• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE OLEH BIDAN

DI PUSKESMAS WILAYAH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta

Disusun Oleh : Ngaisah NPM : 1307573

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

YOGYAKARTA 2009

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI PUSKESMAS WILAYAH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh Ngaisah NPM : 1307573

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan Di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

Tanggal : 24 Januari 2010 Menyetujui

Pembimbing I

Asrinah, SSiT M.Kes. NPP: 140 231 772

Pembimbing II

Sujiatini, SSiT M.Keb. NPP: 19710129 200112 2 002

Penguji

Sri Arini, M.Kep.

Mengesahkan,

Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta

(3)

INTISARI

GAMBARAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KECAMATAN BAWANG

KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 Ngaisah¹, Asrinah², Sujiatini³

Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) erat kaitannya dengan kualitas pemeriksaan Antenatal. Peran Bidan sangat penting dalam pelayanan Antenatal Care .

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care oleh bidan di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara

Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif observasional terhadap yaitu 20 sampel bidan yang bekerja di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara yang dianalisa dengan deskriptif mengenai karakteristik bidan dan tingkat kepatuhan dalam melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik Antenatal Care.

Hasil penelitian secara deskriptif dapat menggambarkan bahwa Pendidikan responden sebagian besar adalah D3 Kebidanan 57,5% dan pendidikan D1 (42,5%). Umur responden paling banyak adalah pada kelompok umur lebih dari 25 tahun 80%, sedangkan lebihnya kelompok umur kurang atau sama dengan 25 tahun 20%. Lama bekerja responden, diketegorikan lama (lebih 10 tahun) 70%, kategori cukup (5-10 tahun) 5%, kategori baru (< 5 tahun) 25%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah responden yang melaksanakan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal care responden dengan kompeten 70%, responden melaksanakan prosedur tetap tidak kompeten 30%.

Kata kunci : Protap, ANC, Bidan

1. Puskesmas Bawang 2. Poltek Banjarnegara 3. Stikes A. Yani Yogyakarta

(4)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION DESCRIPTION OF CONSTANT PROCEDURE ABOUT PHYSICAL CHECKUP OF ATENATAL CARE BY MIDWIFE IN

DISTRICT OF BAWANG REGION OF BANJARNEGARA Ngaisah 1) Asrinah 2) Sujiatini 3)

Mortality mother and baby are correlated with quality of ante natal care to pregnant. The role of midwife is important in ante natal care.

The purpose of this research is to know about the description of midwife compliant to Ante Natal Care standard services in Health Center Bawang- Banjarnegara region.

The method in this research uses the observational descriptive with 20 active midwife as samples in Health Center Bawang Banjarnegara region. Sample represents totally population. Data collecting of research uses the structure equate. Data analysis with Univariat . The result in this research shows that there are lots of midwives which do not obedient in Ante Natal Care services standard in pregnant women yet.

It was found that the majority 57,5 % are well educated D3 College, then the age groups midwives are 67,5%, more than 30 years old with work range more than 10 years are 72,5 % and 75,0% midwifes are competent to do the Ante Natal Care services standard.

The conclusion of this research is that the respondents who do the constant procedure of Antenatal physic checkup are 70%, and the respondents who do not do the constant procedure of Antenatal physic checkup are 30%.

Key words : Constant procedure, Ante Natal Care, Midwife 1) Health Center 1 Banjarnegara

2) Health Official of Banjarnegara Sub-Province 3) A. Yani Yogyakarta Polytechnic

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengambil judul ” Gambaran Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care di Puskesmas Bawang I Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009 ”. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III dan mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat bimbingan dan dukungan berbagai pihak, sehingga kesulitan – kesulitan yang penulis dapatkan pada akhirnya dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu dengan hati yang ikhlas penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Sri Werdati, SKM. M Kes, selaku Ketua STIKES Ahmad Yani Yogyakarta.

2. Ibu Tri Sunarsih, SST, selaku Ketua Program Studi Kebidanan STIKES Ahmad Yani Yogyakarta.

3. Ibu Asrinah, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing dan mengarahkan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Sujiatini, S.SiT, M.Keb selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing dan mengarahkan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

5. Ibu Sri Arini Winarti, M.Kep selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.

6. dr. Nuruddin Purwanto, selaku Kepala UPTD Puskesmas Bawang I yang telah memberikan ijin dan dukungannya selama penelitian.

7. Teman – teman staf Puskesmas Bawang I yang telah membantu dan memberikan dukungan baik moril maupun materiil sehingga penelitian ini bisa terselesaikan.

8. Suami dan anak – anak yang telah memberikan dukungan sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman – teman DIII Kebidanan STIKES Ahmad Yani Yogyakarta.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatsan serta kendala yang ada, Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang selanjutnya. Akhirnya semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin. Atas perhatian para pembaca penulis sampaikan terima kasih.

Banjarnegara, Januari 2010 Penulis

Ngasiah NPM : 1307573

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Teori ... 6

B. Kerangka Teori ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Desain Penelitian ... 17

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

C. Variabel Penelitian ... 17

D. Definisi Operasional ... 18

E. Populasi dan Sampel ( subyek penelitian ) ... 19

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 19

G. Analisa Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan ... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 17 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

di Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara... 20 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok

Umurdi Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara ... 21 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

di Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara ... 21 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemeriksaan

Fisik Antenatal Care di Kecamatan Bawang Kabupaten

Banjarnegara ... 22 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Umur Responden Berdasarkan

Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten

Banjarnegara... 24 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Responden

Berdasarkan Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care di wilayah Kecamatan Bawang

Kabupaten Banjarnegara ... 25 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Berdasarkan

Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 16

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penyusunan KTI

Lampiran 2 Permohonan ijin dari STIKES A. Yani Yogyakarta

Lampiran 3 Rekomendasi ijin penelitian dari BAPEDA Kab. Banjarnegara Lampiran 4 Permohonan menjadi responden

Lampiran 5 Persetujuan menjadi responden Lampiran 6 Ceklist penelitian

Lampiran 7 Hasil analisa penelitian Lampiran 8 Lembar konsultasi

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per 100,000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Jawa Tengah (2006) mencapai 101 per 100.000 kelahiran hidup (http://www.depkes.go.id).

AKI di Kabupaten Banjarnegara tahun 2008 adalah 140 per 100.000 kelahiran hidup (Din.Kes. Kab. Banjarnegara, 2008). AKI di Kecamatan Bawang adalah 3 orang dalam satu tahun (Kecamatan Bawang, 2008).

Upaya untuk mempercepat penurunan AKI masih merupakan salah satu program prioritas melalaui peningkatan pelayanan maternal diberbagai tingkat. Hal ini dikarenakan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI di negara – negara ASEAN lainnya (analisa.kia.jawa tengah,2007).

Salah satu sasaran ditetapkannya Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS), sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat tahun 2010, sebagai bagian dari program Safe Motherhood. Target yang ditetapkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Disebutkan pada visi MPS adalah semua perempuan di

(11)

2

Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat (Dep. Kes. RI, 2008).

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan masyarakat yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, serta pusat pembinaan, pengembangan dan layanan kesehatan masyarakat sekaligus sebagai pos terdepan dalam pengembangan kesehatan masyarakat ditingkat yang paling bawah dan memberikan pelayanan antenatal care bagi ibu hamil, sehingga diharapkan semua ibu hamil atas dukungan suami dan keluarga akan memeriksakan dan nantinya akan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya (Dep. Kes. RI, 1999).

Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan eklampsi. Selain penyebab langsung tersebut, kematian ibu juga dipengaruhi oleh hal-hal lain berupa status kesehatan wanita yang rendah, ketidak berdayaan tingkat pendidikan yang rendah pada ibu dan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan. Mengingat penyebab kematian ibu merupakan hal yang bisa dicegah apabila terdeteksi secara dini, maka salah satu kegiatan yang didahulukan adalah meningkatkan kualitas Ante Natal Care (ANC) oleh bidan.

Pengertian Prosedur tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care. Bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang memerlukannya, perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif (Dep Kes RI, 2002).

(12)

3

Pendapat Crasby (1994) yang menyatakan bahwa kualitas adalah kepatuhan terhadap standar yang diterapkan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang memerlukannnya perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11 Mei sampai dengan 23 Mei 2009, yaitu mengamati 9 bidan, dari hasil pengamatan tersebut ternyata 88,8 % belum melaksanakan ANC sesuai dengan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care.

Berdasarkan data – data diatas penulis terinspirasi untuk melakukan penelitian Gambaran Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care oleh Bidan.

B. Identifikasi Masalah

Bidan telah mengetahui prosedur tetap pemeriksaan fisik Antenatal Care, namun belum semuanya melaksanakan prosedur tersebut. Pertanyaan penelitian ” Bagaimanakah gambaran pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik Antenatal care oleh Bidan ”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care oleh Bidan.

(13)

4

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik bidan menurut umur, pendidikan, masa kerja.

b. Mengetahui gambaran pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care oleh bidan di puskesmas wilayah kecamatan Bawang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas, memberikan informasi tentang gambaran pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care untuk pengambilan kebijakan tentang pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care.

2. Bagi Praktisi Kebidanan, sebagai telaah bidan untuk lebih meningkatkan kepatuhan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care.

3. Bagi Peneliti, penelitian dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang prosedur tetap pemeriksan fisik antenatal care.

E. Keaslian Penelitian

Sejauh pengetahuan penulis, penelitian yang hampir sama dengan judul diatas adalah :

Penelitian Tinayanti (2007) tentang ” Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Bawang 2 Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara ”.

Rancangan penelitian menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Hasil penelitian menunjukan ada faktor – faktor intrinsik dan extrinsik yang

(14)

5

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsmsi tablet tambah darah. Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul, tempat, waktu, rancangan penelitian, variabel serta subyek yang diteliti.

(15)

21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banajarnegara pada bulan Nopember 2009. Kecamatan Bawang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Banjarnegara, mempunyai 18 desa binaan. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh pelur KIA Puskesmas Bawang II dengan jumlah responden sebanyak 20 orang.

1. Karakteristik Responden a. Pendidikan Responden

Jumlah responden menurut pendidikan dari hasil penelitian ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara

Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase

D1 Kebidanan 7 35,0

D3 Kebidanan 13 65,0

Jumlah Total 20 100,0

Sumber : Data Primer

Tabel 4.1 menunjukan bahwa mayoritas (65,0%) responden dengan tingkat pendidikan D3, sedangkan sisanya (35,0%) berpendidikan D1. Sampel sebanyak 20 responden, terdapat 7 orang berpendidikan D1 dan 13 orang berpendidikan D3. Dari 7 orang berpendidikan D1

(16)

22

tersebut terdapat 1 orang (14,3%) yang berkompeten, sedangkan terdapat 13 orang yang berpendidikan D3 ternyata 100% berkompeten. b. Umur

Jumlah responden menurut kelompok umur dari hasil penelitian ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Puskesmas wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara

Kelompok umur Frekuensi Prosentase

< 25 tahun 4 20,0 25 – 30 tahun 4 20,0 31 – 35 tahun 7 35,0 36 – 40 tahun 4 20,0 > 40 tahun 1 5,0 Jumlah total 20 100,0

Sumber : Data Primer

Tabel 4.2 menunjukan bahwa mayoritas (80,0%) responden berusia lebih dari 25 tahun, sedangkan sisanya (20,0%) berusia kurang dari 25 tahun. Sampel sebanyak 20 responden, terdapat 4 orang yang berusia < 25 th. Dari 4 orang tersebut semua (100%) berkompeten, dari 4 orang usia 25-30 hanya 1 orang (25%) yang berkompeten, dari 7 orang yang berusia 31-35 th sebanyak 4 orang (57,1%) yang kompeten, sedangkan dari 4 orang yang berumur 36-40 th sebanyak 4 orang (100%) kompeten dan dari 1 orang berumur >40 th termasuk kompeten.

(17)

23

b. Lama Bekerja

Jumlah responden menurut lama bekerja dari hasil penelitian ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Bekerja di Puskesmas wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara

Lama bekerja Frekuensi Prosentase

Baru (<5th) 5 25,0

Cukup (5-10 th) 1 5,0

Lama (>10 th) 14 70,0

Total 20 100,0

Sumber : Data Primer

Tabel 4.3 menunjukan bahwa mayoritas (70,0 %) responden lama bekerja > 10 tahun sebagai bidan, 25 % baru 5 tahun dan 5 % cukup lama. Semua bekerja di instansi pemerintah baik sebagai PNS maupun sebagai tenaga PTT. Sampel sebanyak 20 responden, terdapat 5 orang yang lama kerja dalam kategori baru. Dari 5 orang tersebut terdapat 3 orang (60%) yang berkompeten, sedangkan terdapat 1 orang yang kategori cukup lama bekerja ternyata 100% berkompeten dan dari 14 orang yang dalam kategori lama bekerja sebanyak 10 orang (71,4%) yang berkompeten.

2. Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Ante Natal Care (ANC)

Hasil pengamatan terhadap standar pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care sesuai prosedur dari hasil penelitian ditampilkan pada tabel berikut :

(18)

24

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Ante Natal Care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara

Prosedur Tetap ANC Frekuensi Prosentase

Tidak Kompeten 6 30,0

Kompeten 14 70,0

Jumlah Total 20 100,0

Sumber : Data Primer

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas (70,0 %) responden melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care dengan kompeten, sedangkan 30,0 % melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care tidak kompeten.

Untuk distribusi frekwensi umur responden menurut pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik ante natal care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Umur Responden Berdasarkan Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Ante Natal Care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara

Kelompok umur Pelaksanaan Prosedur Jumlah Total Tidak Kompeten Kompeten

Frek % Frek % Frek %

< 25 tahun 0 0.0 4 100.0 4 100 25 – 30 tahun 3 75.0 1 25.0 4 100 31 – 35 tahun 3 42.9 4 57.1 7 100 36 – 40 tahun 0 0.0 4 100 4 100 > 40 tahun 0 0.0 1 100 1 100 Jumlah total 6 14 20

(19)

25

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok umur responden yang melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care dengan kompeten sebagian besar ada pada masing-masing kelompok umur, kecuali pada kelompok umur 25 – 30 th hanya 1 orang ( 25 % ) dari 4 orang pada kelompok tersebut. Sedang yang tidak kompeten melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care ada 6 orang yaitu pada kelompok umur 25 -30 tahun.sebanyak 3 orang dan kelompok 31 -35 tahun.

Dan distribusi frekwensi lama bekerja responden menurut pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik ante natal care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Lama Bekerja Responden Berdasarkan Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara

Lama Bekerja Pelaksanaan Prosedur Jumlah Total Tidak Kompeten Kompeten

Frek % Frek % Frek %

Baru ( < 5 th ) 2 40.0 3 60.0 5 100.

Cukup(5-10 th) 0 0.0 1 100 1 100

Lama (>10 th 4 28.6 10 71.4 14 100

Jumlah total 6 14 20

Sumber : Data Primer

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa berdasarkan lama bekerja responden yang melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care

(20)

26

dengan kompeten sebagian besar ada pada responden yang telah bekerja lebih dari 10 tahun, Sedang yang tidak kompeten melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care ada 6 orang yaitu pada responden yang baru bekerja sebanyak 2 orang dan pada reseponden yang lama bekerja sebanyak 4 orang.

Sedangkan distribusi frekwensi pendidikan responden menurut pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik ante natal care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Berdasarkan Pelaksanaan Prosedur Tetap Pemeriksaan Fisik Antenatal Care di wilayah Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara

Lama Bekerja Pelaksanaan Prosedur Jumlah Total Tidak Kompeten Kompeten

Frek % Frek % Frek %

D1 Kebidanan 6 85.0 1 15.0 7 100

D3 Kebidanan 0 0.0 13 100.0 13 100

Jumlah total 6 14 20

Sumber : Data Primer

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa berdasarkan pendidikan responden yang melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care dengan kompeten sebagian besar ada pada responden yang berpendidikan D3, Sedang yang tidak kompeten melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care ada 6 orang yaitu pada responden yang berpendidikan dan pada reseponden yang lama bekerja sebanyak 4 orang.

(21)

27

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden a. Pendidikan Responden

Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa mayoritas (65,0%) responden dengan tingkat pendidikan D3, sedangkan sisanya (35,0%) berpendidikan D1. Hasil crosstabs menunjukan bahwa sampel sebanyak 20 responden, terdapat 7 orang berpendidikan D1 dan 13 orang berpendidikan D3. Dari 7 orang berpendidikan D1 tersebut terdapat 1 orang (14,3%) yang berkompeten, sedangkan terdapat 13 orang yang berpendidikan D3 ternyata 100% berkompeten.

Hasil penelitian ini sesuai dengan data kepegawaian Puskesmas Bawang 1 yang menunjukkan bahwa pada tahun 2009 sebagian besar bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bawang I telah menempuh pendidikan D3. Hal ini disebabkan karena sejak tahun 2004, bidan lulusan D1 banyak yang melanjutkan pada jenjang D3, sehingga dapat dipahami apabila responden mayoritas adalah lulusan pendidikan D3 kebidanan.

Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, bidan diharapkan dapat menerapkan prosedur tetap pemeriksaan fisik ANC secara benar. Sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku responden dalam pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care adalah pendidikan.

(22)

28

Hal ini didukung oleh pendapat Niven (2002) yang menyatakan bahwa pendidikan bidan dapat meningkatkan kepatuhan bidan dalam melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik ANC. Bidan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan mampu melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik ANC secara benar. b. Umur Responden

Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa mayoritas (80,0%) responden berusia lebih dari 25 tahun, sedangkan sisanya (20,0%) berusia kurang dari 25 tahun. Hasil crosstabs menunjukan bahwa sampel sebanyak 20 responden, terdapat 4 orang yang berusia < 25 th. Dari 4 orang tersebut semua (100%) berkompeten, dari 4 orang usia 25-30 hanya 1 orang (25%) yang berkompeten, dari 7 orang yang berusia 31-35 th sebanyak 4 orang (57,1%) yang kompeten, sedangkan dari 4 orang yang berumur 36-40 th sebanyak 4 orang (100%) kompeten dan dari 1 orang berumur >40 th termasuk kompeten.

Hasil penelitian ini sesuai dengan data Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara yang menunjukkan bahwa bidan yang bekerja di wilayah Kecamatan Bawang sebagian besar lebih dari 30 tahun.

Usia berkaitan dengan kematangan berpikir yang turut berpengaruh dalam perilaku individu (Notoatodjo, 2003). Dari pendapat tersebut dapat diharapkan bidan dengan usia yang lebih

(23)

29

matang akan mampu melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik ANC secara benar.

c. Lama Bekerja Responden

Hasil analisis univariat menunjukan bahwa mayoritas (70,0 %) responden lama bekerja > 10 tahun sebagai bidan, 25 % baru 5 tahun dan 5 % cukup lama (5 – 10 tahun). Hasil crosstabs, sampel sebanyak 20 responden, terdapat 5 orang yang lama kerja dalam kategori baru. Dari 5 orang tersebut terdapat 3 orang (60%) yang berkompeten, sedangkan terdapat 1 orang yang kategori cukup lama bekerja ternyata 100% berkompeten dan dari 14 orang yang dalam kategori lama bekerja sebanyak 10 orang (71,4%) yang berkompeten.

Lama bekerja berkaitan erat dengan pengalaman individu dalam melaksanakan tugas sehari-hari, termasuk dalam hal ini kewajiban bidan dalam melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik ANC. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi perilaku individu adalah faktor karaktristik yang meliputi pendidikan, usia dan faktor pengalaman.

Dari teori Notoatmodjo (2003) tersebut dapat diharapkan bidan dengan masa kerja yang lebih lama akan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik ANC.

(24)

30

2. Pemeriksaan fisik Antenatal Care (ANC)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (75,0 %) responden melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik ante natal care dengan benar. Hasil penelitian tersebut sama dengan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 11 Mei sampai dengan 23 Mei 2009, yaitu mengamati 9 bidan, yang menunjukkan bahwa 88,8 % bidan belum melaksanakan ANC sesuai dengan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care.

Fenomena yang menjadi hasil penelitian ini dimungkinkan karena sebagian besar responden berusia > 30 tahun, mempunyai masa kerja > 10 tahun dan berpendidikan D3 Kebidanan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa faktor utama yang meempengaruhi perilaku bidan dalam pelaksanaan prosedur tetap peemeriksaan fisik ANC adalah faktor usia, pendidikan dan pengalaman. Jadi dengan usia, pendidikan dan pengalaman yang memadai akan memberikan keputusan untuk melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care yang benar agar kualitasnya terus meningkat.

(25)

31

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendidikan responden sebagian besar adalah D3 Kebidanan 65,0% sedangkan pendidikan D1 35,0%.

2. Mayoritas (80,0%) responden berusia lebih dari 25 tahun, sedangkan sisanya (20,0%) berusia kurang dari 25 tahun.

3. Mayoritas (70,0 %) responden lama bekerja > 10 tahun sebagai bidan, 25 % baru 5 tahun dan 5 % cukup lama (5 – 10 tahun).

4. Mayoritas (70,0 %) responden melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik ante natal care dengan kompeten dan (30,0%) tidak kompeten dalam melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik ante natal care.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat diberikan saran – saran sebagai berikut :

1. Bagi Praktisi Kebidanan

Diharapakan praktisi kebidanan dapat mempertahankan kualitas pemeriksaan fisik Antenatal Care yang sudah baik demi kemajuan ilmu kebidanan dimasa yang akan datang.

(26)

32

2. Bagi Puskesmas wilayah Kecamatan Bawang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan monitoring dan evaluasi bagi Puskesmas wilayah Kecamatan Bawang untuk dapat membuat rencana tindak lanjut kegiatan pelaksanaa prosedur tetap pemeriksaan fisik ante natal care, misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada bidan-bidan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik ANC.

3. Bagi Bidan

Hendaknya semua bidan yang ada diwilayah Puskesmas Bawang akan lebih kompeten dalam melaksanakan prosedur tetap pemeriksaan fisik antenatal care agar kualitas pelayanan terhadap masyarakat menuai hasil yang memuaskan bagi semua.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lengkap dan sempurna, misalnya dengan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan prosedur tetap pemeriksaan fisik ANC.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Budiarto, 2001, Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC.

Dep. Kes. RI, 2002, Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta.

Depdikbud, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Estiwidani At All, 2008, Konsep Kebidanan, Yogyakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.369/Men.Kes/SK/III/2007,

Standar Profesi Bidan, Jakarta.

Niven, 2002, Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat dan Profesional

Kesehatan Lain, Yogyakarta : EGC.

Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Yogyakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Prawirohardjo, S, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, S, 2005, Ilmu Kandungan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Sarwono, 2006, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian , Bandung : Alfabeta Soekanto, S, 2002, Sosiologi suatu pengantar, Jakarta : Rajawali Pers

Tinayanti, 2007, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

Referensi

Dokumen terkait

Para ahli hukum Indonesia, umumnya berpendapat syarat subyektif mencakup adanya unsur kesepakatan secara bebas dari pihak yang berjanji dan kecakapan dari pihak yang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penerima Tunjangan Profesi

Rangka divan diletakan pada meja yang telah disediakan kemudian hard pad direkatkan pada divan dengan menggunakan lem lateks selanjutnya busa yang dibutuhkan

Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari craton China Utara, yang kemudian akibat pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan pada

terutama bahan dokumen tercetak merupakan dasar dalam membangun suatu koleksi digital yang nantinya akan dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan akses informasi

Selanjutnya dilakukan simulasi monte carlo dengan menggunakan add in crystal ball pada microsoft office excel yang input datanya berupa biaya pekerjaan dari hasil wawancara,

Penelitian yang dilakukan oleh Raharjo (2009) mengatakan bahwa work family conflict berpengaruh positif yang signifikan terhadap variabel job stress atau stres kerja dan

Karyawan yang kadang-kadang membuat kesalahan tata bahasa tetapi tidak mempengaruhi makna, maka diberi skor empat.. Mereka yang tidak ada atau sedikit kesalahan tata bahasa, maka