• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.3 Analisis Data

3.3.2 Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Perhitungan kebutuhan bahan baku pada Tahun 2012 didapatkan dengan melakukan peramalan terlebih dahulu. Peramalan dilakukan pada data

independent demand dalam hal ini perkiraan produksi kertas. Teknik peramalan yang digunakan yaitu Moving Average (MA) , Weight Moving Average (WMA), exponensial smoothing, linear regression dan linear regression with seasonal factor.

1. Moving Average (MA), merupakan peramalan untuk satu periode kedepan dari periode rataan. Penentuan periode dapat harian, mingguan bahkan bulanan. Perhitungan MA dapat dihitung menggunakan rumus pada persamaan 5.

2. Weight Moving Average (WMA), merupakan peramalan periode kedepan dari periode rataan dikalikan dengan bobot masing-masing periode. Jumlah bobot dari masing-masing periode harus berjumlah satu. Perhitungan WMA dapat dihuitung menggunakan rumus persamaan 6. 3. Single Exponential Smoothing, nilai ramalan pada periode t+1 sama

dengan nilai peramalan pada periode t ditambah dengan penyesuaian yang berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut. Nilai ramalan dapat dihitung menggunakan rumus persamaan 7.

4. Linear Regression, metode peramalan yang biasa digunakan untuk jangka panjang. Nilai peramalan dapat dihitung dengan rumus persamaan 8. 5. Regression with seasonal data, merupakan multiplicative time series

model yang memperhitunkan trend. Nilai peramlalan dapat dihitung menggunakan rumus persamaan 9.

(5)

Dimana : At = Data pengamatan periode t

n = Jumlah deret waktu yang digunakan Ft = Nilai peramalan periode t

(6)

Dimana: Wn = Bobot pada periode ke n

(7)

Dimana: α = Smoothing constant

(8)

Dimana:Y = dependent variable

a = Y intercept

b = Slope

(9)

Dimana: ŷt = nilai ramalan pada periode t

S2= 1 Jika kuarter t merupakan kuarter pertama pada tahun itu

bo = konstan

b2= koefisien regresi

Setiap peramalan pasti mengandung error atau ketidakpastian, oleh karena itu dihitung error yang terjadi setiap teknik-teknik peramalan. Error atau besarnya kesalahan peramalan dapat dihitung dengan beberapa indikator yaitu: Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Squared Error (MSE), dan Tracking Signal

(TS).

1. Mean Absolute Deviation (MAD), merupakan ukuran kesalahan dengan mengambil rata-rata nilai absolute dari kesalahan peramalan. MAD dihitung menggunakan rumus persamaan 10.

2. Mean Squared Error (MSE), merupakan rata-rata selisih kuadrat dari nilai kesalahan. Nilai MSE dapat dihitung menggunakan rumus persamaan 11. 3. Tracking Signal (TS), merupakan rasio dari komulatif error (RSFE) dan

MAD. Nilai TS dapat dihitung menggunakan rumus persamaan 12.

∑ (10)

∑ (11)

(12)

Teknik dengan nilai error terkecil kemudian dipilih sebagai teknik terbaik. Hasil peramalan dari teknik terbaik ini digunakan untuk menghitung perkiraan kebutuhan bahan baku. Perhitungan kebutuhan bahan baku menggunakan Standar Operational Procedur (SOP) dari perusahaan. SOP dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1.

Kebutuhan bahan baku yang telah dihitung menggunakan SOP, kemudian dihitung biaya persediaannya menggunakan metode perusahaan dan metode MRP. Pemilihan teknik terbaik dilihat berdasarkan biaya persediaan yang paling minimum yang dihasilkan dari metode tersebut.

BAB IV

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perusahaan.

PT. Pindo Deli Pulp and Paper merupakan bagian dari Sinar Mas Grup. Berdiri pada tahun 1967 di Karawang Jawa Barat. PT. Pindo Deli Pulp and Paper

mempunyai dua pabrik dengan 15 divisi yang terdiri dari 13 Paper Machine

(PM), castcoated dan Non Carbonless Required (NCR). Pabrik pertama terletak di Jalan Adiarsa Teluk Jambe Karawang Jawa Barat. Sedangkan Pabrik 2 terletak di Desa Kuta Mekar Karawang Jawa Barat. Perusahaan yang memiliki kurang lebih 10.000 karyawan ini pemegang saham terbesarnya adalah PT. Purinusa Ekapersada. Struktur organisasi perusahaan terlampir pada Lampiran 2. Pada bulan Oktober tahun 1999, Pindo Deli I dan II mendapatkan sertifikat ISO 14001 atas komitmennya terhadap lingkungan, sertifikat ISO 9002 juga diberikan kepada Pindo Deli I dan II karena kemampuannya dalam memenuhi Quality Management System yang bertaraf Internasional. Beberapa merk dagang produksi PT. Pindo Deli Pulp and Paper yaitu Passeo Tissue, Nice Tissue, Bola Dunia, Sinar Dunia, Lucky Boss, Mirage, dan merk terkenal lainnya. Penelitian ini dikhususkan di PM 12.

PM 12 mulai beroperasi pada tahun 2005 menggunakan mesin second-hand

buatan IHI Co. Ltd. Jepang. Mesin dengan tipe fourdriner ini memiliki lebar 3,3 meter dan memiliki kecepatan 1000-1200 m/ menit. Kapasitas produksinya mencapai 7.000 ton per bulan. PM 12 dilengkapi dengan sistem operasi DCS (Distributed Control System). PM 12 memproduksi enam kelompok jenis kertas yaitu:

1. Base paper castcoated, jenis kertas yang merupakan bahan baku untuk kertas castcoated. Biasa digunakan untuk kertas stiker, kertas foto dll. 2. Woodfree, jenis kertas dengan tingkat kecerahan yang tinggi, kisaran

gramatur kertas ini sekitar 60-90 gsm. Biasa digunakan untuk kertas

photocop, office paper (amplop dan buku tulis).

3. Stiffnerboard, jenis kertas tebal yang biasa digunakan untuk bungkus atau kertas sabun

4. Drawing paper, jenis kertas tebal yang biasa digunakan untuk media gambar. Kertas ini biasa diekspor ke China, Malaysia, dan Hongkong. 5. Preprint, jenis kertas yang biasa digunakan untuk mencetak seperti

struk, dengan kisaran gramatur 60-120 gsm.

6. Briefcard, jenis kertas dengan nama dagang kertas manila. Biasa juga digunakan untuk core tissue

4.2 Perencanaan Produksi, Proses Produksi, dan Pemasaran.

Perencanaan produksi PT. Pindo Deli bermula dari pemesanan yang dilakukan oleh konsumen ke bagian marketing. Setelah itu pihak marketing

membuat Purchase Order (PO). PO kemudian diserahkan kebagian Production Planning and Inventory Control (PPIC). PPIC ini bertugas untuk memastikan pemesanan yang diminta sesuai dengan kualitas, kuantitas dan waktu yang tepat. Bagian PPIC membuat rencana produksi. Selain rencana produksi, PPIC juga bertanggung jawab atas kontrol persediaan kertas yang terdapat di gudang. Rencana produksi kemudian diberikan ke bagian Raw Material Departemen

(RMD). RMD mencatat dan menghitung kebutuhan bahan baku yang diperlukan. Rencana produksi juga diberikan ke bagian produksi. Rencana produksi dan semua jenis data disalurkan melalui Sistem Aplikasi Produksi (SAP). Rencana produksi paling lambat dibuat satu minggu sebelum produksi berlangsung.

Proses produksi kertas di PM 12 sama seperti produksi kertas pada umumnya. Proses produksi terdiri dari stock preparation, approach flow system, paper machine, rewinder, dan finishing. Pada tahapan stock preparation bahan baku dipersiapkan dan diolah sebelum masuk ke paper machine. Tahapan-tahapan pada stock preparation terdiri dari pembuburan kembali virgin pulp, pembersihan menggunakan High Density Cleaner (HDC), penggilingan di refiner dan pencampuran mixing chest.

Serat yang telah bercampur di machine chest dipompakan menuju Approach Flow System (AFS) untuk mengoptimalkan kondisi stock agar siap dibuat lembaran kertas di mesin pembuat kertas. Dalam tahap pembuatan kertas ini, dilakukan proses pembentukkan serat dari headbox kemudian didistribusikan seleber mesin ke atas wire.

Lembaran yang keluar dari wire masih dalam keadaan basah. Untuk mengeluarkan air yang terkandung dalam lembaran dilakukan pengeluaran air menggunakan press. Press yang digunakan yaitu melakukan penekanan lembaran diantara dua roll. Lembaran masuk kebagian press melalui pick up roll dan dibawa oleh felt. Lembaran mengalami pengeluaran air secara mekanis dengan cara dijepit diantara kedua roll.

Lembaran kemudian masuk ke bagian sizing. Pada tahap ini diaplikasikan bahan kimia berupa starch yang berfungsi meningkatkan penetrasi pada tinta dan air maupun daya cetak. Pada bagian ini menggunakan dua roll (pre dryer dan

after dryer) yang dipasang secara diagonal dengan tekanan tertentu.

Proses calendering menggunakan prinsip utama yaitu melakukan penekanan pada lembaran diantara dua roll dengan tekanan tertentu. Tujuan dari calendering

untuk meningkatkan smoothness, kelicinan kertas, mengukur caliper dan ketebalan kertas. Setelah itu kertas di gulung menggunakan spool menjadi jumbo

roll kertas. Setelah menjadi jumbo roll kertas, kemudian dikirim ke divisi

rewinding.

Pada tahapan rewinding ini jumbo roll digulung ulang dari steel core ke

paper core menjadi ukuran yang dipesan oleh konsumen. Sedangkan, apabila

order trermasuk order sheet, maka setelah di rewinding, kertas dikirim ke bagian

cutter untuk dipotong sesuai dengan ukuran target.

Kertas yang telah dipotong kemudian di sortir dibagian finishing. Terdapat lima langkah dalam finishing ini yaitu counting, shorting, wrapping, stacking dan

labeling. Counting merupakan tahapan penghitungan lembaran kertas yang akan di sortir. Shorting yaitu memilih kertas yang reject atau terdapat cacat. Stacking

merupakan kegiatan menumpuk kertas yang lolos shorting. Kemudian kertas di

warping atau di bungkus dan diberi label atau labeling.

Target pemasaran kertas perusahaan ini lokal dan ekspor. Pemasaran lokal contohnya ke perusahaan reseler yaitu Cakra Wala Mega. Sedangkan untuk ekspor dibagi menjadi beberapa region yaitu: Eropa dan Afrika; Middle East; India dan Sub continental; Malaysia, Korea Selatan dan south east; Jepang dan Taiwan; Eropa Timur.

Gambar 3 Proses perencanaan dan produksi kertas di paper machine 12.

Ordering

Making purchase order

Production planning

Planning raw material

Stock preparation Paper making Pressing Sizing Calendering Rolling paper Rewinding Finishing

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

Gambar 4 Proses produksi (a) Stock preparation, (b) Paper making, (c) Pressing, (d) Sizing, (e) Calendering, (f) Rolling paper, (g) Rewinding, (h) Finishing.

Terdapat dua jenis perencanaan di PT. Pindo Deli Pulp and Paper yaitu perencanaan produksi dan perencanaan bahan baku. Penelitian ini dikhususkan pada perencanaan bahan baku.

4.3 Metode Perencanaan Bahan Baku Perusahaan

Bahan baku merupakan hal yang terpenting dalam suatu proses produksi. Oleh sebab itu perencanaan bahan baku harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan namun tidak terjadinya kelebihan persediaan. RMD merupakan suatu divisi yang menangani kebutuhan dan perencanaan bahan baku seluruh PT. Pindo Deli Pulp and Paper. Perencanaan kebutuhan dilakukan masing-masing paper machine yang kemudian melakukan pemesanan ke pihak RMD. Perencanaan bahan baku perusahaan dilakukan setiap bulannya. Setiap bulan perusahaan menghitung kebutuhan untuk satu bulan ditambahkan perkiraan pemakaian 21 hari untuk bahan baku kimia, 45 hari untuk NBKP dan 30 hari untuk LBKP.

Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

1. Pulp yaitu serat kayu sebagai bahan utama pembuatan kertas. Pulp ini terbagi menjadi LBKP (Leave Bleached Kraft Pulp), NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp), wet broke, dan dry broke. LBKP adalah pulp serat pendek dan NBKP pulp serat panjang. Wet broke merupakan sisa trimming

kertas yang masih basah. Sedangkan dry broke diperoleh dari kertas reject

yang dibubur kembali.

2. Filler yaitu bahan pengisi yang ditambahkan dalam pembuatan kertas. Penambahan filler ini bertujuan efisiensi biaya. Bahan yang digunakan adalah CaCO3. Penambahan Filler dilakukan dibagian Hydrapulper diaduk

bersama pulp dan air pada tahapan stock preparation.

3. Internal sizing agent yaitu bahan kimia untuk penahan daya serap air.

Sizing agent yang digunakan adalah AKD (Alkyl Keton Dimer). Penambahan dilakukan di bagian silo pada tahapan approach flow system.

4. Retention aids yaitu bahan kimia yang terdiri dari anionic retention aids dan

cationic retention aids yang berfungsi meningkatkan daya ikat antar serat.

Retention aids diinjeksi pada bagian stuffbox pada tahapan approach flow system.

5. Surface sizing yaitu bahan kimia yang berfungsi mengendalikan porositas dan meningkatkan kehalusan pada permukaan kertas. Diinjeksi pada size press pada tahapan paper machine.

6. Cationic Starch berfungsi meningkatkan kekuatan pada kertas terhadap daya tarik melalui ikatan hidrogen antara serat, starch, dan air. Penambahan dilakukan dibagian after screen pada tahapan paper machine.

Sistem yang digunakan dalam penanganan bahan baku yaitu sistem FEFO (First Expired First Out). Sedangkan untuk LBKP dan NBKP menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Proses pembeliaan barang pasti terdapat waktu tunggunya, waktu tunggu ini lebih dikenal dengan sebutan lead time. Lead time

merupakan lamanya waktu dari pemesanan barang sampai barang itu sampai dan siap untuk dipergunakan. Lead time untuk barang yang dibeli dari dalam negeri sekitar satu bulan. Sedangkan untuk barang yang diimpor lamanya lead time

mencapai 4-5 bulan. Oleh sebab itu diperlukan persediaan pengaman yang ada di dalam gudang guna estimasi keterlambatan dari bahan baku. Terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam perencanaan bahan baku ini. Kebusukan atau Expire date dan keterlambatan bahan baku saat di butuhkan kerap terjadi.

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 5 Bahan baku (a) Pulp, (b) Filler, (c) AKD, (d) Retention aid, (e)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011

Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan bahan baku menjamin kelancaran produksi. Namun disisi lain, persediaan bahan baku ini menimbulkan biaya persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan.

Sistem pengendalian bahan baku di PT. Pindo Deli Pulp and Paper

merupakan tanggung jawab divisi RMD. RMD bertugas untuk mengontrol dan melaksanakan perencanaan aktifitas logistik bahan baku. Setiap bulannya PM dan unit produksi lain mengirimkan hasil perencanaan kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk satu bulan ke bagian RMD. Setelah menghitung kebutuhan dari semua divisi, RMD akan melakukan pemesanan barang ke pihak supplier.

Perencanaan kebutuhan bahan baku dilakukan untuk kegiatan produksi dalam satu bulan. Untuk mengantisipasi adanya kebutuhan bahan baku yang tidak terduga, perusahaan menambahkan safety stock pada setiap perencanaan kebutuhan bahan baku perbulannya. Safety stock tiap bahan baku berbeda-beda, tergantung jenis dan tempat pembelian bahan baku. Untuk bahan baku kimia,

safety stock yang ditambahkan adalah kebutuhan bahan baku untuk 21 hari, LBKP 30 hari, dan NBKP 45 hari. Besarnya safety stock juga tergantung kebijakan dari perusahaan. Selain itu dalam pemesanan bahan baku terdapat lead time. Lead time

untuk bahan baku lokal sekitar satu bulan, dan untuk bahan baku yang diimpor sekitar 4 bulan.

Bahan baku disimpan di dalam gudang penyimpanan. Khusus untuk pulp, sebagian disimpan diluar gudang dengan menggunakan terpal karena keterbatasan ruang di gudang. Sistem penanganan bahan baku untuk bahan kimia adalah First Expired First Out (FEFO). Ini berarti bahan kimia yang lebih cepat expired

digunakan terebih dahulu. Sementara itu untuk penanganan pulp menggunakan sistem First In First Out (FIFO), yaitu pulp yang pertama datang digunakan lebih awal. Sistem yang sudah digunakan oleh perusahaan saat ini menyebabkan

sebagian bahan baku busuk, bahan expired sebelum digunakan, bahkan pesanan bahan baku ada yang datang terlambat sehingga harus meminjam kepada unit produksi lain.

Evaluasi sistem pengendalian bahan baku dilakukan dengan cara terlebih dahulu menghitung kebutuhan bahan baku pada tahun 2011. Adapun bahan baku yang dihitung merupakan bahan baku utama pembuatan kertas yang tidak diproduksi langsung oleh perusahaan melainkan membeli bahan dari perusahaan lain. Bahan baku yang dikaji meliputi LBKP, NBKP, AKD, Surface Size,

Retention Aid, dan Cationic Starch. Bahan baku kimia seperti AKD, Surface Size,

Retention Aid, dan Cationic Starch diperoleh dari dalam negeri yaitu sekitar JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi). LBKP diperoleh dari Sister Company yaitu Lontar Papyrus dan Indah Kiat. Sedangkan NBKP diperoleh dari negara Kanada dan Amerika. Jumlah produksi kertas dan penggunaan bahan baku pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.

Evaluasi pengendalian persediaan bahan baku tahun 2011 ini dilakukan dengan membandingkan metode perusahaan dan empat teknik metode MRP. MRP merupakan suatu metode perencanaan kebutuhan bahan, dimana bahan baku dihitung jumlah dan waktu pemesanannnya. Setelah perhitungan kebutuhan bahan baku kemudian dihitung biaya persediaan dari masing-masing metode. Komponen biaya persediaan terdiri dari biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya pembelian barang tersebut. Besarnya biaya bergantung kepada jumlah barang dan tempat pemesanan barang. Semakin banyak biaya yang dipesan dan disimpan akan meningkatkan biaya persediaan. Semakin jauh jarak pemesanan barang maka biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan juga semakin besar. Biaya persediaan untuk masing-masing metode dihitung, dan hasil perhitungannya secara rinci disajikan pada Tabel 4. Contoh perhitungan kebutuhan bahan baku secara rinci dilampirkan pada Lampiran 3.

Biaya persediaan untuk bahan baku pada tahun 2011 menggunakan metode perusahaan adalah US$27,14 juta. Sedangkan menggunakan metode MRP, biaya persediaan yang dihasilkan lebih rendah.

Tabel 3 Produksi Kertas dan Pemakaian Bahan Baku Tahun 2011 Item Tahun 2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 PR1 6.770,0 5.218,6 6.173,2 5.636,4 5.588,6 5.492,8 6.128,5 4.973,0 5.700,8 5.626,5 4.297,5 3.946,5 PM2 LBKP 4.813 3.691 3.983 3.775 3.911 3.473 3.475 3.142 3.123 3.397 2.717 2.521 NBKP 268,0 79,4 169,3 191,4 57,3 74,7 74,1 39,2 138,6 74,9 106,5 103,1 AKD 69,3 50,1 67,5 68,0 62,4 51,7 67,5 65,0 55,8 46,0 62,7 56,0 SS3 14,0 15,0 13,0 14,0 15,0 8,0 8,0 2,0 5,0 7,7 9,0 8,0 CS4 54,9 39,8 35,0 48,0 48,3 40,0 56,5 57,5 50,4 55,5 53,4 55,8 RA5 11,0 5,8 11,0 7,0 15,7 9,0 5,0 4,7 3,7 4,0 6,0 8,0 Keterangan Satuan dalam ton

1Produksi kertas 2 Pemakaaian 3 Surface Size 4 Cationic Starch 5 Retention Aid

Tabel 4 Biaya Persediaan Bahan Baku Periode Pada Tahun 2011

Teknik Bahan Baku Biaya Total Selisih

AKD Surface Size Cationic Starch Retention Aid LBKP NBKP

Perusahaan 396,42 83,33 455,64 54,30 24.954,99 1.191,69 27.136,37 - LFL 373,23 82,62 452,38 52,49 23.640,33 1.082,18 25.683,25 1.453,13 EOQ 381,33 82,81 472,42 60,75 24.134,25 1.117,59 26.249,14 887,23 LUC 373,23 89,08 452,41 52,44 23.640,55 1.081,93 25.689,66 1.446,72 LTC 373,30 82,56 452,53 52,43 23.640,70 1.081,90 25.683,43 1.452,94 Keterangan: satuan dalam US$(1000)

Penggunaan metode MRP akan dapat menghemat biaya persediaan. Biaya persediaan minimum dihasilkan dengan menggunakan metode MRP teknik LFL. Penggunaan teknik ini dapat menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan hingga US$1,45 juta per tahun dengan penghematan sebesar 5,35%. Penelitian terdahulu mengenai pengendalian persediaan bahan baku untuk

polyester oleh Resmi (2011) menunjukkan biaya persediaan minimum untuk bahan baku MEG menggunakan metode MRP teknik LFL Biaya persediaan yang dapat dihemat sebesar 3,62%. Menurut Heizer dan Render (2010), ketika pesanan bersifat ekonomis dan teknik persediaan just in time diterapkan, maka teknik lot for lot sangat efisien diterapkan.

Metode pengendalian persediaan bahan baku yang digunakan oleh perusahaan menghasilkan biaya persediaan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh jumlah barang yang dipesan terlampau besar, sehingga biaya pembelian dan penyimpanannya menjadi besar. Teknik LFL menghasilkan biaya persediaan minimum karena teknik ini memesan barang sesuai dengan kebutuhan bersih sehingga biaya pembelian dan penyimpanannya kecil. Lebih lanjut bahan baku yang busuk, expired, dan keterlambatan bahan baku dapat diminimalisir.

Penerapan metode MRP, memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengalokasikan biaya berlebih ke bidang dan keperluan yang lain. Sebagai contoh, biaya dapat dialokasikan kebagian lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian lingkungan atau corporate social responsibility (CSR). Selain itu, biaya dapat juga dialokasikan untuk perbaikan dan perawatan mesin serta kesejahteraan pegawai.

5.2 Perencanaan Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2012

Perencanaan kebutuhan bahan baku tahun 2012 ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Perencanaan pengendalian bahan baku dimulai dengan memperkirakan terlebih dahulu jumlah produksi kertas pada tahun 2012. Hal ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik time series yang tersedia. Peramalan ini menggunakan data bulanan dari Januari 2010 sampai Maret 2012. Teknik-teknik yang digunakan adalah Moving Average, Weight Moving Average, dan Single Exponential Smoothing dengan beberapa kombinasi

dan interval waktu. Pengujian nilai kesalahan peramalan kemudian dilakukan untuk membandingkan ketepatan dari beberapa teknik peramalan. Nilai kesalahan dihitung menggunakan parameter MAD, MSE, dan TS. Nilai kesalahan yang semakin kecil menunjukkan peramalan yang semakin baik karena mendekati nilai yang sesungguhnya. Perkiraan produksi kertas menggunakan teknik yang memiliki nilai kesalahan paling kecil kemudian digunakan untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku. Nilai kesalahan berbagai teknik peramalan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Nilai Kesalahan Peramalan

Teknik Peramalan MAD MSE TS

2MA 553,66 530.109,01 0,41 2WMA 584,41 571.773,43 0,69 3MA 588,58 536.341,72 1,50 3WMA 584,38 543.322,69 1,01 6MA 608,38 614.449,42 3,02 6WMA 658,87 662.425,63 0,89 exsmooth (α=0.385) 596,08 595.865,99 6,28

Sumber: data olahan

Tabel 5 menunjukkan teknik Two Month-Moving Average memiliki nilai kesalahan peramalan yang paling kecil untuk setiap parameter. Teknik ini menghasilkan MAD sebesar 553,66, MSE pada teknik ini sebesar 530.109,01, dan TS sebesar 0,49. Namun teknik ini tidak dapat digunakan untuk meramalkan produksi kertas sampai periode Desember 2012. Teknik 2MA ini hanya dapat meramalkan hingga satu bulan kedepannya. Oleh karena itu, untuk meramalkan produksi kertas tahun 2012 digunakan teknik regresi linier. Kemudian digunakan teknik regresi terbaik memperhitungkan variasi bulanan. Teknik ini menghitung jumlah konstan ditambahkan pada perkiraan time series sesuai dengan tren peningkatan yang diharapkan (Hanke 1992). Hasil perhitungan kesalahan peramalan menunjukkan simpangan baku sebesar 588,5. Hasil perhitungan peramalan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 4. Teknik peramalan menggunakan liniear regression with seasonal data ini kemudian digunakan untuk meramalkan perkiraan produksi kertas pada bulan April 2012 hingga Desember 2012.

Berdasarkan hasil perhitungan produksi kertas, setiap bahan baku berfluktuasi pada tahun 2012. Peningkatan permintaan kertas biasanya meningkat menjelang hari besar atau hari raya dan beberapa bulan sebelum akhir tahun. Besarnya produksi kertas yang fluktuatif ini harus didukung dengan pengendalian persediaan yang baik. PT Pindo Deli sendiri memiliki sistem pemesanan make to order, dimana besarnya produksi kertas bergantung kepada permintaan konsumen. Permintaan yang tidak terduga dapat diantisipasi dengan safety stock, sehingga walaupun terjadi permintaan tak terduga perusahaan masih memiliki stock bahan baku untuk berproduksi.

Hasil peramalan kertas kemudian dijadikan acuan untuk menghitung kebutuhan bahan baku. Perhitungan kebutuhan bahan baku disesuaikan dengan SOP (Standar Operation Production) dalam pembuatan kertas di perusahaan. Perhitungan kebutuhan bahan baku dihitung dengan mengalikan perkiraan produksi kertas dengan nilai rata-rata kebutuhan bahan baku sesuai SOP. Nilai rata-rata digunakan karena pada penelitian ini tidak memperhitungkan perbedaan jenis kertas. Hasil peramalan produksi kertas dan kebutuhan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 6. Contoh perhitungan kebutuhan bahan baku secara rinci disajikan pada Lampiran 5.

Kebutuhan bahan baku yang telah diketahui kemudian dikendalikan dengan menggunakan teknik lot sizing seperti LFL, EOQ, LTC, LUC. Hasil lot sizing

dihitung biaya persediaannya. Biaya persediaan masing-masing metode digunakan untuk membandingkan teknik yang paling efisien dan menghasilkan biaya persediaan yang minimum. Biaya persediaan hasil lot sizing dapat dilihat pada Tabel 7.

Penggunaan metode MRP akan dapat menghemat biaya persediaan. Biaya persediaan minimum dihasilkan dengan menggunakan metode MRP teknik LTC.

Dokumen terkait