• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

5.2 Perilaku Harian pada Musim Berbiak 1 Perilaku Makan

5.2.7 Perilaku Bertarung

Perilaku bertarung biasa dilakukan oleh merak hijau jantan (Gambar 46). Merak hijau akan bertarung ketika individu merak hijau jantan lainnya berada dalam satu ruang dan waktu yang sama dengan jarak antar individu sangat dekat. Jarak antar merak hijau jantan yang akan menimbulkan pertarungan bervariasi berkisar antara 1-100 m. Pertarungan ini berhubungan dengan penguasaan wilayah agar terlihat sebagai jantan dominan oleh merak hijau betina di saat musim berbiak.

Gambar 46. Perilaku bertarung antar merak hijau jantan; (a) di padang rumput Sadengan dan (b) savana Bekol

Perilaku bertarung terjadi merak hijau jantan dewasa bertemu. Kedua merak akan memasang posisi berdiri tegak dengan leher dan jambul ditegakkan dan bulu hias diangkat sejajar tubuh. Merak hijau akan bergantian menggertak, yaitu bergerak maju dan berputar dengan mengangkat bulu hiasnya melewati atas kepala merak hijau lawan. Setelah beberapa kali menggertak, salah satu merak

hijau akan menyerang menggunakan tajinya dengan cara melompat. Merak hijau lawan akan melompat pula sebagai gerakan pertahanan dengan posisi kaki mengarah ke atas (Gambar 46a). Gerakan menyerang akan dilakukan bergantian hingga salah satu merak hijau pergi atau menyerah. Seringkali perilaku bertarung diiringi dengan aktivitas kejar-kejaran, baik sambil lari maupun terbang dari satu tempat ke tempat lainnya. Bahkan terkadang terjadi pertarungan yang tidak sehat yaitu salah satu merak hijau mendapat bantuan tenaga dalam mengusir merak hijau lawan.

Perilaku bertarung merak hijau di TNB lebih awal berlangsungnya dari pada merak hijau di TNAP (Gambar 47). Merak hijau TNB melakukan aktivitas bertarung pada pukul 04.00-09.00 WIB dan 14.00-17.00 WIB. Sementara merak hijau TNAP aktivitas bertarung berlangsung pada pukul 05.00-10.00 WIB dan pada pukul 14.00-18.00 WIB. Sekitar pukul 10.00-14.00 WIB baik di TNAP maupun TNB tidak ditemukan aktivitas berkelahi. Di TNAP perilaku bertarung merak hijau sering terjadi pada pukul 07.00 WIB, sedangkan di TNB merak hijau bertarung lebih sering terjadi pada pukul 05.00 WIB.

Gambar 47. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku bertarung merak hijau di TNAP dan TNB

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 Rerata

frekuensi per hari

Gambar 48. Grafik frekuensi harian perilaku bertarung merak hijau jantan pada beberapa tipe habitat di TNAP dan TNB

Sama halnya dengan durasi aktivitas bertarung, merak hijau TNAP lebih sering bertarung di padang rumput Sadengan daripada hutan Rowobendo dan hutan tanaman jati Gunting (Gambar 48). Di padang rumput Sadengan merak hijau melakukan aktivitas bertarung minimal dua kali per individu per hari, sedangkan di hutan Rowobendo merak hijau hanya melakukan pertarungan satu kali per hari per individu. Sementara hutan tanaman jati Gunting hanya memiliki frekuensi sebesar 0.31 kali per individu per hari. Di TNB, nilai durasi aktivitas bertarung berbanding lurus dengan nilai frekuensinya. Merak hijau savana Bekol lebih sering melakukan aktivitas bertarung daripada merak hijau di hutan pantai Manting dan hutan Evergreen, yaitu minimal tiga kali per individu per hari.

Aktivitas bertarung merak hijau hanya ditemukan di padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati Gunting, hutan Rowobendo, savana Bekol dan hutan pantai Manting (Tabel 19). Durasi yang diperlukan oleh merak hijau jantan bertarung di padang rumput Sadengan lebih lama daripada di hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo. Merak hijau di padang rumput Sadengan memiliki durasi rerata sebesar 1009 detik/hari, sedangkan dua lokasi lainnya di TNAP memiliki durasi masing-masing sebesar 158 detik/hari di Gunting dan 740 detik/hari di Rowobendo. Sementara itu, di TNB hanya ditemukan di savana

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Padang Rumput Hutan Tanaman Jati

Hutan Rowobendo

Savana Hutan Pantai Hutan Evergreen

TNAP TNB

Rerata

frekuensi per hari

Bekol dan hutan pantai Manting aktivitas bertarung antar merak hijau jantan. Savana Bekol memiliki durasi rerata terbesar dibandingkan dengan dua lokasi lainya di TNB, yaitu sebesar 1533 detik/hari.

Tabel 19. Rekapitulasi durasi perilaku bertarung merak hijau di TNAP dan TNB

Lokasi Durasi Rerata (detik/hari) Ragam Waktu (detik/hari)2 Durasi Min. (detik/hari) Durasi Maks (detik/hari) TNAP

Padang rumput Sadengan 1009 1843785 0 2367

Hutan tanaman jati Gunting *) 158 396900 0 788

Hutan Rowobendo 740 3166200 0 2519

TNB

Savana Bekol 1533 8039782 0 4368

Hutan pantai Manting 30 9000 0 125

Hutan evergreen 0 0 0 0

Keterangan: *) = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan

Perilaku bertarung antara merak hijau jantan tidak terpengaruh oleh tipe habitat di TNAP baik frekuensi maupun durasinya ( χ = 0.000, P = 9.210). Perilaku bertarung merak hijau di TNAP memiliki frekuensi dan durasi yang sama antara di padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo. Begitu pula dengan tipe habitat di TNB yang tidak berpengaruh dengan perilaku bertarung merak hijau ( χ = 0.000, P = 9.210). Berdasarkan nilai itu pula dapat diketahui bahwa merak hijau jantan di TNB akan memiliki perilaku bertarung yang sama baik di savana Bekol, hutan pantai Manting dan hutan evergreen karena tidak ada hubungan antara frekuensi serta lamanya bertarung dengan tipe habitat yang berbeda.

Bertarung dilakukan merak hijau untuk mempertahankan suatu wilayah dan memperlihatkan bentuk kejantanannya pada merak hijau betina serta mengkukuhkannya sebagai merak hijau jantan dominan. McFarland (1987) dalam Dwisatya (2006) menyatakan bahwa betina akan memilih jantan yang teritorinya kaya pakan. Apabila dua merak jantan bertemu dalam jarak yang dekat, hanya ada dua kemungkinan yaitu bertarung (fight) dan pengusiran (Maryanti 2007).

Terjadinya pertarungan antar merak hijau jantan beragam. Di TNAP, merak hijau jantan akan bertarung walaupun kedua individu merak tersebut berjarak 50-200 m. Hal terbalik terjadi di TNB, yaitu dua individu merak hijau jantan dengan jarak 1-2 m tidak terjadi perkelahian. Peristiwa ini menjelaskan

bahwa pertarungan terjadi ketika merak hijau jantan dominan merasa terganggu atau tersaingi dalam mencari perhatian merak hijau betina.

Baik TNAP maupun TNB, merak hijau melakukan aktivitas bertarung lebih sering pada pagi hari. Karena kondisi tubuh dan energi merak hijau saat pagi hari masih bugar dan penuh. Dengan kondisi tersebut merak hijau memiliki peluang menang saat bertarung lebih besar. Hal ini pun bentuk strategi merak hijau jantan dalam menarik perhatian merak hijau betina.

Merak hijau di padang rumput Sadengan lebih sering melakukan aktivitas bertarung daripada merak hijau jantan di hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo di TNAP. Adapun ini berkaitan dengan habitat yang lebih terbuka pada padang rumput dari pada hutan, sehingga merak hijau dapat dengan mudah melihat pejantan lain. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil uji chi-square menunjukkan nilai χ2 hitung lebih kecil dari χ2 tab, yaitu tipe habitat tidak mempengaruhi perilaku atau tiap tipe habitat memiliki peluang yang sama sebagai tempat bertarung. Selama pengamatan, jumlah individu jantan dalam satu lokasi dan jarak antar pejantan tersebut merupakan faktor utama terjadinya perilaku bertarung. Di hutan tanaman Gunting merak hijau jarang melakukan pertarungan karena hanya terdapat tiga merak hijau jantan dengan jarak antar pejantan 200-400 m.

Di TNB, hasil uji chi-square menunjukkan hasil yang sama dengan yang ada di TNAP yaitu perilaku bertarung di habitat savana, hutan pantai dan evergreen seharusnya sama. Akan tetapi perilaku bertarung lebih sering terjadi di savana Bekol dibandingkan hutan pantai Manting dan hutan evergreen. Hal ini bukan semata-mata akibat perbedaan habitat, namun di Bekol terdapat sumber air minum saat musim kemarau. Maka peluang terjadinya petarungan di Bekol lebih besar.

5.2.8 Perilaku Istirahat

Perilaku istirahat merupakan perilaku merak hijau menghentikan segala bentuk aktivitasnya di tempat teduh yang terhindar dari terik matahari di antara dua periode aktivitas harian pagi hari dan sore hari untuk menghilangkan lelah akibat aktivitas sebelumnya. Merak hijau melakukan aktivitas istirahat ketika sinar matahari mulai terasa panas. Di TNAP merak hijau beristirahat berkisar

antara pukul 11.00-14.00 WIB. Sementara merak hijau TNB melakukan aktivitas istirahat pada pukul 09.00-14.00 WIB. Secara umum, merak hijau di TNB memiliki waktu lebih lama dibandingkan dengan merak hijau TNAP.

Gambar 49. Berbagai posisi perilaku istirahat merak hijau; (a) berdiri di bawah pohon widoro bukol dan (b) mendekam di cabang pohon apak

Merak hijau beristirahat dalam posisi mendekam ataupun berdiri (gambar 49). Di TNAP merak hijau beristirahat di atas pohon dan diantara semak-belukar. Pohon yang sering digunakan sebagai tempat beristirahat antara lain apak (Ficus invectora), bendo (Articarpus elastic), randu hutan (Bombax valetoni), ketangi (Lagestromia speciosa), laban (Vitex coffasus), gempol (Nucleae siamea), mahoni (Swietenia macrophylla), walikukun (Schoutenia ovata) dan jati (Tectona grandis). Sementara merak hijau di TNB beristirahat di bawah pohon diantara semak-semak. Pohon yang sering digunakan sebagai tempat beristirahat diantaranya mimba (Azadicahta indica), pilang (Acacia leucophloea), akasia duri- duri (Acacia nilotica), widoro bukol (Zizyphus rotundifolia) dan ki serut. Aktivitas istirahat merak hijau dapat dilakukan secara berkelompok maupun soliter.

Durasi rerata yang dibutuhkan melakukan aktivitas istirahat oleh merak hijau jantan di padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo secara berurut adalah 21310, 17176 dan 18526 detik/hari dan merak hijau betina adalah sebesar 17008, 16879 dan 17607 detik/hari. Hal ini berarti merak hijau jantan di padang rumput Sadengan lebih lama beristirahat daripada dua lokasi lainnya di TNAP, sedangkan merak hijau betina hutan Rowobendo lebih lama beristirahat dibadingkan dua lokasi lainnya di TNAP. Di TNB, durasi yang diperlukan merak hijau jantan dan betina untuk beristirahat di hutan

evergreen lebih lama daripada di hutan pantai Manting dan savana Bekol yang secara berurutan nilainya adalah 23412, 23118 dan 18212 detik/hari untuk merak hijau jantan dan 23952, 22878 dan 18010 detik/hari (Tabel 20 dan 21).

Tabel 20. Rekapitulasi durasi perilaku istirahat merak hijau jantan di TNAP dan TNB Lokasi Durasi Rerata (detik/hari) Ragam Waktu (detik/hari)2 Durasi Min. (detik/hari) Durasi Maks (detik/hari) TNAP

Padang rumput Sadengan 21310 10970928 17997 24622

Hutan tanaman jati Gunting *) 17175 13257888 13533 20816

Hutan Rowobendo 18526 25844047 13442 23610

TNB

Savana Bekol 18212 5362545 15896 20527

Hutan pantai Manting 23118 6229640 20622 25614

Hutan evergreen 23412 844920 22493 24331

Keterangan: *) = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan

Tabel 21. Rekapitulasi durasi perilaku istirahat merak hijau betina di TNAP dan TNB Lokasi Durasi Rerata (detik/hari) Ragam Waktu (detik/hari)2 Durasi Min. (detik/hari) Durasi Maks (detik/hari) TNAP

Padan rumput Sadengan 17008 16329937 12967 21049

Hutan tanaman jati Gunting *) 16879 11099912 13548 20211

Hutan Rowobendo 17607 4881700 15397 19816

TNB

Savana Bekol 18010 2548220 16414 19606

Hutan pantai Manting 22878 2456040 21311 24445

Hutan evergreen 23952 2149920 22486 25418

Keterangan: *) = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan

Frekuensi aktivitas istirahat merak hijau di TNAP terpengaruh sangat nyata oleh tipe habitat baik padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo ( χ = 60.116, P < 0.01). Begitu pula dengan lamanya merak hijau melakukan aktivitas istirahat terpengaruh sangat nyata oleh tipe habitat di TNAP ( χ = 57.917, P < 0.01). Selama pengamatan merak hijau lebih sering dijumpai sedang beristirahat di padang rumput Sadengan dalam waktu yang lama. Sedangkan, di hutan Rowobendo dan hutan tanaman jati Gunting merak hijau dijumpai sedang beristirahat akan tetapi dengan durasi yang singkat. Hal ini disebabkan kondisi habitat hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo memiliki tegakan yang lebih rapat dibandingkan Sadengan yang berupa padang rumput. Habitat tersebut akan memberikan kesejukan dari terik sinar matahari.

Hal yang berbeda terhadap hasil uji chi-square perilaku istirahat merak hijau di TNB. Tipe habitat memberi pengaruh yang berbeda terhadap frekuensi dan durasi aktivitas istirahat merak hijau. Tipe habitat seperti savana Bekol, hutan pantai Manting dan hutan evergreen berpengaruh sangat nyata terhadap frekuensi aktivitas istirahat merak hijau di TNB ( χ = 38.771, P < 0.01). Akan tetapi tipe habitat di TNB tidak berpengaruh terhadap lamanya merak hijau beristirahat ( χ = 0.872, P = 9.210). Hal ini berarti merak hijau melakukan aktivitas beristirahat memiliki durasi yang sama pada habitat savana Bekol, hutan pantai Manting dan hutan evergreen.

Saat hari menjelang siang, merak hijau akan melakukan aktivitas istirahat untuk menghindari terik matahari. Aktivitas istirahat (berteduh) biasanya dilakukan diantara aktivitas makan padi dan siang dalam upaya untuk menghindari panas matahari (Maryanti 2007). Pattaratuma (1977) menyatakan bahwa suhu mempengaruhi merak hijau agar berpindah ke hutan untuk melakukan istirahat.

Merak hijau melakukan aktivitas istirahat di tempat-tempat yang teduh seperti di bawah pohon dan di sela-sela semak serta terkadang bertengger di tajuk yang rimbun. Saat beristirahat biasanya merak hijau akan berpindah dari satu tempat teduh ke tempat teduh lainnya, hal ini dikarenakan saat musim kemarau suhu sangat panas. Hernowo (1995) menyebutkan bahwa merak hijau di TNB berteduh dengan cara berdiri dan biasanya akan berpindah tempat dari tempat teduh satu ke tempat teduh yang lain. Hal yang sama terjadi di hutan tanaman yang diduga bertujuan untuk mengantisipasi adanya gangguan atau kejaran predator (Sativaningsih 2005). Menurut Tanudimadja dan Kusumamiharja (1985), hewan-hewan akan mencari tempat yang aman dan nyaman bagi dirinya.

Aktivitas istirahat berlangsung pada kisaran waktu 11.00-14.00 WIB di TNAP dan 09.00-14.00 WIB di TNB. Maryanti (2007) mencatat merak hijau di TNAP beristirahat selama 3-8 jam yaitu antara pukul 07.30-15.00 dan di TNB berkisar antara pukul 08.00-14.30 WIB atau selama 3-7 jam. Sementara Sativaningsih (2005) menyatakan bahwa merak hijau di padang rumput Sadengan TNAP beristirahat pada pukul 09.00-14.00 WIB. Merak hijau beristirahat pada waktu tersebut karena aktivitas predator sangat tinggi dan suhu yang panas.

Durasi dan frekuensi aktivitas istirahat merak hijau di TNAP dan TNB beragam pada berbagai tipe habitat. Hal ini diperjelas dengan hasil uji chi-square yang menunjukkan nilai χ2 hitung lebih besar dari χ2 tab yang berarti terdapat pengaruh tipe habitat terhadap perilaku istirahat. Pada habitat berhutan di TNAP, merak hijau lebih cepat durasi istirahatnya. Hal ini disebabkan kondisi tajuk yang rapat membuat merak hijau teduh tidak kepanasan walaupun sedang melakukan aktivitas lainnya.

Di TNB, merak hijau memiliki durasi yang relatif sama pada habitat savana Bekol, hutan pantai Manting dan hutan evergreen. Akan tetapi Di hutan evergreen TNB merak hijau lebih lambat melakukan aktivitas istirahat di bandingkan savana dan hutan pantai. Karena kondisi habitat di hutan evergreen memiliki tajuk yang rapat dengan vegetasi yang hijau sepanjang tahun, sehingga akan mengurahi terik dari sinar matahari.