. Remaja ... 12

3. Kehamilan Tidak Diinginkan ... 16

4. Pernikahan Dini ... 20

B. Kerangka Teori ... 25

C. Kerangka Konsep ... 26

D. Pertanyaan Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Rancangan Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penetilian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 28

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Definisi Operasional ... 29

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 30

G. Metode Pengumpulan dan Analisa Data ... 30

H. Etika Penelitian ... 32

I. Jalannya Penelitian ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 39

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45 A. KESIMPULAN ... 45 B. SARAN ... 46 DAFTAR PUSTAKA

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pernikahan Dini Kementrian Agama DIY ... 3 Tabel 1.2 Keaslian Penelitian ... 7 Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 29 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Jatiayu

Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015 ... 36 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Alasan Menikah pada remaja yang menikah

Dini di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015 ... 37 Tabel 4.3 Tabulasi Silang Antara Karakteristik Remaja Berdasarkan

Usia Menikah, Pendidikan Terakhir dengan Alasan Menikah Dini Secara keseluruhan di Desa Jatiayu Gunungkidul

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 25 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 26

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 7. Lembar Observasi

Lampiran 8. Lembar Hasil Penelitian Lampiran 9. Kegiatan Bimbingan KTI

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

KARAKTERISTIK KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI DI DESA

JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

INTISARI Elfa Yenitra1, Ekawati2

Latar Belakang: Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan apabila pria kurang dari 21 tahun dan wanita kurang dari 19 tahun. Pernikahan dini terjadi karena salah satu faktor dari pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan. Kehamilan tidak diinginkan merupakan kehamilan yang terjadi dikarenakan suatu sebab sehingga keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orangtua bayi tersebut. Di wilayah DIY, kabupaten dengan pernikahan dini tertinggi yaitu Gunungkidul Desa Jatiayu.

Tujuan: Diketahuinya karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu

Metode Penelitian: Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang sudah menikah pada tahun 2015. Cara pengambilan data menggunakan data sekunder dan alat pengumpulan data yang di gunakan adalah lembar observasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu total populasi.

Hasil: Mayoritas yang melakukan pernikahan dini pada remaja usia 16-19 tahun yaitu sebanyak (76,6%), pendidikan terakhir remaja mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebanyak (66,0%), alasan remaja melakukan pernikahan dini karenakan hamil duluan yaitu sebanyak (91,5%), orang tua remaja menikah pada usia ≤19 tahun sebanyak (70,2%), orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebanyak (59,6%).

Kesimpulan: Kejadian pernikahan dini berdasarkan karakteristik responden mayoritas berusia 16-19 tahun, berpendidikan SMP dengan alasan menikah karena hamil duluan.

Kata Kunci: Kehamilan Tidak Diinginkan, Kejadian Pernikahan Dini Mahasiswa D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dosen D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

CHARACTERISTICS OF UNWANTED PREGNANCY INCIDENTS ON TEENAGERS WITH THE EARLY MARRIAGE IN JATIAYU VILLAGE

KARANGMOJO SUB-DISTRICT OF GUNUNG KIDUL DISTRICT OF YOGYAKARTA

ABSTRACT Elfa Yenitra1, Ekawati2

Background: Early marriage is a marriage which happen if the man less than 21 years old and the woman less than 19 years. Early marriage occurs because one of factors of promiscuity led to the unwanted pregnancies. Unwanted pregnancy is a pregnancy happens because of a cause that its presence is not desired by one or both of the baby's parents. In Special Region of Yogyakarta area, district with the highest early marriage is in Gunungkidul of Jatiayu Village.

Objective: Known the characteristics of unwanted pregnancy incidents on teenagers who did the early-age marriage in Jatiayu Village.

Research Method: Research was kind of analytic survey with retrospektif approach in the year of 2015. Population in this research was whole teenagers who already marriage. The way of taking data used secondary data and data collection tools used observation sheet. Sampling technique used total population. Result: Most teenagers did the early marriage in age 16-19 years old as much (76,6%), teenagers‟ last education most was Junior High School as much (66,0%), the reason of teenagers did the early marriage was pregnant outside marriage as much (91,5%), teenagers‟ parents‟ marriage in age ≤19 years old as much (70,2%), teenagers‟ parents‟ most had Elementary School education as much (59,6%).

Conclusion: Early marriage incidents based on respondents‟ characteristics most in age 16-19 years, Junior High School education with the reason of marriage because of pregnant outside marriage.

Keywords: Unwanted Pregnancy, Early Marriage Incidents

Students of D-3 Midwifery Department of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Lecturer of D-3 Midwifery Department of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Remaja adalah periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yakni antara usia 10-19 tahun dimana masa periode pematangan organ reproduksi manusia dan disebut masa pubertas (Kusmiran, 2012). Sebagai tanda tanda pematangan organ reproduksi ditandai dengan beberapa tanda seks sekunder yaitu dengan tumbuh rambut di kemaluan dan ketiak, pinggul membesar, payudara membesar, kulit lebih lembut serta suara semakin merdu (Widyastuti, 2009).

Permasalahan remaja dalam kesehatan diantaranya masih tinggi usia pernikahan pertama di bawah usia 20 tahun, yaitu usia 10-14 tahun sebanyak 4,8% dan usia 15-19 tahun sebanyak 41,9%. Aktifitas seksual remaja erat kaitannya dengan perkembangan psikis, fisik, proses belajar dan sosiokultural (Dinkes, 2011). Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual. Ada sekitar 35% perempuan berumur antara 15-19 tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi kehamilan sebelum menikah (Soetjiningsih, 2008).

World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia masih terjadi pada perempuan berusia 15 sampai 19 tahun. Sebagian besar kelahiran ini (95%) terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan sedang. Di Amerika Latin dan Karibia

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

29% wanita muda menikah saat mereka berusia 18 tahun. Prevalensi tertinggi kasus pernikahan usia dini tercatat di Nigeria (79%), kongo (74%), Afganistan (54%) dan Bangladesh (51%) (WHO, 2014).

Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia di tahun 2007. Untuk level ASEAN, tingkat pernikahan dini di indonesia berada di urutan ke dua terbanyak setelah Kamboja.

Menurut laporan Riskesdas 2013, dikemukakan bahwa 2,6% perempuan di antara usia 10-54 tahun menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9% perempuan menikah pada umur 15-19 tahun. Salah satu masalah kesehatan reproduksi adalah menikah pada usia dini. Hal ini karena jangka masa seorang perempuan untuk bereproduksi lebih panjang jika menikah pada usia muda. Angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68%. Terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun sebanyak 0,02% dan kehamilan pada umur 15-19 tahun sebesar 1,97% (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19 tahun yang menikah diperkotaan meningkat menjadi 21%, sedangkan yang terjadi di perdesaan tentang pernikahan usia muda ini menurun menjadi 24,5%. Perempuan muda di Indonesia dengan usia 10-14 tahun sebanyak 0,2% atau lebih dari 22.000 wanita muda berusia 10-14 tahun di Indonesia sudah menikah, jumlah dari perempuan muda berusia 15-19 tahun yang menikah lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki muda berusia 15-19 tahun (11,7% P :

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

1,6%L) diantara kelompok umur perempuan 20-24 tahun lebih dari 56,2% sudah menikah (BKKBN, 2012).

Tabel 1.1 Data Pernikahan Dini Kementrian Agama DIY

No Tahun Kota Jumlah (orang) Presentase

1 2013 Bantul Gunungkidul 118 orang 116 orang 50,4% 49,5% 2 2014 Bantul Gunungkidul 132 orang 148 orang 47,1% 52,8% 3 2015 Bantul Gunungkidul 132 orang 184 orang 41,7% 58,2%

Dari Tabel 1.1 disebutkan bahwa menurut Kementrian Agama DIY tahun 2015 Gunungkidul menduduki peringkat pertama dalam pernikahan dibawah umur dengan rincian 184 orang (58,2%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di Indonesia, yaitu pendidikan rendah, kebutuhan ekonomi, kultur nikah muda, pernikahan yang diatur dan seks bebas pada remaja, remaja yang melakukan seks bebas merasa bahwa seks bebas aman untuk dilakukan, padahal seks bebas banyak resiko salah satunya yaitu kehamilan diluar nikah (BKKBN, 2012).

Menurut data Dinas Kesehatan Gunungkidul tahun 2015 terdapat 236 kasus kehamilan tidak diinginkan. Pernikahan di usia muda meningkat terbukti dengan meningkatnya permohonan pernikahan anak di bawah umur di KUA meningkat, 83% permohonan karena kehamilan tidak diinginkan (KTD). (Pemerintahan Agama Wonosari, 2015)

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan wawancara terhadap 13 orang pada tanggal 24 Maret 2016 di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Provinsi DIY terdapat 47 remaja yang sudah melakukan pernikahan dini dan diperoleh informasi bahwa 83% remaja yang hamil di luar nikah.

Berdasarkan studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penilaian ini adalah “Bagaimanakah karakteristik kejadian kehamilan tidak

diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik remaja yang melakukan pernikahan dini berdasarkan usia menikah dan pendidikan terakhir di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

b. Diketahuinya karakteristik usia menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul.

c. Diketahuinya karakteristik alasan menikah pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan dalam ilmu kebidanan, bahwa seks bebas pada remaja dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan sehingga terjadinya pernikahan dini di usia kurang dari 19 tahun.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Remaja

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan dan dampak dari pernikahan dini.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran dan informasi tentang kejadian pernikahan dini yang terjadi karena faktor seks bebas pada remaja yang mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan. Sehingga

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

Bidan dapat memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dan meningkatkan pengetahuan mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian pernikahan dini.

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

E. Keaslian Peneliti Tabel 1.2.Keaslian Penelitian

No Tahun Peneliti Judul

Metode analisis, populasi, sampel dan

variabel

Hasil Penelitian Perbedaan dan Persamaan 1 2015 Desiyanti Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pernikahan dini pada pasangan usia subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik analitik kuantitatif, Variabel yang digunakan pada penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas yaitu peran orang tua dalam

komunikasi keluarga, pendidikan orang tua, pendidikan responden. Variabel tergantung adalah pernikahan dini, populasi seluruh pasangan usia

suburyang telah

menikah dan tercatat di Kecamatan.

Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara peran orang tua sebagai komponen dalam system komunikasi dengan kejadian pernikahan dini pada anaknya, Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian pernikahan dini, Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara pendidikan responden dengan kejadian pernikahan dini. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian mengenai pernikahan dini. b. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu jumlah populasi, teknik sampling dan sampel peneliti.

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8 2 2013 Azinar Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan tidak diinginkan di Universitas Negeri Semarang Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Negeri Semarang usia remaja (18-24 tahun) yang berjumlah 26,486 orang. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus minimal sample size, didapatkan sampel 380 orang (laki-laki 197 orang,perempuan 183 orang). Sampel tersebut kemudian didistribusikan pada tiap-tiap fakultas secara proporsional, pengambilan sampel dilakukan secara random.

Dari hasil uji ststistikdiperoleh p value 0,0001 pada taraf signifikasi (α=0,05) terlihat ada pengaruh yang signifikasi antara tingkat religiusitas dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa tabulasi silang tingkat religiusitas,

pengetahuan, sikap, persepsi peran gender, akses media pornografi, sikap orang tua, sikap teman dan perilaku seksual teman dekat dengan perilaku seksual pran ikah responden dapat hubungan yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan prilaku seksual pranikah, Dari hasil uji ststistikdiperoleh p value 0,0001 pada taraf signifikasi (α=0,05) disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara sikap dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah mengenai Kehamilan tidak diinginkan, sedangkan b. perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya terletak pada tempat penelitian, waktu penelitian, teknik sampling, populasi dan sampel penelitian.

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9 3 2014 Bahar Identifikasi faktor pendorong pernikahan dini dengan metode analisis faktor di Kota Medan Metode pengambilan data menggunakan teknik cluster sampling dengan besar sampel 60 orang, populasi yang digunakan adalah para remaja yang menikah pada rentan tahun 2005-2012.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 3 faktor dominan yang mempengaruhi

keputusan remaja menikah di usia muda yaitu faktor ekonomi dan biologis (30,688%), faktor pergaulan (15,187%), dan faktor tradisi (13,682%). Faktor ekonomi dan biologis merupakan faktor dominan yang menjadi pengaruh terkuat dalam pengambilan keputusan remaja untuk menikah di usia muda. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah peneliti mengenai pernikahan dini, sedangkan b. Perbedaan Peneliti sekarang dengan peneliti sebelumnya terletak pada variabel, teknik sampling, populasi dan sampel peneliti.

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Jatiayu adalah salah satu desa dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari sembilan Desa ini terdapat satu Desa yang memiliki angka kejadian pernikahan dini terbanyak yaitu Desa Jatiayu. Desa Jatiayu terdapat satu Polindes yang dikelola oleh bidan. Masyarakat Desa Jatiayu menganggap pernikahan dini adalah suatu kejadian yang biasa bahkan sudah menjadi kebudayaan atau turun menurun dari orang tuanya yang dulunya juga menikah pada usia muda. Di Desa Jatiayu tenaga kesehatannya belum pernah mengadakan penyuluhan mengenai pernikahan dini. Desa Jatiayu terdiri dari 13 Dusun yang meliputi Dusun Kedungdowo, Dusun Pengkol 2, Dusun Pengkol 3, Dusun Wonotoro, Dusun Sawahan 5, Dusun Candi 6, Dusun Candi 7, Dusun Kerdon, Dusun Tegalsari, Dusun Ngringin, Dusun Tuwuhan, Dusun Bangkan dan Dusun Sawahan 13.

2. Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap karakteristik responden berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah, pendidikan orang tua dan alasan menikah disajikan pada tabel berikut.

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

36

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015

No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)

1 Usia menikah 10 – 12 tahun 1 2,1 13 – 15 tahun 10 21,3 16 – 19 tahun 36 76,6 2 Pendidikan terakhir Tidak sekolah 1 2,1 SD 13 27,7 SMP 31 66,0 SMA 2 4,3

3 Usia orang tua saat menikah

≤19 tahun 33 70,2

≥20 tahun 14 29,8

4 Pendidikan terakhir orang tua saat menikah Tidak sekolah 14 29,8 SD 28 59,6 SMP 3 6,4 SMA 2 4,3 Perguruan tinggi 0 0 Total 47 100,0

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu berusia 16-19 tahun yaitu sebesar 36 responden (76,6%), mereka mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebesar 31 responden (66,0%), orang tua remaja menikah pada usia ≤19 tahun yaitu sebesar 33 responden (70,2%), orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 28 responden (59,6%).

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Alasan Remaja Menikah di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015

No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%) Alasan menikah

1 Hamil 43 91,5

2 Tidak hamil 4 8,5

Total 47 100,0

(Sumber: Data Sekunder, 2015)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa alasan remaja menikah dini yaitu karena hamil sebesar 43 responden (91,5%).

3. Tabulasi Silang Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menikah dan Pendidikan Terakhir dengan Alasan Menikah Dini.

Berikut adalah hasil tabulasi silang antara karakteristik remaja berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja dengan alasan menikah dini secara keseluruhan di Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

Tabel 4.3. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Remaja Berdasarkan Usia Menikah, Pendidikan Terakhir, usia orang tua dan pendidikan terakhir orang tua Dengan Alasan Menikah Dini Secara Keseluruhan di Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun 2015

No Karakteristik

Alasan Menikah

Total

Hamil Tidak Hamil

F % F % F % 1 Usia menikah 10-12 tahun 1 2,1 0 0,0 1 2,1 13-15 tahun 8 17,0 2 4,3 10 21,3 16-19 tahun 34 72,3 2 4,3 36 76,6 2 Pendidikan terakhir Tidak sekolah 1 2,1 0 0,0 1 2,1 SD 10 21,3 3 6,4 13 27,7 SMP 31 66,0 0 0,0 31 66,0 SMA 1 2,1 1 2,1 2 4,3

3 Usia orang tua saat menikah

≤19 tahun 29 61,7 4 8,5 33 70,2

≥20 tahun 14 29,8 0 0,0 14 29,8

4 Pendidikan orang tua saat menikah

Tidak sekolah 11 23,4 3 6,4 14 29,8 SD 27 57,4 1 2,1 28 59,6 SMP 3 6,4 0 0,0 3 6,4 SMA 2 4,3 0 0,0 2 4,3 Perguruan tinggi 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Total 43 91,5 4 8,5 47 100,0

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

Tabel 4.2 dapat diketahui karakteristik berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini dengan alasan hamil pada usia menikah 16-19 tahun yaitu sebesar 34 responden (72,3%), pendidikan terakhir remaja yang menikah mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebesar 31 responden (66,0%), orang tua remaja menikah pada usia ≤19 tahun yaitu sebesar 29 responden (61,7%) dan orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 27 responden (57,4%).

B. Pembahasan

1. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini karena hamil terlebih dahulu yaitu sebesar (91,5%). Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad (2009), yang menyatakan bahwa ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri. Karena kekhawatiran orang tua perempuan maka mereka segera menikahkan anaknya, karena menurut mereka anak sudah tidak perawan lagi, dan akan menjadi aib keluarga. Terlebih jika kondisi anak perempuan itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung menikahkan

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

Dengan kondisi seperti ini, jelas-jelas pernikahan yang akan dilaksanakan bukan lagi sebagaimana pernikahan yang diamanatkan UU bahkan agama.

Pernikahan yang dilaksanakan berdasarkan rasa cinta saja kemungkinan di kemudian hari bisa goyah, apalagi jika pernikahan tersebut didasarkan keterpaksaan. Efek terbangkitnya dorongan seksual adalah keinginan untuk menyalurkan hasrat seksual dengan melakukan hubungan seks usia dini di luar ikatan pernikahan yang salah satu dampaknya adalah kehamilan yang tidak diinginkan (Mendatu, 2007). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Istiqomah (2014), yang berjudul “Studi Kasus Pernikahan Dini di Desa Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta” bahwa penyebab pernikahan dini adalah kehamilan diluar nikah sebesar 60%.

2. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan berdasarkan usia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai usia remaja yang melakukan pernikahan dini dalam kategori usia 16-19 tahun yaitu sebesar (76,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang dikemukakan oleh BKKBN bahwa Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia. Masih banyak provinsi di Indonesia yang masyarakatnya menikah di usia 16-19 tahun. Angka kejadian pernikahan dini di Indonesia tidak dapat di kategorikan rendah karena mencapai 46,7%.

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yunita (2014), yang

berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Pernikahan Usia Muda Pada Remaja Putri Di Desa Pagerejo

Kabupaten Wonosobo” bahwa sebagian besar responden yang

melakukan pernikahan usia muda berusia 17 tahun sebesar (31,0%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang melakukan pernikahan dini mayoritas berpendidikan SMP sebesar (66,0%) dari total responden sebanyak 47 orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2011), pendidikan rendah menyebabkan remaja tidak mempunyai pandangan, wawasan, kepandaian, persepsi matang dan sebagainya mengenai informasi yang dibutuhkan kaitannya dengan masalah kesehatan reproduksi. Sebagai akibat, banyak terjadi perilaku seks yang menyimpang pada mereka yang berpendidikan sangat rendah apalagi disertai kemiskinan.

Permasalahan akan muncul jika perempuan hamil terlebih dahulu sebelum menikah masih berstatus sebagai pelajar. Sehingga akan membuat malu atau aib keluarga yang menyebabkan mereka dikucilkan dari masyarakat (Surjadi, 2007). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yunita (2014), yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pernikahan Usia Muda pada Remaja

Putri di Desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo” bahwa pernikahan dini

paling banyak terjadi pada remaja dengan pendidikan sekolah dasar

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

3. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan berdasarka usia dan pendidikan terakhir orang tua

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai

usia orang tua remaja mayoritas menikah ≤19 tahun yaitu sebesar

(61,7%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwaningsih (2013),

yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini di Desa Jambu Kidul Ceper Klaten” bahwa

sebagian besar orang tua yang menikah ≤19 tahun sebesar (67,5%). Hal ini sesuai dengan pendapat pinem (2009), mengatakan bahwa bagi orang-orang yang hidup di awal abad ke-20 atau sebelumnya, pernikahan pada usia kurang dari 19 tahun adalah hal biasa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar (59,6%). Faktor yang paling dominan mempengaruhi seorang remaja melakukan perkawinan usia muda adalah faktor orang tua, orang tua mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan remaja dan masa depan remaja itu sendiri sarwono (2011). Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Purwaningsih (2013), yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang tua

dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini di Desa Jambu Kidul Ceper

Klaten” bahwa pernikahan dini paling banyak terjadi pada orang tua

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

4. Karakteristik alasan pernikahan dini pada remaja

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.2 menunjukkan karakteristik remaja berdasarkan usia dengan alasan menikah pada remaja yaitu mayoritas usia 16-19 tahun menikah karena hamil sebesar 34 responden (72,3%). Tabulasi silang antara karakteristik remaja berdasarkan pendidikan dengan alasan menikah yaitu mayoritas berpendidikan SMP karena hamil sebesar 31 responden (66,0%). Karakteristik usia orang tua saat menikah dengan alasan remaja yang hamil mayoritas berusia ≤19 tahun yaitu sebesar 29 responden (61,7%) dan orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 27 responden (57,4%).

Dari hasil wawancara pada petugas KUA bahwa pernikahan dini terjadi karena pergaulan bebas pada remaja yang mengakibatkan kehamilan diluar nikah. Pergaulan bebas sekarang sudah menjadi trend bagi anak muda zaman sekarang. Mereka sama sekali tidak memikirkan dampak pergaulan bebas. Mereka hanya memikirkan kepuasannya sendiri tanpa memikirkan dampak terhadap orang tuanya.

Pendidikan rendah dan kebutuhan ekonomi juga memicu remaja melakukan pernikahan dini. Masalah dan dampak yang terjadi pada remaja yang menikah dini Menurut Romauli (2012) perkawinan yang dilangsungkan pada usia remaja umumnya akan menimbulkan masalah yaitu secara fisiologis alat reproduksi masih belum siap untuk

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi.

Secara psikologis umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang, sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan. Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian pada pasangan yang umurnya pada waktu kawin relatif masih muda. Secara sosial ekonomi makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya dengan bertambahnya umur akan makin kuat dorongan mencari nafkah sebagai penopang (Romauli, 2012).

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan diluar kemampuan peneliti sehingga hasil yang diharapkan belum maksimal. Keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini meliputi:

1. Peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari KUA Karangmojo.

2. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang diambil berdasarkan catatan register, sehingga tidak dapat melihat kondisi responden yang sebenarnya.

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta dan pembahasannya di atas maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu hampir semua responden yang menikah dengan alasan hamil terlebih dahulu sebesar (91,5 %).

2. Pernikahan dini berdasarkan karakteristik responden mayoritas berusia 16-19 tahun yaitu sebesar (76,6%). Berpendidikan SMP sebesar (66,0%).

3. Sebagian besar pernikahan dini berdasarkan karakteristik usia 16-19 tahun dengan alasan menikah karena hamil yaitu sebesar (72,3%). 4. Sebagian besar pernikahan dini pada remaja mayoritas berpendidikan

SMP dengan alasan menikah karena hamil yaitu sebesar (66,0%). 5. Sebagian besar orang tua remaja menikah pada usia ≤19 tahun dengan

alasan remaja yang menikah karena hamil sebesar (61,7%).

6. Sebagian besar pendidikan orang tua yaitu SD dengan alasan remaja yang menikah karena hamil yaitu sebesar (57,4%).

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

B. Saran 1. Bagi Remaja

Diharapkan remaja dapat menambah pengetahuan baik dari tenaga kesehatan, media elektronik dan cetak mengenai dampak dari kesehatan reproduksi apabila mengalami kehamilan sebelum melangsungkan pernikahan pada usia ≤19 tahun.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Bidan diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap kejadian pernikahan dini berupa penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi kepada anak-anak SMP dan SMA yang ada disekolah. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk dapat melakukan penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pernikahan dini.

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta

Ahmad. (2009). Pernikahan Dini. Jakarta: Salemba Medika

Azinar, M. (2013). Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan. Kemas. Vol 8, No 2, 153-160

Bahar, A. Tarigan, G. Bangun, P. (2014). Identifikasi Faktor Pendorong Pernikahan Dini dengan Metode Analisis Faktor. Saintia Matematika, Vol 2, No 1, 1-11

BKKBN. (2012). Pernikahan Dini pada beberapa Provinsi di Indonesia Dahro, A. (2012). Psikologi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Desiyanti, I. W. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mafanget Kota Manado. Jikmu, Vol 5, No 2

Dinkes Kabupaten Gunungkidul. (2015). Profil Kesehatan Tahun 2015. Gunungkidul : Dinkes Kabupaten Gunungkidul

Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data Contoh Aplikasi Studi Kasus Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Istiqomah, A. (2014). Studi Kasus Pernikahan Dini di Desa Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta. Samudra Ilmu, Vol 5, No 2

Kementrian Agama DIY. (2015). Laporan Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk Tahun 2015. Yogyakarta

Kementrian Agama Gunungkidul. (2015). Laporan Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk Tahun 2015. Gunungkidul

Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika

Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Manuaba, IAC. Manuaba, IBGF. Manuaba, IBG. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan pada masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Mendatu, A. (2007). Kehamilan Tidak Diinginkan. Yogyakarta: Firma

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info Media

Poerwadarminto, WSJ. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Poltekkes Depkes Jakarta I. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika

Purwaningsih, E. (2013). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Pernikahan Dini di Desa Jambu Kidul Ceper Klaten. Involusi Kebidanan, Vol 4, No 7

Riskesdas. (2013). Masalah Reproduksi Remaja.

Romauloi, S. (2012). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaj. Jakarta: Raja Grafindo

Saryono. (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press SDKI. (2012). Pernikahan Perempuan Muda di Indonesia.

Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Soetjiningsih. (2008). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

Sopiyudin. (2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sujarweni, A. (2014). Metodologi Penelitian Keperawanan. Yogyakarta: Gava Media

WHO. (2014). The WHO Application of ICD-10 to deaths during pregnancy,

childbirth and the puerperium: ICD-MM.

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/70929/1/9789241548458_eng.pdf. Diakses pada tanggal 15 April 2016 Jam 14.30 WIB.

(35)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Yunita, A. (2014). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pernikahan Usia Muda Pada Remaja Putri di Desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo. Ngudi Waluyo, Vol 5, No 2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini banyak keterbatasan yaitu tidak dikendalikannya variable pengganggu didalam penelitian ini yaitu umur ibu, tingkat pendidikan, pencapaian dan jumlah

Berdasarkan data tabel 4.2 dapat diketahui bahwa gambaran proses pembelajaran mata kuliah Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan II (KDDK II) di Program Studi Ilmu

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui hasil uji Fisher’s Exact diperoleh nilai p sebesar 0,019 (p&lt;0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara

Tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 30 responden, responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang ASI eksklusif mempunyai kecenderung untuk menunjukkan sikap mendukung

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 17 Desember 2009 mengenai hubungan pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 17-22 Juni 2013 mengenai hubungan stimulasi psikososial dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah di

Hasil analisis data keterampilan menggosok gigi anak usia sekolah di SD Bangunkerto Turi Sleman Yogyakarta sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media