• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta. Disusun oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta. Disusun oleh:"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN SADARI

DI KELAS XI JURUSAN IPA SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta

Disusun oleh: Fitri Handayani

NIM: 1307508

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

YOGYAKARTA 2009

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN

PAYUDARA SENDIRI DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN SADARI DI KELAS XI JURUSAN IPA SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR

TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh : Fitri Handayani NIM : 1307508

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan Di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta

Tanggal : ...

Menyetujui : Penguji I

Atik Badi’ah, S.Pd,S.Kp,M.Kes. NPP. Penguji II Erlin Kurniawati, SST. NPP. Penguji III Ekawati, S.SiT. NPP. Mengetahui,

Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta

(3)

iv INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN SADARI

DI KELAS XI JURUSAN IPA SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR TAHUN 2009

Fitri Handayani 1), Erlin Kurniawati 2), Ekawati 3)

Latar Belakang : Salah satu masalah utama kesehatan perempuan di dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah kanker payudara dan salah satu alasan semakin berkembangnya kanker payudara tersebut disebabkan oleh rendahnya cakupan deteksi dini.

Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan motivasi melakukan SADARI di kelas XI Jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, pendekatan

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas XI

jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar yang berjumlah 117 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Instrumen penelitian

kuesioner dan analisa data menggunakan chi square.

Hasil : Tingkat pengetahuan ramaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan kategori baik sebanyak 80 responden (68,4%), cukup 37 responden (31,6%) dan tidak ada yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang (0%). Motivasi untuk melakukan SADARI dengan kategori tinggi sebanyak 84 responden (71,8%), kategori sedang sebanyak 31 responden (26,5%) dan 2 responden (1,7%) dengan kategori rendah.

Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan motivasi melakukan SADARI di kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar tahun 2009, hal ini berdasarkan nilai p = 0,000 yang < 0,05.

Kata Kunci : Pengetahuan, Motivasi SADARI Dosen1

1)

Mahasiswa D III Kebidanan Non Reguler STIKES A Yani Yogyakarta 2)

Pembimbing I POLITEKNIK Banjarnegara 3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya dan karena dengan ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri dengan Motivasi Melakukan SADARI di Kelas XI Jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009”. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Sri Werdati, SKM,M.Kes. selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta. 2. Ibu Tri Sunarsih, SST. selaku Ketua Prodi Kebidanan STIKES A. Yani

Yogyakarta.

3. Ibu Atik Badi’ah, S.Pd,S.Kp,M.Kes. selaku Dosen Penguji. 4. Ibu Erlin Kurniawati, SST. selaku Dosen Pembimbing I. 5. Ibu Ekawati, S.SiT selaku Dosen Pembimbing II.

6. Drs. Hary Cahyono selaku Kepala SMA Negeri 1 Karangkobar.

7. Suami tercinta, putri-putriku tersayang, Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

8. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

(5)

ix

saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Yogyakarta, Desember 2009

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

INTISARI ... iv

ABSTRACT ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 1. Tujuan Umum ... 4 2. Tujuan Khusus ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4

(7)

xi

2. Manfaat Praktis ... 4

E. Keaslian Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 8

1. Pengetahuan ... 8

2. Remaja ... 11

3. Motivasi ... 12

4. Pemeriksaan Payudara Sendiri ... 14

B. Kerangka Teori ... 22

C. Kerangka Konsep ... 23

D. Hipotesa ... 24

BAB III : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Variabel Penelitian ... 25

D. Definisi Operasional ... 26

E. Populasi dan Sampel ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30

H. Metode Pengumpulan Data ... 31

(8)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 36

B. Hasil Penelitian ... 36 C. Pembahasan ... 41 D. Keterbatasan Penelitian ... 44 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 46 B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

(9)

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ………. 22 Bagan 2.2 Kerangka Konsep ………. 23

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional …….………. 27 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang

SADARI ……….……….……….. 30

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden menurut Umur ………….. 38 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sumber

Informasi ………….……….. 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Kelas XI Jurusan IPA tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI) di SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009 ….. 40 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Remaja Putri Kelas XI

Jurusan IPA untuk Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun

2009 ……….……….. 40

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Motivasi Melakukan SADARI di Kelas XI Jurusan IPA

SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009…….………. 41

(11)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemeriksaan di depan cermin …..………. 16 Gambar 2.2 Pemeriksaan di depan cermin dan perabaan ………. 21

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Responden 2. Pengantar Kuesioner

3. Lembar Kuesioner

4. Kunci Jawaban Kuesioner 5. Data Validitas dan Reliabilitas 6. Hasil Analisis Statistik

7. Time Skedul KTI

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah utama kesehatan perempuan di dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah kanker payudara dan salah satu alasan semakin berkembangnya kanker payudara tersebut disebabkan oleh rendahnya cakupan deteksi dini (Depkes, 2009). Sehubungan dengan permasalahan di atas, dibutuhkan usaha penanggulangan secara terpadu untuk mengatasi dan menghadapi penyakit kanker payudara tersebut (Sumarny, 2002).

Kematian karena kanker payudara masih tinggi terutama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Masalah tingginya kematian kanker payudara berhubungan dengan keterlambatan diagnosis, keterlambatan pengobatan, dan kematian biasanya tidak langsung disebabkan oleh kanker payudara itu sendiri tetapi karena kanker payudara mempunyai metastasi yang cepat dan jauh (Bustan, 2007).

Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak ditemukan pada wanita di dunia. Menurut WHO tahun 2003 sekitar 8 - 9 % wanita di dunia mengalami kanker payudara (Rahmatullah, 2008). Di dunia, berdasarkan data International Agency For Research on Cancer (IARC) tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dengan insiden rate 38 per 100.000 perempuan dengan kasus baru penderita kanker payudara sebesar 22,7% dan

1

(14)

2

jumlah kematian 14% per tahun. Di Indonesia berdasarkan data IARC tahun 2002, insiden kanker payudara sebesar 26 per 100.000 perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD Kabupaten Banjarnegara tahun 2008 terdapat 10 penderita kanker payudara. Di daerah Karangkobar, Pejawaran dan Wanayasa di temukan 5 penderita kanker payudara dalam waktu 3 tahun terakhir. Dimana 3 penderita kanker payudara tersebut meninggal dan 2 masih menjalani pengobatan.

Kanker payudara atau Carcinoma mammae adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Penyebab kanker payudara termasuk multi faktorial, yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (Pane, 2000).

Deteksi dini kanker payudara belum populer di Indonesia karena selain ketidaktahuan dan ketidakpedulian, banyak anggota masyarakat yang takut menghadapi kenyataan. Meningkatnya kewaspadaan terhadap kanker payudara selayaknya diimbangi dengan pengetahuan tentang faktor resiko dan upaya deteksi dini karena tingkat pengetahuan remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Indonesia sangat kurang (Sumarny, 2002).

Metode yang paling mudah dan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan payudara adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) perlu dilakukan

(15)

3

semenjak usia remaja karena mengingat angka kejadian benjolan pada payudara ditemukan pada wanita usia 20 tahun ke atas, sedangkan kejadian kanker payudara sering terjadi pada wanita usia 35 - 50 tahun ke atas (Irfan, 2008).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tangal 16 Juli 2009 melalui wawancara terhadap dua hal yaitu tentang SADARI dan kegunaan SADARI kepada 10 remaja putri kelas XI SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara, di dapatkan hasil sebagai berikut dua remaja putri pernah mendengar istilah SADARI dan kegunaan SADARI, dua remaja putri pernah mendengar istilah SADARI namun tidak tahu kegunaan SADARI, dan enam remaja putri belum pernah mendengar istilah dan kegunaan SADARI. Hal ini dapat di simpulkan bahwa sebagian besar remaja putri kelas XI SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara belum mengetahui tentang SADARI dan kegunaan SADARI.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan motivasi melakukan SADARI di kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar tahun 2009.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Dengan Motivasi Melakukan SADARI di Kelas XI SMA Negeri I Karangkobar Tahun 2009”.

(16)

4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan motivasi melakukan SADARI di kelas XI Jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik remaja putri di kelas XI jurusan IPA SMA Negeri I Karangkobar.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di kelas XI Jurusan IPA SMA Negeri I Karangkobar tahun 2009.

c. Mengetahui motivasi remaja putri untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di kelas XI Jurusan IPA SMA Negeri I Karangkobar tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan mengenai pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) khususnya bagi profesi bidan.

2. Manfaat Praktis a. Remaja Putri

(17)

5

menambah pengetahun remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

b. Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam memberikan penyuluhan sedini mungkin kepada remaja tentang SADARI.

c. Peneliti

Sebagai sarana untuk menerapkan teori dan ilmu yang telah didapat untuk bahan acuan dalam kegiatan pelayanan kebidanan di lapangan. d. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan dalam pengembangan dan inovasi ilmu pengetahuan serta teknologi bagi penelitian lebih lanjut.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang sejenis pernah dilakukan oleh :

1. Solehatun, M. dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas XI Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMA Plus Irsyad Al-Islamyyah Cilacap Tahun 2007”, dengan hasil penelitian yaitu pengetahuan siswi tentang SADARI dalam kategori baik sebanyak 90,0 %, pada kategori cukup sebanyak 8,8 % dan kategori kurang sebanyak 1,3 % dengan metode penelitian deskriptif, sampel yang diambil dalam penelitian tersebut adalah siswi kelas XI di SMA Plus Irsyad Al-Islamyyah Cilacap yang memenuhi kriteria inklusi. Persamaan dari

(18)

6

penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sampel yang diambil yaitu remaja putri SMA kelas XI. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode penelitian yang digunakan, lokasi, waktu dan variabel penelitian yang berbeda.

2. Junita, RS. dengan judul “Pengaruh Pengetahuan tentang SADARI terhadap Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Angkatan 2004”. Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh pengetahuan terhadap SADARI dengan perilaku SADARI pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2004. Mayoritas mahasiswi Fakultas Kedokteran UII angkatan 2004 memiliki pengetahuan yang baik terhadap SADARI namun mayoritas perilaku responden bersifat kurang tepat. Persamaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode penelitian yang digunakan. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sampel, waktu dan lokasi penelitian.

3. Martyani, D. dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang SADARI dengan Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada Anggota APSARI (Akseptor Satuhu Lestari) di RW VIII Kelurahan Warung Boto Kecamatan Umbul Harjo D. I. Yogyakarta Tahun 2008”. Hasil penelitiannya adalah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang SADARI dengan perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada anggota APSARI (Akseptor Satuhu Lestari). Persamaan dari

(19)

7

penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode penelitian yang digunakan. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sampel, waktu dan lokasi penelitian.

(20)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

SMA Negeri 1 Karangkobar berdiri sejak tanggal 22 Nopember 1985 dan terletak di Desa Leksana RT 04 RW 05 No. 25 Kecamatan Karangkobar dengan jumlah guru PNS dan Wiyata Bhakti sebanyak 53 orang, jumlah karyawan Tata Usaha sebanyak 12 orang, dengan jumlah ruang kelas sebanyak 21 kelas, 7 ruang laboratorium, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang Wakil Kepala Sekolah, 1 Ruang Guru dan 1 ruang TU. Jumlah siswa seluruhnya 818 siswa yang terdiri dari :

1. Kelas X = Laki-laki : 112 Perempuan : 165 2. Kelas XI IPA = Laki-laki : 40 Perempuan : 117 3. Kelas XI IPS = Laki-laki : 54 Perempuan : 59 4. Kelas XII IPA = Laki-laki : 38 Perempuan : 116 5. Kelas XII IPS = Laki-laki : 63 Perempuan : 54

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 17 Desember 2009 mengenai hubungan pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan motivasi melakukan SADARI di kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar tahun 2009

(21)

37

maka didapatkan hasil penelitian yang penulis sajikan dalam bentuk narasi dan tabel.

Hasil penelitian ini didasarkan pada data yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden, dimana responden dari penelitian ini adalah remaja putri kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar yang berjumlah 117 remaja putri.

1. Karakteristik Responden Menurut Umur

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar yang berjumlah 117 remaja putri. Karakteristik responden berdasarkan umur tercantum dalam tabel 4.1 : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden menurut Umur

Kelompok Umur Frekuensi %

15 – 16 tahun 43 36,8

17 – 18 tahun 74 63,2

Jumlah Total 117 100

Sumber : Data primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 17 – 18 tahun sebanyak 74 responden (63,2%), sedangkan yang berumur 15 – 16 tahun sebanyak 43 responden (36,8%). 2. Karakteristik Responden Menurut Sumber Informasi Tentang SADARI

Karakteristik responden menurut sumber informasi dari hasil penelitian ditampilkan pada tabel 4.2.

(22)

38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden menurut Sumber Informasi Sumber Informasi Frekuensi % Tidak pernah Media elektronik Media cetak Tenaga kesehatan Orang tua Teman Buku Guru sekolah 26 10 6 33 8 10 2 22 22,2 8,5 5,1 28,2 7 8,5 1,7 18,8 Jumlah Total 117 100

Sumber : Data primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang SADARI dari tenaga kesehatan sebanyak 33 responden (28,2%), sedangkan yang mendapatkan informasi melalui media elektronik sebanyak 10 responden (8,5%), media cetak sebanyak 6 responden (5,1%), orang tua sebanyak 8 responden (7%), teman sebanyak 10 responden (8,5%), buku sebanyak 2 responden (1,7%) dan melalui guru sekolah sebanyak 22 responden (18,8%).

3. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI

Tingkat pengetahuan remaja putri kelas XI jurusan IPA tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Negeri 1 Karangkobar tahun 2009 tercantum dalam tabel 4.3.

(23)

39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Kelas XI Jurusan IPA tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009

Tingkat Pengetahuan Frekuensi % Baik Cukup Kurang 80 37 0 68,4 31,6 0 Jumlah Total 117 100

Sumber : Data primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu sebanyak 80 responden (68,4%), sedangkan yang memiliki pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 37 responden (31,6%) dan tidak ada yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang (0%).

4. Motivasi Untuk Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Motivasi remaja putri kelas XI jurusan IPA untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Negeri 1 Karangkobar tahun 2008 tercantum dalam tabel 4.4

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Remaja Putri Kelas XI Jurusan IPA untuk Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009

Motivasi Frekuensi % Tinggi Sedang Rendah 84 31 2 71,8 26,5 1,7 Jumlah Total 117 100

(24)

40

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu sebanyak 84 responden (71,8%), sedangkan yang mempunyai motivasi sedang sebanyak 31 responden (26,5%) dan yang mempunyai motivasi rendah sebanyak 2 responden (1,7%).

5. Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan motivasi melakukan SADARI dapat dilihat pada tabel 4.5. Pengujian secara statistik menggunakan analisis chi

square dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Motivasi Melakukan SADARI di Kelas XI Jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009

Tingkat Pengetahuan tentang SADARI

Motivasi Melakukan SADARI

Tinggi Sedang Rendah Jumlah

F % F % F % F % Baik Cukup Kurang 69 15 0 86,3 40,5 0 11 20 0 13,8 54,1 0 0 2 0 0 5,4 0 80 37 0 68,4 31,6 0 Jumlah 84 100 31 100 2 100 117 100

Sumber : Data primer, 2009

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang pemeriksaan payudara

(25)

41

sendiri (SADARI) ia cenderung memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan SADARI yaitu sebanyak 69 responden (86,3%) sedangkan responden yang pengetahuannya cukup tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) memiliki motivasi sedang untuk melakukan SADARI sebanyak 20 responden (54,1%).

Berdasarkan analisis dengan SPSS for windows release didapatkan harga p = 0,000. Selanjutnya harga p tersebut dibandingkan dengan nilai tabel. Berdasarkan nilai p yang < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan motivasi melakukan SADARI di kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar tahun 2009.

C. Pembahasan

Umur responden yang paling banyak adalah pada kelompok umur 17 – 18 tahun (63,2%) dan paling sedikit pada kelompok umur 15 – 16 tahun (36,8%). Menurut Debrun dalam Rice, (1990) definisi remaja adalah periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds tahun 2001 masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

(26)

42

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang SADARI melalui tenaga kesehatan sebanyak 33 responden (28,2%), guru sekolah 22 responden (18,8%), teman 10 responden (8,5%), buku 2 responden (1,7%), media cetak 6 responden (5,1%), orang tua 8 responden (7%), dan hanya 26 responden (22,2%) yang tidak pernah mendapatkan informasi tentang SADARI. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu sebanyak 80 responden (68,4%), sedangkan yang memiliki pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 37 responden (31,6%) dan tidak ada yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang (0%). Pengetahuan remaja putri kelas XI yang sebagian besar pada kategori baik tersebut, kemungkinan disebabkan karena mereka telah memperoleh informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melalui media informasi yang ada sekarang ini seperti koran, televisi, internet yang sudah dapat diakses oleh seluruh remaja putri kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia antara lain indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra rasa, dan raba. Pengetahuan sangat penting dalam

(27)

43

membentuk tindakan seseorang. Tingkat pendidikan formal merupakan dasar pengetahuan yang dimiliki seseorang (Notoatmodjo, 2003). Hal tersebut juga sependapat dengan Soekanto (2002) yang mengatakan bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu : tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi.

Motivasi melakukan SADARI yang dibuat tiga kategori yaitu tinggi, sedang, rendah sebagaimana terlihat pada tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja putri kelas XI SMA Negeri 1 Karangkobar memiliki motivasi untuk melakukan SADARI dalam kategori tinggi (71,8%). Motivasi remaja putri kelas XI untuk melakukan SADARI yang sebagian besar dalam kategori tinggi dapat disebabkan karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh remaja putri tentang kesehatan diri. Hal ini sependapat dengan Irwanto (2002) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah lingkungan atau dukungan orang lain, keinginan individu sendiri, tujuan atau nilai objek.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada kategori baik cenderung memiliki motivasi untuk melakukan SADARI pada kategori motivasi tinggi yaitu sebanyak 69 responden (86,3%) dibanding dengan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup dimana sebanyak 15 responden (40,5%) yang mempunyai motivasi tinggi.

Berdasarkan hasil uji hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan motivasi untuk

(28)

44

melakukan SADARI menggunakan analisis statistik chi square dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan remaja putri dengan motivasi melakukan SADARI dimana pengetahuan yang baik memiliki kecenderungan motivasi tinggi untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri, sedangkan yang pengetahuannya cukup memiliki motivasi yang sedang untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Pengetahuan remaja putri kelas XI tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan menumbuhkan motivasi melakukan SADARI menurut Siagian (2004) salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi adalah kemampuan belajar. Pengetahuan yang diraih seseorang ditentukan oleh kemampuannya belajar. Belajar berarti berusaha mengetahui hal-hal baru, teknik baru, cara berfikir baru, dan berperilaku baik.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :

1. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan motivasi pada penelitian ini menggunakan kuesioner, kuesioner ini diisi sendiri oleh responden tanpa wawancara yang mendalam tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

2. Hasil dari instrumen akan akurat apabila instrumen yang digunakan adalah instrumen yang sudah diketahui validitasnya secara nasional atau internasional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti sendiri dan sudah diujicoba untuk penelitian.

(29)

45

Karena baru diujicobakan satu kali penelitian, kemungkinan kuesioner penelitian masih perlu dilakukan perbaikan dan penyesuaian apabila akan digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

(30)

46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan remaja putri dengan motivasi melakukan SADARI dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden : a. Menurut umur

Umur responden yang paling banyak adalah pada kelompok umur 17 – 18 tahun (63,2%) dan paling sedikit pada kelompok umur 15 – 16 tahun (36,8%).

b. Menurut sumber informasi tentang SADARI

Mayoritas responden mendapatkan informasi tentang SADARI melalui tenaga kesehatan sebanyak 33 responden (28,2%).

2. Pengetahuan remaja putri kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam kategori baik sebanyak 80 responden (68,4%), kategori cukup sebanyak 37 responden (31,6%) dan kategori kurang 0 (0%).

3. Motivasi remaja putri kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam kategori tinggi sebanyak 84 responden (71,8%), kategori sedang sebanyak 31 responden (26,5%) dan kategori rendah sebanyak 2 responden (1,7%).

(31)

47

4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan motivasi melakukan SADARI di kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar tahun 2009, hal ini berdasarkan nilai p = 0,000 yang < 0,05.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi remaja putri

Para remaja putri kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Karangkobar hendaknya meningkatkan pengetahuannya tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sehingga akan meningkatkan motivasinya untuk melakukan SADARI.

2. Bidan

Bidan di wilayah kerja Puskesmas Karangkobar hendaknya memberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) kepada para remaja putri, sehingga dapat meningkatkan motivasi remaja putri untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

3. Bagi Puskesmas

Puskesmas Karangkobar hendaknya lebih intensif dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya kepada remaja putri tentang pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

(32)

48

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lain, apabila peneliti selanjutnya akan melakukan penelitian tentang pengetahuan dan motivasi sebaiknya pada saat pengambilan data tidak hanya menggunakan kuesioner saja.

5. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini menjadi bahan bacaan kepustakaan penelitian di bidang kesehatan khususnya tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2009). Deteksi Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara / ISMK,

diperoleh tanggal 15 September 2009.

Anonim, (2009, Kanker Payudara, diperoleh tanggal 16 Agustus 2009). Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Azwar, S, (2002). Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bahri, S, (2008). Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Budiarto, E, (2002). Biostatistika, Jakarta : EGC.

Bustan, MN, (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Catur, (2002). /http : www.Compas.com, diperoleh tanggal 16 Agustus 2009. Chandra, B, (1995). Pengantar Statistik Kesehatan, Jakarta : EGC.

Ghozali, (2009). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Notoatmodjo, S, (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Pane, (2000, http : // www.Bisnis.com, diperoleh tanggal 16 Agustus 2009). Prabantini, (2000), Seni Memotivasi, Yogyakarta : ANDI.

Rahmatullah, I, (2008). Kanker Payudara, Majalah Kesehatan Natura. Rahmatullah, I, (2008). SADARI, Majalah Kesehatan Natura.

Siagian, (2004), Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono, (2007). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : ALFABETA.

(34)

Sumarny, R, (2002, http : www.rosaries15@yahoo.com, diperoleh tanggal 16 Agustus 2009).

Gambar

Tabel 4.2  Distribusi Frekuensi Responden menurut Sumber Informasi   Sumber Informasi  Frekuensi   %  Tidak pernah   Media elektronik   Media cetak   Tenaga kesehatan   Orang tua   Teman   Buku   Guru sekolah   26 10 6 33 8 10 2 22  22,2 8,5 5,1 28,2 7 8,5
Tabel 4.4  Distribusi Frekuensi Motivasi Remaja Putri Kelas XI Jurusan  IPA  untuk Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri  (SADARI) di SMA Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009
Tabel 4.5  Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Remaja Putri  Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan  Motivasi Melakukan SADARI di Kelas XI Jurusan IPA SMA  Negeri 1 Karangkobar Tahun 2009

Referensi

Dokumen terkait

Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari craton China Utara, yang kemudian akibat pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan pada

terutama bahan dokumen tercetak merupakan dasar dalam membangun suatu koleksi digital yang nantinya akan dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan akses informasi

Laurens &gt;&gt; Bahwa memang skenario yang dipakai hari ini adalah latihan dalam melihat tentang lahan dan isu karbon.. Rodd &gt;&gt; memang data sangat penting dan

Karyawan yang kadang-kadang membuat kesalahan tata bahasa tetapi tidak mempengaruhi makna, maka diberi skor empat.. Mereka yang tidak ada atau sedikit kesalahan tata bahasa, maka

Dapat dipertimbangkan penggunaan pondasi Tiang Pancang dengan kedalaman pondasi yang disesuaikan dengan beban struktur bangunan atau hingga mencapai pondasi yang

Para ahli hukum Indonesia, umumnya berpendapat syarat subyektif mencakup adanya unsur kesepakatan secara bebas dari pihak yang berjanji dan kecakapan dari pihak yang

Berdasarkan hasil wawancara di atas, proses penentuan strategi perencanaan dalam optimalisasi kegiatan keagamaan karyawan PTDI adalah dengan melaksanakan rapat rutin

Jadi, dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa lebih banyak pasien rawat inap peserta Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) mempunyai pendapat yang baik terhadap daya tanggap petugas