• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN TENTANG

METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) PADA

AKSEPTOR KB MKJP DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

Tysia Rulli Andini 1113109

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulilahi Robbil Alamiin, segala puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul: “Gambaran Karakteristik dan Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta”.

Usulan penelitian ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Endah Puji Astuti, S.SiT., M.Kes, selaku dosen pembimbing penyusunan usulan penelitian yang telah memberikan arahan,masukan dan motivasi pada penulis.

4. Dechoni Rahmawati, S.ST., MPH, selaku dosen penguji usulan penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap usulan penelitian ini.

5. Petugas Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta yang telah memberikan izin dan juga membantu selama proses studi pendahuluan berlangsung.

6. Kedua orangtua, adik dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat pada penulis selama penyusunan usulan penelitian.

7. Teman-teman mahasiswa khususnya kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan juga semua sahabat terbaik saya yang telah banyak memberikan dorongan, bantuan, semangat, dan juga motivasi selama penyusunan usulan penelitian ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semua, sebagai imbalan atas segala kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna bagi semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, September 2017

(5)

v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

INTISARI ... ix ABSTRACT ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 6

1. Sejarah Keluarga Berencana di Indonesia ... 6

2. Pengertian Keluarga Berencana ... 7

3. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB) ... 8

4. Sasaran Program KB ... 8

5. Kotrasepsi ... 8

6. Karakteristik Akseptor KB MKJP ... 16

6. Pengetahuan ... 18

B. Kerangka Teori ... 21

C. Kerangka Konsep Penelitian ... 22

D. Pertanyaan Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Waktu ... 23

C. Populasi dan sampel ... 23

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional ... 25

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 25

G. Validitas dan Reliabilitas ... 26

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 29

I. Etika Penelitian ... 31

J. Prosedur Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 25 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ... 27 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas

Gedongtengen Kota Yogyakarta ... 35 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Akseptor KB MKJP Di Puskesmas

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 21 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 21

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Tembusan Dari Gubernur DIY

Lampiran 2 Surat Tembusan Dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lampiran 3 Surat Tembusan Dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta Lampiran 4 Lembar Konsul Dosen Pembimbing

Lampiran 5 Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 6 Lembar informed consent Lampiran 7 Kuesioner

(9)

ix

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN TENTANG METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)

PADA AKSEPTOR KB MKJP DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA

Tysia Rulli Andini1, Endah Puji Astuti2 INTISARI

Latar Belakang: Permasalahan yang dihadapi program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) adalah masih belum terkendalinya laju pertumbuhan dan pertambahan penduduk melalui program KB. Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). MKJP merupakn suatu metode kontrasepsi efektif karena dapat memberikan perlindungan dari resiko kehamilan untuk jangka waktu hingga 10 tahun. Di Indonesia jumlah pengguna KB MKJP tahun 2015 masih sedikit (25,45%) dibandingkan dengan pengguna KB non MKJP (74,54%). Jumlah pengguna MKJP di Kecamatan Gedongtengen tahun 2015 masih rendah (27,43%).

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan pengetahuan tentang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini berjumlah 253 responden dengan sampel 72 responden yang menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan persentase dan pengolahan data menggunakan program komputer.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik akseptor KB berdasarkan umur di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 52 akseptor KB (72,2%), berdasarkan pendidikan sebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 36 akseptor KB (50,0%), berdasarkan pekerjaan sebagian besar bekerja sebagai buruh sebanyak 37 akseptor KB (51,4%), berdasarkan paritas sebagian besar multipara sebanyak 39 akseptor KB (54,2%), dan pengetahuan akseptor KB sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 37 akseptor KB (51,4%).

Kesimpulan: Karakteristik akseptor KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta yaitu berumur 20-35 tahun, berpendidikan SMP, bekerja sebagai buruh, paritas multipara, dan dengan pengetahuan baik.

Kata Kunci : Karakteristik, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) 1

Mahasiswa DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta

2

(10)

x

DESCRIPTION OF CHARACTERISTICS AND KNOWLEDGE ABOUT LONG TERM CONTRACEPTION METHOD AMONG LONG TERM

CONTRACEPTION METHOD ACCEPTORS IN HEALTH CENTER OF GEDONGTENGEN YOGYAKARTA CITY

Tysia Rulli Andini1, Endah Puji Astuti2 ABSTRACT

Background: Problems faced by Population and Family Planning Program are growth rate and population growth through family planning program is still uncontrolled. The current government policy on family planning leads to the use of the Long Term Contraception Method (MKJP). Long Term Contraception Method is effective method because it can reduce the risk of pregnancy up to 10 years. In Indonesia, the number of Long Term Contraception Method acceptors in 2015 as still less (25,45%) than the short term contraceptive acceptors (74,54%). the number of Long Term Contraception Method acceptors in District of Gedongtengen in 2015 in in in in was still less (27,43%).

Objective: this research aimed to know the description of characteristics and knowledge about long term contraception method among long term contraception method acceptors in health center of Gedongtengen Yogyakarta City.

Method: This research used was quantitative descriptive. Research population as many 253 respondents with samples as many 72 respondents by random sampling technique. Data collected by questioner sheet. Data analysis used percentage and data processing used computer program.

Result: Research result showed that acceptors characteristics based on age in health center of Gedongtengen Yogyakarta City mostly was 20-35 years old as many 52 acceptors (72,2%), based on education mostly had junior high school education as many junior high school education as many 36 acceptors (50,0%), based on occupation mostly worked as laborers as many 37 acceptors (51,4%), based on parity mostly was multipara as many 39 acceptors (54,2%), and acceptors knowledge mostly was good as many 37 acceptors (51,4%).

Conclusion: characteristics among long term contraception acceptors (MKJP) in health center of Gedongtengen Yogyakarta City was 20-35 years old, junior high school educational, worked as laborers, multipara parity, and had good knowledge.

Keywords : characteristics, Long Term Contraception Method (MKJP) 1

Student of DIII Midwifery of Institute of Health Science Jendral Achmad Yani Yogyakarta

2

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Permasalahan ledakan penduduk merupakan permasalahan penting yang dialami oleh negara berkembang terutama di Indonesia. Besarnya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kondisi kesejahteraan yang baik masih menjadi pokok permasalahan ledakan penduduk. Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2015 Central Interllegent Agency (CIA) jumlah penduduk Indonesia sebanyak 256.461.700 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,19% pertahun. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2014 sekitar 1,40% per tahun (Kemenkes, 2015).

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 dan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, permasalahan yang dihadapi program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) adalah masih belum terkendalinya laju pertumbuhan dan pertambahan penduduk melalui program KB. Pemerintah sudah mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk dengan program ini untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri, serta menentukan jumlah anak dalam keluarga sehingga dapat mengurangi peningkatan angka kematian ibu hamil dan bersalin, angka kematian yang tidak dinginkan serta angka kejadian penyakit menular seksual (Kemenkes RI, 2015).

Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakain Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan suatu metode kontrasepsi efektif karena dapat memberikan perlindungan dari resiko kehamilan untuk jangka waktu hingga 10 (sepuluh) tahun. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), dinilai paling cost effective dengan tingkat keberhasilan mencapai 99% (BKKBN, 2012).

Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi antara lain adalah pertimbangan medis, latar belakang sosial budaya, sosial, ekonomi, pengetahuan, pendidikan dan jumlah anak yang diinginkan disamping itu adanya efek yang merugikan dari suatu alat kontrasepsi juga berpengaruh

(12)

2

dalam menyebabkan bertambah atau berkurangnya akseptor suatu alat kontrasepsi (Depkes, 2007).

Pada tahun 2015 di Indonesia, jumlah PUS sebanyak 47.665.847. Persentase PUS yang merupakan kelompok unmet need di Indonesia sebesar 12,7%. Dari seluruh PUS yang memutuskan tidak memanfaatkan program KB, sebanyak 6,15% beralasan ingin menunda memiliki anak, dan sebanyak 6,55% beralasan tidak ingin memiliki anak lagi. Total angka unmet need tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 14,87%. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia kontrasepsi yang digunakan wanita Indonesia yaitu sebesar 13,46% (6.414.311 peserta) merupakan peserta Keluarga Berencana (KB) baru dan 75,10% (35.795.560 peserta) merupakan akseptor KB aktif. Didapatkan hasil bahwa metode kontrasepsi jangka panjang lebih sedikit penggunanya yaitu sebesar 25,45% (9.111.875 peserta) dibandingkan pengguna non metode kontrasepsi jangka panjang yaitu sebayak 74,54% (26.683.685 peserta) (Profil kesehatan Indonesia, 2015).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta tahun 2015 peserta KB aktif MKJP tercatat Kabupaten Kulon Progo terdapat 24.054 (45,6%), Bantul 41.234 (34,2%), Gunung Kidul 25.603 (27,8%), Sleman 48.949 (38,1%) dan Kota Yogyakarta 13.548 (39,2%) (Dinkes DIY, 2015). Hasil data Dinas Kesehatan Yogyakarta, Kota Yogyakarta merupakan daerah yang paling sedikit yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).Dari kota Yogyakarta didapatkan hasil bahwa Kecamatan Gedongtengen merupakan Kecamatan yang paling sedikit menggunakan MKJP yaitu terdapat 27,43% (420 peserta) dibandingkan dengan pengguna non MKJP sebanyak 72,57% (1.111 peserta) (Dinkes DIY, 2016).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta pada tanggal 2 Februari 2017, diperoleh data sebanyak 448 akseptor selama tahun 2016 yang memakai MKJP dari 1899 PUS. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang masih rendah dan kurang dipilih oleh pasangan usia subur (PUS) dibandingkan dengan alat kontrasepsi hormonal, sehingga berbanding terbalik dengan kebijakan pemerintah yang

(13)

3

mengarahkan pada pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui Gambaran Karakteristik dan Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah yaitu “Gambaran Karakteristik dan Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta?.”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi tentang gambaran karakteristik dan pengetahuan tentang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan umur di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

b. Diketahui gambaran karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan pendidikan di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

c. Diketahui gambaran karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

d. Diketahui gambaran karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan paritas di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

e. Diketahui gambaranakseptor KB MKJP berdasarkan pengetahuan di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

(14)

4

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai masukan ilmu dan acuan pengembangan untuk penelitian selanjutnya dalam ilmu kebidanan khususnya keluarga berencana.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Petugas Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan petugas kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam memberikan penyuluhan tentang keluarga berencana (KB).

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.

c. Bagi Akseptor KB

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akseptor KB tentang faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

E. Keaslian Penelitian

1. Yunita Wulandari, dkk (2016) Penelitian yang dilakukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang pada pasangan usia subur di Kabupaten Sambas. Hasil penelitian yaitu variabel yang berhubungan dengan dengan pemilihan MKJP adalah usia, tingkat pendidikaan, paritas, dukungan keluarga, dan kelengkapan pelayanan berpengaruh dalam penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang MKJP.. Peredaan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian, waktu, teknik pengambilan sampel, jumlah variabel, dan hasil penelitian.

2. Laras Tsany Nur Mahmudah dan Fitri Indrawati (2015). Penelitian yang dilakukan tentang analisis faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode

(15)

5

kotrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB wanita di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Hasil penelitian yaitu variabel yang berhubungan dengan dengan pemilihan MKJP adalah tingkap pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, budaya, tingkat kesejahteraan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) KB, sedangkan umur dan paritas/jumlah anak tidak ada hubungan dengan pemilihan MKJP. Puskesmas Pancoran Mas. Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel penelitian. Peredaan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian, waktu, teknik pengambilan sampel, jumlah variabel, dan hasil penelitian.

3. Rainy Alus Fienalia (2012). Penelitian yang dilakukan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur ibu, jumlah anak hidup, kelengkapan pelayanan KB, jarak ke tempat pelayanan KB, biaya penggunaan alat kontrasepsi, pengetahuan tentang MKJP dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas. Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel penelitian. Peredaan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian, waktu, teknik pengambilan sampel, jumlah variabel, dan hasil penelitian.

(16)

34 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan diPuskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta yang terletak di Jl. Pringgokusuman No. 30, Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen,Kota Yogyakarta. Wilayah kerja puskesmas Gedontengen terdapat 2 desa yaitu Pringgokusuman dan Sosromenduran.

Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta hanya melayani rawat jalan meliputi pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang meliputi Antenatal Care (ANC), imunisasi, Keluarga Berencana (KB), pengobatan umum dan

perawatan gigi. Puskesmas Gedontengen Kota Yogyakarta memiliki 3 dokter umum, 2 dokter gigi, 6 bidan, 5 perawat umum, 2 perawat gigi dan 2 petugas laboratorium. Pelayanan KB di Puskesmas Gedontengen diselenggarakan pada hari Rabu yaitu meliputi pelayanan pada setiap akseptor KB yaitu pil, suntik, implant, IUD, MOW, dan MOP. Sebelum dilakukan tindakan pemasangan KB diberikan KIE terlebih dahulu tentang MKJP.

(17)

35

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disajikan beberapa data penelitian mengenai karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase 1. Umur a. < 20 tahun b. 20-35 tahun c. > 35 tahun 17 52 3 23,6 72,2 4,2 Total 72 100 2. Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. PT (Perguruan Tinggi) 10 36 23 3 13,9 50,0 31,9 4,2 Total 72 100 3. Pekerjaan a. PNS b. Swasta c. Wirausaha d. Buruh e. Tidak Bekerja 2 17 1 37 15 2,8 23,6 1,4 51,4 20,8 Total 72 100 4. Paritas a. Primipara b. Multipara c. Grandemultipara 30 39 3 41,7 54,2 4,2 Total 72 100

Tabel 4.1 menunjukan bahwa responden sebagian besar berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 52 responden (72,2%). Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMP yaitu sebanyak 36 responden (50,0%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah bekerja sebagai buruh sebanyak 37 responden (51,4%).

(18)

36

Berdasarkan paritas ibu, menunjukan bahwa sebagian besar ibu masuk dalam kategori multipara yaitu sebanyak 39 responden (54,2%).

3. Pengetahuan akseptor MKJP tentang Alkon MKJP di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Akseptor KB MKJP Berdasarkan Faktor Pengetahuan Di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Baik 37 51,4

Cukup 25 34,7

Kurang 10 13,9

Total 72 100

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa pengetahuan akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen kota Yogyakarta sebagian besar kategori baik sebanyak 37 responden (51,4%) dibandingkan dengan kategori kurang sebanyak 10 responden (13,9%).

(19)

37

B. Pembahasan

1. Karakteristikakseptor KB MKJP berdasarkan umur di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

Akseptor di Puskesmas Gedongtengen tahun 2017 sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 52 responden (72,2%). Pada umur 20-35 tahun, kelompok umur ini memilih menjarankan/mengahiri kehamilan sehingga lebih memilih MKJP. Berbeda dengan umur <20 tahun, kelompok umur yang lebih muda ini masih mengingginkan kehamilan dan dalam fase penundaan kehamilan. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologi (mental). Pada aspek tersebut taraf berpikirseseorang semakin matang dan dewasa. Kedewasaan sangat menentukan dalam memilih metode kontrasepsi yang sesuai. Mubarak (2011)

Penggunaan kontrasepsi pada wanita muda cenderung menggunakan cara suntikan, pil dan susuk, sedangkan yang lebih tua cenderung memilih kontrasepsi jangka panjang, seperti IUD dan Metode Operasi (baik Medis Operasi Wanita maupun Medis Operasi Pria) (Kutanegara, dkk, 2010).

2. Karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan pendidikan di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

Akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen sebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 36 responden (50,0%). Pendidikan SMP masih terbilang rendah dan masih ada faktor lain yang mempengaruhi

(20)

38

pemilihan MKJP seperti umur, paritas, pekerjaan dan pengetahuan. Tinggi atau rendahnya pendidikan seseorang, tidak dapat menentukan alat kontrasepsi yang akan dipilih oleh responden. Hal ini disebabkan responden yang berpendidikan rendah atau tinggi telah mengetahui manfaat dari suatu alat kontrasepsi.

Pada penelitian ini tidak sesuai dengan teori Kutanegara, dkk (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan semakin meningkat kesadaran untuk menggunakan KB. Semakin tinggi pendidikan, terutama istri, mereka semakin sadar akan pola hidup sehat, pola pikir yag lebih maju, meningkatnya modernitas, dan terbukanya peluang untuk berkarier.

3. Karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

Akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedontengen sebagian besar bekerja sebagai buruh sebanyak 37 (51,4%). Wanita yang bekerja sebagai buruh banyak memilih MKJP karena dinilai efektivitasnya KB MKJP lebih tinggi, lebih ekonomis dan bisa digunakan untuk pemakaian lama. Selain itu pemerintah juga telah menyediakan program KB gratis untuk KB MKJP seperti KB safari dan juga menyediakan KB gratis bagi yang menggunakan jaminan seperti jamkesmas, BPJS dan lain-lain. Wanita yang bekerja juga bisa menambah pengalaman dan pengetahuan dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja lebih sedikit memiliki informasi dari pada wanita yang bekerja. Hal susai dengan teori Kutanegara, dkk, 2010 dikatakan bahwa secara umum jumlah pemakaian kontrasepsi bagi wanita bekerja lebih tinggi daripada wanita yang tidak bekerja.

(21)

39

Berbeda dengan hasil penelitian Yunita wulandari, dkk 2016 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang pada pasangan usia subur dikabupaten sambas bahwa status pekerjaan ibu tidak mempengaruhi untuk memilih penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor lain yang menjadi pertimbangan seorang yaitu jumlah anak, usia pernikahan, tidak cocok, dan lain-lain.

4. Karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan paritas di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta.

Akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen sebagian besar paritas multipara sebanyak 39 responden (54,2%). Wanita yang memiliki jumlah anak 2- 4 banyak memilih KB MKJP untuk membatasi jumlah anak dan mengahiri kehamilan. Setiap pasangan mempunyai harapan tersendiri terhadap jumlah anak yang akan mereka miliki. Berapa jumlah yang diinginkan, tergantung dari keluarga itu sendiri, apakah satu, dua, tiga, dan seterusnya. Pasangan dengan jumlah anak hidup banyak memilih menggunakan kontrasepsi jangka panjang sebagai upaya untuk membatasi jumlah anak, sedangkan pada pasangan dengan jumlah anak hidup sedikit memilih menggunakan kontrasepsi jangka pendek (Indrayani, 2014). 5. Pengetahuan akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen Kota

Yogyakarta.

Akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen sebagian besar pengetahuannya baik sebanyak 37 responden (51,4%). Pengetahuan baik

(22)

40

disini seperti mengetahui bahwa KB iud tidak bisa dilepas sendiri, implant merupakan alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit, dan mengetahui bahwa KB Implant bisa dipasang selama 5 tahun. Laras (2015) menyimpulkan bahwa pengetahuan akseptor KB sangat erat kaitannya terhadap pemilihan alat kontrasepsi, karena dengan adanya pengetahuan yang baik terhadap metode kontrasepsi tertentu akan merubah cara pandang akseptor dalam menentukan kontrasepsi yang paling sesuai dan efektif digunakan, sehingga membuat pengguna KB lebih nyaman terhadap kontrasepsi tersebut dan dengan pengetahuan yang baik akan alat kontrasepsi dapat menghindari kesalahan dalam pemilihan alat kontrasepsiyang paling sesuai bagi pengguna itu sendiri. Karena semakin baik pengetahuan responden, maka tingkat kesadaran responden untuk menggunakan MKJP semakin tinggi.

Berdasarkan penelitian Rainy Alus Fienalia (2011) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011 bahwa pengetahuan responden berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan untuk menerima suatu inovasi. Pengetahuan responden yang tinggi menggambarkan tingkat wawasan yang lebih luas sehingga lebih memudahkan untuk menerima inovasi baru dan pengambilan keputusan yang sesuai.

(23)

41 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran karakteristik dan pengetahuan tentang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan umur di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 52 akseptor KB (72,2%).

2. Karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan pendidikan di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta sebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 36 akseptor KB (50,0%).

3. Karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta sebagian besar bekerja sebagai buruh sebanyak 37 akseptor KB (51,4%).

4. Karakteristik akseptor KB MKJP berdasarkan paritas di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta sebagian besar multipara sebanyak 39 akseptor KB (54,2%).

5. Pengetahuan akseptor KB MKJP di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta sebagaian besar baik sebanyak 37 akseptor KB (51,4%).

(24)

42

B. Saran

Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan penelitian tentang gambaran karakteristik dan pengetahuan akseptor tentang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada akeptor KB MKJP dijadikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan mengambil langkah/strategi dalam meningkatkan penggunaan KB MKJP seperti memberikan penyuluhan kepada para pasangan usia subur yang belum menggunakan KB MKJP.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan Peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemilihan KB MKJP.

3. Bagi Akseptor KB

Membagikan informasi ke pada ibu-ibu yang belum menggunakan KB MKJP agar meningkatkan minat untuk menggunakan KB MKJP.

(25)

43

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, A.P. (2014). Aplikasi Metologi Penelitian Dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika

Arikunto, Surasmi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

BKKBN. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. BKKBN. Jakarta.

_______. (2012). Cukilan Data Program Keluarga Berencana (KB) KN Nomor 246 ISSN : Jakarta.

Depkes. (2007). Manffat KB. Diakses: 2 Januari 2017. http://www.depkes.go.id. Dewi, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat

Kontrasepsi Dalam Rahin (AKDR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecmatan Pasar Kebo. Skripsi. UIN Syarif Hidyatullah, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperwatan. Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta (Dinkes, DIY). (2015). Profil

Kesehatan D.I Yogyakarta.

Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Hartanto, H. (2009). Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba

Indrayani. (2014). Vasektomi Tindakan Sederhana Dan Menguntukan Bagi Pria. Jakarta: CV. Trans Info Media

Kemenkes RI., (2015). Profil Kesehatan RI 2014. Jakarta. ___________, (2016). Profil Kesehatan RI 2015. Jakarta.

Kurniawati, Titik., Yuhedi, Lucky Taufika. (2013). Buku Ajar Kependudukan Dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC.

Kutanegara, dkk. (2010). Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Pustaka Belajar

(26)

44

Proverawati, dkk. (2010). Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Numed Riwidikdo, H. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Madika.

Sulistyawati, Ari. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Salemba Medika. Jakarta.

Tiran, Denise. (2006). Kamus Saku Bidan Edisi 10. Jakarta: EGC

Wiknjosastro H. (2009). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bima Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

(27)

45

L

A

M

P

I

R

A

N

(28)
(29)

59

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Ibu Calon Responden

Di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta Dengan hormat

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, maka yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Tysia Rulli Andini

NPM : 1113116

Judul Penelitian : “Gambaran Karakteristik Dan Pengetahuan Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB MKJP Di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta”.

Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon kepada ibu untuk berkenan menjadi responden penelitian ini. Atas kesediaan ibu, penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta,...2017 Hormat saya

(30)

61

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)

DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN YOGYAKARTA Petunjuk :

1. Isilah identitas ibu secara lengkap dan benar.

2. Bacalah dengan teliti pertanyaan sebelum ibu menjawab. 3. Berilah jawaban yang benar menurut pengetahuan ibu. A. Identitasresponden 1. Nama ibu : 2. Umur ibu : 3. Pendidikan terakhir : 4. Pekerjaan ibu : 5. Jumlah anak :

B. Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang ibu anggap benar.

No. Pertanyaan Benar Salah

AKDR/IUD

1. IUD/Spiral adalah alat kontrasepsi yang dimasukan kedalam rahim.

2. KB IUD efektif digunakan untuk mencegah atau menunda kehamilan jangka panjang

3. KB IUD/Spiral dapat dilepas sendiri. 4. IUD dapat dipasang pada wanita hamil atau

dicurigai hamil.

5. Pemasangan IUD harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih

6. KB IUD tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

7. Efek samping IUD salah satunya adalah perubahan berat badan

IMPLAN/SUSUK 8. Implan/susuk merupakan alat kontrasepsi yang

dipasang dibawah kulit lengan atas.

(31)

62

10. Efeksampingdari KB implant adalah dapat mengganggu siklus menstruasi.

11. KB implant dapat digunakan olehwanita yang menderita penyakit jantung atau diabetes mellitus. 12. KB Implan tidak boleh digunakan pada wanita

yang menyusui.

13. Salah satu kerugian pemakain implant adalah pusing atau sakit kepala

14. KB implant dapat digunakan oleh wanita dengan riwayat kanker payudara

MOW/STERILISASI PADA WANITA 15. Wanita yag memiliki infeksi panggul yang akut

tidak dapat dilakukan MOW/sterilisasi.

16. MOW/strerilisasi adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%.

17. MOW/Sterilisasi merupakan kontrasepsi dengan melakukan pengikatan atau pemotongan dari bagian rahim.

18. KB MOW/Sterilisasi tidak memiliki efek samping apapun.

19. MOW/strerilisasi adalah kontrasepsi yang bersifat sementara dan masih dapat hamil lagi.

20. Rasa sakit/ketidak nyamanan jagka pendek setelah tindakan MOW

21. MOW dapat dilakukan pada wanita pasca persalinan dan pasca keguguran.

22. MOW dapat dilakukan pada wanita yang memiliki anak kurang dari 2

MOP/STERILISASI PADA PRIA 23. MOP/Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang

dilakukan dengan operasi kecil pada pria (suami). 24. KB MOP/Vasektomi adalah metode kontrasepsi

yang permanen dan efektif untuk mencegah kehamilan.

25. Pria yang menderita diabetes mellitus tidak bias dilakukan vasektomi.

26. MOP/Vasektomi dapat menggangu hubungan seksual.

27. Pria yang memiliki penyakit kulit/ jamur di daerah kemaluan dapat dilakukan MOP/Sterilisasi.

28. Tidak ada efek samping jangka panjang untuk tindakan MOP

29. MOP dapat dilakukan pada pria yang baru menikah yang ingin menunda mempunyai anak.

(32)

63 KUNCI JAWABAN 1. B 2. B 3. S 4. S 5. B 6. B 7. S 8. B 9. B 10. B 11. S 12. S 13. B 14. S 15. B 16. B 17. B 18. S 19. S 20. B 21. B 22. S 23. B 24. B 25. S 26. S 27. S 28. B 29. S

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Teori ..................................................................................
Tabel  4.1  Distribusi  Frekuensi  Karakteristik  Responden  di  Puskesmas  Gedongtengen Kota Yogyakarta
Tabel  4.2  Distribusi  Frekuensi  Akseptor  KB  MKJP  Berdasarkan  Faktor  Pengetahuan Di Puskesmas Gedongtengen Kota Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Laurens &gt;&gt; Bahwa memang skenario yang dipakai hari ini adalah latihan dalam melihat tentang lahan dan isu karbon.. Rodd &gt;&gt; memang data sangat penting dan

Karyawan yang kadang-kadang membuat kesalahan tata bahasa tetapi tidak mempengaruhi makna, maka diberi skor empat.. Mereka yang tidak ada atau sedikit kesalahan tata bahasa, maka

Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari craton China Utara, yang kemudian akibat pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan pada

Para ahli hukum Indonesia, umumnya berpendapat syarat subyektif mencakup adanya unsur kesepakatan secara bebas dari pihak yang berjanji dan kecakapan dari pihak yang

Pada pengujian kedua di lokasi kedua yaitu di taman sampangan semarang, saat 30 menit pertama setelah alat dinyalakan, data yang didapat adalah sebagai berikut,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penerima Tunjangan Profesi

Rangka divan diletakan pada meja yang telah disediakan kemudian hard pad direkatkan pada divan dengan menggunakan lem lateks selanjutnya busa yang dibutuhkan

Hasil dalam penelitian ini adalah sebuah aplikasi berbasis android yang dapat digunakan untuk memberikan informasi detail dan lokasi gedung di Universitas Muria