• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Kelas Inklusi SDN Ketawanggede dan SDN Sumbersari 1 Kelas Inklusi SDN Ketawanggede dan SDN Sumbersari 1

ISLAM PADA KELAS INKLUSI

A. Standar Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Kelas Inklusi SDN Ketawanggede dan SDN Sumbersari 1 Kelas Inklusi SDN Ketawanggede dan SDN Sumbersari 1

Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.126

Selain itu menurut pendapat lain menyebutkan bahwa perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini Gaffar menegaskan bahwa perencanaan dapat diartikan

124 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

125 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasiona; Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra,Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa dan Tuna Laras

126 . Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Siatem Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Hlm. 28-29.

sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mncapai tujuan yang ditentukan.127

Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.128 Perencanaan pembelajaran itu disusun oleh guru, hal ini disesuaikan dengan kurikulum, materi dan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Dalam perencanaan haruslah disesuaikan dengan materi yang akan dikaji, metode, tempat pembelajaran, strategi, dan juga media/alat peraga yang tersedia di sekolah yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran di dalam kelas, oleh karena itu diperlukan adanya persiapan terlebih dahulu sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Ketawanggede pada tahap Perencanaan pada kelas inklusi sama dengan sekolah lain yaitu dengan menggunakan kurikulum 2013 yang didalamnya terdapat Silabus dan RPP. Menurut Uzer Usman dalam membuat rencana pembelajaran, seorang guru harus memperhatikan beberapa hal yang sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar yang sesuai dengan RPP.129 Mengenai Perencanaan pembelajaran di SDN Ketawanggede Malang, guru pendidikan khusus mengatakan bahwa guru anak berkebutuhan khusus membuat program pembelajaran sesuai dengan keadaan siswa atau yang disebut dengan PPI (program pembelajaran individual), untuk PPI materi

127 .Syaiful Sagala, Kosep Dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005), Hlm.141.

128 .Peranturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 22 tahun 2016 tentang standar Proses, Hlm 27

129 . Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja: Rosdakarya, 2001), Hlm. 18-19

pelajaran PAI pada kelas inklusi di SDN Ketawanggede, sesuai dengan silabus hanya saja bahan ajar disesuaikan dengan kemampuan siswa berkebutuhan khusus agar mereka dapat menerima pelajaran sesuai dengan kemampua mereka. Guru Pendamping Khusus (GPK) menyederhanakan Indikator materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dikelas. Hal ini sebagaimana penjelasan dari Safruddin yang menyatakan bahwa pada proses pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus harus disesuaikan dengan kondisi yang dimiliki oleh anak.130

Perencanaan guru harus baik agar nantinya pembelajaran dapat berjalan secara maksimal selain menyiapkan perangkat pembelajaran, guru harus menyiapkan kelas yang dapat mendukung terselenggaranya pembelajaran secara inklusi sehingga siswa berkebutuhan khusus dan siswa normal dapat berinteraksi bersama tanpa ada perbedaan.hal ini sesuai dengan teori W.Stainback & S. Stainback mengungkapkan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa baik siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus dikelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil.131

130 . Safruddin Aziz, Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khsusus, (Yogyakarta: Gava Media, 2015), hlm. 116

131 Stainback,W. & Stainback,S. Support Networks for Inclusive Schooling: Independent Integrated Education. (Baltimore: Paul H. Brookes, 1990), hlm. 65

Pada SDN Inklusi Ketawanggede Malang, guru Pendidikan Agama Islam sudah melakukan perencanaan yang baik, yakni menyiapkan RPP yang termasuk di dalamnya strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan media pembelajaran. Akan tetapi, untuk siswa berkebutuhan khusus belum mampu menyiapkan media pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa berkebutuhan khusus yang bermacam-macam sehingga media harus menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Sedangkan sekolah belum bisa memfasilitasinya dikarenakan keterbatasan anggaran. Namun guru Pendidikan Agama Islam tetap mengikutkan media pembelajaran anak normal bersama dengan anak berkebutuhan khusus tanpa dibedakan seperti gambar, LCD Proyektor untuk pemutaran film serta media lain yang tersedia di sekolah.

Sedangkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan di SDN Sumbersari dapat diketahui bahwa perencanaan yang guru Pendidikan Agama Islam dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah menyiapkan Silabus dan RPP yang sesuai dengan kurikulum 2013. Berkaitan dengan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas inklusi, perencanaan dan kesiapan guru sangat diperlukan sebelum dimulainya pembelajaran. Perencaan yang perlu disiapkan oleh guru Pendidikan Agama Islam yakni membuat RPP dan untuk siswa berkebutuhan khusus guru Pendidikan Agama Islam membuat program pembelajaran sesuai dengan keadaan siswa atau yang disebut dengan PPI (program pembelajaran individual), untuk PPI materi pelajaran

PAI pada kelas inklusi di SDN Sumbersari 1 sesuai dengan silabus hanya saja bahan ajar disesuaikan dengan kemampuan siswa berkebutuhan khusus agar mereka dapat menerima pelajaran sesuai dengan kemampuan mereka. Program ini hanyalah bentuk penyederhanaan dari perangkat yang di buat oleh guru. Program PPI ini dipegang oleh guru pendamping khusus (GPK) hal ini dikarenakan GPK lebih mengetahui cara penanganan siswa berkebutuhan khusus sesuai dengan keemampuan siswa berkebutuhan khusus.

Berdasarkan pengamatan penulis sejauh ini perencanaa yang dibuat untuk materi pendidikan agama Islam pada kelas inklusi masih menggunakan RPP standar kelas reguler, belum sesuai dengan peraturan pemerintah untuk sekolah inklusi, hanya saja untuk siswa berkebutuhan khusus ada PPI (program pembelajaran individual) untuk mengetahui letak perkembangan pada siswa berkebutuhan khusus. PPI (Program Pembelajaran Individual), adalah sebuah perencanaan materi pembelajaran apabila kelas reguler biasanya dikenal sebagai RPP. PPI pada materi pembelajaran PAI sesuai dengan silabus namun materi lebih disederhanakan untuk kelas khusus.

Seharusnya guru-guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus membuat perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Trianto ada 7 prinsip penyususnan pembelajaran, yaitu: 1) Relevansi; relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara indivivdu. 2) Adaptasi; memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikologi, IPTEK,

dan seni. 3) Kontiunitas; disusun secara berkelanjutan antara satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. 4) Fleksisbelitas; dikembangkan fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak. Serta kondisi lembaga. 5) Kepraktisan dan akseptasbilitas; memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan. 6) Kelayakan (Feasibility); menunjukan kelayakan dan keberpihakan pada anak. 7) Akuntabilitas; dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat.132

B. Standar Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas Inklusi