• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Keperawatan

Dalam dokumen POLTEKKES KEMENKES PADANG (Halaman 36-43)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Konsep Asuhan Keperawatan CHF

3. Perencanaan Keperawatan

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan NANDA 2015, NIC-NOC 2016

No Diagnosa Keperawatan

NOC (Nursing Outcome Clasification)

NIC (Nursing Intervention Clasification) 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi ventrikel kiri. a. Cardiac Pump Effectiveness Indikator : 1) Systolic blood pressure dalam rentang normal 2) Diastolic blood pressure dalam rentang normal 3) Tidak ada disritmia 4) Tidak ada bunyi

jantung abnormal 5) Tidak terjadi angina 6) Tidak ada edema

perifer

7) Tidak ada edema paru

8) Tidak dispnea saat istirahat

9) Tidak dispnea ketika latihan

a. Cardiac Care

Aktivitas :

1) Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi, frekuensi)

2) Catat adnya disritmia jantung

3) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output. 4) Monitor status kardiovaskuler 5) Monitor status pernafasan yang menandakan Heart Failure 6) Monitor abdomen sebagai indicator adanya adanya penurunan fungsi

Poltekkes Kemenkes Padang 10) Tidak terjadi hepatomegali 11) Aktivitas toleran 12) Tidak sianosis b. Circulation Status Indikator : 1) Systolic blood pressure dalam rentang normal 2) Diastolic blood pressure dalam rentang normal 3) Pulse pressure dalam rentang normal

4) MAP dalam rentang normal

5) AGD (PaO2 dan PaCO2) dalam rentang normal 6) Saturasi O2 dalam rentang normal 7) Tidak asites c. Vital signs Indikator : 1) Denyut jantung apikal dalam rentang normal 2) Irama denyut jantung dalam rentang normal 3) Denyut nadi radial

dalam rentang normal

4) Tekanan Systole dan Diastole dalam rentang normal 7) Monitor balance cairan 8) Monitor adanya perubahan perubahan tekanan darah

9) Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan

antiaritmia

10) Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari

kelelahan

11) Monitor adanya dispnea, ortopnea, dan takipnea

12) Anjurkan untuk menurunkan stres

b. Vital Sign Monitoring

Aktivitas :

1) Monitor TD, nadi, suhu dan RR

2) Catat adanya fluktuasi tekanan darah

3) Monitor vital sign pasien saat berbaring, duduk, berdiri

4) Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan

5) Monitor TD, Nadi, RR sebelum, selama dan setelah aktivitas 6) Monitor kualitas nadi. 7) Monitor adanya

pulsus paradoksus 8) Monitor jumlah dan

irama jantung

9) Monitor bunyi jantung 10) Monitor suara paru

Poltekkes Kemenkes Padang 11) Monitor pola pernafasan abnormal 12) Monitoradanya sianosis perifer 13) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan

pengembangan paru tidak optimal.

a. Respiratory Status : Ventilation

Indikator :

1) Respiratory dalam rentang normal 2) Tidak ada retraksi

dinding dada

3) Tidak mengalami dispnea saat istirahat 4) Tidak ditemukan otrhopnea 5) Tidak ditemukan atelektasis b. Respiratory : Airway Patency Indikator : 1) Respiratory rate dalam rentang normal.

2) Pasien tidak cemas 3) Menunjukkan jalan

nafas yang paten

a. Airway Manajemen Aktivitas : 1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu

3) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan 4) Monitor resirasi dan

status O2

b. Oxygen Therapy

Aktivitas : 1) Pertahankan

kepatenan jalan nafas 2) Atur peralatan oksigen 3) Monitor aliran oksigen 4) Pertahankan posisi pasien 5) Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi. 6) Monitor adanya kecemasan

c. Vital Sign Monitoring

Aktivitas :

1) Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR

2) Catat adanya flutuasi tekanan darah

Poltekkes Kemenkes Padang 3) Monitor kualitas nadi 4) Monitor suara paru 5) Monitor suara pernafasan 6) Monitor suhhu, warna, dan kelembapan kulit. 3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air.

a. Electrolit And Acid/Base Balance Indikator : 1) Erum albumin, kreatinin, hematokrit, Blood Urea Nitrogen (BUN), dalam rentang normal 2) pH urine, urine sodium, urine kreatinin,urine osmolaritas, dalam rentang normal 3) tidak terjadi kelemahan otot 4) tidak terjadi disritmia b. Fluid Balance Indikator :

1) Tidak terjadi asites 2) Ekstremitas tidak edema 3) Tidak terjadi distensi vena jugularis c. Fluid Overload Severity Indikator :

1) Edema tungkai tidak terjadi

2) Tidak asites

3) Kongesti vena tidak terjadi

a. Fluid Management

Aktivitas :

1) Pertahankan catatan intake output yang akurat

2) Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hematokrit,

Osmolaritas urine) 3) Monitor vital sign 4) Monitor indikasi

retensi

5) Kaji luas dan lokasi edema

6) Monitor status nutrisi 7) Kolaborasi dengan

dokter jika tanda cairan berlebuhan muncul memburuk

b. Fluid Monitoring

Aktivitas :

1) Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi 2) Tentukan

kemungkinan faktor risiko dari ketidakseimbangan cairan

3) Monitor berat badan 4) Monitor TD, Nadi,

RR

Poltekkes Kemenkes Padang 4) Tidak terjadi peningkatan blood pressure 5) Penurunan pengeluaran urine tidak terjadi 6) Tidak terjadi perubahan warna urine 7) Penurunan serum sodium tidak terjadi 8) Peningkatan serum sodium tidak terjadi

darah orthostatik dan perubahan irama jantung

6) Monitor parameter hemodinamik infasif 7) Monitor tanda dan

gejala edema 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen, kelelahan. a. Energi Conservation Indikator : 1) Menunjukkan keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat 2) Menggunakan teknik 3) Mengenali keterbatasan energi 4) Menyesuaikan gaya

hidup sesuai tingkat energi

5) Mempertahankan gizi yang cukup 6) Melaporkan

aktivitas yang sesuai dengan energi. b. Activity Tolerance Indikator : 1) Saturasi oksigen saat melakukan aktivitas membaik/dalam rentang normal 2) nadi saat melakukan

aktivitas dalam rentang normal a. Energy Management Aktivitas : 1) Tentukan keterbatasan pasien terhadap aktivitas 2) Tentukan penyebab lain dari kelelahan 3) Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan tentang keterbatasannya 4) Observasi nutrisi

sebagai sumber energi yang adekuat

5) Observasi respon jantung-paru terhadap aktivitas (misalnya takikardia, disritmia, dispnea, pucat, dan frekuensi pernafasan) 6) Batasi stimulus

lingkungan (misalnya pencahayaan, dan kegaduhan)

7) Dorong untuk lakukan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga.

Poltekkes Kemenkes Padang 3) tidak sesak napas

saat melakukan aktivitas

4) tekanan darah saat melakukan aktivitas dalam rentang normal

5) mudah melakukan ADL

c. Self Care : ADL

Indikator :

1) Mampu melakukan ADL secara mandiri (seperti makan, memakai baju,toileting, mandi, berdandan, menjaga kebersihan, oral hygiene, berjalan, berpindah tempat) 8) Rencanakan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga

9) Hindari aktivitas selama periode istirahat

10) Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sesuai sumebr energi 11) Instruksikan pasien

atau keluarga untuk mengenal tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan

pengurangan aktivitas. 12) Bantu pasien atau

keluargauntuk

menentukan tujuan akhir yang realistis 13) Evaluasi program

peningkatan tingkat aktivitas

b. Actifity Therapy

Aktivitas :

1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

2) Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social 3) Bantu untuk

mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktiivtas yang diinginkan

4) Bantu pasien atau keluarga untuk

Poltekkes Kemenkes Padang mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

5) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

6) Monitor respon fisik, emosi, soial, dan spiritual

Poltekkes Kemenkes Padang

Dalam dokumen POLTEKKES KEMENKES PADANG (Halaman 36-43)

Dokumen terkait