• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II :PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN PIALANG

C. Perjanjian Antara Perusahaan Pialang Berjangka

Segala transaksi dalam perdagangan Berjangka selalu diawali dengan perjanjian. Perjanjian tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kepastian kepada Nasabah / Investor.

44

Perjanjian antara perusahaan pialang berjangka dengan nasabah / investor dalam transaksi forex margin trading harus berlandaskan pada Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat sahnya perjanjian bahwa :45

1. Sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya; Syarat sahnya perjanjian ada empat yaitu :

2. Kecakapan untuk membuat suatu pendapat; 3. Suatu hal tertentu;

4. Suatu sebab yang halal.

43

Dikutip dariDiakses hari

Kamis, tanggal 19 Desember 2009 44

http ://www.dudung.net/, diakses pada hari selasa, tanggal 27 Januari 2010

45

Syarat 1 dan 2 dinamakan syarat subyektif karena mengenai subyek yang melakukan perjanjian, sedangkan dua syarat terakhir dinamakan syarat obyektif karena mengenai obyek dari perjanjian tersebut. Apabila salah satu syarat subyektif tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan atas permintaan salah satu pihak. Sedangkan jika salah satu syarat obyektif tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut batal demi hukum, artinya dari semula tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada perikatan.46

Dari perjanjian sebagaimana disebut diatas, Perjanjian antara Perusahaan Pialang Berjangka dengan Nasabah / Investor dalam transaksi forex margin trading adalah dibuat dalam formulir-formulir yang telah dibakukan secara rinci dan cermat. Dalam perjanjian transaksi tersebut, isinya direncanakan terlebih Dalam Pasal 1320 KUH Perdata sebenarnya tidak mempermasalahkan media yang digunakan dalam transaksi. Dengan kata lain Pasal 1320 KUH Perdata tidak mensyaratkan bentuk dan jenis media yang digunakan dalam bertransaksi. Oleh karena itu, dapat saja dilakukan secara langsung maupun secara elektronik. Demikian pula asal kebebasan berkontrak yang dianut KUH Perdata, para pihak dapat dengan bebas menentukan dan membuat suatu perjanjian dalam bertransaksi yang dilakukan dengan itikad baik. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata. Jadi apapun bentuk dan media dari kesepakatan tersebut, tetap berlaku dan mengikat para pihak karena perikatan tersebut merupakan Undang-undang bagi yang membuatnya.

46

dahulu oleh para pihak perusahaan pialang berjangka. Sehingga nasabah / investor tinggal menyetujuinya saja apabila nasabah bersedia menerima aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan serta yang ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh perusahaan pialang berjangka. Akibatnya perjanjian tersebut tidak memberikan kesempatan kepada nasabah untuk membicarakan lebih lanjut klausula yang diajukan oleh Pialang Berjangka. Syarat-syarat itu berlaku bagi siapapun juga yang mengikatkan diri dalam perjanjian itu atas dasar prinsip take it or leave it, tanpa ada negosiasi sebelumnya. Perjanjian yang demikian itu dinamakan perjanjian standar atau perjanjian baku.47

Dengan adanya Undang-undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maka perjanjian dengan klausula baku telah dilarang. Larangan

Pengertian klausula baku terdapat dalam Pasal 1 angka 10 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Yang dibakukan dalam perjanjian tersebut adalah klausul-klausulnya bukan formulir perjanjian. Pada saat ini, kedudukan nasabah sangat lemah sehingga ia menerima saja aturan dan syarat-syarat oleh pihak perusahaan pialang berjangka.

47

membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian diatur dalam Pasal 18 ayat (1), berupa :48

a) Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha.

b) Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen.

c) Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli konsumen.

d) Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran. e) Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau

pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen.

f) Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa. g) Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru,

tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya.

h) Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.

48

Undang-undang No.8, LN No.3674 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 18 ayat (1)

Kemudian dalam ayat-ayatnya disebutkan bahwa pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letaknya atau bentuknya sulit terlihat, atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti. Lalu dalam ayat (3) dinyatakan bahwa setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dinyatakan batal demi hukum.

Hubungan kontraktual antara Pialang Berjangka dengan nasabah suatu bentuk kontrak campuran yang menampakkan ciri-ciri perjanjian pemberi kuasa (lastgeving), sebagaimana diatur dalam perjanjian dalam transaksi forex margin trading antara perusahaan pialang berjangka dengan nasabah / investor.

Suatu perjanjian akan berakhir sebagaimana diamanatkan Pasal 1381 KUH Perdata, yaitu :49

(1) karena pembayaran; Perikatan hapus :

(2) karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpan atau penitipan;

(3) karena pembaharuan utang;

(4) karena perjumpaan utang atau kompensasi; (5) karena pencampuran utang;

(6) karena pembebasan utang;

(7) krena musnahnya barang yang terutang; (8) karena kebatalan dan pembatalan;

(9) karena berlakunya suatu syarat pembatalan dan karena kadaluarsa.

49

D. Hak dan Kewajiban antara Perusahaan Pialang Berjangka dengan Nasabah/ Investor.

Suatu perikatan hukum yang dilahirkan oleh suatu perjanjian mempunyai hak dan kewajiban yang dipikul oleh masing-masing pihak. Lazimnya suatu perjanjian adalah timbal balik atau bilateral. Artinya, suatu pihak yang memperoleh hak-hak dari perjanjian itu, juga menerima kewajiban-kewajiban yang merupakan kebalikannya kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya itu.50

1) Hak Pialang berjangka melikuidasi posisi nasabah. 1. Hak dan Kewajiban Perusahaan Pialang Berjangka

a. Hak-hak perusahaan pialang :

Nasabah bertanggung jawab memantau /mengetahui posisi terbukanya secara terus menerus dan kewajibannya. Apabila dalam jangka waktu tertentu dana pada rekening nasabah kurang dari yang dipersyaratkan, Pialang Berjangka dapat menutup posisi terbuka Nasabah secara keseluruhan atau sebagian, membatasi transaksi, atau tindakan lain untuk melindungi dirinya dalam pemenuhan margin tersebut dengan

50

terlebih dahulu memberitahu Nasabah dan Pialang Berjangka tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tindakan tersebut.51

2) Pialang berjangka dapat membatasi posisi.

Nasabah mengakui hak pialang berjangka untuk membatasi posisi terbuka Kontrak Berjangka Nasabah tanpa pemberitahuan dan Nasabah tidak melakukan transaksi melebihi batas yang telah ditetapkan tersebut.52

3) Pemindahan Dana.

Pialang Berjangka dapat setiap saat mengalihkan dana dari satu rekening ke rekening lainnya sehubungan dengan kegiatan transaksi yang dilakukan Nasabah seperti margin, pembayaran utang, atau mengurangi defisit dalam rekening Nasabah, tanpa terlebih dahulu memberitahukan kepada Nasabah. Transfer yang telah dilakukan harus segera diberitahukan secara tertulis kepada Nasabah.53

4. Pialang Berjangka berhak menarik margin (uang jaminan) atas setiap transaksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.54

51

Keputusan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Nomor : 09/BAPPEBTI/KP/2000, Pasal 3. 52 Ibid. 53 Ibid. 54

Sedangkan Kewajiban Perusahaan Pialang yaitu: Pasal 92

1) Pialang Berjangka wajib membuat, memelihara, dan menyimpan semua catatan keuangan secara benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum serta tersedia setiap saat untuk diperiksa, dan catatan transaksi termasuk semua kartu, memo atau rekaman yang berkaitan dengan kegiatan transaksi Kontrak Berjangka, opsi, dan komoditi dipasar fisik.

2) Catatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi semua pesanan yang telah ditransaksikan, kartu transaksi,kartu tanda tangan, buku catatan transaksi,jurnal, buku kas, cek yang dibatalkan, salinan informasi, salinan pernyataan jual beli, Dokumen Perjanjian Pemberian Amanat, Dokumen Pemberitahuan Resiko, dan catatan lainnya yang dibuat berkaitan dengan pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka, Opsi Komoditi di pasar fisik.

3) Untuk transaksi Opsi harus dicatat informasi mengenai waktu transaksi, transaksi Opsi jual atau beli, waktu jatuh tempo, jumlah transaksi, jenis Opsi, harga patokan, premi, komisi, dan biaya lainnya.55

Pasal 93

1) Pialang Berjangka menerima amanat wajib segera mencatat dalam kartu amanat, nama pihak yang memberi amanat, nomor rekening dan data amanat.

55

Peraturan Pemerintah RI no 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 92.

2) Kartu Amanat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib segera diberi tanda waktu terima amanat dengan menggunakan peralatan atau mesin pencatat waktu.56

Pasal 94

1) Pialang Berjangka wajib membuat catatan keuangan yang terpisah untuk setiap Nasabah, meliputi uang masuk dan keluar dan semua transaksi Kontrak Berjangka di Bursa Berjangka dalam negeri maupun di luar negeri yang mencakup waktu, harga, jumlah transaksi, dan jenis komoditi.

2) Pialang Berjangka wajib menyampaikan konfirmasi tentang posisi keuangan Nasabah, mencakup berbagai biaya yang dikeluarkan untuk transaksi dan jasanya kepada Nasabah setiap hari, selambatnya pukul 12.00 hari berikutnya. 3) Pialang Berjangka wajib membuat konfirmasi sekurang-kurangnya 1 (satu)

bulan sekali kepada Nasabah tentang posisi terbuka Kontrak Berjangka dan harga yang terjadi, laba atau rugi bersih yang belum nyata, semua Dana Nasabah, dan berbagai biaya yang dibebankan kepada Rekening Nasabah Tersebut.57

56

Peraturan pemerintah RI no 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan perdagangan berjangka komoditi. Pasal 93

57

Peraturan Pemerintah RI no 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 94

Pasal 95

1) Pialang Berjangka wajib membuat laporan keuangan termasuk perhitungan modal bersih disesuaikan setiap 3 (tiga) bulan dan setiap tahun sesuai dengan bentuk laporan yang ditetapkan oleh Bappebti.

2) Laporan Keuangan triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib disampaikan kepada Bappebti dan Bursa Berjangka paling lambat 45 (empat puluh lima) hari setelah tanggal periode pelaporan berakhir.

3) Laporan keuangan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus ditaati oleh Akuntan Publik dan diserahkan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah berakhirnya tahun laporan.58

Pasal 96

Pialang Berjangka wajib melaporkan kepada Bappebti keadaan sebagai berikut :

1) Perusahaan Pialang Berjangka akan memulai, menghentikan sementara, membuka kembali, atau memberhentikan secara tetap kegiatannya;

2) Perusahaan Pialang Berjangka yang bersangkutan atau salah satu komisaris, direksi, manajer, atau Wakil Pialang Berjangka sedang dalam proses perkara di pengadilan, dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana dibidang ekonomi atau keuangan atau dinyatakan pailit oleh pengadilan, atau melakukan pelanggaran di bidang perbankan atau sedang dalam proses penyelesaian hutangnya dengan pihak ketiga;

58

Peraturan Pemerintah RI no 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 95

3) Terdapat pengurus perusahaan Pialang Berjangka yang melakukan kegiatan diluar kewenangannya;

4) Terdapat pengurusan perusahaan atau pegawai Pialang Berjangka yang dianggap tidak layak lagi melakukan kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi, karena yang bersangkutan bersikap tidak jujur atau tidak adil;

5) Terdapat pengurus Pialang Berjangka yang melanggar peraturan perundang- undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi;

6) Terdapat perubahan kepemilikan saham perusahaan Pialang Berjangka yang melebihi 10% (sepuluh perseratus ) dari jumlah saham yang disetor;

7) Tidak memenuhi batas modal bersih disesuaikan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi; atau

8) Volume transaksi perusahaan Pialang Berjangka untuk Nasabah telah mencapai jumlah wajib lapor posisi terbuka Kontrak Berjangka sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangan-undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi

Apabila Pialang Berjangka mengetahui terjadinya keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) :

a) huruf a,b,c,d dan huruf e dilaporkan kepada Bappebti selambat-lambatnya 5 (lima) hari sejak diketahui atau dari tanggal permasalahan itu terjadi; b) huruf f dilaporkan kepada Bappebti paling lambat 15 (lima belas) hari ;

c) huruf g dan huruf h dilaporkan segera kepada Bappebti.59

Pasal 102

Pialang Berjangka wajib mempertahankan modal bersih disesuaikan sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti.60

1) Pialang Berjangka wajib mengetahui dan memiliki data atau informasi mengenai Nasabahnya meliputi nama, kedudukan dan alamat, pekerjaan dan umur, kemampuan keuangannya, pengetahuan mengenai Perdagangan Berjangka Komoditi, dan Informasi lainnya yang diperlukan.

Pasal 103

2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat rahasia, kecuali diperlukan dalam pemeriksaan dan penyidikan atau mendapat perseutujuan tertulis dari Nasabah.61

Pasal 104

1). Pialang Berjangka dilarang membuka rekening dan / atau menerima amanat nasabah untuk Perdagangan Berjangka Komoditi bagi pihak sebagai berikut : a). Tidak cakap melakukan perbuatan hukum;

59Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi,. Pasal 96.

60

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 102

61

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal103

b) Yang telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir;

c) Yang telah mencapai batas posisi tidak diperlukan melakukan penambahan transaksi atau membuka rekening pada Pialang Berjangka lainnya;

d) Pejabat atau pegawai Bappebti, Bursa Berjangka, atau Lembaga Kliring Berjangka;

e) Bendaharawan lembaga yang melayani kepentingan umum, kecuali yang bersangkutan mendapat kuasa dari lembaga tersebut;

f) Yang telah dinyatakan melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi oleh badan peradilan atau Bappebti; atau

g) Yang lalai memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu 3 (tiga)hari tahun terakhir.

2). Pialang Berjangka wajib :

a) Menolak amanat baru dari nasabah yang telah membuka rekening Perdagangan Berjangkka Komoditi yang termasuk dalam ketegori sebagaimana dimaksud pada dimaksud pada ayat (1), kecuali hanya untuk melikuidasi posisi terbukanya;

b) Menutup rekening Nasabah yang termasuk dalam kategori sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah semua kewajibannya diselesaikan; dan

c). Memberitahukan kepada Bursa Berjangka mengenai penutupan rekening sebagaimana dimaksud huruf b agar segera dapat di informasikan kepada Anggota Bursa lainnya.62

1) Pialang Berjangka dilarang membuka atau memiliki rekening pada Pialang Berjangka lainnya.

Pasal 105

2) Pegawai Pialang Berjangka dan istri atau suami yang ingin ikut serta dalam Perdagangan Berjangka Komoditi hanya boleh membuka rekening atas nama masing-masing pada Pialang Berjangka yang bersangkutan.63

Pasal 106

Sebelum membuka rekening Nasabah untuk transaksi Kontrak Berjangka, Pialang Berjangka wajib :

a). Memberitahukan dan menjelaskan tentang keterangan perusahaan yang dimuat dalam Dokumen Keterangan Perusahaan, risiko yang dihadapi dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko, dan Isi Perjanjian Pemberian Amanat yang isi dan bentuknya ditetapkan oleh Bappebti;

b). Memberikan informasi yang jelas dan tidak menyesatkan tentang prosedur Perdagangan Berjangka Komoditi;

Menjelaskan isi Kontrak Berjangka yang akan ditransaksikan oleh Nasabah;

62

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal104

63

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal105

c). Menerima dokumen sebagaimana dimaksud huruf a, yang telah ditandatangani dan diberi tanggal oleh Nasabah sebagi tanda bukti telah mengerti dan menyetujui isi dokumen dan prosuder transaksi Kontrak Berjangka ;

d). Segera memberitahukan kepada seluruh Nasabahnya, apabila ada perubahan dalam peraturan yang berlaku; dan

e). Meneliti semua informasi yang diberikan oleh Nasabah dalam permohonan pembukaan rekening untuk meyakinkan tidak adanya kesalahan atau kekurangan dalam pengisian.64

2) Apabila jumlah margin memerlukan penambahan, maka Pialang Berjangka wajib memberitahukan dan memintakan kepada Nasabah untuk menambah margin dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.

Pasal 107

1). Pialang Berjangka dilarang menerima Amanat Nasabah, apabila belum menerima sejumlah margin yang cukup untuk melaksanakan transaksi Kontrak Berjangka tertentu, kecuali amanat untuk likuidasi.

3) Apabila keadaan keuangan Nasabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) tidak cukup untuk memenuhi kewajibannya dalam transaksi Kontrak Berjangka, Pialang Berjangka wajib menolak amanat Nasabah yang bersangkutan.65

64

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal106

65

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal107

Pasal 108

1). Setiap kali menerima Amanat Nasabah untuk melakukan transaksi atas beban rekening Nasabah yang bersangkutan, Pialang Berjangka wajib mencatat dalam kartu amanat sebagaimana ditetapkan oleh Bappebti.

2) Apabila Amanat Nasabah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan melalui telepon, maka perintah dan pembicaraan tersebut wajib direkam.

3) Apabila transaksi telah selesai dilaksanakan, Pialang Berjangka segera memberitahukan Nasabah yang bersangkutan selambat lambatnya 2 (dua) hari kerja berikutnya.

4) Pialang Berjangka wajib menyampaikan menyampaikan kepada Bappebti formula perhitungannya biaya transaksi atau jasa yang harus dibayar oleh Nasabah untuk referensi.66

Pasal 109

1) Pialang berjangka wajib menempatkan dan Nasabah pada rekening terpisah di Bank yang telah disetujui Bappebti dan membuat pembukuan sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku umum, sehingga mudah diketahui jumlah dana milik masing-masing Nasabah.

2) Apabila Nasabah tidak melaksanakan transaksi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun, maka rekening Nasabah yang bersangkutan harus ditutup dan nomor rekening tersebut tidak boleh digunakan lagi.67

66

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal 108

Pasal 110

Dalam menyalurkan amanat Nasabah, Pialang Berjangka dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut :

1). Menyembunyikan atau mengubah informasi tentang Perdagangan Berjangka Komoditi;

2). Menyarankan untuk membeli atau menjual jenis Kontrak Berjangka tertentu atau memberikan penilaian harga akan naik atau turun tanpa didasarkan perhitungan yang benar dengan maksud agar Nasabah melakukan transaksi; 3). Menerima amanat Nasabah dan menyelesaikan perjanjian pemeberian amanat

diluar kantor pusat dan kantor cabang resmi;

4). Membocorkan rahasia tentang amanat Nasabah atau rahasia bisnis lainnya yang diperoleh dalam pelaksanakan transaksi;

5). Menyalahgunakan dana Nasabahnya;

6). Memberikan jawaban yang tidak benar atas pertanyaan Nasabah sehingga merugikan kepentingan Nasabah;

7). Membuat, menyimpan, melaporkan dan mempublikasiakan secara melawan hukum tentang kegiataannya, atau membuat pernyataan tidak benar dalam rekening, buku laporan keuangan, dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

8). Lalai menyampaikan berbagai laporan yang dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

67

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal109

9). Memberi pinjaman atau meminjam uang dari Nasabah atau bertindak sebagai perantara bagi Nasabahnya untuk meminjamkan atau meminjam uang dari pihak lain;

10). Melakukan kesalahan pencatatan mengenai pelaksanaan transaksi;

11).Melakukan perubahan tidak sah yang dibubuhkan pada cap waktu pada pesanan Nasabah, Laporan transaksi, atau dokumen lainnya;

12).Melaksanakan transaksi melebihi jumlah batas maksimal yang telah ditetapkan;

13).Melaksanakan transaksi untuk Nasabahnya tanpa perintah Nasabah yang bersangkutan;

14).Tidak menyalurkan amanat Nasabah ke Bursa Berjangka sesuai dengan perintah Nasabah;

15).Menerima kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas nama Nasabah yang bersangkutan, kecuali dalam keadaan tertentu yang ditetapkan oleh Bappebti; dan

16).Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan lainnya yang diatur dalam peraturan Perundang-undangan.68

68

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Pasal110

2.Hak dan Kewajiban Nasabah / Investor a. Hak-hak Nasabah / Investor anatara lain :

Managed account yaitu Kerjasama bisnis dalam transaksi perdagangan

Forex dengan sistim account trading Nasabah / Investor dengan arti lain bahwa semua profit yang dihasilkan di account trading nasabah adalah hak sepenuhnya milik investor. Dengan melakukan kerjasama Manage Account dengan Perusahaan Pialang, artinya Investor menyetujui syarat dan kondisi yang tertera dalam perjanjian kerjasama tersebut, Memberikan kuasa penuh kepada Perusahaan Pialang untuk mengelola dana investasi Nasabah dalam perdagangan

forex.69

1) Sepakat dan menyetujui untuk menyerahkan sepenuhnya Trader password

MT4 kepada pihak Perusahaan Pialang yang akan dirubah agar investor tidak melakukan trading sendiri diluar sistem yang diterapkan Perusahaan Pialang.70

2) Mengetahui dan memahami sesungguhnya bahwa dalam investasi Forex ini dapat memperoleh keuntungan 100% juga dapat mengakibatkan kerugian 100%. 70 Ibid,.

3) Mengetahui, memahami dan mengerti sesungguhnya ketentuan Perusahaan Pialang adalah kerjasama investasi – profit share free dengan ketentuan- ketentuan sebagai berikut:71

a) Yang dimaksud adalah kerjasama investasi antara investor dengan Perusahaan Pialang selaku pelaku pasar Forex mengelola dana Investor agar account trade Investor meraih keuntungan di pasar

forex market.

b) Besarnya pembagian hasil keuntungan (profit share free) adalah Sepenuhnya Hak klien. profit sepenuhnya milik Investor, Perusahaan Pialang tidak meminta bagian dari profit yang dihasilkan.

c) Segala kerugian yang terjadi dalam investasi perdagangan Forex

ini adalah menjadi tanggung jawab anda sepenuhnya sebagai investor dan anda tidak akan menuntut ataupun meminta ganti rugi atas kerugian tersebut kepada Perusahaan Pialang selaku pelaku

managed account anda.

4) Investor akan menerima laporan keuangan hasil transaksi Forex setiap bulannya (monthly report) sebagai bukti transaksi Forex yang dilakukan oleh

71

Perusahaan Pialang ataupun dapat melihat langsung secara real timereport di MT4 atas transaksi yang dilakukan.72

5) Dalam hal pelaksanaan perjanjian ini terganggu, terhalang atau terhambat sehingga tidak dapat dilaksanakan oleh sebab-sebab adanya peristiwa diluar kekuasaan manusia, perang, huru hara, pemogokan, larangan bekerja, gangguan transportasi, gangguan internet/software ataupun hal lainnya sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya masing masing, maka kedua belah pihak sepakat untuk menunda sementara pelaksanaan perjanjian ini sampai gangguan, halangan atau hambatan dimaksud berakhir.73

6) Jika terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak, Investor dan akan Perusahaan Pialang menyelesaikannya secara damai dan musyawarah.

Dokumen terkait