• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Posisi Subjek-Objek

5.1.5.1. Peristiwa Kematian Anak Susi A.Posisi Subjek-Objek

Dalam segmen terakhir kick Andy ini, Susi diberikan beberapa pertanyaan menyangkut anak-anaknya serta menyinggung mengenai kematian anak laki-laki nya pada 18 Januari 2016, dalam teks tersebut, Susi sebagai Subjek menceritakan penyesalannya akan kepergian anaknya dan waktu yang dirasanya tidak cukup untuk baginya dengan anaknya itu. namun Susi mengungkapkan hal lain dalam konteks pembahasan kematian anaknya ini dan kejenuhannya menjadi seorang Menteri, Susi menceritakan kekesalannya pada masyarakat yang tidak senang dan sering berpikir negatif dalam menanggapi setiap hal menyangkut Susi.

Dalam konteks kalimat, kalimat Susi tidak mengarah pada suatu fenomena atau kegiatan tertentu yang di komentari negative oleh masyarakat, namun dengan topic pembahasan segmen tersebut mengenai kematian anak Susi dan kinerjanya sebagai Menteri, menunjukan bahwa kalimat diatas ditujukan pada kejadian tersebut. pertanyaan sebelumnya oleh Andy juga mewakili beberapa pandangan atau pendapat yang hadir dari masyarakat, mengingat pola pertanyaan dalam Kick Andy adalah pertanyaan untuk memperoleh jawaban

Susi : kadang-kadang kesel aja pada saat baca komentar atau apa orang yang tidak senang atau kadang-kadang frustasi sama sesuatu yang kenapa tidak bisa dibikin simple saja atau kenapa berpikiran seperti itu, kenapa mereka negative thinking gitu.

77

klarifikasi berdasarkan isu-isu yang beredar dala masayrakat mengenai individu tertentu, dalam hal ini Susi.

Kalimat pertama Andy, menunjukan dia memperoleh Informasi mengenai penyesalan Susi atas kematian anaknya. Dalam kalimat Andy kata „dengar‟ disini memiliki bentuk baku bahasa Indonesia yaitu „terdengar‟ yang dalam KBBI dijelaskan sebagai diketahui atau tersiar (tentang kabar, berita), hal ini menunjukan Andy memperoleh informasi tersebut dari kabar yang terseiar melalui pihak lain. Selanjutnya kalimat „karena tanggung jawab sebagai menteri untuk negara’ menunjukan maksud Andy akan penyebab penyesalan tersebut, dari keseluruhan kalimat dan dalam konteks Susi sebagai seorang Kartini, kabar penyesalan Susi yang disangkutkan dengan kerjanya sebagai menteri berkembang memiliki makna tersirat mengenai pandangan masyarakat bahwa memang seorang perempuan tidak akan sepenuhnya berhasil menjalankan dua bidang kerja, domestic ataupun karir dalam bidang professional, sehingga ketika salah satu kerja mengalami suatu peristiwa atau permaslahan maka penyesalan atau kesalahannya ada pada perempuan, karena dalam pandangan masyarakat pekerjaan professional ataupun berkarir sudah dikonstruksikan sebagai tugas laki-laki.

Andy : Iya, saya dengar ada penyesalan yang dalam dari anda bahwa oleh karena tanggung jawab sebagai menteri untuk negara, untuk bangsa, anda kekurangan waktu, merasa waktu anda banyak tersita sehingga anda tidak banyak lagi punya waktu untuk anak-anak anda, sehingga ketika anak anda pergi anda merasa bahwa waktu itu kurang sekali untuk anak-anak. Apa betul begitu ?

78

Sama halnya dengan karakter-karakter yang dikonstruksikan sebagai milik laki-laki dalam sub-bab sebelumnya, kerja dan berkarir juga dikosntruksikan sebagai milik laki-laki. Maka jika ada seorang perempuan yang mencoba berkarir dia akan dipandang maskulin dan jika dia berkarir ada kejadian ataupun peristiwa yang terjadi dalam lingkup domestiknya (menjaga anak, mengurus suami,membersihkan rumah) maka yang disalahkan adalah pilihannya untuk berkarir karena itu bukan tugas yang dikonstruksikan masyarakat padanya. Hal ini dapat dijelaskan melalui beberapa konsep domestifikasi perempuan, salah satunya yang dijelaskan oleh Sri Suhandjati Sukri (2001) dalam Mulyati (2012:3) pembagian tugas dan pemberian tugas bagi perempuan dalam ranah domestiknya seperti mengurus anak-anak, masak, membersihkan rumah telah dikonstruksikan melaui budaya, hegemoni laki-laki melalui budaya patriaki terjadi hampir di seluruh dunia dan dalam berbagai kelas masyarakat, salah satunya di Indonesia dan khususnya dalam budaya Jawa, perempuan telah sekian lama dibatasi dan dikonstruksikan sebagai pekerja di wilayah kasur,dapur dan sumur atau macak,manak dan masak (berdandan,melahirkan anak dan memasak), trilogi peran tersebut pada intinya berkutat pada peran perempuan dalam melayani suami dan merawat anak-anaknya, proses domestifikasi ini masih terus terjadi dan dapat kita jumpai dalam kehidupa kita sehari-sehari dalam bentuk yang berbeda-beda. Dalam hal ini konsep bias gender yang dijelaskan diatas terjadi pada Susi, ketika Susi mencoba melawan domestifikasi diatas maka semua kegagalan atau peristiwa yang terjadi pada wilayah tersebut menjadi tanggung jawab sepenuhnya Susi atau banyak di katakana sebagai „kodrat‟ seorang ibu.

79

Hal ini sama dengan yang coba dijelaskan dalam teks diatas, ketika Susi harus memberikan pengakuan mengenai kematian anaknya sebagai suatu hal yang dia sesalkan karena waktu yang tersita oleh kerjanya sebagai Menteri, hal ini menunjukan adanya justifikasi peran Susi dalam keluarganya oleh perkataan Andy, dengan mengungkit kematian anak Susi dan menyangkutkannya dengan fakta yang ada bahwa seorang perempuan dan seorang „ibu‟ bertugas menjaga dan merawat anaknya, membuat Susi diposisikan sebagai Ibu yang harus merasa bersalah, menyesal dan sepenuhnya bertanggung jawab atas peristiwa dalam ranah domestiknya ini. Hal ini menimbulkan Kekesalan Susi atas pendapat negatif orang-orang pada dirinya menunjukan adanya wacana mengenai konsep bias gender dari domestifikasi pembagian kerja yang dijelaskan diatas, Susi dikategorikan orang-orang tersebut sebagai sosok perempuan berkarir atau perempuan maskulin.

B. Posisi Pembaca

Dari teks di atas, pembaca diposisikan sebagai seorang perempuan dalam hal ini lebih khususnya sebagai seorang Ibu, teks tersebut coba menjelaskan mengenai penyesalan seorang Ibu karena kematian anaknya dan rasa kehilangan yang diraskannya, serta pandangan negatif orang-orang mengenai peristiwa-peristiwa menyangkut statusnya sebagai seorang ibu dan seorang Menteri.

Secara tidak langsung, dari teks ini, pembaca digiring untuk memahami perasaan Susi menyangkut penyesalan yang diungkapnya disertai elemen visual close-up Susi menangisi hal tersebut.

80

Ketika pembaca telah sampai pada titik pemahaman maksud penulis diatas, maka pembaca akan sampai pada keputusan untuk menghabiskan banyak waktu dengan anak mereka karena bagi seorang ibu, itu merupakan tanggung jawab utama yang dikonstruksikan padanya. Selain itu dengan kalimat,

menunjukan bahwa Susi ingin pembaca teks ini paham bahwa berpikir negative mengenai setiap tindakannya adalah kesimpulan yang sebelah pihak dari orang-orang tersebut, banyak alasan hingga Susi mengambil suatu tindakan atau sesuatu peristiwa terjadi dalam hidupnya, usaha

Susi : kadang-kadang kesel aja pada saat baca komentar atau apa orang yang tidak senang atau kadang-kadang frustasi sama sesuatu yang kenapa tidak bisa dibikin simple saja atau kenapa berpikiran seperti itu, kenapa mereka negative thinking gitu.

Sumber : Kick Andy „Kartini Bernyali‟ Edisi 8 April 2016 Gambar 5.5.

81

untuk selalu memebrikan kualitas pada waktu dia dan anak-anaknya bersama juga menunjukan pada pembaca bahwa sebagai seorang ibu dia sudah menjalankan tanggung jawabnya. Dari teks ini juga dapat kita lihat latar belakang pemikiran pembaca, bahwa sebagai seorang ibu tanggung jawab utamanya adalah dalam ranah domestik, seperti yang telah dijelaskan dalam sub-bab sebelumnya, bahwa adanya konsep bias gender dalam pembagian kerja bagi perempuan sebagai Ibu dan laki-laki sebagai ayah yang sudah dikonstruksikan dalam masyarakat.

Dokumen terkait