• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode tahun 1877-1881

Dalam dokumen BAB 1 2 3 4 5 SEKRIPSI Sary (Halaman 37-46)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Uraian Hasil Penelitian 1) Pelabuhan Tanjung Priok

1. Periode tahun 1877-1881

Pembangunan pelabuhan pertama tahun 1877-1881 yang berlokasi disebelah Utara kota Jakarta yang berhadapan dengan laut jawa, memakan waktu kurang lebih 6 tahun. Bersamaan dengan pembangunan pelabuhan pertama dibuat bendungan sebelah barat dengan panjang 1765m. Dan bendungan sebelah timur sepanjang 1963 m. pembangunan kedua bendungan ini memiliki kegunaan untuk menjaga ketenangan

kolam pelabuhan dari gelombang laut, sehingga kapal-kapal yang berlabuh di dermaga itu tidak menimbulkan gelombang yang besar (Darusman, 1978:20)

Bangunan pemecah gelombang yaitu breakweater, menggunakan tumpukan batu dari berbagai ukuran menjadi satu (Asianto 2008:22). Bangunan bendungan pemecah gelombang dibuat dari batu granit yang di datangkan dari merak dengan perahu, batu granit tersebut disusun sedemikian rupa sehingga bisa tahan ratusan tahun ( Darusman, 1978:21).

Pengetahuan akan gelombang laut sangat penting bagi perencanaan pelabuhan.tergantung dari kegunaan pelabuhan, maka tinggi gelombang sebesar 0,80 madalah tidak berarti bagi kapal sebesar 100.000-300.000. adalah tugas perencanaan untuk dapat memperkecil tinggi gelombang di perairan pelabuhan. Akibat perkembangan guna memperoleh kualitas yang lebih baik, kegunaan beton dalam pracetak dalam berbagai bentuk kini telah terkenal. Salah satu beton yang terkenal saat ini adalah bentuk tetrapod (Asiyanto 2008:20).

Penggunaan beton dengan bentuk tetrapod, telah terbukti dapat menahan gelombang dengan lebih curam, dengan begitu, volume tumpukan batu akan menjadi lebih kecil. Bentuk beton juga dapat disesuaikan dengan beratnya sehingga dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Pengembangan itu memanfaatkan kekuatan tanah dasar sehingga menimbulkan jenis breakweater yang berbentuk vertical. Penahan gelombang dari batu-batu yang kuat berguna untuk menahan ombak dan gelombang, karena didalam pelabuhan terdapat dermaga-dermaga tempat kapal-kapal sandar. Dengan demikian pelabuhan lebih tenang karena

hendak masuk kepelabuhan. Karena sebelum masuk, kapal harus berlabuh dahulu untuk menunggu izin masuk. Tempat labuh merupakan tempat perairan dimana kapal dapat melakukan kegiatan. Tempat labuh juga berfungsi sebagai tempat menunggu untuk masuk ke suatu pelabuhan (Suyono, 2001: 11-12).

Pada wilayah perairannya Tanjung Priok mempunyai kendala dalam olah gerak kapal keluar masuk pelabuhan. Lalu lintas kapal di seluruh kanal dalam pelabuhan hanya dapat dilakukan satu arah dan dengan kolam putar kapal. Sehingga memperbesar waktu tunggu kapal yang akan melakukan bongkar muat. Kecepatan rata-rata kapal dalam pelabuhan sekitar 1 sampai 2 knots karena harus ditarik oleh kapaltunda, sehingga kapal yang akan bersandar di terminal Tanjung Priok membutuhkan waktu 2-2,5 jam dari pintu masuk sampai sandar di dermaga. Kolam pelabuhan juga harus disiapkan oleh pelabuhan, agar tesedianya tempat yang sesuai dengan jenis kapal dan muatannya. Ditahun 1912 Tanjung Priok mengalami kongesti yaitu banyaknya barang tertimbun di suatu tempat sehingga menimbukan kemacetan arus barang. Pada saat itu tercatat 85 buah kapal mengalami penundaan masuk, yang disebabkan karena kurangnya dermaga dan gudang. Masalah ini diatasi dengan membangun dermaga dan gudang di pelabuhan dua yaitu di sebelah timur pelabuhan satu (Darusman, 1978:21).

2. Periode 1914-1917

Rencana pembangungunan berlanjut setelah pemerintah Hindia Belanda melegalkan izin tentang pembangunan. artinya dalam tahap dua ini adalah perluasan

wilayah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memegang wewenang penuh atas Pelabuhan Tanjung Priok. Pemborong tahap dua adalah volklor, volklor adalah satu pengusaha dari belanda yang memiliki saham yang ada diwiliyah pelabuhan Tanjung Priok.

Pembangunan Pelabuhan Tahap Dua pada tahun 1914-1917 (Darusman 1978: 22). Alasan pembangunan ini untuk melayani kapal-kapal yang masuk, karena banyaknya barang yang tertimbun di pelabuhan Tahap 1. Pelabuhan menyediakan Dermaga yaitu tempat dimana kapal dapat melakukan kegiatannya, baik bongkar muat ataupun kegiatan yang lainnya (Suyono 2001: 14).

Pelabuhan menyediakan beberapa dermaga yang sesuai dengan bentuk dan macam kapal-kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Penentuan lebar dermaga, lebar apron depan, apron belakang, gudang dan jalan. Apron pada dermaga adalah bagian areal atau muka dermaga.sampai muka gudang ada terdapat pengalihan kegiatan angkutan laut yaitu kapal, yaitu kepada angkutan darat kereta api, truk dan lain-lainnya. Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari drmaga tersebut. Ditinjau dari jenis dan volume barang yang mungkin ditangani di pelabuhan atau dermaga tersebut (Asiyanto 2008:250).

a. Dermaga konvensional

Dermaga konvensional adalah dermaga yang digunakan untuk melakukan aktivitas bongkar muat kapal kargo. Yang terdiri dari peralatan dermaga, gudang-gudang, lapangan terbuka, dan perlengkapan kran-kran yang dapat membantu pembongkaran juga

biasa, yang membawa berbagai jenis muatan yang memerlukan jenis penyimpanan peti.(suyono, 2001:14)

Didermaga konvensional terdapat lebih banyak tenaga manusia yaitu buruh. Buruh didermaga ini dipergunakan untuk mengangkat barang kegudang, baik masih dilakukan dengan cara dipanggul, dengan kereta dorong maupun dengan forklift ke kapal.

Buruh juga dipergunakan untuk membantu menumpuk atau membongkar muatn dikapal.

b. Dermaga petikemas

Demaga ini di gunakan untuk melakukan bongkar muat kapal-kapal petikemas. Dermaga petikemas terdiri dari lapangan terbuka dan dilengkapi dengan kran-kran pengangkat khusus petikemas, agar pemindahan dan penumpukan barang secara mekanis. (suyono, 2001:15)

Buruh disini dimanfaatkan untuk mengisi atau membongkar barang dari petikemas. Dermaga petikemas juga dilengkapi dengan beberapa gudang untuk menampung muatan dari petikemas. Baik didermaga petikemas maupun dermaga konvensional.

c. Dermaga khusus

Selain kapal petikemas ada juga kapal-kapal dengan muatan khusus, seperti kapal ferry, biasanya auntuk kapal ini disediakan kapal yang khusus.kapal-kapal pengankut minyak atau tanker juga disediakan tempat kusus untuk aktivitasnya.

Untuk lebih jelasnya mengenai petikemas akan di perdalam dalam sub-bab periode tahun 1921-1932.

3. Periode 1921-1932

Sejalan dengan pertumbuhan periode pertama, untuk mengatasi kesulitan penyimpanan barang, telah di bangun pelabuhan petikemas dalam periode ketiga di Tanjung Priok. Dengan panjang dermaga 420-500m, luas tamping dari lapangan petikemas 10 ha, yang terabagi maenjadi dua dengan masing-masing daya tampung 120.000.. (soedjono, 1993:382)

Semakin tahun semakin banyak barang yang masuk dan semakin banyak pula pengusaha yang menjadi pelopor perkembangan perdagangan.

Pembangunan pelabuhan pada periode III yaitu tahun 1921-1932, dimulai dengan pembangunan peluasan gudang dan perluasan jalan. (Darusman,candra, 1984:30). Perluasan-perluasan wilayah semakin meningkat mengenai pembangunan dermaga labuhan untuk pengiriman barang dan penampungan barang yang meningkat dari tahun per tahun.

Petikemas bisa juga disebut container, yaitu kemasan yang dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu, yang dapat dipakai berulang-ulang kali, dipergunakan untuk menyimpan dan mengangkut muatan yang ada di dalamnya. Petikemas dapat dibawa baik krndaraan itu berupa kapal laut, kereta api,dan truk.(suyono. 2001:133)

Ukuran muatan petikemas memiliki berbagagai macam variasi sesuai kegunaannya. Oleh karena itu, ukuran standar dari petikemas dimulai dari panjang 20 feet, maka satu petikemas 20’ dinyatakan sebagai 1 TEU yaitu twenty foot equivalent unit, dan petikemas 40’ dinyatakan sebagai 2 TEU .

Meskipun ukuran petikemas dari luar adalah seragam atau sama. Namun petikemas dikeluarkan dalam berbagai variasi sesuai kegunaannya. Variasi tersebut dapat dilihat berdasarkan bentuk, ukuran, barang yang dimuat, dan cara pengisian kedalamnya. Ada petikemas yang berbentuk kotak, tabung. Ada yang berukuran kecil dan besar.(suyono, 2001:135)

Jenis-jenis dari petikemas yaitu general side continer yang biasa dipakai mengangkut muatan umum.( lampiran 4). Open side container petikemas bagian sampingnya dapat dibuka untuk memasukan dan mengeluarkan barang.( lampiran 5). Open top container yaitu petikemas bagian atasnya dapat dibuka agar barang dapat dimasukan atau dikeluarkan lewat atas. ( lampiran 6)(suyono, 2001: 137)

Keuntungan memakai petikemas yaitu cepat dan ekonomis dalam menangani petikemas, terutama dalam bongkar muat petikemas di pelabuhan. Keamanan terhadap kerusakan dan pencurian lebih terjaga, terutama untuk barang-barang kecil atau berharga. Sedangkan kerugian dari memakai petikemas yaitu kapal petikemas mahal. Harus dibuat terminal kusus untuk bongkar muat petikemas dan harus

menggunakan peralatan kusus untuk mengangkut dan menumpuknya. Dan jalan-jalan yang ada harus disesuikan untuk pengangkutan petikemas. (Dalam memilih petikemas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan di perhatikan. Semua hal tersebut terkait dengan tujuan penggunaan petikemas. Yang mesti di pertimbangkan adalah jenis muatan, besar muatan, berat muatan, kelembaban muatan, ukuran dan daya muat petikemas, dan kelayakan petikemas (Suyono 2001: 140 &148).

Dalam memilih petikemas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan di perhatikan. Semua hal tersebut terkait dengan tujuan penggunaan petikemas. Yang mesti di pertimbangkan adalah jenis muatan, besar muatan, berat muatan, kelembaban muatan, ukuran dan daya muat petikemas, dan kelayakan petikemas.

Pemeriksaan petikemas dapat di bagi dalam beberapa tahap, yaitu sebelum mengisi petikemas, saat memuatnya, dan setelah menutup petikemas di pelabuhan pembongkaran yang dilakukan sebelum membongkar isinya, saat membongkar dan saat petikemas kosong. Pemadatan barang kedalam petikemas secara aman dan tidak bergerak adalah salah satu syarat utama dalam mengangkut petikemas, karena petikemas sendiri serta isi didalamnya adalah bagian dari intermodal transport sehingga mengalami gerakan dan guncangan secara bergantian dalam pengangkutannya (Suyono, 2001:162), Selain petikemas, di tahap ini juga adanya tempat penyimpanan bagi barang yang masuk dan keluar yaitu pergudangan. Gudang adalah tempat penyimpanan barang yang akan di muat atau barang yang akan di

Tata letak gudang yang baik harus memenuhi persyaratan tata letak tertentu demi kelancaran arus masuk dan keluar barang, serta keamanan penyimpanan. Beberapa syarat tata letak gudang yaitu letak gudang harus sedekat mungkin dari tempat dilakukannya kegiatan bongkar muat. Gudang juga harus terletak ditempat aman dan mudah diawasi juga tidak mudah terkena bencana alam seperti banjir. Menurut bentuknya gudang bisa dibagi menjadi dua yaitu gudang tertutup dan terbuka. Gudang tertutup adalah gudang yang memiliki dinding dan penutup. Gudang ini digunakan untuk menyimpan barang-barang yang harus terlindungi dari panas, kelembaban, juga air hujan. Sedangkan gudang terbuka bisa juga lapangan, lapangan ini merupakan gudang untuk menyimpan atau meletakan muatan yang tahan terhadap siraman hujan, sengatan matahari, atau kelembaban. (Suyono 2001:247), Selain itu gudang juga memiliki fungsinya masing-masing yaitu pemindahan, penerimaan, penyimpanan, pengerjaan, pengiriman, dan pembungkusan. Pemindahan adalah kegiatan menerima atau mengeluarkan barang dengan menggunakan tenaga buruh atau mekanik.

Penerima merupakan operasi menerima barang di gudang, biasanya dari truk, atau kapal yang kemudian dimasukan kedalam gudang dengan tenaga manusia. Penyimpanan barang diterima lalu disusun dan disimpan sesuai permintaan atau sesuai peraturan yang berlaku. Untuk itu akan dikeluarkan penyimpanan. Pengerjaan adalah pekerjaan operasi yang berhubungan dengan cara mengerjakan barang di dalam gudang. Yaitu menumpuk, menyortir, memperbaiki bungkusan, mengarungkan

kembali, menimbang, memeriksa dan meneliti serta pekerjaan yang berhubungan dengan barang yang ada. Pengiriman dapat dibagi menjadi dua yaitu pengiriman langsung dan tidak langsung. Pengiriman langsung yaitu pengiriman barang dari tempat penyimpanan langsung ketempatnyang diminta atau perdagangan. Sedangkan pengiriman tidak langsung adalah pengiriman dokumennya saja sambil menunggu instruksi lebih lanjut. Pembungkusan merupakan kegiatan membungkus barang atau muatan yang dimana barang yang tidak dibungkus akan mengalami Kerusakan (Suyono 2001: 249).

1. Pengaruh dan dampak Pelabuhan Tanjung Priok Terhadap Pasar Tenaga

Dalam dokumen BAB 1 2 3 4 5 SEKRIPSI Sary (Halaman 37-46)

Dokumen terkait