STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE
PADA SISWI DI SD NEGERI NGEBEL TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh :
ADE SUPRIYADI NPM : 3208108
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE
PADA SISWI DI SD NEGERI NGEBEL TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
Ade Supriyadi1, Induniasih2, Dwi Susanti3
INTISARI
Latar Belakang : Menarche merupakan mestruasi pertama yang biasanya terjadi dalam rentang waktu 10-16 tahun pada perempuan. Perasaan bingung, gelisah dan tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seseorang wanita yang mengalami menstruasi pertama kali. Namun hal ini semakin diperparah apabila pengetahuan remaja tentang menstruasi sangat kurang. Kesiapan atau ketidaksiapan menghadapi menarche berdampak terhadap reaksi individual remaja putri pada saat menstruasi pertama yang berdampak positif atau negatif. Berdasarkan hasil study pendahuluan di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta didapatkan hasil bahwa siswi kurang memahami tentang menstruasi.
Tujuan : Diketahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas V dan VI SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta berjumlah 32 siswi dengan tehnik pengambilan sampel total sampling. Analisa data menggunakan kendall tau. Hasil penelitian : Menunjukan ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Hal ini ditunjukan dengan nilai p (0,003) < 0,005. Dengan keeratan hubungan sedang (0,435)
Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siwsi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta dengan keratan hubungan sedang.
Kata kunci : pengetahuan, menarche.
1Mahasiswa STIKES A.Yani Yogyakarta 2Dosen POLTEKKES KEMENKES Yogyakarta 3Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
THE RELATION BETWEEN THE LEVEL OF TEENAGER KNOWLEDGE ABOUT MENSTRUATION WITH THE READINESS OF FACING
MENARCHE IN GIRLS AT SD NEGERI NGEBEL
TAMANTIRTOKASIHAN BANTUL YOGYAKARTA
Ade Supriyadi1, Induniasih2, Dwi Susanti3
ABSTRACT
Background : Menarche is the first menstruation that usually happens in 10-16 ages of girls. Confused, anxious, and uncomfortable are always embodied the feeling of a girl experiences menstruation the first time, but it would be worst when she knows less about menstruation. Ready or not to face menarche impacts to the reaction of each girls, negative or positive. According to the result of the preface study at SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul, Yogyakarta, students do not understand about menstruation at all.
Objectives : To discover the correlation of girls knowledge level about menstruation with the girls’ readiness to face menarche at SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Method : This research is non-experimental with a cross sectional project. Population in this research are the grade five and six students at SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta totally 32 people taken with total sampling. Analysis data uses kendall tau.
Result : To indicate that there is a correlation of girls knowledge level about menstruation with the girls’ readiness to face menarche at SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. It is indicated by the value of p (0,003) < 0,005, and medium strength of the relationship (0,435).
Conclusion : There is a significant correlation between girls knowledge level about menstruation with the girls’ readiness to face menarche at SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta with medium strength of the relationship. Keywords : knowledge, menarche.
1
College STIKES A.Yani Yogyakarta
2Lecturer POLTEKKES KEMENKES Yogyakarta 3Lecturer STIKES A.Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Januari 2014
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi dengan Kesiapan Menghadapi Menarche pada Siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp. B. selaku Ketua STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta 2. Dewi Retno Pamungkas, S.Kep., Ns., MNg. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan studi khususnya dalam pembuatan usulan penelitian ini.
3. Ida Nursanti, S.Kep., Ns., MPH. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap skripsi ini.
4. Induniasih, S.Kp., M.Kes. selaku dosen pembimbing I, terimakasih atas semua bimbingan, waktu dan ilmu yang sudah ibu berikan kepada saya. Tidak lupa juga terimakasih saya ucapkan untuk kesabaran ibu dalam membimbing saya selama ini.
5. Fajriyati Nur Azizah, S.Kep., Ns. selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas semua bimbingan, waktu dan ilmu yang sudah ibu berikan kepada saya. Tidak lupa juga terimakasih saya ucapkan untuk kesabaran ibu dalam membimbing saya selama ini.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
6. Dwi Susanti, S.Kep., Ns. selaku pengganti dosen pembimbing II, terimakasih atas semua bimbingan, waktu dan ilmu yang sudah ibu berikan kepada saya. Tidak lupa juga terimakasih saya ucapkan untuk kesabaran ibu dalam membimbing saya selama ini.
7. Kepala Sekolah SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian. Kepada siswi kelas 5 dan 6 di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta yang telah membantu peneliti berpartisipasi untuk jalannya penelitian.
8. Seluruh pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dan perbaikan. Semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, juga semua pihak yang membacanya khususnya dalam menambah wawasan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan keperawatan maternitas. Amin
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, Januari 2014
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii INTISARI ... iii ABSTRACT ... iv PERNYATAAN ... v MOTTO ... vi PERSEMBAHAN ... viiKATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8 1. Remaja ... 8 2. Menarche ... 13 3. Pengetahuan ... 23 4. Kesiapan ... 28 B. Kerangka Teori ... 34 C. Kerangka Konsep ... 35 D. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
D. Variabel Penelitian ... 37
E. Definisi Operasional ... 39
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 39
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
I. Etika Penelitian ... 49 J. Pelaksanaan Penelitian ... 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian ... 52 B. Pembahasan ... 56 C. Keterbatasan ... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi... 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner kesiapan menghadapi menarche ... 41
Tabel 3.4 Rancangan analisis Univariat ... 48
Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien kolerasi... 49
Tabel 4.1 Frekuensi Karakteristik Remaja Putri ... 53
Tabel 4.2 Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri ... 54
Tabel 4.3 Frekuensi Kesiapan Remaja Putri ... 54
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori... 34 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat-surat izin uji validitas dan penelitian Lampiran 4. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5. Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 6. Kuesioner Penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangPembangunan suatu bangsa dan negara adalah kegiatan yang berkelanjutan. Agar pembangunan tetap berjalan, maka harus dipersiapkan generasi muda sebagai penerus bangsa pelestari cita-cita perjuangan bangsa dan tidak ketinggalan pula untuk penanganan dan perhatian dari sektor kesehatan. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, maka remaja memiliki tugas perkembangan yang tidak mudah. Mereka harus mendapatkan identitas diri yang positif agar dapat berkembang sebagai dewasa muda yang sehat dan produktif (Depkes 2003).
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi tidak juga termasuk golongan orang dewasa (Hurlock, 2006).
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Sarwono, 2011). Pertumbuhan penduduk usia remaja terjadi di berbagai negara, demikian pula di Indonesia, saat ini remaja di Indonesia mencapai 26,8 % atau sekitar 63 juta jiwa. Remaja adalah calon generasi penerus bangsa yang besar pengaruhnya atas segala tindakan yang mereka lakukan (BPS, 2010).
Pubertas pada perempuan umumnya terjadi di usia 9-12 tahun, sedangkan pubertas pada laki-laki terjadi di usia yang lebih tua yaitu 9-14 tahun. Menurut World Health Organization (WHO) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Departemen Kesehatan yaitu yang berusia 10 sampai 19 tahun
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
dan belum kawin. Pubertas pada perempuan dapat ditandai dengan datangnya menstruasi untuk pertama kalinya (menarche) (Widyastuti dkk, 2009).
Menarche merupakan mestruasi pertama yang biasanya terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah pubertas sebelum
memasuki masa reproduksi (Proverawati dan Misaroh, 2009). Di Indonesia gadis remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan rata-rata menarche 12,5 tahun, usia menarche lebih dini di daerah perkotaan dari pada yang tinggal di desa dan juga lebih lambat wanita yang kerja berat (Wiknjosastro, 2002). Menstruasi adalah suatu peristiwa baru yang dapat menyebabkan seorang remaja putri stress atau karena perubahan negatif lain. Pada umumnya gejala yang timbul pada saat haid pertama kali (menarche), yaitu kecemasan atau ketakutan yang diperkuat dengan keinginan-keinginan untuk menolak proses fisiologis. Maka banyak peristiwa menstruasi pertama dihayati sebagai suatu pengalaman traumatis (Yetty, 2005).
Menurut Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2002-2003 pengetahuan remaja tentang masalah kesehatan reproduksi masih rendah yaitu pengetahuan laki-laki 46,1% dan pengetahuan perempuan sekitar 43,1%. Hal tersebut didukung oleh penelitian Rosidah tahun 2006. Penelitiannya menunjukkan bahwa dari 52 responden berdasarkan pengetahuan tentang menarche diperoleh responden dengan pengetahuan baik sebanyak 15 siswi, pengetahuan cukup sebanyak 14 siswi dan dengan pengetahuan kurang sebanyak 23 siswi.
Kurangnya pengetahuan disebabkan karena dari segi fisik dan psikologis remaja belum matang, informasi yang kurang dari orang tua, sulitnya mencari informasi karena letak desa yang jauh dari perkotaan menyebabkan timbulnya perasaan cemas dan takut pada remaja ketika menstruasi pertama tiba. Sumber informasi mengenai menstruasi adalah dari teman (50%), ibu (37%), saudara (15%) dan sebanyak 30% remaja putri yang tidak pernah mendapatkan informasi dari siapapun sebelum menstruasi (Rosidah, 2006).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Meningkatkan minat baca yang berhubungan dengan menarche dan meningkatkan pengetahuan remaja tentang masalah kesehatan, sekolah adalah tempat yang paling tepat karena sekolah merupakan perpanjangan tangan dari keluarga dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, sehingga sekolah sangat berperan dalam proses penyampaian informasi kesehatan kepada remaja (Notoatmodjo, 2007).
Pada usia pubertas pengetahuan yang mantap tentang reproduksi merupakan modal yang penting untuk menjalani fase kehidupannya dan melaksanakan tugas pekembangannya. Hal ini diperlukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan remaja akibat kurangnya pengetahuan tentang reproduksi. Kurangnya pengetahuan tentang reproduksi khususnya menstruasi pada remaja putri dapat berdampak terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche. Kesiapan atau ketidaksiapan menghadapi menarche berdampak terhadap reaksi individual remaja putri pada saat menstruasi pertama yang berdampak positif atau negatif. Pengetahuan tentang menstruasi dapat distimulus dari berbagai faktor, diantaranya : sosial ekonomi, kultur, pendidikan, pengalaman. Bagi remaja putri yang tingkat pengetahuan pendidikan kesehatan tentang menstruasi yang rendah, mereka akan merasa cemas dalam menghadapi menarche (Rosidah, 2006).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013 di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta dengan metode wawancara terbuka yang dilakukan pada 10 orang dari 32 siswi kelas V dan VI yang belum mengalami menarche di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta, dimana diperoleh data siswi 2 siswi mengatakan bahwa mereka tahu mengenai menarche dan siap menghadapi menarche, 4 siswi tahu mengenai menarche tapi belum siap dalam menghadapi menarche, sedangkan 4 siswi tidak tahu dan tidak siap dalam menghadapi menarche. Menurut guru kelas VI disekolah tersebut, ia mengatakan bahwa kurikulum pembelajaran di sekolah belum menunjang pengetahuan remaja usia pubertas tentang reproduksi khususnya tentang pengetahuan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
menstruasi dan cara menghadapi menstruasi sangat kurang dan merasa cemas. Hampir setiap tahun beberapa siswi mengalami menstruasi pertama di sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana ―Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan Menghadapi Menarche pada Siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta‖.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ―Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan dalam menghadapi menarche pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.‖
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui tingkat pengetahuan tentang menstruasi pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
b. Diketahui kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
c. Diketahui keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang menstruasi. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi, ilmu pengetahuan dan bahan referensi bagi ilmu keperawatan khususnya untuk keperawatan maternitas.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Bagi remaja putri khususnya remaja putri yang belum mengalami menarche di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang menstruasi, sehingga remaja putri siap dalam menghadapi menarche.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukkan bagi pengelola pendidikan dan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta dan dapat juga sebagai masukkan dalam memberikan bimbingan konseling pada remaja putri. Dan ditambahkan sebagai kurikulum pembelajaran.
c. Bagi Institusi
Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan perpustakaan dan dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta.
d. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pembelajaran dan wawasan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang menstruasi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
E. Keaslian Penelitian
Penelitian hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan mengahadapi menarche pada siswi belum pernah dilaksanakan di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Penelitian hampir serupa yang pernah dilakukan yaitu :
1. Rosidah, I (2006), dengan judul Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi SMP Harapan Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak dengan menggunakan metode diskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang menarche. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden berdasarkan pengetahuan tentang menarche diperoleh responden dengan pengetahuan baik sebanyak 15 siswi (28,9%), pengetahuan cukup sebanyak 14 siswi (26,9%) dan dengan pengetahuan kurang sebanyak 23 siswi (44,2%). Berdasarkan pengalaman sudah menarche di peroleh siswi dengan pengetahuan baik sebanyak 13 siswi (44,8%), pengetahuan cukup 8 siswi (27,6%) dan pengetahuan kurang 8 siswi (27,6%). Sedangkan berdasarkan pengalaman belum menarche di peroleh siswi dengan pengetahuan baik sebanyak 2 siswi (8,7%), 6 siswi (26,1%) dengan pengetahuan cukup dan 15 siswi (65,2%) dengan pengatahuan kurang.
Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian diatas adalah metode yang digunakan menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan cross sectional. Perbedaannya adalah pada penelitian ini menggunakan variabel tunggal, tempat penelitian dan sampel penelitian yang digunakan. Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas V dan VI di SD Negeri Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
2. Dwiana, A. W. A. (2010), dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas 1 di SMP Theresiana Jambu, Semarang, Jawa Tengah. Jenis penelitian ini non eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
siswi putri di SMP Theresiana Jambu Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan tentang menstruasi dan kesiapan menghadapi menarche. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan tingkat kesiapan siswi dalam menghadapi menarche, berdasarkan nilai Contonuity Correlation hitung yang lebih besar dari pada nilai Chi square tabel (11,204>5,591) atau signifikasi hitung yang lebih kecil dari dari signifikasi 0,05 (0,004<0,05).
Persamaannya adalah variabel yang digunakan. Sedangkan
perbedaannya pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik non eksperimental, uji statistik yang digunakan yaitu chi-square, tempat penelitian, dan sampel penelitian yang digunakan. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswi kelas V dan VI di SD Negeri Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. 3. Lisnawati (2003), dengan judul Peranan Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Melalui Metode Ceramah Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Mestruasi pada murid SD Negeri Tukangan I dan II Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment non equivalent control desain. Sampelnya adalah siswi SD. Subyek penelitian terdiri dari 46 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok (perlakuan dan kontrol) dan dilakukan pengukuran yaitu pretest dan posttest. Persamaannya yaitu meneliti tentang tingkat pengetahuan. Sedangkan perbedaannya pada penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment, subyek, lokasi, waktu, tempat dan hasil penelitian.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SD Negeri Ngebel merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di Dusun Ngebel, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan memiliki luas 848 m2. Proses perjalanan SD Negeri Ngebel diawali dengan berdirinya SD Negeri Ngebel pada tahun 1958 dengan status mutu Sekolah Standar Nasional akreditasi A. Berdasarkan pemikiran bahwa pendidikan dasar yang berada pada kawasan dusun ini yang berdasarkan pemikiran ditujukan untuk mengembangkan intelektual dan keterampilan kognitif. SD Negeri Ngebel terdiri dari 9 ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, ruang guru, ruang kepala sekolah, TU, dapur, ruang ibadah, ruang UKS, kamar mandi, dan ruang tamu. SD Negeri Ngebel terdiri dari 225 siswa (L=119, P=106).
Lokasi SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta ini cukup dekat dengan sumber informasi seperti internet, media elektronik, media massa dan memiliki karakteristik masyarakat yang bermacam-macam. SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta berada diwilayah Puskesmas Kasihan. Lokasi Puskesmas dengan SD cukup jauh. Rata-rata siswi di SD Negeri Ngebel belum mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang menarche dari guru, orang tua maupun dari Puskesmas. Menurut kepala sekolah di SD tersebut mengatakan kurikulum pembelajaran mengenai menstruasi, perkembangan fisik remaja dan reproduksi manusia diajarkan di semester genap di kelas VI. Responden belum mendapatkan materi tersebut karena penelitian dilakukan pada awal semester ganjil.
2. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap karakteristik remaja putri kelas V dan VI Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
53
Tabel 4.1. Karakteristik Remaja Putridi SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Umur 10 tahun 11 tahun 12 tahun 3 23 6 9,4 71,9 18,8 Kelas Kelas 5 Kelas 6 15 17 46,9 53,1 Pekerjaan orang tua
PNS Pegawai swasta Buruh/petani Wiraswasta 3 14 9 6 9,4 43,8 28,1 18,8 Pernah mendapat informasi
tentang menstruasi Pernah Belum 12 20 37,5 62,5 Pernah melihat keluarga sedang
mengalami menstruasi Sudah Belum 21 11 65,6 34,4 N : 32
Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berumur 11 tahun sebanyak 23orang (71,9%), responden duduk di bangku kelas 6 SD sebanyak 17 orang (53,1%), pekerjaan orang tua adalah pegawai swasta sebanyak 14 orang (43,8%), siswi belum pernah mendapatkan informasi tentang menstruasi sebanyak 20 orang (62,5%), dan siswi pernah melihat keluarga sedang mengalami menstruasi sebanyak 21 orang (65,6%).
3. Tingkat Pengetahuan tentang Menstruasi
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan tentang menstruasi pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
54
Tabel 4.2.Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi Pada Siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik Cukup Kurang 11 7 14 34,4 21,9 43,8 Jumlah 32 100
Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang menstruasi sebanyak 14 orang (43,8%).
4. Kesiapan Menghadapi Menarche
Hasil analisis kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3.Kesiapan Menghadapi Menarche
Pada Siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
Kesiapan menghadapi menarche Frekuensi Persentase
Siap Tidak siap 15 17 46,9 53,1 Jumlah 32 100
Tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi menarche sebanyak 17 orang (53,1%).
5. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan Menghadapi Menarche
Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan dalam menghadapi menarche di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta disajikan pada table sebagai berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
55
Tabel 4.4.Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan Menghadapi Menarche
di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
Tingkat Kesiapan menghadapi menarche Total Τ p-
Pengetahuan Siap Tidak siap Value
f % f % f %
Baik 8 25,0 3 9,4 11 34,4 0,435 0,003
Cukup 4 12,5 3 9,4 7 21,9
Kurang 3 9,4 11 34,4 14 43,8
Total 15 46,9 17 53,1 32 100
Tabel 4.4 menunjukkan remaja putri yang memiliki pengetahuan baik tentang menstruasi sebagian besar siap menghadapi menarche sebanyak 8 orang (25,0%). Remaja putri yang memiliki pengetahuan cukup sebagian besar memiliki kesiapan menghadapi menarche sebanyak 4 orang (12,5%). Remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar tidak memiliki kesiapan menghadapi menarche sebanyak 11 orang (34,4%).
Hasil uji Kendal tau diperoleh p-value sebesar 0,003< 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Nilai koefisiensi korelasi yang diperoleh sebesar 0,435. Angka hasil pengujian tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi. Nilai koefisiensi (0,435) terletak diantara 0,400 – 0,599 yang berarti keeratan hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche adalah sedang.
B. Pembahasan
1. Tingkat pengetahuan tentang menstruasi
Tingkat pengetahuan tentang menstruasi pada remaja putri di SD Negeri Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta sebagian besar adalah kurang (43,8%). Menurut penelitian Rosidah (2006) mereka yang mempunyai
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
56
pengetahuan yang kurang, mereka mempunyai kesiapan yang buruk dalam menghadapi menarche. Hal ini disebabkan karena responden dari segi fisik dan psikologis masih belum matang, informasi yang kurang dari orang tua, dan sulitnya mencari informasi karena letak desa yang masih jauh dari perkotaan. Menurut Notoatmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu sebagai akibat proses penginderaan terhadap obyek tertentu melalui panca indera dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Tingkat pengetahuan siswa yang kurang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pendidikan, pengalaman, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. Pada penelitian ini tingkat pengetahuan siswa yang kurang dipengaruhi oleh umur siswa yang masih muda, sebagian besar berumur 11 tahun(71,9%), bahkan ada yang berusia 10 tahun (9,4%). Menurut Kartono (2006) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Semakin dewasa usia akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan yang dimiliki dan bagaimana cara mendapatkan informasi tersebut.
Hal lain yang menyebabkan siswa kurang pengetahuan tentang menstruasi adalah sumber informasi. Informasi yang kurang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan tentang menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar reponden 62,5% belum mendapatkan informasi. Menurut kepala sekolah di SD Negeri Ngebel salah satu kurangnya informasi karena siswi belum mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang menstruasi dari guru, orang tua maupun dari puskesmas. Kurikulum pembelajaran mengenai menstruasi, perkembangan fisik remaja dan reproduksi manusia diajarkan di semester genap di kelas VI. Responden belum mendapatkan materi tersebut karena penelitian dilakukan pada awal semester ganjil. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi (2010) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan dan sosial budaya. Sebagian besar pekerjaan orang tua responden yaitu pegawai swasta 43,8%.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
57
Tingkat pengetahuan yang kurang didasari dengan adanya pengalaman dapat berpengaruh terhadap kesiapan siswi dalam menghadapi menstruasi yang pertama. Pengalaman tersebut berasal dari pengalaman melihat keluarga yang mengalami menstruasi sebanyak 65,6%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dimana pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Hal ini berarti remaja putri yang memiliki pengetahuan yang buruk tentang menstruasi perlu lebih banyak paparan informasi supaya memiliki kesiapan dalam menghadapi menarche.
2. Kesiapan menghadapi menarche
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja remaja putri di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta tidak memiliki kesiapan menghadapi menarche sebanyak 17 orang (53,1%). Menurut penelitian Dwiana (2010) mereka yang mempunyai pengetahuan yang baik akan mempunyai kesiapan yang baik pula dalam menghadapi menarche. Hal tersebut didukung oleh karakteristik responden dimana umur remaja putri yang sebagian besar masih 11 tahun (71,9%). Hal ini sesuai pendapatan Notoatmodjo (2003) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan individu adalah umur. Semakin tua umur seseorang, maka pengalaman akan bertambah sehingga akan meningkatkan pengetahuannya akan suatu obyek. Pengetahuan tentang menstruasi dapat mempengaruhi tingkat kesiapan menghadapi menarche.
Ketidaksiapan remaja putri menghadapi menarche juga didukung tingkat pendidikan mereka masih duduk di bangku kelas 5 dan 6 SD. Menurut Notoatmodjo (2003) semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
58
Hasil penelitian ini sesuai teori yang dikemukakan Notoatmodjo (2003) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan individu adalah pengetahuan. Pengetahuan akan membentuk kepercayaan dan akan memberikan dasar bagi pengembangan selanjutnya dan menentukan sikap terhadap objek tertentu. Pengetahuan yang luas menyebabkan seseorang lebih siap dan matang dalam menjalani segala persoalan yang terjadi dengan baik.
3. Hubungan tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche
Hasil uji statistik menunjukkan uji Kendal tau menunjukkan p-value 0,003 yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche di SD Negeri Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Menstruasi yang datang lebih awal dialami sebagai beban baru atau tugas baru yang tidak menyenangkan sehingga remaja putri tidak siap menghadapinya. Reaksi individual remaja putri pada saat menstruasi pertama sangat bervariasi. Peristiwa ini dapat menimbulkan kejutan hebat dan iritasi (rangsangan yang sifatnya mengganggu) yang meningkat, perasaan tidak enak, rasa mual dan ingin muntah disertai rasa lelah dan diliputi suasana depresi, sedih, tertekan (Kartono, 2006). Untuk itu, penting bagi seorang remaja putri selalu berpikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami, seperti halnya keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang lain. Tentunya sikap yang positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup, sehingga remaja putri lebih siap baik siap secara fisik, mental, dan spiritual. Remaja putri yang sudah mengetahui dan sudah mendapatkan informasi tentang akan datangnya menstruasi maka mereka akan bisa mempersiapkan diri sehingga tidak akan mengalami kecemasan malahan menganggap hal itu sebagai suatu proses yang alami dan merupakan kodrat wanita, tetapi bila kurang memperoleh informasi maka remaja putri akan merasa pengalaman yang negatif bagi dirinya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
59
Hasil penelitian ini sesuai dengan Dwiana (2010) yang menyimpulkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche di pada siswi Kelas I di SMP Theresiana Jambu, Semarang, Jawa Tengah.
Berdasarkan analisis koefisien korelasi Kendall tau diperoleh hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,435. Berdasarkan interpretasi nilai koefisien korelasi menurut Sugiyono (2007) angka ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche. Hal ini dikarenakan tidak dilakukan pengontrolan terhadap faktor lain yang mempengaruhi kesiapan remaja putri menghadapi menarce, seperti: status ekonomi.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut meliputi:
1. Belum dilakukan pengontrolan terhadap faktor sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi kesiapan menghadapi menarche.
2. Penelitian dilakukan pada waktu jam belajar, sehingga pada saat penelitian satu bangku diduduki dua responden jadi memungkinkan responden untuk menyontek.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta ditunjukkan dengan hasil :
1. Tingkat pengetahuan yang dimiliki siswi kelas 5 dan 6 di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta tentang menstruasi sebagian besar kategori kurang.
2. Kesiapan yang dimiliki siswi di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakartatentang kesiapan menghadapi menarche dalam kategori tidak siap. 3. Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan
kesiapan menghadapi menarche di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta dengan keeratan hubungan sedang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi remaja putri di SD Negeri Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul
Diharapkan siswi menambah informasi tentang menstruasi untuk menghadapi menarche dari media komunikasi yang ada dengan sebaik mungkin.
2. Bagi peneliti lain
Peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai informasi guna melakukan penelitian lanjutan, dengan mempertimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seperti informasi dari media massa, sosial ekonomi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seperti pengalaman
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
61
pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa/informasi, lembaga pendidikan dan lembaga agama dan pengaruh faktor emosional.
3. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai bahan bacaan di perpustakaan bagi mahasiswa keperawatan yang berminat melakukan penelitian hubungan pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche.
4. Bagi staf pengajar SD Negeri Ngebel Tamantirto Bantul
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk memasukkan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi kedalam muatan lokal atau mata pelajaran tambahan yang sesuai.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi VI). Jakarta: Rhineka Cipta.
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. XI. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk Indonesia. Jakarta : Badan Pusat Statistik Indonesia.
Dahlan, M.S. 2010. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Depkes RI. 2003. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke 3). Jakarta : Balai Pustaka. Dianawati, A. 2003. Pendidikan Seks untuk Remaja, Jakarta: Kawan Pustaka.
Dwiana, A.W.A. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan Kesiapan Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas 1 di SMP Theresiana Jambu, Semarang, Jawa Tengah. Skripsi. STIKES A. Yani Yogyakarta. Hurlock, B. E. 2006. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Hidayat, A. 2007. Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Kartono, K. 2006. Psikologi Anak (Psikologi Pembangun). Bandung : Mandar Maju. Lisnawati. 2003. Peranan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode Ceramah
Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada Murid SD Negeri Tukangan I dan II Kota Yogyakarta. Skripsi. Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Manuaba, I. B. G. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Mochtar, R. 2003. Sinopsis Obstetri. Jilid V. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2003. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. ______ 2007. Prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rhineka Cipta.
______ 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan (Eds 2). Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, S. 2006. Imu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche Mestruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Rosidah, I. 2006. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi SMP Harapan Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak. Skripsi. Medan : AKBID Helvetia.
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendika. Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Siswono. 2001. Penelitian Perkembangan Model Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta. Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.
Suharti. M. 2008. Hal-hal yang Dilarang Pada Saat Menstruasi.
http://www.KesehatanReproduksi.com diakses tanggal 7 januari 2012. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: C.V. Alfabeta.
______ 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ALFABETA. Bandung.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori & Pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia.. Yogyakarta: Nuha Medika.
World Health Organization. 2007. WHO Growth reference for children and adolescents. Growth reference data for 5-19 years.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Widyastuti, Y., Rahmawati, A dan Eka, Y. P. 2009. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Fitramayas.
Wiknjasastro, H. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Yetty, A. 2005. Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta : Fitramaya.