• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjalanan Karir Politik Tunku Abdul Rahman

BAB III BIOGRAFI TUNKU ABDUL RAHMAN

C. Perjalanan Karir Politik Tunku Abdul Rahman

Sekembalinya Tunku Abdul Rahman dari Inggeris pada bulan April 1931, beliau bertugas sebagai Pegawai Pelatihan di Kantor Penasehat Hukum. Beliau dipilih sebagai Pegawai Jajahan untuk Kuala Nerang pada tahun berikutnya. Beliau kemudian dipindahkan ke Pulau Langkawi pada tahun 1935 oleh Clayton, Penasehat Inggeris waktu itu. Pada tahun 1937, Tunku bertugas sebagai Pegawai Jajahan di Sungai Petani di samping tugas sebagai Hakim Daerah dan Kepala Dewan Kebersihan Sungai Petani. Sebuah mesjid di Sungai Petani telah dinamakan Mesjid Rahmaniah diambil dari nama Tunku.68

Karena ingin menghilangkan gelisah dan perderitaan masyarakat Malaya akibat pendudukan Jepang di Malaya, beliau merancang untuk membentuk organisasi, yaitu

“Persatuan Sandiwara Belia-belia Melayu” dan organisasi ini dipimpin oleh beliau

sendiri. Dasar perjuangan organisasi tersebut adalah untuk mengumpulkan dana bagi membantu buruh-buruh paksa yang dipaksa oleh pihak Jepang. Tunku juga pernah bergabung dalam Gerakan Bintang Tiga dan Malayan People Anti-Jepanese Army

67

Abdul Aziz Ishak, op. cit., hlm.21. 68

(MPAJA). Tujuannya adalah untuk melawan pendudukan Jepang pada waktu itu. Sewaktu Jepang berkuasa, Tunku dan beberapa temannya berharap dan meminta agar pihak Inggeris kembali memerintah Malaya.69

Setelah “Persatuan Sandiwara Belia-belia Melayu” merubah nama ke “Serikat Kerjasama Am Satoburi” (SEBERKAS), Tunku telah menjadi anggota

organisasi ini. Organisasi ini merubah nama karena ada kaum muda Melayu yang ingin menjadikan organisasi ini sebagai organisasi yang berguna kepada masyarakat Malaya, terutama dalam memajukan ekonomi dan pendidikan bagi orang-orang Melayu. Perubahan ini juga untuk menghindari dari dicurigai oleh pihak Inggeris karena ada kepentingan politik dalam organisasi itu. Dengan munculnya rancangan pembentukan Malayan Union, Persatuan SEBERKAS telah menunjukkan dan memperjuangkan dasar politiknya.70 Pada tahun 1947, beliau ke Inggeris untuk melanjutkan studinya dalam jurusan hukum di Universitas Cambridge hingga tahun 1949.

Sekembalinya Tunku Abdul Rahman ke Malaya pada tahun 1949, beliau ditugaskan untuk bekerja di sebuah kantor Pegawai Hukum di Alor Star, Kedah. Beliau kemudian meminta ditukarkan ke Kuala Lumpur di mana beliau menjadi Jaksa dan kemudian diangkat sebagai Yang DiPertua Mahkamah Sesyen.

Pada periode itu, semangat nasionalisme bertambah hebat di kalangan orang Melayu di tengah-tengah pengakuan pembentukan Malayan Union oleh Inggeris.

Dato’ Onn Jaafar mengepalai United Malays National Organisation (UMNO) untuk

69

Ramlan Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005), Cet. Pertama, hlm.53.

70

melawan Malayan Union dan Tunku juga bersama-sama bergabung dalam partai

tersebut. Pada Agustus 1951, suatu krisis di dalam UMNO memaksakan Dato’ Onn

meletakkan jabatan sebagai presiden partai dan Tunku dipilih sebagai presiden yang baru selama 20 tahun.71

Pengunduran Dato’ Onn Jaafar dari UMNO telah memberi ruang yang cukup

untuk Tunku Abdul Rahman memperlihatkan kepemimpinannya yang dinamis dan hala tuju orang Melayu ke arah yang lebih jelas dan terbuka. Tugas sebagai Pegawai Daerah telah banyak mendidik beliau untuk menjadi salah seorang politikus Melayu yang prihatin dengan perjuangan membela nasib orang Melayu.

Pada tahun 1951, beliau dipilih menjadi Presiden UMNO. Peluang itu memberi beliau kesempatan yang baik untuk memperjuangkan nasib orang Melayu yang dilihatnya sebagai satu bangsa yang jauh ketinggalan dalam semua lapangan kehidupan. Meskipun beliau dari golongan aristorat Melayu, namun sejak zaman anak-anak lagi beliau memperlihatkan bahwa beliau lebih nyaman bergaul dengan rakyat jelata.72

Langkah pertama yang telah diambil oleh Tunku adalah meletakkan jabatannya sebagai jaksa sebagaimana yang telah dijanjikannya. Satu pengumuman telah dibuat dengan tegas oleh Tunku yaitu bahwa setiap anggota UMNO yang masuk menjadi

anggota partai Dato’ Onn, akan dipecat. Selanjutnya, Tunku mulai melaksanakan langkah dan program-program mengorganisasi kembali UMNO. Beliau mengadakan beberapa kunjungan ke setiap tempat dan daerah. Tujuannya adalah untuk memberi

71

Wikipedia Indonesia. “Tunku Abdul Rahman”, artikel diakses pada 29 Maret 2011 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Tunku_Abdul_Rahman.html. 72

Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Berbagai Aliran (Shah Alam, Karisma Publications Sdn. Bhd., 2007), Cet. Pertama, hlm.3.

penerangan dan dorongan ke seluruh daerah dan terutama area yang pengaruh UMNO lemah. Bisa dikatakan bahwa Tunku tidak pernah berada di rumah bersama anak-anak dan istrinya lebih dari dua hari dalam seminggu. kunjungannya, di mana pun telah mendapat sambutan yang baik.73 Di dalam semua kunjungan itu, Tunku telah membelanjakan uangnya sendiri tanpa tidak sedikit pun membelanjakan uang UMNO.

Tindakan Tunku Abdul Rahman meletakkan jabatan sebagai jaksa, semata-mata karena ingin terlibat dalam UMNO telah menjadi satu daya tarikan kepada masyarakat. Selain itu, masyarakat mula percaya bahwa Tunku sebenarnya jujur dan sanggup berkorban meninggalkan jabatan bergaji besar hampir dua ribu ringgit sebulan serta beberapa kesenangan yang lain. Dengan cara itu, beliau telah meyakinkan banyak orang bahwa tindakan yang dilakukannya membuktikan kepentingan rakyat lebih utama dari kepentngan pribadi. Tunku sanggup turun hidup bersama rakyat dan mengakui bahwa meskipun beliau seorang putra raja tetapi gelar itu tidak menjadi hambatan untuk dirinya bersifat jiwa rakyat.74

Pada 31 Desember 1956, sebagai Ketua Menteri dan Menteri Hal Ehwal Dalam Negeri, Tunku Abdul Rahman telah memimpin rombongan ke London untuk melakukan negosiasi atau perundingan dengan pihak Inggeris tentang kemerdekaan Malaya. Hasil pertemuan tersebut, Perjanjian Merdeka (Independent Treaty) telah ditandatangani di Lancaster House, London. Dalam perjanjian tersebut, ia menyatakan bahwa Malaya akan merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957. Setelah

73

Mahmood Ibrahim, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu (Kuala Lumpur: Antara Pustaka, 1981), Cet. Pertama, hlm.336.

74

merdeka, Tunku diangkat sebagai Perdana Menteri Pertama, dan terus memimpin Partai Perikatan dalam Pemilu pada tahun 1959, 1964 dan 1969.75

Pada bulan Mei 1961, Tunku berusaha memelihara hubungan baik dengan negara-negara luar. Beliau telah melakukan pertemuan di Singapura dengan beberapa jurnalis dari negara asing. Dalam pertemuan itu, Tunku mengumumkan bahwa, Malaya akan mengadakan satu persepakatan dengan Brunei, Singapura, Sabah dan Sarawak untuk mendirikan Malaysia. Hasrat Tunku untuk mendirikan Malaysia pernah ditantang oleh Filipina dan Indonesia. Namun, dengan kesungguhan dan ketabahan beliau, Malaysia berhasil didirikan pada 6 September 1963 yang terdiri dari Malaya, Singapura, Sabah dan Sarawak. Pada tahun 1965, Tunku terpaksa mengeluarkan Singapura dari Malaysia.76

Pada 22 September 1970, Tunku mengundurkan diri dari terus mempertahankan jabatan sebagai Perdana Menteri dan Presiden UMNO. Meskipun telah pensiun dalam dunia politik, beliau tetap aktif dalam lapangan sosial dan kebajikan, seperti kegiatan dakwah dan memgembangkan Islam di Malaysia dan di tingkat internasional.77 Dengan ini, bisa dilihat bahwa Tunku adalah sosok seorang negarawan yang tidak ada tolok bandingannya. Kontribusi dan pengorbanan yang beliau berikan untuk kesejahteraan rakyat dan Negara Malaysia. Maka, beliau wajar dijadikan teladan yang baik dan diabadikan agar dapat dihayati oleh generasi

75

Hasnah Hussin dan Mardiana Nordin, Pengajian Malaysia (Selangor: Oxford Fajar Sdn. Bhd., 2007), Cet. Pertama, hlm.72.

76

Muhdi Shuid. dkk, Longman, Sejarah Malaysia (Selangor: Pearson Malaysia, Sdn. Bhd., 2009), Cet. Pertama, hlm.243.

77

Malaysia Kita, (Singapura dan Kuala Lumpur: Internasional Law Book Services, 2002), Cet. Pertama, hlm.15.

mendatang. Beliau harus diberi penghargaan yang tinggi atas jasa dan pengorbanan beliau sebagai seorang manusia, negarawan, dan pembela bangsa Melayu. Sifatnya yang penuh pertimbangan terhadap rakyat khususnya orang-orang bukan Melayu dan kesabaran serta penderitaan yang beliau alami sepanjang menjadi pemimpin negara harus dicontohi. Hingga kini dan untuk selama-lamanya rakyat negara Malaysia akan terus menganggap beliau sebagai seorang pemimpin yang berwibawa dan berjiwa rakyat.

BAB IV

NASIONALISME YANG DITERAPKAN OLEH TUNKU ABDUL RAHMAN

Nasionalisme di Malaysia dapat dibedakan kepada dua macam, yaitu nasionalisme konservatif dan nasionalisme radikal. Nasionalisme konservatif ini adalah paham yang lebih cenderung mempertahankan dan mendukung kolonialisme. Sedangkan nasionalisme radikal ialah paham yang melawan kolonial.

Paham konservatif dapat dikatakan sebagai lanjutan atau penyempurnaan dari paham yang sebelumnya78. Lanjutan dari paham itu kemudiannya melahirkan organisasi politik awal yang mendukung gagasan nasionalisme konservatif yaitu United Malays National Organisation (UMNO). Objektifnya bukan sekedar mempertahankan tradisi kebangsaan Melayu, tetapi juga mempertahankan tradisi kerjasama dengan pihak kolonial Inggeris. Karena Inggeris sendiri menghendaki kerja sama penuh dengan UMNO.

Tunku Abdul Rahman adalah salah seorang pejuang nasionalisme konservatif. Beliau mula berjuang sejak masih dalam usia yang amat muda dan berusaha memberi kemerdekaan Tanah Melayu. Tunku telah menaikkan semangat para nasionalis pada zamannya demi menuntut kemerdekaan Tanah Melayu dari jajahan Inggeris. Penerapan semangat nasiaonalisme Tunku dimulai ketika kekalutan UMNO setelah

78Yaitu paham mengatakan bahwa “Inggeris adalah sebuah pemerintahan yang adil. Inggeris sudah lama melindungi orang-orang Melayu dan menaungi negeri-negeri Melayu. Jika tidak kepada mereka, ke mana lagi orang-orang Melayu mengadu masalah”.

Dato’ Onn Jaafar meletakkan jabatan sebagai presiden dan mendirikan Independent of Malayan Party (IMP). Karisma beliau terserlah bila berhasil mengontrol situasi genting dalam politik orang Melayu. Selanjutnya, menyatupadukan penduduk berbilang bangsa di Tanah Melayu melalui permuafakatan politik UMNO-MCA-MIC. Hasilnya membawa kepada terbentuknya Partai Perikatan yang mencapai kejayaan yang besar dalam Pemilu 1955. 79

Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj adalah salah seorang yang hadir dalam Kongres Melayu Se-Malaya yang telah diadakan di Kelab Sultan Sulaiman pada tahun 1946. Lima tahun kemudian, beliau menjadi pengerusi UMNO bagian Negeri Kedah. Tunku telah dipilih dengan sebulat suara terbanyak bagi mengisi kekosongan sebagai Presiden UMNO pada 26 Agustus 1951.80

Meskipun pun beliau telah lama bercita-cita ingin meninggalkan jabatan pemerintah, kemudian berniat untuk berkhidmat kepada rakyat. Setelah pemilihannya itu dibuat, Tunku masih belum dapat menentukan pendirian beliau baik menerima ataupun sebaliknya pencalonan sebagai Presiden UMNO. Namun, setelah dipujuk oleh Abdul Razak dan Bahaman bin Shamsuddin barulah beliau setuju untuk menerima pencalonan sebagai Presiden UMNO. Beliau sering berkunjung ke beberapa kampung untuk melihat sendiri kondisi sebenar rakyatnya. Beliau sanggup

79

Dasar Luar Era Tunku Abdul Rahman, artikel diakses pada 06 April 2011 dari

http://www.scribd.com/doc/19011858/Dasar-Luar-Era-Tunku-Abdul-Rahman.html.

80

Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu (Antara Pustaka: Kuala Lumpur, 1981), Cet. Pertama, hlm.336.

mengorbankan segala kesenangan serta kesehatannya karena tidak ingin mengecewakan rakyatnya.81

Setelah mengambil alih kepimpinan UMNO dari Dato' Onn, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj telah membuat satu kerjasama dengan MCA dengan memdirikan Partai Perikatan pada tahun 1952. Sejak itu, partai tersebut menjadi partai yang sangat dominan dalam memperjuangkan kemerdekaan hingga negara boleh memperoleh kebebasan mutlak. Pada pagi 31 Agustus 1957, Tunku membacakan pengakuan kemerdekaan yang kini disambut setiap tahun sebagai Hari Nasional Negara Malaysia untuk menyambut kemerdekaan.

Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj juga telah membuktikan kenegarawanan beliau setelah Partai Perikatan dihasilkan bersama-sama dengan MCA dan kemudian diikuti pula oleh MIC.82 Tunku menegaskan bahwa kemerdekaan hanya akan dicapai melalui kerjasama di antara tiga etnis yang utama yaitu Melayu, Cina dan India.

Kewibawaan beliau sebagai seorang pemimpin lebih terserlah setelah berhasil dalam pemilu yang pertama pada 31 Agustus 1955 dan Partai Perikatan telah memenangi 51 dari 52 kursi yang dipertandingkan. Tunku juga telah diangkat menjadi Ketua Menteri.83 Di antara usaha beliau yang penting adalah cobaan menyelamatkan negara dari ancaman komunis saat keadaan darurat dengan memberi penawaran pengampunan massal jika pengganas menyerah diri. Ini diikuti oleh

81

Ibrahim Mahmood, Ibid., hlm.337. 82

Malaysia Kita (Singapura dan Kuala Lumpur: Internasional Law Book Services, 2002), Cet. Pertama, hlm.110.

83

Rundingan Baling pada 27 dan 28 Desember 1955 antara PKM dan pemerintah tetapi menemui jalan buntu.84

Dapat dilihat bahwa penerapan nasionalisme Tunku Abdul Rahman, bukan saja hanya membela bangsa Melayu, tetapi beliau juga membela nasib bangsa lain yang berada di Tanah Melayu. Di samping itu, beliau mempermudahkan proses menuntut kemerdekaan Tanah Melayu dari jajahan Inggeris, karena penyatuan antar etnis adalah salah satu syarat untuk kemerdekaan Tanah Melayu yang telah diusulkan oleh pihak Inggeris.

A. Pandangan Tunku Abdul Rahman Terhadap Gerakan Sayap Kiri

Gerakan sayap kiri lebih dikenali dengan panggilan radikal yang bermotif penentangan untuk mengusir penjajah Inggeris keluar dari Tanah Melayu. Mereka memilih cara untuk tidak mendukung pihak kolonial dan golongan yang mendukung kolonial pula digelar sayap kanan atau konservatif.

Dalam sejarah, perjuangan melawan penjajah suatu negara adalah faktor gerakan radikal tidak dapat dipisahkan karena memang sifat manusia yang suka melawan wujud dalam jiwa setiap insan. Kehadiran gerakan sayap kiri ini memperlihatkan perjalanan sejarah perjuangan melawan penjajah dan menuntut kemerdekaan. Di Tanah Melayu terdapat banyak gerakan yang memilih jalan untuk tidak bekerjasama dengan pihak penjajah dan lantaran itulah mereka digelar sebagai gerakan sayap kiri.

84

Sejarah Hidup Tunku Abdul Rahman, artikel diakses pada 23 April 2011 dari

Ringkasnya sejarah perjuangan gerakan sayap kiri di Tanah Melayu, berawal dari semangat yang dipelopori oleh anak muda. Pada tahun 1920-1930, gerakan Kesatuan Melayu Muda (KMM) telah didirikan. Gerakan ini berjaya membangkitkan semangat melawan terhadap penjajah Inggeris. Kaum Muda yang rata-rata mereka mendapat pendidikan dari Timur Tengah pulang dengan membawa ilmu pengatahuan agama yang tinggi bersama dengan semangat reformasi. Begitu juga kelahiran gerakan-gerakan nasionalisme yang dipelopori oleh golongan yang berpendidikan Barat atau sekuler yang diperkenalkan oleh penjajah Inggeris melalui Sultan Idris Traning College (SITC), Tanjung Malim, Perak telah berjaya melahirkan golongan guru yang berjiwa rakyat. Ada di antara mereka yang sadar akan kepentingan dan kebajikan orang Melayu di Tanah Melayu harus dipertahankan. Akhirnya, semangat itu membawa mereka kepada pendirian KMM sekitar tahun 1937 di bawah pimpinan Ibrahim Yaakob. Ini merupakan pembentukan politik Melayu yang pertama lahir di Tanah Melayu.85

Perlu diperhatikan bahwa pada tahun 1930, Partai Komunis Malaya (PKM) meskipun ia telah diharamkan, namun perjuangan yang berideologikan komunis tetap hidup dalam pikiran mereka. Mereka juga menggunakan strategi menyelinap masuk ke dalam beberapa organisasi lain demi untuk mencapai cita-cita mereka mengusir penjajah Inggeris serta mendirikan Republik Komunis Malaya. Melalui strategi ini, pergerakan mereka memperlihatkan kejayaan menyelinap masuk dan menguasai partai-partai politik yang didirikan selepas Perang Dunia Kedua seperti Partai

85

Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Berbagai Aliran (Shah Alam: Karisma Publications, 2007), Cet. Pertama, hlm.86.

Kebangsaan Melayu Melaya (PKMM). Penyataan ini bisa dibuktikan dengan kejayaan Muktaruddin Laso86 yang menjadi Ketua Umum Pertama PKMM pada awal pembentukannya di Tanah Melayu.87

Ideologi komunis tiba di Tanah Melayu pada tahun 1920-an terutama di sekitar tahun 1925. Imigran Cina telah membawa buku-buku dan selebaran tentang ajaran komunis dan disebarkan di kalangan orang Cina di Tanah Melayu. Hasil dari kegiatan mereka, guru-guru dan murid-murid sekolah Cina telah mendirikan Liga Pemuda Komunis di Singapura pada tahun 1926. Pada tahun 1927, komunis di Tanah Melayu bergerak di sebalik Partai Kuomintang (KMT) karena adanya kerjasama antara Partai Komunis China (PKC) dan KMT di China. Perpecahan KMT-PKC pada tahun 1927 telah menyebabkan PKC mengirim 5 orang wakilnya ke Tanah Melayu. Mereka telah berhasil mendirikan Partai Komunis Nanyang (PKN) di Singapura pada tahun yang sama. Agen-agen komintern yang tiba di Tanah Melayu pada tahun 1928 telah mngusulkan agar PKNg disusun ulang. Pada 6 April 1930, satu konferensi komunis telah diadakan di Singapura dan lahirlah Partai Komunis Malaya (PKM) yang berpusat pejabat di Singapura.88

Pada tahun 1930-1941, PKM telah diperintah untuk mengawasi gerakan komunis di Thailand dan Indonesia selain menjalankan kegiatannya di Tanah Melayu. PKM telah diletakkan di bawah Biro Komunis Internasional Timur Jauh

86

Muktaruddin Laso merupakan mantan pejuang anti-Jepang dalam masa Perang Dunia Kedua dan kemudian menjadi salah seorang pengasas Partai Kebangsaan Melayu Malaya (PKMM). Beliau juga merupakan seorang pejuang radikal yang mendukung ideologi komunis di Tanah Melayu.

87

Ishak Saat, hlm.86. 88

Artikel diakses pada 11 April 2011 dari http://eforum1.cari.com.my/archiver/?tid 170176.html.

yang berpusat di Shanghai. Sejak didirikan, PKM terpaksa menjalankan kegiatan mereka secara rahasia setelah diharamkan karena kegiatan anti-Inggeris yang dijalankan diklaim mengganggu ketenteram publik.89

Darurat Tanah Melayu merupakan kondisi yang telah diakui oleh Inggeris di Malaya dari tahun 1948 hingga tahun 1960. Keadaan darurat ini diikuti dengan penarikan hak-hak sipil, pemberian kuasa istimewa kepada pihak polisi, dan langkah-langkah lain yang bertujuan untuk mengongkong kegiatan politik sayap kiri, terutamanya PKM. Perang gerilya merupakan sebagian dari konflik yang sedang terjadi antara PKM dan partai sayap kiri yang lain dengan Inggeris berawal setelah Jepang menyerah kalah pada tahun 1945 hingga penandatanganan perjanjian damai antara komunis dengan Malaysia pada Desember 1989.

Maka, dapat dikatakan bahwa segalanya berawal setelah pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945. Nasionalisme orang Melayu telah dipengaruhi oleh orang Jepang ketika pendudukannya. Hal ini telah mendorong ke arah ingin membentuk pemerintahan sendiri. Inggeris menganggap PKM sebagai partai politik yang radikal. Pengharaman ini telah menimbulkan ketidakpuasan hati oleh kebanyakan anggota dalam PKM karena jasa mereka telah dilupakan oleh Inggeris saat penentangan dengan Jepang. Dengan itu, ketua PKM, telah mengubahkan dasarnya dari bersikap sederhana ke sifat yang lebih agresif, yaitu dengan cara pembunuhan. PKM menggunakan cara pemogokan bersama dengan serikat sekerja, serta pembentukan Persatuan Buruh Baru (New Democratic Youth League). Namun, pemogokan itu

89

Malaysia Kita (Singapura dan Kuala Lumpur: Internasional Law Book Services, 2002), Cet. Pertama, hlm.97.

gagal karena dasar hukum yang baru dibuat oleh Inggeris untuk melemahkan PKM. Selanjutnya, PKM menggunakan serangan bersenjata untuk mendapatkan apa yang mereka rasai patut.90 Setelah perjuangan bersenjata KMM gagal juga, mereka memohon rundingan perdamaian dengan Partai Perikatan.

Rundingan Baling yang diadakan pada 28 hingga 29 Desember 1955 merupakan rekomendasi Tunku Abdul Rahman Putra. Beliau merupakan Ketua Menteri Persekutuan Tanah Melayu berusaha meredam pemberontakan komunis yang semakin mengancam keamanan negara hingga mengakibatkan Perintah Darurat dilaksanakan pada tahun 1948. Rundingan tersebut dijalankan di daerah Baling bertempat di Sekolah Inggeris Baling yang kini dikenal sebagai Sekolah Kebangsaan Tunku Putra, Baling. Tunku berpendapat rundingan tersebut memungkinkan pihak pemerintah dan PKM menyampaikan pandangan yang boleh mengarah kepada perdamaian. Pihak pemerintah diwakili oleh Tunku Abdul Rahman, Dato' Tan Cheng Lock (Presiden MCA) dan Encik David Marshall (Ketua Menteri Singapura) sedangkan PKM diwakili oleh Chin Peng (Setiausaha Agung PKM), Rashid Maidin (Anggota Pusat PKM) dan Chen Tien (Ketua Propaganda PKM).91

Rundingan Baling tersebut tidak membawa apapun hasil yang drastis. Ini disebabkan pemerintah menawarkan pengampunan dengan syarat PKM dicabut yang bebas, sedangkan Chin Peng pula meminta PKM diizinkan untuk bergerak sebagai sebuah partai politik. Pihak pemerintah yang telah mencapai kemajuan dalam

90

Keris Warisan, “PKM dan Darurat 1948-1960”, artikel diakses pada 15 April 2011 dari

http://www.keriswarisan.com/live/blog/view/id_365/title_pkm-dan-darurat-1948-1960/html. 91

Artikel diakses pada 17 April 2011 dari http://www.mykedah2.com/20hall_fame/level 2/102a_1_l2d.html.

membasmikan PKM, mempertimbangkan kekejaman partai tersebut terhadap rakyat sebelumnya telah menolak usul mereka. Setelah itu, Tunku menegaskan kepada rakyat bahwa PKM bertindak melawan pemerintahan yang sah. Buktinya amat jelas bahwa pemerintah yang sedia ada telah dipilih oleh rakyat dan merdeka dari penjajah Inggeris.92 Rundingan Baling telah menemui kegagalan, faktor yang menyebabkan rundingan tersebut gagal adalah karena:

1. Persekutun Tanah Melayu enggan mengakui PKM sebagai sebuah partai politik yang sah;

2. Chin Peng enggan menerima tawaran pengampunan dari Persekutuan Tanah Melayu. Tawaran tersebut kemudian ditarik oleh Tunku Abdul Rahman pada tahun 1956. Chin Peng tidak mahu menerima syarat-syarat yang diberikan karena syarat tersebut ingin PKM dicabut. PKM akan tetap berkembang secara bebas di dalam hutan dan meneruskan perjuangan bersenjata mereka.93

Tanah Melayu mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus 1957 ketika keadaan darurat masih lagi terjadi. Pada 31 Juli 1960, ia berakhir setelah ancaman komunis semakin berkurangan dan pengunduran mereka ke pembatasan Tanah Melayu dan Thailand. Penempatan baru komunis di pembatasan telah memungkinkan mereka mengumpul dan memulihkan kekuatannya. Selepas sekian lama dan atas kesadaran pucuk pimpinan PKM, maka pada 2 Desember 1989, Perjanjian Damai (Perjanjian Haadyai) telah ditandatangani di antara PKM dengan Malaysia dan Thailand. Perjanjian bersejarah itu telah mengakhiri perjuangan bersenjata PKM selama 41

92

Tunku Abdul Rahman Bin Abdul Hamid, 13 Mei Sebelum dan Selepas (Kuala Lumpur: Utusan Publication dan Distributors, 2007), Cet. Pertama, hlm.172.

93

tahun dan mengembalikan taat setianya kepada Yang DiPertuan Agung dan patuh kepada konstitusi dan hukum Negara Malaysia.94

Dokumen terkait