• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Produksi dengan Dynamic Programming

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

(R ) Bahan Tambahan

5.2. Pengolahan Data

5.2.3. Perencanaan Produksi 1.Kapasitas Produks

5.2.3.4. Perencanaan Produksi dengan Dynamic Programming

Urutan perencanaan volume produksi dengan dynamic programming dapat dilihat sebagai berikut:

1. Dekomposisi, yaitu permasalahan rencana produksi dipecah menjadi beberapa sub masalah yang dinyatakan dengan tahap (periode) 1 sampai 12. Dalam penelitian ini, akan dilakukan perencanaan produksi sepanjang tahun 2012. Maka permasalahan rencana produksi tersebut akan didekomposisi atau dipecahkan menjadi sub masalah rencana produksi dalam 12 tahap, yaitu rencana produksi dari periode Januari 2012 hingga periode Desember 2012 yang dapat dilihat pada Tabel 5.51.

Tabel 5.51. Tahap Dekomposisi Sub masalah (Tahap) Bulan

1 Januari 2012 2 Febuari 2012 3 Maret 2012 4 April 2012 5 Mei 2012 6 Juni 2012 7 Juli 2012 8 Agustus 2012 9 September 2012 10 Oktober 2012 11 November 2012 12 Desember 2012

2. Menentukan variabel masukan/state, di mana input atau variabel masukannya - jumlah permintaan hasil peramalan yang dapat dilihat pada Tabel 5.52.

Tabel 5.52. Hasil Peramalan Jumlah Permintaan Produk Tahun 2012

X Y Januari 21490 Febuari 22565 Maret 22565 April 22740 Mei 25014 Juni 23877 Juli 22718 Agustus 19620 September 20653 Oktober 25450 November 24293 Desember 23136 Total 274122

- kemampuan produksi yang dapat dilihat pada Tabel 5.53.

Tabel 5.53. Kemampuan Produksi Tiap Bulan Tahun Peramalan

Bulan Jumlah Hari Kerja

Kemampuan Total Kemampuan Produksi (unit) Jumlah Permintaan (unit) Regular Overtime Januari 20 15162 8664 23826 21490 Febuari 21 15921 9098 25019 22565 Maret 21 15921 9098 25019 22565 April 20 15162 8664 23826 22740 Mei 22 16679 9531 26210 25014 Juni 21 15921 9098 25019 23877 Juli 22 16679 9531 26210 22718 Agustus 19 14404 8231 22635 19620 September September 20 15162 8664 23826 20653 Oktober 22 16679 9531 26210 25450 November November 21 15921 9098 25019 24293 Desember 20 15162 8664 23826 23136

Pn = kemampuan produksi regular untuk periode n

- Biaya produksi regular sebesar Rp. 132.906,- dan biaya produksi overtime

sebesar Rp.133.781,-.

R = biaya produksi regular

- Selisih biaya produksi regular dengan biaya produksi regular + overtime

S = selisih biaya antara regular dengan regular ditambah overtime

- Biaya simpan sebesar Rp. 888,-/unit.

H = Biaya simpan

3. Menentukan variabel keputusan, yaitu jumlah produksi berdasarkan pertimbangan pemakaian jam kerja regular atau dengan penambahan jam kerja overtime yang dapat dilihat pada Tabel 5.54.

Tabel. 5.54. Penentuan Jumlah Produksi Berdasarkan Kemampuan Produksi Regular Time atau Overtime

Bulan Kemampuan Kemampuan Produksi Maksimum (unit) Regular Overtime Januari 15162 8664 23826 Febuari 15921 9098 25019 Maret 15921 9098 25019 April 15162 8664 23826 Mei 16679 9531 26210 Juni 15921 9098 25019 Juli 16679 9531 26210 Agustus 14404 8231 22635 September 15162 8664 23826 Oktober 16679 9531 26210 November 15921 9098 25019 Desember 15162 8664 23826 Total 188773 107872 296645

Xn = Jumlah produksi terjadwal pada periode n

n = Periode (n = 1, 2, 3, . . . , n)

4. Menetapkan fungsi rekursif (backward recursive)

Keterangan:

Xn = produksi terjadwal untuk periode n (n = 1, 2, …, N)

R = biaya produksi regular

Pn = kemampuan produksi regular untuk periode n

S = selisih biaya antara regular dengan regular ditambah overtime Dn = perkiraan permintaan untuk periode n

In = persediaan untuk akhir periode n

H = biaya simpan

F*n-1 = biaya minimum untuk 1 periode sebelumnya

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari langkah 1 hingga 3, maka fungsi rekursif yang ditetapkan untuk setiap tahapan sub masalah rencana produksi secara backward recursive dapat dilihat pada Tabel 5.55.

Tabel. 5.55. Penetapan Fungsi Rekursif

Periode Fungsi Rekursif

Desember 2012 F12*(I12) = 132.906 X12 + (X12 – 15162)875 + 888(I12 + X12 – D12) November 2012 F11*(I11) = 132.906 X11 + (X11 – 15921)875 + 888(I11 + X11 – D11) + F12*(I12) Oktober 2012 F10*(I10) = 132.906 X10 + (X10 – 16679)875 + 888(I10 + X10 – D10) + F11*(I11) September 2012 F9*(I9) = 132.906 X9 + (X9 – 15162)875 + 888(I9 + X9 – D9) + F10*(I10) Agustus 2012 F8*(I8) = 132.906 X8 + (X8 – 14404)875 + 888(I8 + X8 – D8) + F9*(I9) Juli 2012 F7*(I7) = 132.906 X7 + (X7 – 16679)875 + 888(I7 + X7 – D7) + F8*(I8) Juni 2012 F6*(I6) = 132.906 X6 + (X6 – 15921)875 + 888(I6 + X6 – D6) + F7*(I7) Mei 2012 F5*(I5) = 132.906 X5 + (X5 – 16679)875 + 888(I5 + X5 – D5) + F6*(I6) April 2012 F4*(I4) = 132.906 X4 + (X4 – 15162)875 + 888(I4 + X4 – D4) + F5*(I5) Maret 2012 F3*(I3) = 132.906 X3 + (X3 – 15921)875 + 888(I3 + X3 – D3) + F4*(I4) Febuari 2012 F2*(I2) = 132.906 X2 + (X2 – 15921)875 + 888(I2 + X2 – D2) + F3*(I3) Januari 2012 F1*(I1) = 132.906 X1 + (X1 – 15162)875 + 888(I1 + X1 – D1) + F2*(I2)

Model perencanaan produksinya dapat dilihat pada Gambar 5.3.

Periode (bulan n-1) Periode (bulan n) Periode (bulan 1)

- Jumlah permintaan (Dn) - Jumlah persediaan akhir

- Jumlah produksi optimal (Xn)

- Optimalisasi biaya Fn(In) = Min[Kn(Xn,In+Xn-Dn)]

- Jumlah produksi (Xn)

- Jumlah persediaan (In)

- Jumlah permintaan (Dn-1)

- Jumlah produksi optimal (Xn-1)

- Optimalisasi Biaya Fn-1(In-1) = Min[Kn-1(Xn-1,In-1+Xn-1-Dn- 1)]+f*n(In+Xn-Dn) - Jumlah produksi (X2) - Jumlah persediaan (I2) - Jumlah permintaan (D1)

- Jumlah produksi optimal (X1)

- Optimalisasi Biaya F1(I1) = Min[K1(X1,I1+X1-

D1)]+f*2(I2+X2-D2)

Gambar 5.3. Model Perencanaan Produksi

Dengan menggunakan data yang didapatkan, penyelesaian perencanaan produksi dengan dynamic programming dapat dilihat sebagai berikut:

1. Periode 12 (Desember 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Desember dari hasil peramalan adalah 23136 unit (Tabel 5.17.) dengan kemampuan produksi regular adalah 15162 unitdan dengan penambahan overtime menjadi 23826 unit (Tabel 5.48.). Jumlah

permintaan dapat dipenuhi dengan overtime, atau dengan waktu regular tetapi memiliki persediaan di awal periode. Berdasarkan kebijakan pengadaan lembur yang dilakukan selama 5 hari sekaligus jika diperlukan maka dapat dihasilkan 2400 unit parabola. Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F12*(I12) = 132.906 X12 + (X12 – 15162)875 + 888(I12 + X12 – D12)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.56. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.56. Biaya Produksi Bulan Desember 2012

I F12*(I12) = 132.906 X12 + (X12 – 15162)875 + 888(I12 + X12 – D12) 15162 17562 19962 22362 23826 0 - - - - 3174.8 2400 - - - 2979.8 3176.9 4800 - - 2658.7 2981.9 3179.1 7200 - 2337.6 2660.8 2984.1 3181.2 8664 2015.7 2338.9 2662.1 2985.4 3182.5 Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi paling rendah pada bulan Desember 2012 adalah Rp 2.015,7 juta dengan memproduksi 15162 unit parabola dan memiliki persediaan 7974 unitdi awal periode.

2. Periode 11 (November 2012)

Jumlah permintaan pada bulan November dari hasil peramalan adalah 24293 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan Desember 2012 sebesar 7974 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 32267 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 15921 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 25019 unit(Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F11*(I11) = 132.906 X11 + (X11 – 15921)875 + 888(I11 + X11 – D11)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan November 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.57. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.57. Biaya Produksi Bulan November 2012 I F11*(I11) = 132.906 X11 + (X11 – 15921)875 + 888(I11 + X11 – D11) 15921 18321 20721 23121 25019 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - - 7200 - - - - - 9098 - - - - 5357.6

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 5.357,6 juta dengan memproduksi 25019 unit parabola dan memiliki persediaan 7248 unitdi awal periode.

3. Periode 10 (Oktober 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Oktober dari hasil peramalan adalah 25450 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan November 2012 sebesar 7248 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 32698 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 16679 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 26210 unit (Tabel 5.48). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F10*(I10) = 132.906 X10 + (X10 – 16679)875 + 888(I10 + X10 – D10)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Oktober 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.58. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.58. Biaya Produksi Bulan Oktober 2012 I F10*(I10) = 132.906 X10 + (X10 – 16679)875 + 888(I10 + X10 – D10) 16679 19079 21479 23879 26210 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - - 7200 - - - - 8856.5 9531 - - - 8544.6 8858.5

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 8.544,6 juta dengan memproduksi 23879 unit parabola dan memiliki persediaan 8819 unitdi awal periode.

4. Periode 9 (September 2012)

Jumlah permintaan pada bulan September dari hasil peramalan adalah 20653 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan Oktober 2012 sebesar 8819 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 29472 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 15162 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 23826 unit (Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F9*(I9) = 132.906 X9 + (X9 – 15162)875 + 888(I9 + X9 – D9)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan september 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.59. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.59. Biaya Produksi Bulan September 2012 I F9*(I9) = 132.906 X9 + (X9 – 15162)875 + 888(I9 + X9 – D9) 15162 17562 19962 22362 23826 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - - 7200 - - - 11530.9 11728.0 8664 - - - 11532.2 11729.3

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 11.530,9 juta dengan memproduksi 22362 unit parabola dan memiliki persediaan 7110 unitdi awal periode.

5. Periode 8 (Agustus 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Agustus dari hasil peramalan adalah 19620 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan September 2012 sebesar 7110 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 26730 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 14404 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 22635 unit (Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F8*(I8) = 132.906 X8 + (X8 – 14404)875 + 888(I8 + X8 – D8)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Agustus 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.60. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.60. Biaya Produksi Bulan Agustus 2012 I F8*(I8) = 132.906 X8 + (X8 – 14404)875 + 888(I8 + X8 – D8) 14404 16804 19204 21604 22635 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - 14553.3 7200 - - - 14416.6 14555.5 8231 - - 14094.3 14417.6 14556.4

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 14.094,3 juta dengan memproduksi 19204 unit parabola dan memiliki persediaan 7526 unitdi awal periode.

6. Periode 7 (Juli 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Juli dari hasil peramalan adalah 22718 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan Agustus 2012 sebesar 7526 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 30244 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 16679 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 26210 unit (Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F7*(I7) = 132.906 X7 + (X7 – 16679)875 + 888(I7 + X7 – D7)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Juli 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.61. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.61. Biaya Produksi Bulan Juli 2012 I F7*(I7) = 132.906 X7 + (X7 – 16679)875 + 888(I7 + X7 – D7) 16679 19079 21479 23879 26210 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - 17593.5 7200 - - - 17281.7 17595.6 9531 - - 16960.6 17283.8 17597.7

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 16.960,6 juta dengan memproduksi 21479 unit parabola dan memiliki persediaan 8765 unitdi awal periode.

7. Periode 6 (Juni 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Juni dari hasil peramalan adalah 23877 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan Juli 2012 sebesar 8765 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 32642 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 15921 unit dan dengan penambahan

overtime menjadi 25019 unit (Tabel 5.48). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F6*(I6) = 132.906 X6 + (X6 – 15921)875 + 888(I6 + X6 – D6)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Juni 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.62. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.62. Biaya Produksi Bulan Juni 2012 I F6*(I6) = 132.906 X6 + (X6 – 15921)875 + 888(I6 + X6 – D6) 15921 18321 20721 23121 25019 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - - 7200 - - - - - 9098 - - - - 20302.8

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 20.302,8 juta dengan memproduksi 25019 unit parabola dan memiliki persediaan 7623 unitdi awal periode.

8. Periode 5 (Mei 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Mei dari hasil peramalan adalah 25014 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan Juni 2012 sebesar 7623 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 32637 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 16679 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 26210 unit (Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F5*(I5) = 132.906 X5 + (X5 – 16679)875 + 888(I5 + X5 – D5)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Mei 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.63. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.63. Biaya Produksi Bulan Mei 2012 I F5*(I5) = 132.906 X5 + (X5 – 16679)875 + 888(I5 + X5 – D5) 16679 19079 21479 23879 26210 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - - 7200 - - - - 23802.1 9531 - - - 23490.2 23804.2

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 23.490,2 juta dengan memproduksi 23879 unit parabola dan memiliki persediaan 8758 unitdi awal periode.

9. Periode 4 (April 2012)

Jumlah permintaan pada bulan April dari hasil peramalan adalah 22740 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan Mei 2012 sebesar 8758 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 31498 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 15162 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 23826 unit (Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F4*(I4) = 132.906 X4 + (X4 – 15162)875 + 888(I4 + X4 – D4)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan April 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.64. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.64. Biaya Produksi Bulan April 2012 I F4*(I4) = 132.906 X4 + (X4 – 15162)875 + 888(I4 + X4 – D4) 15162 17562 19962 22362 23826 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - - 7200 - - - - - 8664 - - - - 26673.1

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 26.673,1 juta dengan memproduksi 22362 unit parabola dan memiliki persediaan 7672 unitdi awal periode.

10.Periode 3 (Maret 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Maret dari hasil peramalan adalah 22565 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan April 2012 sebesar 7672 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 30237 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 15921 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 25019 unit (Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F3*(I3) = 132.906 X3 + (X3 – 15921)875 + 888(I3 + X3 – D3)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Maret 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.65. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.65. Biaya Produksi Bulan Maret 2012 I F3*(I3) = 132.906 X3 + (X3 – 15921)875 + 888(I3 + X3 – D3) 15921 18321 20721 23121 25019 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - - 7200 - - - 29759.2 30014.8 9098 - - - 29760.9 30016.5

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 29.759,2 juta dengan memproduksi 23121 unit parabola dan memiliki persediaan 7116 unitdi awal periode.

11.Periode 2 (Febuari 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Febuari dari hasil peramalan adalah 22565 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan Maret 2012 sebesar 7116 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 29681 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 15921 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 25019 unit (Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F2*(I2) = 132.906 X2 + (X2 – 15921)875 + 888(I2 + X2 – D2)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Febuari 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.66. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.66. Biaya Produksi Bulan Febuari 2012 I F2*(I2) = 132.906 X2 + (X2 – 15921)875 + 888(I2 + X2 – D2) 15921 18321 20721 23121 25019 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - 33098.8 7200 - - - 32845.3 33100.9 9098 - - 32523.8 32847.0 33102.6

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 32.523,8 juta dengan memproduksi 20721 unit parabola dan memiliki persediaan 8960 unitdi awal periode.

12.Periode 1 (Januari 2012)

Jumlah permintaan pada bulan Januari dari hasil peramalan adalah 21490 unit (Tabel 5.17.) dan produksi tambahan untuk persediaan bulan Febuari 2012 sebesar 8960 unitsehingga produksi yang harus dipenuhi adalah 30450 unit. Dengan kemampuan produksi regular adalah 15162 unit dan dengan penambahan overtime menjadi 23826 unit (Tabel 5.48.). Fungsi rekursif pada periode ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

F1*(I1) = 132.906 X1 + (X1 – 15162)875 + 888(I1 + X1 – D1)

Hasil perhitungan biaya produksi bulan Januari 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.67. Biaya pada tabel tersebut disajikan dalam satuan juta.

Tabel 5.67. Biaya Produksi Bulan Januari 2012 I F1*(I1) = 132.906 X1 + (X1 – 15162)875 + 888(I1 + X1 – D1) 15162 17562 19962 22362 23826 0 - - - - - 2400 - - - - - 4800 - - - - - 7200 - - - - 35706.5 8664 - - - 35510.6 35707.8

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan biaya produksi kumulatif paling rendah adalah Rp 35.510,6 juta dengan memproduksi 22362 unit parabola dan memiliki persediaan 8088 unitdi awal periode.

Hasil rekapitulasi perencanaan volume produksi beserta biayanya dengan

dynamic programming dapat dilihat pada Tabel 5.68.

Tabel 5.68. Rekapitulasi Rencana Produksi dengan Dynamic Programming

No. Bulan Permintaan (unit) Produksi (unit) Persediaan Akhir (unit) Biaya Akumulasi (Rp. Juta) Biaya Produksi (Rp. Juta) 1 Januari 21490 22362 8960 35.510,61 2.986,8 2 Febuari 22565 20721 7116 32.523,80 2.764,6 3 Maret 22565 23121 7672 29.759 3.086,1 4 April 22740 23826 8758 26.673,10 3.182,9 5 Mei 25014 23879 7623 23.490,24 3.187,4 6 Juni 23877 25019 8765 20.302,83 3.342,2 7 Juli 22718 21479 7526 16.960,60 2.866,3 8 Agustus 19620 19204 7110 14.094,35 2.563,5 9 September 20653 22362 8819 11.530,88 2.986,3 10 Oktober 25450 23879 7248 8.544,62 3.187,0 11 November 24293 25019 7974 5.357,59 3.341,9 12 Desember 23136 15162 0 2.015,73 2.015,7 Total 274122 266033

BAB VI

Dokumen terkait