• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.4. Pergeseran dan Peranan Sektor Ekonomi Daerah

Untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah digunakan analisis shif-share. Analisis tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dalam kaitanya dengan

peningkatan perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dari tahun 2005-2009 mengalami pertumbuhan absolut (regional economic growth) sebesar Rp 297.104,41 juta. Sektor pertanian mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap pertumbuhan absolut tersebut. Sektor ini mengalami pertumbuhan absolut sebesar 17,24 persen dengan nilai Rp 120.471,76 juta. Besarnya pengaruh sektor tersebut diakibatkan produktifitas yang meningkat. Di mana secara distribusi sektor pertanian mempunyai peranan paling besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan absolut terendah dengan nilai Rp 221,54 juta. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan PDRB tersebut akan dijelaskan secara rinci pada analisis berikut ini.

Tabel 4.3. Analisis Shift Share Sektor-Sektor Ekonomi Kabupten Tapanuli Utara Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah)

Sektor Regional Eonomic Growth Provincial Share Industrial Mix Regional Shift Allocation Effet Regional Shift Effet (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian 120.471,76 189.150,03 -52.601,18 -8.866,55 -68.678,27 2. Pertambangan 221,54 260,39 122,08 1.079,82 -38,84 3. Industri Pengolahan 4.853,72 7.637,70 -2.764,69 185,41 -2.783,98 4. LGA 2.596,42 2.447,54 -1.188,01 -158,70 148,88 5. Bangunan 26.564,92 20.189,51 7.378,27 44,56 6.375,40 6. Perdagangan

7. Pengangkutan

& Komunkasi 10.899,50 12.824,76 8.047,22 11.965,12 -1.925,26 8. Keuangan 4.474,19 12.762,09 8.895,63 10.819,99 -8.287,89 9. Jasa-jasa 87.953,89 43.915,36 13.404,36 8.530,51 44.038,53

Total 297.104,41 333.503,58 -15.997,86 26.614,72 -36.399,17

4.4.1. Efek Pertumbuhan (Provincial Share)

Pada Tabel 4.3 kolom 3 dapat di lihat pengaruh efek pertumbuhan provinsi terhadap pertumbuhan absolut kabupaten Tapanuli Utara. Besarnya pengaruh pertumbuhan provinsi terhadap pertumbuhan absolut Kabupaten Tapanuli Utara 112,25 persen atau sebesar Rp 333.503,58 juta. Nilai total kolom 3 yang lebih tinggi dari pada nilai total kolom 2, menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara lebih tinggi dari pada tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini menunjukkan pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara berdampak positif bagi kegiatan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara sedangkan pertumbuhan Kabupaten Tapanuli Utara lebih lambat dibandingkan pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan klasifikasi sektornya, pertumbuhan yang lebih tinggi tersebut terjadi pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor angkutan, sektor keuangan. Sektor lainnya yaitu sektor lisrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, dan sektor jasa jasa memiliki pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan sektor-sektor yang sama di Kabupaten

Tapanuli Utara. Hal ini berarti perubahan kebijakan ekonomi Provinsi Sumatera Utara atau perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian di kabupaten Tapanuli Utara memberikan dampak yang beragam pada setiap sektor.

4.4.2. Efek Bauran Industri (Industrial Mix)

Efek bauran Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada Tabel 4.3 kolom 4. Dengan analisis ini dapat ditunjukkan apakah perekonomian di Kabupaten Tapanuli Utara terkonsentrasi pada sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat dibanding perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Dalam hal ini akan dilihat bagaimana laju pertumbuhan pada suatu sektor di Kabupaten Tapanuli Utara dan juga laju pertumbuhan pada sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara.

Nilai dari efek bauran industri sebesar negatif Rp 15.997,86 juta. Besaran nilai yang negatif ini menunjukkan bahwa distribusi industri atau sektoral di Provinsi Sumatera Utara menyebabkan turunnya nilai PDRB Kabupaten Tapanuli Utara sebesar Rp 15.997,86 juta.

Apabila dilihat menurut sektor perkonomian yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara bahwa: sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih adalah sektor yang nilainya negatif. Hal ini berarti laju pertumbuhan sektor tersebut lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara. Sektor yang mengalami pertumbuhan paling rendah adalah sektor pertanian sebesar negatif Rp 52.601,18 juta. Ini berarti distribusi industri atau sektoral di Provinsi Sumatera Utara menyebabkan turunnya nilai PDRB Kabupaten Tapanuli

Utara sebesar Rp 52.601,18 juta.

Enam sektor lainnya bernilai positif yaitu sektor pertambangan, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Hal ini berarti laju pertumbuhan sektor tersebut lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara. Sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah sektor jasa-jasa sebesar Rp 13.404,36 juta. Ini berarti distribusi indus tri atau sektoral di Provinsi Sumatera Utara memberikan tambahan nilai nilai dari efek bauran industri bernilai negatif meskipun lebih banyak sektor yang nilainya positif.

4.4.3. Regional Shift (Differential Shift)

Regional shift atau differential shift digunakan untuk mengukur pengaruh persaingan/daya saing sektor-sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Regional shift ataupun differential shift diuraikan menjadi dua bagian yaitu efek alokasi(allocation allocation) dan efek persaingan (regional shift effect).

4.4.3.1. Efek alokasi (allocation effect)

Analisis ini digunakan untuk melihat alokasi spesialisasi dan keunggulan kompetitif dengan membandingkan laju pertumbuhan Kabupaten Tapanuli Utara dan laju pertumbuhan Provinsi Sumatera Utara. Dari penghitungan kemungkinan efek alokasi yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara didapat klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 4.4. Klasifikasi Sektor Menurut Efek Alokasi di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2009 Clasification Competitive Advantage (CA) Competitive Disadvantage (CD) (1) (2) (3)

Specialized (S) Sektor 9 Sektor 1

Not Specialized (NS) Sektor 4 Sektor 2,3,5,6,7,8 Sumber: PDRB Kab. Taput, data diolah

Keterangan: 1. pertanian, 2. pertambangan dan penggalian, 3. industri pengolahan, 4. LGA, 5. bangunan, 6. perdagangan, hotel, dan restoran, 7. angkutan dan komunikasi, 8. keuangan, persewaan, 9. jasa-jasa.

Dari empat kemungkinan efek alokasi yang ada dapat dilihat bahwa hanya sektor jasa-jasa yang spesialisasi dan memiliki keunggulan kompetitif. Sektor pertanian memiliki spesialisasi tetapi tidak memiliki keunggulan kompetitif. Sektor listrik, gas dan air tidak memiliki spesialisasi tetapi memiliki keunggulan yang kompetitif dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Utara. Sektor lainnya yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tidak termasuk spesialisasi dan tidak memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara.

4.4.3.2. Efek persaingan (regional shift effect)

Efek persaingan digunakan untuk mengetahui bagaimana daya saing suatu sektor di suatu daerah di suatu daerah dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam hal ini dibandingkan adalah efek persaingan

Kabupaten Tapanuli Utara dengan Provinsi Sumatera Utara. Nilai efek persaingan di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada Tabel 4.3 kolom 6. Jika dilihat secara keseluruhan nilai efek persaingan Kabupaten Tapanuli Utara dengan perekonomian Provinsi Sumatera Utara bernilai negative yaitu sebesar Rp 36.399,17 juta. Hal ini menandakan perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara memiliki daya saing yang lebih rendah daripada perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Namun jika dilihat per sektor, ada yang bernilai positif dan bernilai negative.

Nilai yang positif ada pada sektor LGA, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa. Nilai positif menandakan sektor perekonomian tersebut di Kabupaten Tapanuli Utara memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara. Sektor lainnya yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan,sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan, memiliki nilai efek persaingan yang negatif. Nilai negatif menandakan sektor perekonomian tersebut di Kabupaten Tapanuli Utara memiliki daya saing yang lebih rendah daripada sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara.

Dokumen terkait