• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

5.5 Perhitungan Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Etanol

Persen kadar sari yang larut dalam etanol = Berat sari (g) x 100 x 100%

Berat sampel (g) 20 a. Berat sampel I = 5,000 g Berat sari = 0,176 g % 100 x 20 100 x g 5,000 g 0,176 etanol dalam larut yang sari kadar Persen = = 17,6 % b. Berat sampel II = 5,001 g Berat sari = 0,197 g % 100 x 20 100 x g 5,001 g 0,197 etanol dalam larut yang sari kadar Persen = = 19,69 %

c. Berat sampel III = 5,001 g

Berat sari = 0,178 g % 100 x 20 100 x g 5,001 g 0,178 etanol dalam larut yang sari kadar Persen = = 17 79 %

Kadar sari rata-rata =

3 17,79% 19,69% % 17,6 + + = 18,36 %

Lampiran 6

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Serbuk Simplisia Herba Patikan Kebo (Euphorbiae hirtae herba)

No Parameter Kadar

(%)

Kadar MMI (%)

1 Penetapan kadar air 6,654 Tidak lebih dari 10,00

2 Penetapan kadar abu total 1,074 Tidak lebih dari 8.9

3 Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam

0,12 Tidak lebih dari 3,0 4 Penetapan kadar sari yang larut dalam air 22,06 Tidak kurang dari

20,0 5 Penetapan kadar sari yang larut dalam

etanol

18.36 Tidak kurang dari 16,9

Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia Serbuk Simplisia Herba Patikan Kebo (Euphorbiae hirtae herba)

NO Golongan Senyawa yang Diperiksa Hasil

1 Alkaloida + 2 Flavonoida + 3 Saponin + 4 Tanin + 5 Glikosida + 6 Steroida/triterpenoida + 7 Glikosida antrakuinon + Keterangan : + = memberikan hasil

Lampiran 7

Gambar 19. Bagan Pembuatan Ekstrak Serbuk Simplisia Herba Patikan Kebo Secara Perkolasi

Serbuk herba patikan kebo

Dimaserasi selama 3 jam

Dimasukkan kedalam perkolator

Dituangkan cairan penyari etanol secukupnya sampai semua terendam

Dibiarkan selama 24 jam

Dibuka kran dan dibiarkan tetesan mengalir

Ampas Perkolat

Diuapkan dengan alat penguap vakum putar

Dikeringkan dengan freeze dryer

Ekstrak kental

Lampiran 8

Gambar 20. Bagan Ekstraksi Cair-cair Senyawa Flavonoida Dari Ekstrak Etanol Ekstrak etanol kental

Ditambah 100 ml air panas

Ditambah 10 ml etanol

Ditambah asam klorida konsentrasi 2N

Direfluks selama 5 jam

Diekstraksi dengan 100 ml n-heksana

Fraksi n-heksana Fraksi air

Dipekatkan

Fraksi n-heksana kental

Diekstraksi dengan 100 ml CHCl3

Fraksi CHCl3 Fraksi air

Dipekatkan

Fraksi CHCl3 kental

Diekstraksi dengan 100 ml etil asetat

Fraksi etil asetat Fraksi air

Dipekatkan Dipekatkan

Lampiran 9

Gambar 21. Bagan Isolasi Senyawa Flavonoida dari Fraksi Etil Asetat Fraksi Etil Asetat

Di KKt preparatif dengan asam asetat 50%

Pita I Pita II

Di KKt dengan berbagai fase gerak

Di KKt dua arah

Di KKt dengan berbagai fase gerak

Di KKt dua arah

Isolat murni Isolat murni

Identifikasi struktur dengan Spektrofotometri Ultraviolet menggunakan pereaksi geser

Spektrum

Lampiran 10

Gambar 22. Kromatogram Hasil Fraksinasi Herba Patikan Kebo (Euphorbiae hirtae herba) dengan KKt dengan Fase Gerak BAA

Keterangan :

Fase diam : kertas Whatman No.1, Fase gerak: BAA, Penampak bercak :AlCl3 5% 1. Ekstrak etanol

2. Fraksi n-heksana 3. Fraksi kloroform 4. Fraksi etil asetat 5. Fraksi air

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 23. Kromatogram Hasil Fraksinasi Herba Patikan Kebo

(Euphorbiae hirtae herba) dengan KKt dengan Fase Gerak Forestal Keterangan :

Fase diam : kertas Whatman No.1, Fase gerak: Forestal, Penampak bercak :AlCl3 5% 1. Ekstrak etanol

2. Fraksi n-heksana 3. Fraksi kloroform 4. Fraksi etil asetat 5. Fraksi air

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

tp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 24. Kromatogram Hasil Fraksinasi Herba Patikan Kebo

(Euphorbiae hirtae herba) dengan KKt dengan Fase Gerak Asam Asetat 50%

Keterangan :

Fase diam : kertas Whatman No.1, Fase gerak: Asam Asetat 50%, Penampak bercak :AlCl3 5%

1. Ekstrak etanol 2. Fraksi n-heksana 3. Fraksi kloroform 4. Fraksi etil asetat 5. Fraksi air

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 25. Kromatogram Hasil Fraksinasi Herba Patikan Kebo (Euphorbiae hirtae herba) dengan KKt dengan Fase Gerak Asam Asetat 15%

Keterangan :

Fase diam : kertas Whatman No.1, Fase gerak: Asam Asetat 15%, Penampak bercak :AlCl3 5%

1. Ekstrak etanol 2. Fraksi n-heksana 3. Fraksi kloroform 4. Fraksi etil asetat 5. Fraksi air

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

tp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 26. Kromatogram Hasil Fraksinasi Herba Patikan Kebo

(Euphorbiae hirtae herba) dengan KKt dengan Fase Gerak HCl 1% Keterangan :

Fase diam : kertas Whatman No.1, Fase gerak: HCl 1%, Penampak bercak :AlCl3 5% 1. Ekstrak etanol

2. Fraksi n-heksana 3. Fraksi kloroform 4. Fraksi etil asetat 5. Fraksi air

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 27. Kromatogram Hasil KKt ekstrak etanol herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba).

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1 Fase gerak : 1. BAA

2. Forestal

3. Asam asetat 50% 4. Asam asetat 15% 5. HCl 1%

Penampak Bercak AlCl3 5%

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

tp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 28. Kromatogram Hasil KKt fraksi n-heksana herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba).

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1 Fase gerak : 1. BAA

2. Forestal

3. Asam asetat 50% 4. Asam asetat 15% 5. HCl 1%

Penampak Bercak AlCl3 5%

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 29. Kromatogram Hasil KKt fraksi kloroform herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1 Fase gerak : 1. BAA

2. Forestal

3. Asam asetat 50% 4. Asam asetat 15% 5. HCl 1%

Penampak Bercak AlCl3 5%

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

tp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 30. Kromatogram Hasil KKt fraksi etil asetat herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1 Fase gerak : 1. BAA

2. Forestal

3. Asam asetat 50% 4. Asam asetat 15% 5. HCl 1%

Penampak Bercak AlCl3 5%

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 31. Kromatogram Hasil KKt fraksi air herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1 Fase gerak : 1. BAA

2. Forestal

3. Asam asetat 50% 4. Asam asetat 15% 5. HCl 1%

Penampak Bercak AlCl3 5%

tp: titik penotolan, bp: batas pengembangan = fluoresensi

bp

tp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 32. Penggambaran Kromatogram dari KKt preparatif fraksi etil asetat herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.3, fase gerak asam asetat 50% tp = titik penotolan bp = batas pengembangan UV = sinar lampu UV 366 nm = fluoresensi bp tp F2 F1

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 33. Kromatogram F1 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak BAA tp = titik penotolan

bp = batas pengembangan = fluoresensi

bp

tp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 34. Kromatogram F1 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak Asam Asetat 50% tp = titik penotolan

bp = batas pengembangan = fluoresensi

bp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 35. Kromatogram F1 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak Forestal tp = titik penotolan

bp = batas pengembangan = fluoresensi

bp

tp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 36. Kromatogram F1 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak Asam Asetat 15% tp = titik penotolan

bp = batas pengembangan = fluoresensi

bp

Lanpiran 10 (Lanjutan)

Gambar 37. Kromatogram F1 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak HCl 1% tp = titik penotolan

bp = batas pengembangan = fluoresensi

bp

tp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 38. Kromatogram F2 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak BAA tp = titik penotolan

bp = batas pengembangan = fluoresensi

bp

Lampiran 10 (Lanjutan)

Gambar 39. Kromatogram F2 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak Asam Asetat 50% tp = titik penotolan bp = batas pengembangan = fluoresensi Lampiran 10 (Lanjutan) bp tp

Gambar 40. Kromatogram F2 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak Forestal tp = titik penotolan bp = batas pengembangan = fluoresensi Lampiran 10 (Lanjutan) bp tp

Gambar 41. Kromatogram F2 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak Asam Asetat 15% tp = titik penotolan bp = batas pengembangan = fluoresensi Lampiran 10 (Lanjutan) bp tp

Gambar 42. Kromatogram F2 dengan KKt herba patikan kebo (Euphorbiae hirtae herba)

Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak HCl 1% tp = titik penotolan bp = batas pengembangan = fluoresensi Lampiran 10 (Lanjutan) bp tp bp2

Gambar 43. Kromatogram hasil uji kemurnian isolat F1 dengan KKt dua arah Keterangan :

Fase diam kertas Whatman No.1, fase gerak I = BAA (n-butanol - asam asetat - air = 4 : 1 : 5), fase gerak II = asam asetat 50%

tp = titik penotolan

bp I = batas pengembangan 1 bp II = batas pengembangan 2 Penampakan bercak AlCl3 5%

= fluoresensi

bp1

tp

Lampiran 11

Keterangan: _____ : MeOH

Gambar 44. Spektrum utraviolet dari isolat F1 dalam metanol

Spektrum isolat F1 dalam metanol

Peak Valley

λ (nm) Abs 381 0, 1634 255 0, 3149

Lampiran 11 (Lanjutan)

Keterangan:

_____ : MeOH + NaOH _____ : MeOH

Gambar 45. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol dan setelah penambahan NaOH

Spektrum isolat F1 dalam metanol

Peak Valley

λ (nm) Abs 381 0, 1634 255 0, 3149

Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan NaOH

Peak Valley

λ (nm) Abs 392 0, 2585 283 0, 3582

Lampiran 11 (Lanjutan)

Keterangan:

______ : MeOH + NaOH

______ : MeOH + NaOH setelah 5 menit

Gambar 46. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol dengan penambahan NaOH dan penambahan NaOH setelah 5 menit

Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan NaOH

Peak Valley

λ (nm) Abs 392 0, 2585 283 0, 3582

Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan NaOH setelah 5 menit

Peak Valley

λ (nm) Abs 393 0, 2579 284 0, 3568

Lampiran 11 (Lanjutan)

Keterangan: ______ : MeOH

______ : MeOH + AlCl3/ HCl

Gambar 47. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol setelah penambahan AlCl3/ HCl

Spektrum isolat F1 dalam metanol

Peak Valley

λ (nm) Abs 381 0,1643 255 0, 3149

Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan AlCl3/ HCl

Peak Valley

λ (nm) Abs 416 0, 2284 224 0, 4243

Lampiran 11 (Lanjutan)

Keterangan:

_______ : MeOH + AlCl3 __________ : MeOH + AlCl3/ HCl

Gambar 48. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol setelah penambahan AlCl3/ HCl dan spektrum larutan isolat dengan penambahan AlCl3

Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan AlCl3

Peak Valley

λ (nm) Abs 415 0,1270 273 0,1932

Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan AlCl3/ HCl

Peak Valley

λ (nm) Abs 416 0, 2284 224 0, 4243

Lampiran 11 (Lanjutan)

Keterangan: ______ : MeOH

______ : MeOH + NaOAc

Gambar 49. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1dalam metanol setelah penambahan natrium asetat

Spektrum isolat F1 dalam metanol

Peak Valley

λ (nm) Abs 381 0, 1643 255 0, 3149

Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan natrium asetat

Peak Valley

λ (nm) Abs 392 0, 1969 254 0, 3039

Lampiran 11 (Lanjutan)

Keterangan:

______ : MeOH + NaOAc/H3BO3

______ : MeOH + NaOAc

Gambar 50. Spektrum ultraviolet larutan isolat F1 dalam metanol dengan penambahan natrium asetat dan setelah penambahan natrium asetat/ asam borat

Spektrum isolat F1 dalam natrium asetat

Peak Valley

λ (nm) Abs 392 0, 1969 254 0, 3039

Spektrum isolat F1 dalam metanol dengan penambahan natrium asetat/asam borat

Peak Valley

λ (nm) Abs 392 0, 2243 251 0, 3497

Dokumen terkait