PEMBEBANAN MODEL 15 DERAJAT
I. PERHITUNGAN PEMBEBANAN 15 DERAJAT
Beban gravtasi yang digunakan adalah berdasarkan SNI 1727: 2020, yaitu Beban minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Beban gravitasi dalam perencanaan meliputi :
Beban mati (dead load) adalah berat seluruh komponen elemen struktural bangunan yang terdiri atas pelat, balok, kolom, dan dinding geser. Beban mati akan dihitung secara otomatis oleh peranti lunak ETABS dengan menggunakan berat jenis material beton 24 kN/m3 dan berat jenis tulangan 78,50 kN/m3.
Berat Volume Material
Tabel 1.1. Daftar Berat Sendiri Material
1.1.2. Beban Mati Tambahan (SIDL)
Beban SDL yang digunakan dalam desain ini adalah :
kN/m3 kg/m3 Atap :
Genteng keramik (reng + kasau) 0.5 50
Atap metal 1mm (reng + kasau) 0.1 10
Dek Beton (screed)
Plafon, ceilling, langit-langit 0.18 18 Finising lantai :
Keramik (+ screed/adukan semen) 1.5 150
Raised floor (+ carpet) 0.2 20
Dinding :
Pasangan bata merah satu batu 4.5 450 Pasangan bata merah setengah batu 2.5 250
Batako berlubang, t 10 cm 1.2 120
Batako berlubang, t 20 cm 2 200
Batako tanpa lubang, t 15 cm 3 300
Batako berlubang, t 10 cm 2 200
Hebel 10 cm + render 1 100
Hebel 12.5 cm + render 1.2 120
Celcon10 cm + render 1.5 150
Celcon12.5 cm + render 1.7 170
Beban mati tambahan lantai
-Keramik (+ screed/adukan semen) = 1.5 kN/m²
-Berat plapond + penggantung = 0.180 kN/m²
-Raised floor (+ carpet) = 0.200 kN/m²
-Berat Instalasi ME = 0.200 kN/m²
Total beban mati tambahan qDL = 2.080 kN/m²
dipakai qDL = 2.080 kN/m²
Tabel 1.2. Daftar Beban Mati sebagai Beban Mati Tambahan
Beban mati tambahan atau super imposed dead load adalah berat komponen non struktural (arsitektural dan MEP) yang terdapat pada struktur bangungan.
Material Berat Volume
Beban mati tambahan dinding bata lantai 1 ke lantai 10
-Pasangan dinding 1/2 bata = 2.500 kN/m²
-Tinggi dinding = 4.000 M
Total beban mati tambahan qDL = 10.000 kN/m² dipakai qDL = 10.000 kN/m²
Beban mati tambahan dinding bata pada sisi tangga
-Pasangan dinding 1/2 bata = 2.500 kN/m²
-Tinggi dinding = 2.000 M
Total beban mati tambahan qDL = 5.000 kN/m²
dipakai qDL = 5.000 kN/m²
Beban mati tambahan dak atap
-Keramik (+ screed/adukan semen) = 1.500 kN/m²
-Berat plapond + penggantung = 0.180 kN/m²
-Berat Instalasi ME = 0.200 kN/m²
Total beban mati tambahan qDL = 1.880 kN/m²
dipakai qDL = 1.880 kN/m²
Beban mati tambahan lift
-Pu Berat Lift = 2000
-Berat beban Lift = 1000
-Berat mesin = 258
Total beban mati tambahan qDL = 3258 Kg
dipakai qDL = 32.580 kN
Beban mati tambahan Tangga
Keterangan :
Langkah datar (antrede ) = 300 mm
Langkah naik (optrede ) = 200 mm
Jumlah total = 12 N
1. Beban mati tambahan pada Plat Tangga Berat finising lantai (spesi + keramik) tebal 5 cm
0.05 x 22 1.10 kN/m2
Beban mati trap beton
0.07 x 0.2 x 24 0.32 kN/m2
Berat dinding pegangan (handrill )
1.2 x 2.5 / 2 1.5 kN/m2
qDL 2.92 kN/m2
2. Beban mati tambahan pada Plat Bordes
Berat finising lantai (spesi + keramik) tebal 5 cm
0.05 x 22 1.10 kN/m2
Berat dinding pegangan (handrill )
1.2 x 2.5 / 2 1.5 kN/m2
qDL 2.60 kN/m2
Beban pada tangga meliputi beban mati berupa antrede, optrede, dan finising berupa pasangan keramik. Data teknis tangga dalam perencanaan sebagai berikut
Keramik Spesi
Trap tangga
Pelat beton Antrade
Optrede
Tebal pelat
1.2 BEBAN HIDUP (LL)
dimana :
KLL = faktor elemen beban hidup (tabel 4-2)luas tributari m2 AT = luas tributari m2
Syarat :
L = beban hidup rencana reduksi per m2 dari luasan yang didukung oleh komponen struktur
Tabel 1.3 Fator elemen beban hidup, KLL
Lo = beban hidup rencana tanpa reduksi per m2 dari luasan yang didukung oleh komponen struktur
Beban hidup atau live load adalah beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan gedung yang berasal dari barang atau orang yang dapat berpindah tempat sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap. Berdasarkan SNI 1727 : 1013 untuk beban hidup gedung, beban hidup dapat di reduksi, yakni faktor elemen diambil 3 karena masuk golongan kolom-kolom tepi dengan plat kantilever.
Misalnya area tributari kolom terbesar berapa sebagai acuan reduksi beban hidup.
L tidak boleh kurang dari 0.5 Lo untuk komponen struktur yang mendukung satu lantai dan L tidak boleh kurang dari 0.4 Lo untuk komponen struktur yang mendukung dua lantai atau lebih dari dua lantai
kN/m3 kg/m3
Beban hidup ruang kantor 2.4 2400
Beban hidup ruang komputer 4.79 4790
Koridor di atas lantai pertama 3.83 3830
Koridor lantai pertama 4.79 4790
Beban hidup ruang operasi, Laboratorium 2.87 2870
Beban hidup ruang pasien 1.92 1920
Beban hidup koridor di atas lantai pertama 3.83 3830
Ruang penyimpanan 7.18 7180
Beban hidup tangga sebesar 4.79 4790
Beban hidup dak sebesar 0.96 960
Beban hidup ruang pertemuan sebesar 4.79 4790
Beban hidup lantai parkir sebesar 1.92 1920
Beban hidup lantai parkir terpusat sebesar 13.35 13350
Beban hidup ruang mesin lift 7.18 7180
Semua ruang kecuali tangga (Apartemen) 1.92 1920
1.3 BEBAN GEMPA (E)
1.3.1. Tahapan Analisis Gempa pada Bangunan Gedung 1. Menentukan kategori resiko bangunan gedung (I-IV)
Jenis pemanfaatan :
Gedung apartemen/ rumah susun
Helipad, Helikopter dengan berat lepas landas lebih 2870 dari 3000. Lb (13.35 kN)
Beban sesuai fungsi ruang Berat per luasan
2.87 Tabel 1.4 Rangkuman beban hidup (LL)
SNI 1726 : 2019 menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan dan evaluasi strukturbangunan gedung dan nongedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkina terlampaui besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2%.
SNI 1276 : 2019, Tabel 3- Ketegori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban Gempa
2. Menentukan Faktor Keutamaan Gempa
SNI 1276 : 2019, Tabel 4- Faktor keutamaan gempa
Kategori risiko : II
Faktor keutamaan Gempa, Ie : 1
3. Menentukan parameter percepatan tanah (Ss, S1)
(redaman kritis 5% ) adalah : Ss = 1.0 - 1.20 g 1.105731
(redaman kritis 5% ) adalah : S1 = 0.40 - 0.50 g 0.438478
4. Menentukan Klasifikasi Situs (SA - SF)
Lihat SNI 1276 : 2019, Tabel 5- Klasifikasi Situs
5. Menentukan Koefisien Situs (Fa , FV)
Lihat di SNI 1276 : 2019, Tabel 6 - Koefisien Situs, Fa 1.0154152
Ss Fa INTERPOLASI Fa
1 1.1 Input
1.25 0.9 Input
1.1057 1.0154152
Lihat di SNI 1276 : 2019, Tabel 7 - Koefisien Situs, Fv 2.323044
S1 Fv INTERPOLASI Fv
0.4 2.4 Input
0.5 2.2 Input
0.4385 2.323044
Bersasarkan Peta di atas Pulau lombok mempunyai Parameter gerak tanah S1, gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) wilayah Indonesia untuk spektrum respon 1,0 detik
SE ( Tanah Lunak )
Bersasarkan Peta di atas Pulau lombok mempunyai Parameter gerak tanah Ss, gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) wilayah Indonesia untuk spektrum respon 0,2 detik
SNI 1726:2019, Gambar 15-Parameter gerak tanah Ss, gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko-tertarget (MCER) wilayah Indonesia untuk spektrum respon 0,2 detik (redaman kritis 5%)
Klasifikasi situs ditetapkan sebagai SA (batuan keras), SB (batuan), SC (tanah keras), SD (tanah sedang), SE (tanah lunak) dan SF (tanah khusus). Apabila untuk tebal lapisan setebal maksimum 30 m paling atas dopenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam standar peraturan gempa.
6. Menghitung Parameter Percepatan desain (Sds, Sd1) Parameter Respon Spektral Percepatan Periode Pendek
SMS = Fa * Ss 1.12277606 Parameter Respon Spektral Percepatan Periode 1 sec
SM1 = Fv * S1 1.01860369 Parameter Respon Spektral Percepatan Desain Periode Pendek
SDS = (2/3) * SMS 0.74851738 Parameter Respon Spektral Percepatan Desain Periode 1 sec
SD1 = (2/3) * SM1 0.67906912
7. Parameter percepatan respon gempa
Area lokasi Gedung Latitude : -8.437997 Longitude : 116.03982
Untuk berbagai variabel respon gempa, harus disesuaikan dengan lokasi bangunan yang ditinjau, adapun parameter yang didapat dari Desain Spektara indonesia untuk lokasi kegatan pembangunan adalah sebagai berikut :
Dalam mendapatkan data gempa dalam perencanaan ini bangunan ini seperti urutan langkah-langkah di atas, menggunakan sofware Puskim-PusGeN-ESRC, 2019-2020 dengan menginput data koordinat pada lokasi proyek
Dari data grafik, dipakai acuan respon desain "Tanah Lunak"
BATUAN
Variabel Satuan
PGA (g) g \
SS (g) g
S1 (g) g
SMS (g) g
SM1 (g) g
SDS (g) dt
SD1 (g) dt
1.105731
1.122776 1.018604 0.748517 0.679069 0.438478
Nilai 0.479205
TANAH SEDANG (D) Tabel 1.5 Respon Desain
Gambar 1.1 . Spektrum Respon Desain dari Situs Sesuai Koordinat Lokasi
8. Menentukan Kategori desain Seismik, KDS (A-F)
Tabel 1.6. SNI 1276 : 2019, Tabel 8 - Kategori seismik berdasarkan parameter respon persepatan pada perode pendek
Berdasarkan data :
Sds = 0.7485
Sd1 = 0.6791
Maka Kategori Desain Seismik (KDS) yang dipakai D
9. Pilih Sistem dan Parameter Struktur (R, Cd, Wo)
Pemilihan Sistem Struktur
Koefisien Modifikasi Respon R 8
Faktor Kuat Lebih Sistem Ω0 3
Tabel 1.7. SNI 1276 : 2019, Tabel 9 - Kategori seismik berdasarkan parameter respon persepatan pada perode 1 detik
Tabel 1.8. SNI 1276 : 2019, Tabel 12 - Kfaktor R, Cd, Wo untuk sistem pemikul gaya seismik
C. Rangka beton bertulang pemikul momen khusus
10. Periode Fundamental Struktur
Tabel 1.10. SNI 1276 : 2019, Tabel 18 Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x
Tabel 1.9. SNI 1276 : 2019, Tabel 17 Koefisien untuk batas pada perioda yang dihitung
Tipe Struktur
Koefisien Ct Ct 0.0488
Tinggi Bangunan dari Muka Tanah hn 41.8564
Koefisien x x 0.75
Koefisien Batas Atas untuk Periode Terhitung Cu 1.4 Eksponen yang terkait periode struktur Arah X kx 1.312 Eksponen yang terkait periode struktur Arah Y ky 1.312 Periode Fundamental (Perhitungan Software) Arah Tcx 2.073 Periode Fundamental (Perhitungan Software) Arah Tcy 2.172 Periode Fundamental Pendekatan Ta = Ct * hnx 0.803 Batas Atas Periode Fundamental Cu * Ta 1.124
Ct x Hnx < T program < Ta x Cu
Periode Fundamental Struktur Arah X Pakai Tx 1.124 Periode Fundamental Struktur Arah Y Pakai Ty 1.124
11. Gaya Geser Dasar Dan Seismik
Koefisien Respons Seismik Cs = SDS / (R/Ie) 0.09356467 Batas Atas Arah X Cs,max,X = SD1 / Tx (R/Ie) 0.07550135 Batas Atas Arah Y Cs,max,Y = SD1 / Ty (R/Ie) 0.07550135 Batas Bawah Cs,min,1 (0.044 SDS Ie >= 0.01) 0.03293476 Batas Bawah (dipakai jika S1 >= 0,6 g) Cs,min,2 (0.5 S1 / (R/Ie)) 0.02740 Koefisien Respons Seismik Pakai Arah XCs,pakai,X 0.07550 Koefisien Respons Seismik Pakai Arah YCs,pakai,Y 0.07550
Berat Seismik Efektif W 87655.0918
Gaya Geser Dasar Seismik Arah X VX = Cs pakai x * W 6618.07805 Gaya Geser Dasar Seismik Arah Y VY = Cs pakai y * W 6618.07805 Gaya Geser Statik (ETABS) Arah X VeX -6619.6472 Gaya Geser Statik (ETABS) Arah Y VeY -6619.6472
Semua sistem struktur lainnya
Massa hi Wihi^k Fx Vx
(kg) M (Kgf-m) (Kgf) (Kgf)
ATAP 421257 41.8564 56560701.9 0.111403 75181.0376 18795.3 LT 10 813985.89 37.8564 95795680 0.188681 127332.554 31833.1 LT 9 825560.82 33.8564 83915383.2 0.165281 111541.147 27885.3 LT 8 825560.82 29.8564 71153248 0.140145 94577.5924 23644.4 LT 7 838573.83 25.8564 59843750.9 0.117869 79544.8984 19886.2 LT 6 853412.53 21.8564 48850010.7 0.096216 64931.9115 16233 LT 5 853412.53 17.8564 37469630.3 0.073801 49804.9987 12451.2 LT 4 868040.77 13.8564 27323578.5 0.053817 36318.7675 9079.69 LT 3 884494.71 9.8564 17806808.1 0.035073 23668.9833 5917.25 LT 2 884494.71 5.8564 8993506.21 0.017714 11954.2563 2988.56
LT 1 869538.22 0 0 0 0 0
TOTAL 8938331.8 507712298 6618.07805 6618.08
Massa hi Wihi^k Fy Vy
(kg) M (Kgf-m) (Kgf) (Kgf)
ATAP 421257 41.8564 56560701.9 0.111403 75181.0376 9397.63
LT 10 813985.89 37.8564 95795680 0.188681 127332.554 15916.6
LT 9 825560.82 33.8564 83915383.2 0.165281 111541.147 13942.6
LT 8 825560.82 29.8564 71153248 0.140145 94577.5924 11822.2
LT 7 838573.83 25.8564 59843750.9 0.117869 79544.8984 9943.11
LT 6 853412.53 21.8564 48850010.7 0.096216 64931.9115 8116.49
LT 5 853412.53 17.8564 37469630.3 0.073801 49804.9987 6225.62
LT 4 868040.77 13.8564 27323578.5 0.053817 36318.7675 4539.85
LT 3 884494.71 9.8564 17806808.1 0.035073 23668.9833 2958.62
LT 2 884494.71 5.8564 8993506.21 0.017714 11954.2563 1494.28
LT 1 869538.22 0 0 0 0 0
TOTAL 8938331.8 507712298 6618.07805 6618.08
Tabel 1.12. Distribusi Gaya Gempa Statik Ekivalen Tiap Lantai Arah y
Lantai KY Cv
1.312
Lantai KX Cv
1.312
Tabel 1.11. Distribusi Gaya Gempa Statik Ekivalen Tiap Lantai Arah x
Untuk menghitung nilai F, Cv dan Vx bisa menggunakan Persamaan berikut :
R 8 Tx 1.124
I 1 Ty 1.124
Ω0 3
Cd 5.5
Ss 1.1057
S1 0.4385
Gambar 1.3 Input data Gempa Statik sumbu X
Beban Gempa statik ekivalen dihitung automatis dalam program, dalam kasus ini mengacu kepada ASCE 7-2016, dengan mengganti parameter gempa :
12. Beban Gempa Dinamik
T T Sa Spektrum Respon Percepatan Desain
detik detik (g) T0 = 0.2 SD1/SDs 0.181443784
0 0 0.299 Ts = SD1/SDs 0.907218919
T0 0.181 0.749 TL = Periode Panjang 12
TS 0.907 0.749 jika, T < T0 maka :
Ts+0.50 1.407 0.483 Sa = SDS * (0.4 + 0.6 T/To) Ts+1.00 1.907 0.356 jika, T0 ≤ T ≤ Ts maka :
Ts+1.50 2.407 0.282 Sa = SDs
Ts+2.00 2.907 0.234 jika, T > Ts maka :
Ts+2.50 3.407 0.199 Sa = SD1 / T
Ts+3.00 3.907 0.174 jika, T > TL maka :
Ts+3.50 4.407 0.154 Sa = (SD1 / TL)/T^2
Ts+4.00 4.907 0.138
Ts+4.50 5.407 0.126
Ts+5.00 5.907 0.115
Ts+5.50 6.407 0.106
Ts+6.00 6.907 0.098
Ts+6.50 7.407 0.092
Gambar 1.4 Input data Gempa Statik sumbu Y
Ts+7.00 7.907 0.086
Ts+7.50 8.407 0.081
Ts+8.00 8.907 0.076
Ts+8.50 9.407 0.072
Ts+9.00 9.907 0.069
Ts+9.50 10.407 0.065 Ts+10.00 10.907 0.062 Ts+10.50 11.407 0.060 Ts+11.00 11.907 0.057 Ts+11.50 12.407 0.055
13. Penskalaan Gaya
Faktor Skala Awal SF = g / (R / I) 1.226 m/s2
1225.83 mm/s2 Gaya Geser Dasar Analisis Struktur Arah RSPX Vi,X 2644.07
Gaya Geser Dasar Analisis Struktur Arah RSPY Vi,Y 2753.56
Penskalaan Gaya Gempa Arah X fX 2.503 Fs Baru
Penskalaan Gaya Gempa Arah Y fY 2.403 Fs Baru
Faktor Skala Baru Arah X SFX 3068.240 mm/s2
Faktor Skala Baru Arah Y SFY 2946.239 mm/s2
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
0.00 0.91 1.91 2.91 3.91 4.91 5.91 6.91 7.91 8.91 9.91 10.91 11.91
Sa
T (detik)
Respons Spectrum
Gambar 1.5 Pengecekan Penskalaan Beban Gempa
SKRIPSI ALDO UTAMA PUTRA (HOTEL/APARTEMEN) Tanggal Hari dari Jl. Raya Senggigi Malimbu No.99, Malaka, Kec. Pemenang Dibuat
Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. 83352 Diperiksa
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disetujui
Rev Tgl Hal Dibuat Diperiksa Disetujui
II
PENGECEKAN PRILAKU STRUKTUR
Uraian
2.1 SYARAT TRANSLASI
Berikut adalah ilustrasi perilaku struktur pada mode 1, mode 2, dan mode 3
Berdasarkan SNI-1726-2019, bahwa mode 1 dan mode 2 berupa translasi arah X, maupun Y. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari torsi yang besar.
2.1 Tabel Translasi Arah X dan Y
Pada tabel diatas menunjukkan dominasi pada mode 1 dan 2 dominan terjadi translasi dimana pada mode 1 dominan UY=74.57%, dan pada mode 2 dominan UX=55.58%, dan pada mode ke-3 terjadi rotasi sebesar RZ=55.51%.
Gambar 2.2 Translasi Arah Y
II. PENGECEKAN PRILAKU STRUKTUR
2.2 SYARAT PARTISIPASI MASSA
Gambar 2.3 Rotasi
Menurut SNI-1726-2019 Pasal 7.9.1.1 : Analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 100
% dari massa aktual dalam masing-masing arah horisontal ortogonal dari respon yang ditinjau oleh model.
2.2 Tabel Partisipasi Massa Rasio Gambar 2.3 Rotasi
2.3 SIMPANGAN ANTAR LANTAI
Simpangan Antar Tingkat Izin (Tabel) Δa 0.02 h
Faktor Redundansi ρ 1
Story Drift Inelastik Izin (Syarat Sprm) Δmax 0.02
Faktor Pembesaran Defleksi Cd 5.5
Faktor Keutamaan Gempa Ie 1
Story Displaceme
nt Elastic Drift
Inelastic Drift (Komulatif)
Inelastic Drift (Per
Story)
Cek
δeX δeX ΔX ΔX
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
11 134.123 4.906 4000 737.677 26.983 80.000 OK
10 129.217 8.065 4000 710.694 44.358 80.000 OK
9 121.152 11.157 4000 666.336 61.364 80.000 OK
8 109.995 13.694 4000 604.973 75.317 80.000 OK
7 96.301 13.561 4000 529.656 74.586 80.000 OK
6 82.74 15.133 4000 455.070 83.232 80.000 NOT OK
5 67.607 16.385 4000 371.839 90.118 80.000 NOT OK
4 51.222 15.693 4000 281.721 86.312 80.000 NOT OK
3 35.529 15.903 4000 195.410 87.467 80.000 NOT OK
2 19.626 14.084 4000 107.943 77.462 80.000 OK
1 5.542 5.542 4000 30.481 30.481 80.000 OK
h Drift Limit
Tabel 2.3 Simpangan Antar Lantai Arah X
Story Displaceme
nt Elastic Drift h
Inelastic Drift (Komulatif)
Inelastic Drift (Per
Story)
Drift Limit
δeY δeY ΔX ΔY
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
11 148.691 5.265 4,000 817.801 28.958 80.000 OK
10 143.426 7.888 4,000 788.843 43.384 80.000 OK
9 135.538 10.910 4,000 745.459 60.005 80.000 OK
8 124.628 13.806 4,000 685.454 75.933 80.000 OK
7 110.822 15.470 4,000 609.521 85.085 80.000 NOT OK
6 95.352 17.441 4,000 524.436 95.926 80.000 NOT OK
5 77.911 19.124 4,000 428.511 105.182 80.000 NOT OK
4 58.787 19.432 4,000 323.329 106.876 80.000 NOT OK
3 39.355 19.145 4,000 216.453 105.298 80.000 NOT OK
2 20.21 15.556 4,000 111.155 85.558 80.000 NOT OK
1 4.654 4.654 4,000 25.597 25.597 80.000 OK
Cek Tabel 2.4 Simpangan Antar Lantai Arah Y
Gambar 2.4 Simpangan Antar Lantai Arah X dan Y
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0 20 40 60 80 100 120
Story
Simpangan Antar Tingkat (mm)
Arah x Arah Y Drift Limit
2.4. Ketidakberaturan Torsi Lantai
Δmax/Δavg Cek Δmax/Δavg Cek
11 1.083 OK 1.065 OK
10 1.098 OK 1.063 OK
9 1.106 OK 1.061 OK
8 1.109 OK 1.06 OK
7 1.112 OK 1.058 OK
6 1.114 OK 1.058 OK
5 1.119 OK 1.058 OK
4 1.129 OK 1.057 OK
3 1.136 OK 1.057 OK
2 1.149 OK 1.067 OK
1 1.299 H.1a 1.581 H.1b
Ratio Arah X Ratio Arah Y
SKRIPSI ALDO UTAMA PUTRA (HOTEL/APARTEMEN) Tanggal Hari dari Jl. Raya Senggigi Malimbu No.99, Malaka, Kec. Pemenang Dibuat
Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. 83352 Diperiksa
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disetujui
Rev Tgl Hal Dibuat Diperiksa Disetujui