Perencanaan latihan adalah sesuatu yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang pelatih. Seperti banyak yang dilakukan pelatih yang sudah mapan, latihan harus diatur dan direncanakan dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan dari latihan. Jadi, proses perencanaan latihan menunjukan suatu yang diorganisasi dengan baik, secara metodologis dan menurut prosedur ilmiah sehingga dapat membantu para atlet untuk mencapai hasil yang lebih baik berdasarkan latihan dan prestasinya. Johansyah (2013) menuliskan “Perencanaan latihan adalah guide latihan yang direncanakan menuju penampilan yang terbaik pada sebuah kompetisi”. Oleh karena itu perencanaan merupakan alat yang sangat penting yang dapat dipakai oleh seorang pelatih dalam usaha mengarahkan program latihan yang terorganisir dengan baik (Bompa, 2009).
commit to user
Menurut Tangkudung & Wahyuningtyas Puspitorini, 2012: 42) program latihan adalah seperangkat kegiatan dalam berlatih yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh atlet, baik mengenai jumlah beban latihan maupun intensitas latihannya. Program latihan adalah suatu alat bantu latihan dalam suatu cabang olahraga untuk waktu dan tujuan tertentu dan sebagai alat ukur suatu kegiatan latihan olahraga guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Pada dasarnya program latihan adalah cara-cara yang telah disusun secara baik untuk meningkatkan kemampuan fisik atau keterampilan atlet dalam jangka yang panjang. Tujuan latihan tidak akan tercapai dengan baik, tanpa adanya program latihan yang tersusun dengan baik.
Menurut Bompa dalam Suharjana (2004) tujuan umum latihan adalah 1) Untuk memperluas dan mencapai perkembangan fisik secara menyeluruh.
2) Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam aktivitas olahraga.
3) Untuk mengenal gerak olahragayang telah dipilih sehingga bisa mengembangkan kapasitas penampilan yang lebih lanjut.
4) Untuk meningkatkan kualitas kemapuan melalui latihan yang memadai dan kebiasaan yang disiplin, semangat, bersungguh-sungguh, dan mengembangkan kepercayaan diri.
5) Untuk mempertahankan kesehatan yang dimiliki
6) Untuk mencegah dan mengambil tindakan pencegahan terhadap kemungkinan cidera
7) Untuk memperkaya pengetahuan secara teori dengan memperhatikan dasar secara fisiologi, psikologi latihan dan perencanaan gizi.
Menurut Andi Suhendro (1999: 5.15) ada beberapa manfaat pembuatan program latihan diantaranya:
1) Sebagai pedoman/pimpinan kegiatan yang terorganisir untuk mencapai prestasi puncak.
2) Untuk menghindari faktor kebetulan dalam mencapai prestasi prima dalam olahraga.
commit to user
5) Dengan penyusunan program latihan akan memperjelas arah dan tujuan yang ingin dicapai.
6) Sebagai alat kontrol apakah target yang telah ditentukan sudah tercapai atau belum.
Untuk menyusun program latihan yang baik dan benar, dibutuhkan langkah-langkah yang tepat. Menurut Andi Suhendro (1999: 5.16) ada beberapa langkah penting yang harus diperhatikan dalam menyusun program latihan antaranya:
1) mengidentifikasi masalah dan menganalisa semua masalah atau kendala yang berhubungan dengan penentuan tujuan yang ingin dicapai.
2) Pembuatan rumusan program Latihan
3) Penjabaran secara rinci program latihan, terutama target-target latihan.
4) Melaksanakan program latihan dengan disiplin dan konsekuen.
5) Koreksi dan revisi program latihan yang dilaksanakan
6) Mengevaluasi untuk mengontrol apakah program latihan itu berhasil atau belum mencapai tujuan.
a. Puncak Prestasi (Peaking)
Puncak prestasi adalah proses yang rumit yang bisa dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk banyaknya latihan dan intensitas latihan (Johansyah Lubis 2016: 42).
Gambar 2.12 Puncak Prestasi
• Faktor-faktor Pendukung Prestasi Puncak
Potensi kerja yang tinggi dan kecepatan pulih asal yang cepat. commit to user
Koordinasi saraf otot yang mendekati sempurna.
Tercapainya over komponsasi yang diharapkan.
• Metode Indentifikasi Peaking
Identifikasi peaking merupakan hal yang sangat sulit dan masih dalam perdebatan. Salah satu kriteria yang cukup objektif adalah terlihatnya dinamika prestasi atlet itu sendiri. Berpedoman pada prestasi terbaik seseorang di tahun-tahun sebelumnya sebagai acuan (100%). Jika tidak kurang dari 2 %, maka masih pada prestasi puncak, jika 2 – 3,5% dari prestasi terbaiknya kategori menengah, dan jika 3,5 – 5% dikelompokkan pada hasil yang buruk.
b. Periodesasi Latihan
Berdasarkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Periodesasi berasal dari kata “period” porsi atau pembagian waktu. Periodesasi adalah porsi latihan yang dibagi ke dalam bagian terkecil, mudah mengatur bagian-bagian latihan yang memiliki tipe-tipe tersendiri, dan bagian-bagian-bagian-bagian tersebut merupakan fase latihan. Menurut Harsono (2015: 21) periodesasi adalah proses membagi-bagi program tahunan dalam tahap latihan yang lebih kecil. Perencanaan tahunan adalah alat untuk mengarahkan latihan selama satu tahun dengan tujuan yang sangat spesifik atau dengan kata lain perencanaan latihan adalah panduan latihan yang direncanakan menuju penampilan yang terbaik pada sebuah kompetisi (Johansyah Lubis 2012: 1).
Program latihan akan memerlukan waktu yang cukup panjang, karena perubahan-perubahan dalam organisasi tubuh tidak mungkin terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Pelaksanaan program latihan membutuhkan waktu yang panjang, sehingga menyusun jadwal latihan menjadi beberapa tahap atau musim adalah hal yang harus dilakukan dalam menyusun program latihan.
Ada tiga tahap dalam menyusun program latihan tahunan menurut Bompa (1990 :174) sebagai berikut :
1) Masa Persiapan (Preparation Period)
a) Persiapan Umum (General Preparation) commit to user
Bobot latihan akan berkisar 80 – 70 % fisik dan 30 – 35 % teknik serta 5% mental. Periode ini berlangsung selama 2 – 3 bulan. Pada periode ini, latihan teknik difokuskan pada teknik dasar yang bertujuan memperbaiki teknik atau menggali teknik-teknik barukecabangan yang dapat digunakan pada saat pertandingan, teknik-teknik tersebut dilakukan dengan pengulangan terus menerus sehingga menjadi otomatisasi gerak yang sempurna (Johansyah Lubis, 2013: 65). Selanjutnya latihan mental pada periodisasi ini dimulai dengan penerapan displin, membangun kekompakan tim dan motivasi, dan menciptakan lingkungan latihan yang kondusif
b) Persiapan Khusus (Specific Preparation)
Sasaran utama pada masa persiapan khusus adalah meningkatkan kemampuan teknis cabang olahraga serta mempelajari Teknik yang baru sesuai dengan tingkat kebugaran fisik atlet dan disesuaikan juga dengan jumlah waktu yang tersedia.
Sasaran Latihan fisik meneruskan latihan pada periodisasi persiapan umum mikro 7-16 yakni kecepatan, power, kordinasi, dan kelincahan, tetapi dengan meningkatkan intensitasnya (Harsono, 2001: 24). Periode latihan dapat berlangsung selama 2-3 bulan dengan bobot latihan 50% untuk latihan teknik, 20% untuk latihan fisik dan 10% untuk latihan test.
Pada tahap ini, Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan beban latihan berdasarkan buku Ilmu Kepelatihan Dasar antara lain: (a) Volume Latihan harus meningkat sampai tahap pertengahan, kemudian Latihan fisik mulai menurun secara perlahan, (b) intensitas Latihan meningkat secara progresif, (c) commit to user
menuju Latihan fisik khusus sesuai kebutuhan cabang olahraga, (d) mengembangkan keterampilan menuju ke program Latihan untuk kesiapan bertanding, (e) peningkatan kondisi fisik dan keterampilan teknik harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan perorangan.
Selanjutnya, latihan mental pada tahap ini lebih mengarah pada menumbuhkan rasa percaya diri karena kemampuan fisik dan Teknik masing- masing individu sudah meningkat (Johansyah Lubis, 2013: 66).
2) Masa Pertandingan (Competition Period) a) Masa Prakompetisi (Pre Competition)
Tujuan utama pada tahap ini adalah Latihan menyerupai kompetisi sebenarnya untuk mendekati puncak prestasi. Pada tahap ini dilakukan try out (uji coba) untuk mengevaluasi seberapa jauh hasil-hasil Latihan telah dicapai. Artinya, pada tahap ini aspek yang dilatihkan sudah mencakup fisik, taktik, dan mental.
Pada periode ini penekanan lebih diutamakan pada masalah taktik. Perkembangan mental emosional atlet perlu mendapat perhatian khusus. Perkiraan bobot latihan adalah 60% untuk latihan taktik, 15% latihan mental, 20% test trials. Periode ini berlangsung sekitar 2-3 bulan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini antaran lain: (a) volume Latihan dikurangi, tetapi intensitas Latihan tetap tinggi, (b) peningkatan kondisi fisik khusus cabang olahraga yang bersangkutan akan menentukan kemajuan pada tahap ini, (c) peningkatan keterampilan diharapkan secara optimal mendekati puncak prestasi dapat dicapai pada akhir tahap ini, (d) pengalaman dalam mengikuti berbagai try out akan membantu peningkstsn dsn kematangan mental bertanding, dan (e) catatan dari hasil try out terhadap keekurangan-kekurangan yang masih terjadi perlu segera diperbaiki dalam sisa waktu yang masih tersedia. commit to user
tinggi untuk memenangkan pertandingan. Tujuan utama pada periode ini adalah untuk mencapai prestasi yang optimal. Sebelum memasuki kompetisi utama dilakukan pemulihan pendek dengan penurunan volume dan intensitas Latihan (unloading) selama 5-7 hari. Penurunan beban dilakukan agar terjadi regenerasi dan superkompensasi sebelum kompetisi utama. Lamanya pertandingan pertandingan/kompetisi tergantung dari cabang olahraganya masing-masing.
3) Masa Peralihan atau seusai pertandingan (Transation Period) Pada masa transisi atlet akan melakukan istirahat aktif dengan melakukan kegiatan fisik yang ringan seperti joging, senam atau melakukan aktivitas fisik yang lain. Pada masa inilah dilakukan evaluasi dari hasil pertandingan serta program dan proses latihan selama persiapan dengan melalui pemutaran film atau analisis yang cermat. Dengan demikian maka program selanjutnya dapat disusun berdasarkan hasil pertandingan serta pengalaman yang lalu.
Masa transisi ini berlangsung selama 4-5 minggu dengan aktivitas fisik 3x seminggu. Hal ini dilakukan agar kondisi atlet setidaknya berada dalam kondisi fisik 50% , agar atlet tidak dalam kondisi nol sehingga dapat meningkatkan prestasinya di tahun
selanjutnya.
Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifudin (1996 : 128) meyatkan bahwa priodesasi latihan adalah “suatu proses pembagian latihan dari rencana latihan tahuan ke dalam tahapan yang lebih kecil:. Adapun kegunaa dari periodesasi latihan adalah sebagai berikut :
1) Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen - kompenen latihan dari rencana tahunan. commit to user
2) Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat untuk pertandingan – pertandingan yang enjadi sasaran (diantara pertandigan utama selama kalender tahunan).
Adapun hal lain yang dapat membantu pelatih dalam rencana latihan sampai ke rencana pertandingan yang rencana tersebut sudah terjadwal dengan baik dalam kalender pertandingan. “kalender pertandingan merupakan faktor penentu periodesasi dan untuk pemuncak target prestasi” menurut Tudor Bompa (1991 : 15).
Menurut Sudjarwo (1993 : 81) penyususnan program latihan dibagi menjadi :
1) Program Jangka Panjang
Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran 2 tahun kedepan. Misalnya untuk PON atau Olimpiade.
2) Program Jangka Menengah
Program jangka menegah adalah program latihan yang disusun untuk jangka waktu satu tahun.
3) Program Jangka Pendek
Program jangka pendek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun.
c. Siklus Makro
Siklus makro adalah siklus pelatihan secara keseluruhan atau secara lengkap dari mulai awal pelatihan sampai pada kompetisi utama yang sudah ditentukan dan masa transisi atau masa pemulihan. Ada tiga tipe periode dalam siklus makro yaitu periode persiapan, periode kompetisi, dan periode transisi. Setiap periode memiliki penekanan dan pembebanan pelatihan yang berbeda. Setiap periode berakhir 1-6 bulan.
Menurut Johansyah Lubis (2016: 55) durasi macrocycle mungkin akan berbeda tergantung pada olahraganya dan tahap latihannya. Selama tahap persiapan, macrocycle pada umumnya lebih lama (4-7 minggu) daripada yang ada di tahap kompetisi untuk menunjukkan tujuan porsi di commit to user
macrocycle per minggu.
Salah satu cara lain untuk mengelompokan siklus makro adalah dengan menyesuaikan tujuan latihannya. Zatsiorsky (24) menyarankan bahwa ada tiga pengelompokan dasar untuk siklus makro (contoh, mesocycle), yaitu; siklus makro accumulasi, transmutasi, dan realisasi.
Rujukan siklus makro akumulasi adalah untuk meningkatkan potensi atlet dengan mengembangkan kondisi atlet dan juga tingkat keahlian tehnisnya.
Di dalam siklus makro transmutasi, dasar kondisi dan tehnis yang dikembangkan dalam tahapan akumulasi digunakan sebagai persiapan atlet untuk menghadapi kompetisi. Setelah persiapan atlet dapat ditingkatkan, siklus makro realisasi dipakai untuk meningkatkan performa kompetisi atlet.
d. Siklus Mikro
Pada metodologi pelatihan, siklus mikro menunjuk pada program pelatihan mingguan, dimana program mingguan ini direncanakan secara bergantian dalam cara-cara khusus selama program tahunan itu berjalan sesuai dengan tuntutan pencapaian puncak prestasi untuk tujuan utama (kompetisi) tahun itu (Bompa, 1983 :112).
Menurut Johansyah (2016: 46). Istilah microcycle berasal Bahasa Yunani micros, yang dapat diartikan “kecil”, dan Bahasa Latin cyclus yang artinya serangkaian kejadian. Dalam metodologi pelatihan, microcycle dilakukan setiap minggu atau 3 sampai 7 hari didalam program pelatihan tahunan.
Siklus mikro merupakan komponen yang paling penting dan fungsional dalam perencanaan pelatihan, dimana melalui struktur dan isinya dapat menentukan kualitas proses pelatihan. Tidak semua materi pelatihan dalam satu siklus mikro diberikan dalam bentuk yang sama. Mereka commit to user
melakukan pergantian sesuai dengan tujuan pelatihan, volume, intansitas dan metode, dimana beberapa hal itu bisa menjadi yang paling dominan selama fase pelatihan diberikan. Lebih lanjut lagi, pelatih juga harus mempertimbangkan tuntutan atau permintaan fisiologis dan mental yang diberikan pada atlet adalah tidak tetap, tetapi harus berubah sesuai dengan kapasitas usaha dan kalender kompetisi atau jadwal kompetisi.
▪ Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Bagan Kerangka Berpikir
PELATNAS Parabadminton adalah Pemusatan Latihan Nasional yang merupakan suatu program dari National Paralympic of Commite (NPC) untuk persiapan latihan khusus atlet Parabadminton menuju Paralympic Tokyo 2021.
Atlet Pemusatan Latihan Nasional (PELATNAS) Parabadminton adalah atlet yang diprediksi akan lolos kualifikasi pada Paralympic Tokyo 2021.
Program latihan harus dirancang sebaik mungkin, karena program latihan yang baik akan perpengaruh besar pada peningkatan kemampuan atlet. Pelaksanaan
Atlet
Pembinaan Prestasi 1. Faktor Internal 2. Faktor Ekternal
PRESTASI PELATNAS Parabadminton Program
Latihan
Review
commit to user
mempunyai program yang jelas. Hal ini penting agar pemain atau atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai prestasi. Dalam suatu pembinaan prestasi yang baik memiliki beberapa faktor pendukung yaitu faktor Internal dan faktor eksternal.
Faktor internal dalam pembinaan prestasi adalah faktor yang berasal dari atlet. Yang mana, terdapat latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental. Sedangkan, faktor eksternal dalam pembinaan prestasi adalah faktor yang berasal dari diri atlet yaitu pelatih, sarana dan prasarana, kompetisi dan lingkungan.
Faktor internal dan ekternal harus seimbang supaya suatu pembinaan prestasi berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
commit to user