• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

5.2 Perilaku Harian pada Musim Berbiak 1 Perilaku Makan

5.2.3 Perilaku Menelisik

Merak hijau menelisik bertujuan untuk merapihkan bulu-bulu yang tidak rapih dan membersihkannya dari kotoran maupun kutu yang menempel. Perilaku menelisik dilakukan merak hijau sangat singkat, sehingga perilaku ini sering terlihat disela-sela perilaku lainnya (Gambar 30). Hampir semua perilaku harian merak diselingi oleh aktivitas menelisik, seperti perilaku makan, berjemur, display, istirahat maupun mandi debu. Bahkan beberapa kali terlihat merak hijau melakukan aktivitas menelisik sebelum turun dari pohon tidurnya ataupun di atas

pohon saat akan tidur. Aktivitas menelisik dapat dikatakan sebagai aktivitas pembuka dan penutup dari aktivitas harian merak hijau.

Gambar 30. Perilaku menelisik merak hijau disela-sela beberapa aktivitas harian; (a) bangun tidur, (b) berjemur, (c) display dan (d) makan

Merak hijau melakukan aktivitas menelisik dengan menggunakan paruhnya. Untuk daerah yang jauh dari jangkauan paruhnya, merak hijau terbantu dengan lehernya yang panjang dan elastis yang dapat berputar ke segala arah dan menjangkau segala bagian tubuhnya. Cara menelisik merak hijau akan memekarkan bulu-bulu yang akan ditelisiknya, lalu paruhnya akan merapihkan atau membersihkan bagian-bagian bulu tersebut secara hati-hati. Posisi merak hijau saat menelisik biasanya berdiri.

Aktivitas menelisik merak hijau dimulai pada pukul 04.00 WIB diiringi dengan penurunan frekuensi pada pukul 10.00 WIB berlanjut hingga frekuensinya naik kembali pada pukul 13.00 WIB dan berakhir di pukul 18.00 WIB (Gambar 31). Di TNAP penggunaan waktu aktivitas menelisik tertinggi terjadi pada pukul 07.00 WIB untuk pagi hari dan 15.00 WIB untuk sore hari, dengan frekuensi masing-masing secara berurut sebesar 0.69 dan 0.61 kali per individu per hari. Sementara di TNB merak hijau menggunakan waktu aktivitas menelisik tertinggi

(a) (b)

pada pukul 05.00 WIB dengan frekuensi 1.72 kali per individu per hari dan pukul 16.00 WIB dengan frekuensi 0.97 kali per individu per hari. Secara keseluruhan, merak hijau di TNB lebih banyak melakukan aktivitas menelisik dibandingkan merak hijau di TNAP.

Gambar 31. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku menelisik merak hijau di TNAP dan TNB

Frekuensi aktivitas menelisik merak hijau berbeda pada tiap tipe habitat (Gambar 32). Merak hijau padang rumput Sadengan melakukan aktivitas menelisik lebih sering dibandingkan dua lokasi lainnya di TNAP. Frekuensi aktivitas menelisik merak hijau di padang rumput Sadengan sebesar 9.09 kali per individu per hari, sedangkan di hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo secara berurutan sebanyak 4.47 dan 3.38 kali per individu per hari. Di TNB, aktivitas menelisik merak hijau di atas enam kali per individu per hari. Frekuensi terbesar terjadi di savana Bekol, yaitu merak hijau melakukan aktivitas menelisik sebanyak 9.05 kali per individu per hari. Pada dua lokasi di TNAP dan TNB memiliki kesamaan banyaknya jumlah melakukan aktivitas menelisik hariannya. Padang rumput Sadengan dan savana Bekol memiliki frekuensi menelisik yang sama, yaitu sebesar sembilan kali per individu per hari.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 Rerata

frekuensi per hari

Gambar 32. Grafik frekuensi harian perilaku menelisik merak hijau di beberapa tipe habitat di TNAP dan TNB

Lamanya durasi melakukan aktivitas menelisik di suatu tempat yang dilakukan merak hijau jantan tidak akan berbanding lurus dengan lamanya durasi merak hijau betina (Tabel 15). Di TNAP merak hijau jantan yang melakukan aktivitas menelisik terlama adalah di padang rumput sadengan sebesar 2977 detik/hari, namun merak hijau betina lebih lama melakukan aktivitas menelisik di hutan tanaman jati Gunting sebesar 810 detik/hari. Fakta ini berulang di TNB di mana merak hijau jantan savana Bekol memiliki durasi terlama dibandingkan dua lokasi lainnya, yaitu sebesar 2584 detik/hari. Sementara durasi terlama merak hijau betina melakukan aktivitas menelisik terdapat di hutan evergreen sebesar 899 detik/hari.

Tabel 15. Rekapitulasi durasi perilaku menelisik merak hijau di TNAP dan TNB

Lokasi Durasi Rerata (detik/hari) Ragam Waktu (detik/hari)2 Durasi Min. (detik/hari) Durasi Maks (detik/hari) TNAP

Padang rumput Sadengan 2977 799 771871 415332 2098 154 3855 1443 Hutan tanaman jati Gunting *) 1384 810 1576233 510009 128 95 2639 1524

Hutan Rowobendo 1081 400 86509 52334 493 172 1670 629

TNB

Savan Bekol 2584 536 797633 130791 1691 174 3477 898

Hutan panitia Manting 1881 839 438040 117294 1219 496 2543 1181

Hutan evergreen 2051 899 869870 198305 1119 454 2984 1344

Keterangan: ♂ = jantan; ♀ = betina; *) = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

Padang Rumput Hutan Tanaman Jati

Hutan Rowobendo

Savana Hutan Pantai Hutan Evergreen

TNAP TNB

Rerata

frekuensi per hari

Gambar 33. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku menelisik merak hijau jantan dan betina di TNAP

Merak hijau jantan maupun betina di TNAP melakukan aktivitas menelisik dimulai pada pukul 04.00 WIB dan diakhiri pada pukul 18.00 WIB (Gambar 33). Dalam selang waktu tersebut merak hijau jantan maupun betina melakukan aktivitas menelisik tiap jamnya, namun dengan frekuensi yang berbeda-beda dan waktu terjadinya aktivitas menelisik lebih sering di pagi dan sore hari. Merak hijau jantan dan betina di TNAP memiliki frekuensi aktivitas menelisik tertinggi di waktu yang sama. Pada pagi hari terjadi saat pukul 07.00 WIB dengan frekuensi sebesar 1.01 kali per individu per hari merak hijau jantan dan 0.37 kali per individu per hari merak hijau betina, sedangkan sore hari terjadi pada saat pukul 15.00 WIB dengan frekuensi merak hijau jantan dan betina secara berurut sebesar 0.91 dan 0.30 kali per individu per hari.

Di TNB pembagian penggunaan waktu aktivitas menelisik merak hijau terlihat jelas, yaitu merak hijau hanya melakukan aktivitas menelisik di pagi dan sore hari (Gambar 33). Merak hijau jantan melakukan aktivitas menelisik di pagi hari pada pukul 04.00-09.00 WIB dengan frekunsi tertinggi terjadi pada pukul 05.00 WIB sebanyak 2.86 kali per individu per hari, sedangkan sore hari terjadi berkisar antara pukul 13.00-18.00 WIB dengan frekunsi tertinggi terjadi pada pukul 16.00 WIB sebanyak 1.41 kali per individu per hari. Merak hijau betina

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Rerata

frekuensi per hari

melakukan aktivitas menelisik antara pukul 04.00-08.00 WIB dan 14.00-18.00 WIB. Dalam selang waktu tersebut merak hijau betina rerata melakukan aktivitas menelisik sebanyak + 0.50 kali.

Gambar 34. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku menelisik merak hijau jantan dan betina di TNB

Tipe habitat berpengaruhi sangat nyata terhadap frekuensi aktivitas menelisik merak hijau di TNAP ( χ = 44.561, P < 0.01), sehingga frekuensi aktivitas menelisik pada habitat padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo akan memiliki peluang yang berbeda. Sama halnya dengan durasi perilaku menelisik merak hijau di TNAP pun dipengaruhi sangat nyata oleh tipe habitatnya ( χ = 46.738, P < 0.01).

Berdasarkan uji chi-square pada perilaku menelisik pada beberapa tipe habitat di TNB terhadap frekuensi dan durasi perilaku menelisik merak hijau menunjukkan hasil yang sama, yaitu tipe habitat berpengaruh sangat nyata terhadap perilaku menelisik. Frekuensi aktivitas menelisik merak hijau akan berbeda pada habitat savana Bekol, hutan pantai Manting maupun hutan evergreen ( χ = 31.142, P < 0.01). Sama halnya dengan frekuensi, durasi aktivitas menelisik pun terpengaruh sangat nyata, yaitu durasi perilaku menelisik akan berbeda pada setiap tipe habitat yang berlainan pada habitat di savana, hutan pantai maupun evergreen ( χ = 31.019, P < 0.01).

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Rerata

frekuensi per hari

Bulu merupakan alat penting bagi merak hijau baik untuk aerodinamis saat terbang dan sebagai alat pemikat bagi pasangannya. Struktur bulu yang halus membuat mudah berubah bentuk dari mengembang dapat menjadi menempel rapat dan rentan terhadap kuman atau kutu. Perubahan ini dapat diakibatkan oleh posisi tidur semalam dan aktivitas harian merak hijau. Karena alasan tersebut merak hijau melakukan aktivitas menelisik atau merawat bulu. Aktivitas menelisik bertujuan merapikan bulu dan menghilangkan atau membuang kotoran, kuman dan kutu yang menempel atau masuk ke bulu (Maryanti 2007).

Merak hijau menelisik sepanjang hari disela-sela aktivitas hariannya, seperti makan, minum, berjemur, display dan istirahat. Perilaku menelisik bulu merupakan aktivitas sekunder yang biasanya dilakukan saat sebelum turun dari tenggeran, makan, berjemur, berteduh, sebelum tidur serta sehabis display (Maryanti 2007). Aktivitas menelisik lebih sering dilakukan pada saat pagi hari karena bulu yang lembab terlihat kusam setelah mendekam (tidur) semalaman.

Hasil uji chi-square perilaku menelisik baik di TNAP maupun TNB menunjukkan adanya pengaruh frekuensi dan durasi perilaku terhadap tipe habitat. Frekuensi dan durasi aktivitas menelisik merak hijau di padang rumput maupun savana lebih banyak daripada di hutan bervegetasi seperti hutan tanaman jati dan hutan alam di TNAP serta hutan pantai dan hutan evergreen di TNB. Hal ini disebabkan kondisi umum padang rumput maupun savana yang terbuka, sehingga merak hijau dapat dengan tenang menelisik karena dapat mengawasi secara menyeluruh dari gangguan baik pesaing atau predator. Berdeda dengan kondisi di hutan bervegetasi yang memiliki tegakan yang rapat dengan tumbuhan bawah yang lebat, sehingga mempersulit pengawasan terhadap sekitar saat menelisik. Strategi merak hijau pada kondisi tersebut adalah melakukan aktivitas menelisik secara singkat dan jarang. Maryanti (2007) menyatakan perilaku menelisik bulu lebih sering dijumpai di padang penggembalaan (rumput).