• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggal : 21 Juni 2015 Pukul : 10.00 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak panas lagi, tidak sesak nafas 2. Ibu mengatakan anaknya masih batuk tetapi tidak berdahak

O : Obyektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV, N : 102 x/m R : 36 x/m S : 36,40 C 4. BB / TB : 10,7 kg / 90 cm 5. LIKA / LILA : 44 cm / 16 cm 6. Pemeriksaan fisik

a. Mata : conjungtiva merah muda b. Hidung : Simetris, lendir berkurang c. Mulut : Tidak pucat

d. Dada : Simetris, tidak ada retraksi e. Perut : Tidak kembung

A : Assasement

P : Planning

Tanggal : 21 Juni 2015 Pukul : 10.12 WIB

1. Pukul 10.12 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan a. R : 36 kali/menit

b. S : 36,40 C

c. Batuk sudah berkurang dan tidak terdengar wheezing

2. Pukul 10.15 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan pada anaknya

3. Pukul 10.16 WIB Meminta orangtua agar sementara tidak merokok di depan anak

4. Pukul 10.17 WIB Memberitahu ibu bahwa nanti anaknya sudah di perbolehkan pulang sesuai advis dokter

5. Pukul 14.00 WIB melepas infus D5 ½ NS 14 tetes per menit

6. Pukul 14.05 WIB Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 hari lagi pada tanggal 24 Juni 2015 atau jika anak ada keluhan.

EVALUASI

Tanggal : 21 Juni 2015 Pukul : 14.10 WIB

1. Ibu sudah mengetahui keadaan anaknya

2. Ibu bersedia untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan pada anaknya

3. Orangtua bersedia untuk sementara tidak merokok di depan anaknya selama di rumah

4. Ibu sangat senang anaknya sudah di perbolehkan pulang 5. Infus sudah di lepas

6. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 3 hari lagi pada tanggal 24 juni 2015 atau jika anak ada keluhan.

B. PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan yang terjadi antara teori yang ada dan praktek dilahan pada Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada Balita K Dengan Pneumonia Di RSUD Surakarta. Pelaksanaan syudi kasus ini menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney yang terdiri dari : Pengkajian, Interpretasi Data, Diagnosa Potensial, Antisipasi, Tindakan Segera, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi. Dibawah ini akan diuraikan mengenai pembahasan dan alternative pemecahan masalah antara teori dan praktek dilahan.

1. Pengkajian

Pengkajian dengan mengumpulkan data dasar merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan yang dilaksanakan dengan wawancara dan observasi. Hasil pengkajian pada tanggal 18 Juni 2015 diperoleh : ibu mengatakan batuk grok-grok, pilek, mual, dan sering panas tinggi tiba-tiba sejak minggu sore dan pemeriksaan fisik: Keadaan umum: Sedang, Kesadaran somnolen, tanda-tanda vital (R: 42 x /menit, N: 102 x /menit, S : 38,5 0 C),

Sedangkan menurut Nursallam (2013) dikatakan pneumonia jika pada anak usia 12 bulan –5 tahun pernafasannya ≥ 40 kali/menit, dan

ada retraksi dan ada bunyi stridor saat batuk, menurut Somantri (2012)

berwarna seperti karat, takipnea terutama setelah adanya konsolidasi paru.

Maka dapat di simpulkan pada pengkajian ini ada kesenjangan antara teori dan preaktek di lahan.

2. Interpretasi Data

Interpretasi data dalam asuhan kebidanan pada kasus ini terdapat diagnosa kebidanan yaitu Balita K umur 3,5 tahun jenis kelamin perempuan dengan pneumonia, dan muncul masalah yaitu gangguan masalah pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi.

Menurut Somantri (2012) dalam langkah interpretasi data untuk menegakkan diagnosa kebidanannya biasanya keluhan utama pasien adalah demam tinggi suhu ≥ 400 C, batuk, nyeri pleuritik, takipnea terutama setelah adanya konsolidasi paru. Sedangkan menurut Ridha (2014) masalah yang muncul adalah pola nafas tidak efektif dan devisit volume cairan. Sedangkan menurut Hidayat (2006) kebutuhan dari pasien tersebut adalah: memposisikan pasien semi fowler, melibatkan orang tua selama perawatan, lakukan penghisapan lendir dari jlan nafas, dan memenuhi kebutuhan cairan pada pasien.

Pada kasus di atas tidak di temukan kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan.

3. Diagnosa Potensial

Menurut Somantri (2012), Diagnosa potensial yang dapat muncul pada balita dengan pneumonia ini adalah gagal nafas.

Pada kasus ini diagnose potensial yang terjadi adalah gagal nafas, pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

4. Tindakan Segera

Menurut Varney (2004), langkah ini mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera unutk kepentingan keselamatan balita. Antisipasi yang dilakukan oleh bidan adalah dengan melakukan observasi vital sign pada anak. Menurut Nurarif (2013), perlunya tindakan segera dari dokter spesialis anak untuk di konsultasikan dan di tandai dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.

Pada kasus An. K dengan pneumonia, tindakan segera yang harus di lakukan adalah kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi obat berupa antibiotik (ampicillin 375 mg/6 jam, gentamicin 50 mg/24 jam), bronchodilator, antipiretik (salbutamol syrup 3 x ½ cth), injeksi cefotaxim 250 mg/8 jam IV, injeksi parasetamol 100 mg/ 4 x 6 jam, dan kolaborasi dengan tim gizi untuk diit makanan.

Pada kasus di atas tidak di temukan kesenjangan antara teori dengan praktek di lahan.

5. Perencanaan

Menurut Nursallam (2013), perencanaan asuhan untuk pasien pneumonia adalah:

6) Beri antibiotik yang sesuai

Usia / BB

Kotrimoksazol

(trimetoprim + sulfametoksazol) beri 2 x selama 5 hari

Amoxcilin

Beri 3 x selama 5 hari

Tablet Dewasa Tablet Anak sirup / per 5 ml Sirup / per 125mg 2-4 bulan (4 - < 6 kg) 1 / 4 1 2,5 ml 2,5 ml 4-12 bulan (6- < 10 kg) 1 / 2 2 5 ml 5 ml 1-5 tahun (10- < 19 kg) 1 3 7,5 ml 10 ml

Sumber : Menurut DepKes RI 1999 dalam Hidayat 2011

7) Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang sesuai dan aman 8) Jika batuk lebih dari 3 minggu, maka lakukan rujukan untuk

mendapat pemeriksaan lanjutan 9) Nasehati kapan kembali

10) Kunjungan ulang 2 hari

Sedangkan perencanaan asuhan dilahan adalah: a. Bersihkan jalan nafas anak

b. Posisikan semi fowler

c. Observasi batuk dan sesak nafas

d. Pertahankan infus D5 ½ NS 15 tetes per menit makro e. Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 6 jam

f. Jelaskan tentang penyakit yang di derita anak pada ibu dan keluarga serta anjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi anak

g. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman pada anak dengan menganjurkan orang tua untuk mendampingi anaknya

h. Kolaborasi dengan dokter spesiais anak untuk pemberian terapi i. Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan

j. Anjurkan pada orang tua untuk memberikan makanan yang mengandung zat besi pada anak

k. Dokumentasi asuhan yang di berikan

Pada kasus ini, pada langkah perencanaan terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan

6. Pelaksanaan

Menurut Nursalam (2013) pelaksanaan asuhan kebidanannya adalah: a. Memberikan antibiotik yang sesuai

Tabel 4.2 Pemberian Antibiotik Sesuai Etiologi

Usia / BB

Kotrimoksazol

(trimetoprim + sulfametoksazol) beri 2 x selama 5 hari

Amoxcilin

Beri 3 x selama 5 hari

Tablet Dewasa Tablet Anak sirup / per 5 ml Sirup / per 125mg

2-4 bulan (4 - < 6 kg) 1 / 4 1 2,5 ml 2,5 ml 4-12 bulan (6- < 10 kg) 1 / 2 2 5 ml 5 ml 1-5 tahun (10- < 19 kg) 1 3 7,5 ml 10 ml

Sumber : Menurut DepKes RI 1999 dalam Hidayat 2011

b. Memberikan pelega tenggorokan dan pereda batuk yang sesuai dan aman

c. Jika batuk lebih dari 3 minggu, maka lakukan rujukan untuk mendapat pemeriksaan lanjutan

d. Menasehati ibu kapan harus kembali e. Menganjurkan ibu kunjungan ulang 2 hari

Sedangkan pelaksanaan asuhan kebidanan di lahan adalah:

a. Membersihkan jalan nafas anak dengan cara mengeluarkan lendir dan kotoran dari hidung apabila terdapat lendir dan kotoran

b. Memposisikan semi fowler dengan cara memposisikan kepala lebih tinggi dari badan dan kaki dengan di ganjal bantal kurang lebih 30 derajat

c. Melakukan observasi batuk dan sesak nafas, apabila terjadi peningkatan batuk dan sesak nafas

d. Mempertahankan ifus D5 ½ NS 15 tetes per menit (tpm) makro sesuai advis dokter

e. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign ysang meliputi nadi, respirasi, dan suhu

f. Menjelaskan tentang penyakit yang di derita anak pada ibu, bahwa anaknaya menderita penyakit pneumonia yaitu suatu penyakit yang menyerang paru-paru yang di tandai dengan batuk dan sesak nafas serta menganjurkan untuk rawat inap di rumah sakit untuk memperbaiki kondisi anak.

g. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman pada anak dengan menganjurkan orang tua untuk mendampingi anaknya selama di rawat.

h. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi yaitu:

1) Pasang O2 1 lpm (liter per menit)

2) Nebulizer bronchodilator (ventolin 1 respirasi/6 jam) 3) Injeksi cefotaxim 250 mg/8 jam IV

4) Injeksi parasetamol 100 mg/ 4 x 6 jam 5) Injeksi antibiotic (ampicillin 375 mg/6 jam) 6) Injeksi antibiotic (gentamicin 50 mg/24 jam) 7) Antipiretik (salbutamol syrup 3 x ½ cth)

i. Melakukan kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan dengan tinggi kalori tinggi protein serta menganjurkan orang tua untuk memberikan makanan yang di sediakan rumah sakit pada anak agar kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi.

j. Menganjurkan orang tua untuk memberikan makanan yang mengandung zat besi seperti: biji-bijian yang di perkaya zat besi dan sereal, daging merah, kuning telur, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna kuning, buah-buahan, tomat dan memperbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C karena dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh serta menghindari mengkonsumsi the dan kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

Pada kasus ini, pada langkah pelaksanaan terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

7. Evaluasi

Menurut Somantri (2012), hasil yang di harapkan: keadaan umum dan vital sign baik, tidak di temukan batuk, sesak nafas, nafas cuping hidung, wheezing, dan demam bisa teratasi.

Pada langkah evaluasi ini merupakan langkah terakhir dari asuhan kebidanan yang bertujuan untuk menilai sejauh mana keberhasilan dalam pemberian asuhan kebidanan yang di berikan pada balita K dengan pneumonia. Setelah di lakukan asuhan selama 4 hari semua perencanaan dan pelaksanaan pada balita K dengan pneumonia serta adanya kerja sama yang baik dari keluarga pasien dan tenaga medis, hasil yang di peroleh dari evaluasi adalah tidak ada komplikasi da pasien di nyatakan sembuh berdasarkan gejala klinis yaitu tidak di temukan batuk grok-grok, pilek, mual, sesak nafas, nafas, nafas cuping hidung, wheezing, demam. Keadaan umum dan vital sign An. K baik, dengan frekuensi nafas 36 x/menit, suhu tubuh 37,20 C, dan nafsu makan meningkat.

73 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan pembahasan pada asuhan kebidanan pada balita K dengan pneumonia di RSUD Surakarta, maka penlis dapat menyimpulkan :

1. Pengkajian di dapatkan keluhan utama batuk grok-grok, pilek, mual, dan sering panas tinggi tiba-tiba sejak minggu sore, keadaan umum sedang, kesadaran somnolen, R : 42 x/menit, N : 102 x/menit, S : 38,50 C. 2. Interpretasi data Balita K umur 3,5 tahun dengan pneumonia, masalah

yang terjadi adalah gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi serta balita rewel dan kebutuhan pada kasus ini pemenuhan kebutuhan cairan dengan pemberian air putih yang hangat dan susu, memberi makanan dengan gizi seimbang.

3. Diagnosa potensial terjadi gagal nafas.

4. Antisipasi yang dilakukan yaitu melakkan kolaborasi dengan dokter SpA untuk pemberian terapi obat seperti: pemasangan infus D5 ½ NS 14 tetes per menit, nebulizer bronchodilator, antibiotik dan antipiretik dan mengobservasi keadaan umum dan vital sign balita

5. Perencanaan dan pelaksanaan pada kasus ini adalah bersihkan jalan nafas, posisikan semi fowler, observasi batuk dan sesak nafas, pertahankan infus D5 ½ NS 14 tpm makro, observasi keadaan umum

dan vital sign setiap 6 jam, jelaskan tentang penyakit anak pada orang tua, ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman pada anak, kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi, kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit makanan, anjurkan pada orang tua umtuk memberikan makanan yang mengandung zat besi pada anak,dokumentasikan asuhan yang telah di berikan. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada balita K dengan pneumonia, tindakan dapat di lakukan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah di susun dan mendapatkan hasil yang maksimal karena adanya dukungan dari keluarga.

6. Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4 hari dan di evaluasi maka diperoleh hasil yang maksimal pula dengan bukti tidak adanya komplikasi

7. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek dilahan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis akan menyampaikan beberapa saran yang bermanfaat :

1. Bagi ibu dan keluarga

a. Perlu meningkatkan pemahaman tentang tanda bahaya pneumonia pada balita dan segera membawa ke tenaga kesehatan terdekat apabila balita mengalami tanda bahaya.

b. Dapat mengetahui tentang pentingnya kesehatan terutama pada balita dengan pneumonia sehingga dapat melakukan penanganan segera terhadap tanda gejala penyakit pneumonia.

c. Dapat mengetahui tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan baltanya.

2. Bagi bidan

Bidan dapat segera mengidentifikasi tanda-tanda balita dengan pneumonia sehingga dapat melakukan antisipasi atau tindakan segera dalam merencanakan asuhan kebidanan balita sakit dengan pneumonia. 3. Bagi institusi

a. Rumah sakit

Dapat meningkatkan kualitas pelayanan di RSUD Surakarta terutama pada balita sakit dengan pneumonia.

b. Pendidikan

Dapat memberikan peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya dalam asuhan kebidanan balita sakit dengan pneumonia.

Dokumen terkait