• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

2.1.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Analisis Shift Share

Analisis Shift Share pertama kali diperkenalkan oleh Perloff et all pada tahun 1960. Pada awalnya analisis Shift Share digunakan untuk

mengidentifikasikan sumber pertumbuhan ekonomi wilayah di Amerika Serikat. Selain itu, analisis Shift Share dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan sektor-sektor/wilayah yang lamban di Iindonesia dan Amerika Serikat. Manfaat lain dari analisis Shift Share dapat menduga dampak kebijakan wilayah ketenagakerjaan (Budiharsono, 2001).

Analisis Shift Share memiliki tiga kegunaan, yaitu untuk melihat perkembangan :

1. Sektor perkonomian wilayah terhadap perkemabangan ekonomi wilayah yang lebih luas.

2. Sektor-sektor perekonomian jika dibandingkan secara relatif dengan sektor lainnya.

3. Suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya, sehingga dapat membandingkan besarnya aktifitas suatu sektor pada wilayah tertentu dan pertumbuhan antar wilayah. Dengan demikian, dapat ditunjukan adanya Shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah, bila daerah itu memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional.

Selain itu juga, analisis Shift Share dapat digunakan untuk membandingkan laju pertumbuhan ekonomi nasional serta sektor-sektornya dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan terssebut. Bila penyimpangan tesebut bersifat positif, maka dapat dikatakan bahwa sektor ekonomi dalam wilayah tersebut memiliki keunggulan kompetitif.

Pertumbuhan sektor perekonomian pada suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu:

1. Komponen Pertumbuhan Regional (Regional Growth Component)

Komponen pertumbuhan regional (PR) adalah perubahan produksi/kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahna produksi/kesempatan kerja regional secara umum, peruhan kebijakan ekonomi regional atau perubahan dalam hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah.

2. Komponen Pertumbuhan Proporsional (Proporsional Growth Component) komponen pertumbuhan proporsional (PP) tumbuh karena sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industi (seperti kebijakan perpajakan, subsidi dan price support) dan perbedaan dalam strukrur dan keragaman pasar. 3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (Regional Share Growth

Component)

komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) timbul karena peningkatan atau penurunan produksi/kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Cepat lambatnya suatu pertumbuhan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lain ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut.

Berdasarkan ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut dapat ditentukan dan diidentifikasikan perkembangan suatu sektor ekonomi pada

wilayah. Apabila PP + PPW ≥ 0, maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan sektor I ke j termasuk ke dalam kelompok progresif (maju). Sementara itu jika PP + PPW < 0 menunjukan bahwa pertumbuhan sektor ke i pada wilayah ke j tergolong pertumbuhan lambat.

Model analisis shift-share disajikan pada gambar 1 sebagai berikut:

Sumber: Budiharsono, 2001

Gambar 1. Model Analisis Shift Share

Menurut Soepono (1993), kelebihan-kelebihan dari analisis Shift Share adalah :

1. Analisis Shift Share dapat melihat perkembangan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah hanya pada dua titik waktu tertentu, yang

Komponen Pertumbuhan Proporsional Komponen Pertumbuhan Wilayah Lamban PP=PPW<0 Maju PP=PPW≥0 Wilayah ke j sektor ke i Wilayah ke j sektor ke i Komponen Pertumbuhan Nasional

mana satu titik waktu dijadikan sebagai dasar analisis, sedangkan satu titik waktu lainnya dijadikan sebagai akhir analisis.

2. Perubahan PDRB di suatu wilayah antara tahun dasar analsis dapat dilihat melalui tiga komponen pertumbuhan wilayah, yakni komponen pertumbuhan regional (PR), komponen pertumbuhan proporsional (PP), dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW).

3. Berdasarkan PR, dapat diketahui laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dibandingkan laju pertumbuhan nasional.

4. Komponen PP dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah. Hal ini berarti bahwa suatu wilayah dapat mengadakan spesialisasi di sektor-sektor yang berkembang secara nasional dan bahwa sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah berkembang lebih cepat daripada rata-rata nasional untuk sektor-sektor itu. 5. Komponen PPW dapat digunakan untuk melihat daya saing sektor-sektor

ekonomi dibandingkan dengan sektor ekonomi pada wilayah lainnya. 6. Jika persentase PP dan PPW dijumlahkan, maka dapat ditunjukan adanya

shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah.

Kemampuan teknis analisis shift share untuk memberikan dua indikator positif yang berarti bahwa suatu wilayah mengadakan spesialisasi di sektor-sektor yang berkembang secara nasional, dan bahwa sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah berkembang lebih cepat daripada rata-rata nasional untuk sektor-sektor itu, tidaklah lepas dari kelemahan-kelemahan.

Kelemahan-kelemahan analisis shift share adalah :

1. Analisis shift share tidak lebih daripada suatu teknik pengukuran atau prosedur baku untuk mengurangi pertumbuhan suatu variabel wilayah menjadi komponen-komponen. Persamaan shift share hanyalah identity equation dan tidak mempunyai implikasi-implikasi keprilakuan. Metode shift share tidak untuk menjelaskan mengapa, misalnya pengaruh keunggulan kompetitif adalah positif di beberapa wilayah, tetapi negatif diwilayah lain. Metode Shift share merupakan teknik pengukuran yang mencerminkan suatu sistem perhitungan semata dan tidak analitik.

2. Komponen pertumbuhan nasional secara implisit mengemukakan bahwa laju pertumbuhan suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju nasional tanpa memperhatikan sebab-sebab laju pertumbuhan wilayah.

3. Kedua kelompok pertumbuhan wilayah (PP dan PPW) berkaitan dengan hal-hal yang sama seperti perubahan penawaran dan permintaan, perubahan teknologi dan perubahan lokasi, sehingga tidak dapat berkembang dengan baik.

4. Teknik alanisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa semua barang dijual secara nasional, padahal tidak semua demikian. Bila pasar suatu wilayah bersifat lokal, maka barang itu tidak dapat bersaing dengan wilayah-wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama, sehingga tidak mempengaruhi permintaan agregat.

Peningkatan kemampuan pengambilan kepustusan untuk investasi dan strategi pembangunan, Perloff merumuskan berbagai perubahan indikator

kegiatan ekonomi guna untuk mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi wilayah (Budiharsono, 2001). Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang ada di wilayah tersebut, yang akan merangsang peningkatan investasi yang selanjutnya mendorong peningkatan output dari suatu sektor yang akhirnya dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah dan mendorong terjadinya pembangunan.