• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergeseran Bersih dan Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya pada Era Otonomi Daerah, tahun 2001-2005

Penjumlahan antara PP dan PPW akan didapatkan pergeseran bersih (PB). Pada masa otonomi daerah, tahun 2001-2005 di Kabupaten Tasikmalaya terdapat tujuh sektor yang memiliki nilai PB negatif dan dua sektor yang memiliki nilai PB positif. Sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor bangunana, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan

komunikasi, dan sektor jasa-jasa tergolong kepada kelompok sektor pertumbuhan yang lamban. Pergeseran bersih ketujuh sektor tersebut bernilai negatif.

Tabel 13. Pergeseran Bersih Kabupaten Tasikmalaya, Tahun 2001 dan 2005

No Sektor Pertumbuhan Pangsa

wilayah

Juta Rupiah Persen

1 Pertanian -150.743,42 -10,01

2 Pertambangan -317,16 -5,03

3 Industri Pengolahan -3.068,50 -1,15 4 Listrik, gas, dan air bersih 3.243,02 9,62

5 Bangunan -12.607,03 -7,34

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran -16.701,18 -1,88 7 Pengangkutan dan Komunikasi -6.475,73 -4,60 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2.296,82 1,95

9 Jasa-Jasa -55.463,98 -8,60

Total PDRB -239.837,17 -6,36

Sumber: Lampiran 7 (diolah)

Kedua sektor lainnya adalah sektor listrik, gas, dan air bersih dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memiliki nilai PB yang positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua sektor tersebut termasuk kelompok sektor progresif (maju). Secara keseluruhan, pergeseran bersih menyebabkan penurunan PDRB Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp 239.873,17 juta (-6,36 persen).

Profil pertumbuhan sektor perekonomian digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan sektor perekonomian dengan cara mengekpresikan persen perubahan PPij dan PPWij. Persentase PP diletakan pada sumbu horizontal sebagai absis. Sementara, persentase PPW diletakan pada sumbu vertikal sebagai ordinat.

Pada masa otonomi daerah di Kabupaten Tasikmalaya, terlihat bahwa sektor listrik, gas, dan air bersih berada pada kuadran I. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor yang memiliki

pertumbuhan yang cepat disertai daya saing yang baik dibandingkan dengan sektor lainnya.

Gambar 5. Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya, Tahun 2001-2005

Sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa termasuk ke dalam kuadran II. Hal ini menunjukan bahwa kelima sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat, akan tetapi tidak dapat bersaing dengan sektor ekonomi lainnya. Pertumbuhan yang cepat pada kelima sektor tersebut disebabkan pada era otonomi daerah dan pasca pemekaran tahun 2001-2005, pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya sedang meningkatkan sarana dan prasarana penunjang perekonomian.

Sektor ekonomi di Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki pertumbuhan yang lamban dan daya saing yang kurang baik dibandingkan sektor lainnya adalah

-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 -60 -40 -20 0 20 40 Pertanian Pertambangan Industri pengolahan Listrik Bangunan perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa-jasa

sektor perdagangan. Sektor perdagangan tersebut berada di kuadran III. Hal ini, disebabkan oleh berpindahnya kepemilikan sentra perdagangan besar setelah terjadinya pemekaran wilayah, terganggunya pendistribusian barang akibat masih banyaknya jalan-jalan yang rusak menunju sentra produksi sehingga pertumbuhan pendapatan Kabupaten Tasikmalaya menurun.

Sektor pertanian dan sektor pertambangan berada pada kuadran IV. Hal ini berarti bahwa kedua sektor ekonomi tersebut merupakan sektor yang dapat bersaing baik dengan sektor ekonomi lainnya, tetapi pertumbuhan kedua sektor ekonomi tersebut lamban. Kedua sektor tersebut dapat bersaing baik dibandingkan sektor ekonomi pada wilayah lainnya, disebabkan oleh Kabupaten Tasikmalaya mempunyai keunggulan komparatif dalam hal sumberdaya lahan pertanian yang luas dan sumberdaya pertambangannya yang besar. Namun demikian pertumbuhan kedua sektor ekonomi tersebut pertumbuhannya lamban, karena terjadi kontraksi pada subsektor tanaman bahan makanan. Kontraksi ini diakibatkan karena bahan input tanaman mahal, pupuk mahal, tetapi harga dari outputnya tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Sehingga banyak petani yang kurang sejahtera karena sebagian pendapatannya dialokasikan untuk membiayai pertaniannya. Penurunan pertumbuhan pada subsektor penggalian dikarenakan kurangnya modal pendukung para penggali sehingga produksinya rendah.

Berdasarkan hasil penelitian analisis pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor perekonomian Kabupaten Tasikmalaya pada era otonomi daerah, tahun 2001-2005, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan terbesar adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor listrik, gas dan air bersih memiliki pertumbuhan paling besar, tetapi sektor tersebut memberikan kontribusi relatif kecil terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan rata-rata terkecil adalah sektor pertanian. Walaupun sektor pertanian rata-rata pertumbuhannya paling kecil, tetapi sektor tersebut memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya. 2. Berdasarkan pertumbuhan Regional, perkembangan PDRB Kabupaten

Tasikmalaya dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Barat. Peningkatan kontribusi terbesar berasal dari sektor pertanian yang berasal dari subsektor tanaman bahan makanan. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan kebijakan regional, maka kontribusi subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya akan mengalami perubahan. Sektor pertambangan yaitu subsektor pertambangan tanpa gas mengalami peningkatan kontribusi paling kecil terhadap PDRB Kabupaten Tasikmalaya. Jika terjadi perubahan kebijakan ekonomi regional, maka

kontribusi subsektor pertambangan tanpa gas tidak akan mengalami perubahan.

3. Secara sektoral, sektor yang memiliki pertumbuhan cepat adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor yang memiliki pertumbuhan lamban adalah subsektor tanaman bahan makanan terdapat pada sektor pertanian, subsektor pertambangan tanpa migas terdapat pada sektor pertambangan dan galian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini dikarenakan menurunnya ketersediaan air dan daya dukung prasarana irigasi, rendahnya kemampuan dan akses petani terhadap pasar yang dikarenakan sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung, kontribusi pada subsektor pertambangan tanpa migas dan penggalian masih merupakan pertambangan dan galian rakyat, yang masih menggunakan alat-alat tradisional, belum optimalnya pemanfaatan serta pengelolaan pertambangan daerah, investasi di sektor pertambangan masih relatif kecil karena tidak adanya kepastian hukum.

4. Sebagian besar sektor perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya tidak dapat bersaing dengan sektor ekonomi pada wilayah lainnya. Sektor yang dimaksud antara lain sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Hal ini dikarenakan belum melakukan perbaikan sarana prasarana transportasi dan tidak

terdapatnya perumahan atau akses pasarnya masih rendah, belum optimalnya pemanfaatan potensi pariwisata, dan kurangnya promosi wisata. Sektor ekonomi di Kabupaten Tasikmalaya yang dapat bersaing dengan sektor ekonomi pada wilayah lain adalah subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan kehutanan pada sektor pertanian, subsektor penggalian pada sektor pertambangan dan galian, dan subsektor listrik dan subsektor air bersih pada sektor listrik, gas dan air bersih.

5. Dengan demikian di Kabupaten Tasikmalaya hanya sektor listrik, gas dan air bersih yang memiliki keunggulan (pertumbuhan cepat dan berdaya saing) dan berada di kuadran I, sementara sektor pertanian dan sektor pertambangan memiliki daya saing tetapai pertumbuhannya lambat yang berarti kedua sektor tersebut berada di kuaran IV. Di kuarran II terdapat sektor industri pengolahan, bangunan, pengangkutan, keuangan dan jasa-jasa, yang berarti sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuahan cepat tetapi tidak dapat bersaing. Di kuadran III ditempati sektor perdagangan, yang berarti sektor perdagangan memiliki pertumbuhan lambat dan tidak berdaya saing.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, bahwa sektor yang memiliki daya saing adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan galian dan sektor listrik, gas dan air bersih. Namun demikian sektor pertanian dan pertambangan mempunyai pertumbuhan yang lamban dan sektor listrik pertumbuhannya cepat. Kabupaten Tasikmalaya belum memiliki sektor unggulan (pertumbuhan cepat dan berdaya saing) yang dapat meningkatkan perekonomian dengan mengecualikan sektor

listrik. Oleh karena itu pemerintah kabupaten diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sektor-sektor yang memiliki daya saing yaitu dengan cara memperbaiki sarana prasarana transportasi dan irigasi, memberikan investasi berupa pinjaman modal tidak berbunga pada sektor pertanian dan pertambangan, menentukan sentra perdagangan yang baru, meningkatkan promosi daerah dan meningkatkan penegasan hukum, sehingga sektor tersebut dapat mendorong pertumbuhan dan daya saing sektor-sektor yang lainnya dan menjadi sektor unggulan yang akan meningkatkan pendapatan daerah.