• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

C. Sindrom Down

3. Perkembangan Bahasa Ekspresif pada Anak Sindrom

produksi kata-kata yang disalurkan dalam bentuk verbal. Mereka memiliki keterlambatan dalam perbendaharaan kata daripada anak pada umumnya. Anak sindrom down cenderung merasa kesulitan ketika berbicara menggunakan kalimat yang utuh, oleh sebab itu anak sindrom down lebih sering menggunakan frasa dua kata dalam berkomunikasi. Hal ini membuat anak sindrom down sulit dipahami oleh orang-orang di sekitarnya.

Sekitar 80% populasi anak sindrom down memiliki IQ rata-rata diantara 36-51. Hal ini menunjukkan bahwa anak sindrom down memiliki defisit kognisi, kemampuan bahasa reseptif dan kemampuan

bahasa ekspresif.59 Adanya keterbatasan kemampuan kognitif sangat

berpengaruh pada kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa dalam proses pemerolehan bahasa, diperlukan adanya kemampuan kognitif dan proses pemerolehan bahasa diatur oleh bagian otak hemisfer sebelah kiri. Namun Abbeduto, et al dalam Oliver berpendapat bahwa defisit kognisi yang dialami oleh anak sindrom down tidak ditunjukkan secara merata di berbagai komponennya. Salah satunya adalah memori fonologi yang berkaitan dengan memori jangka pendek yang mengatur bagian perekaman suara-suara. Hal ini menjadi tantangan bagi anak

58

Sumiati, hal. 2.

59

sindrom down, karena dibuktikan dengan rendahnya kemampuan untuk mengulang kata dibandingkan dengan memori jangka pendek

yang mengatur bagian visual spasial.60 Berdasarkan pembahasan

terkait perkembangan bahasa sebelumnya, bahwa kemampuan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya. Karena kognitif mendukung aspek-aspek perkembangan lainnya.

Selain karena defisit kognisi, kelainan pada organ pendukung untuk memproduksi suara juga sangat berperan penting dalam perkembangan bahasa anak sindrom down. Anak sindrom down pada umumnya memiliki karakteristik berupa kelainan organ pendengaran,

yaitu otitis media.61 Otitis media adalah infeksi saluran telinga bagian

tengah, yang sangat mempengaruhi anak sindrom down untuk

memperoleh suara-suara di sekitarnya, karena infeksi ini

mengakibatkan saluran pendengaran menjadi sempit. Menurut Roberts, et al dalam Oliver menambahkan, otitis media jika dialami oleh anak pada umumnya mungkin tidak akan terlalu berpengaruh pada perkembangan bahasa. Namun pada anak sindrom down, hal ini menjadi salah satu faktor penyebab terlambatnya kemampuan berbahasa pada anak sindrom down, karena bersamaan dengan hal ini,

anak sindrom down juga memiliki defisit kognisi.62

Gangguan kognitif yang dialami oleh anak sindrom down jika dibarengi dengan kelainan organ pendengaran, akan memberikan dampak yang negatif. Hal ini dapat diatasi jika orang tua memahami kebutuhan dan kemampuan anak. Agar kemampuan berbahasa anak tetap berkembang dan anak sindrom down dapat berkomunikasi dengan baik di lingkungan sekitarnya. Hal ini sejalan dengan Natalia dan Julia dalam penelitiannya bahwa infeksi telinga yang dialami oleh

60 Oliver, hal. 3. 61 Oliver, hal. 3. 62 Oliver, hal. 3.

anak sindrom down membuat suara di sekitarnya kurang dapat

ditangkap oleh organ pendengarannya.63 Sehingga anak sindrom down

tidak secara maksimal dapat merekam suara yang didengarnya dan disimpan ke dalam memori jangka pendek bagian memori fonologis.

Penyebab lain yang dapat menghambat perkembangan bahasa anak sindrom down adalah kelainan struktur oral pada organ mulut. Roberts, et al menjelaskan bahwa ada beberapa perbedaan yang dapat diamati pada organ mulut anak sindrom down. Mereka cenderung memiliki rongga mulut yang kecil, langit-langit yang melengkung, pertumbuhan gigi yang tidak teratur dan bentuk lidah yang sedikit

lebih besar.64 Hal ini mempengaruhi anak sindrom down ketika

memproduksi suara, dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan bahasa ekspresif. Bentuk organ mulut yang demikian, menjadikan anak sindrom down mengalami penurunan dalam kemampuan berbicara.

Abbeduto, et al dalam Oliver menjelaskan bahwa dalam perkembangan berbahasa anak sindrom down yang sangat dibutuhkan adalah interaksi sosial yang melibatkan lawan bicara untuk menjalin

komunikasi dua arah.65 Komunikasi dua arah yang dilakukan akan

memberikan dampak yang positif bagi kemampuan berbahasa anak sindrom down. Karena anak akan berusaha untuk merespon pembicaraan yang sedang dilakukan. Walaupun ketika komunikasi berlangsung, produksi suara yang dihasilkan oleh anak sindrom down kurang dapat dipahami. Hal ini didukung oleh Heselwood, et al bahwa anak sindrom down umumnya menghapus suku kata umum ketika

berbicara.66 Karena berkaitan dengan memori fonologis dan

kemampuan kognitifnya yang rendah. Penghapusan suku kata ketika berbicara menjadikan lawan bicara anak sindrom down cenderung

63

Natalia Arias-trejo dan Julia B Barrón-martínez, “Language Skills in Down Syndrome,” Language Development and Disorders in Spanish-speaking Children, 2017, 329–41 (hal. 330) <https://doi.org/10.1007/978-3-319-53646-0>. 64 Oliver, hal. 4. 65 Oliver, hal. 4. 66

kurang memahami topik pembicaraan karena struktur kata yang tidak beraturan. Pandit dan Fitzgerald dalam Natalia dan Julia menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan anak sindrom down menghapus beberapa suku kata ketika berkomunikasi.

Salah satunya adalah masalah pernapasan.67 Dalam memproduksi

suara, saluran pernapasan sangat berperan untuk menghasilkan bentuk suara yang jelas dan jernih. Pada anak sindrom down, hal itu membuatnya sulit karena masalah pernapasan yang dimilikinya.

Arias-Trejo dan Barron Martinez menjelaskan bahwa dalam penelitiannya, anak sindrom down dengan usia mental rata-rata 3 tahun, tidak mengalami hambatan dalam memproses informasi. Namun memiliki keterbatasan pada memori jangka pendek yang mengatur memori fonologi. Selain itu, penelitian yang dilakukan juga membuktikan bahwa anak sindrom down dengan usia mental 30 bulan sampai 36 bulan memiliki kesulitan untuk mempelajari kosakata

baru.68 Kesulitan mempelajari kosakata yang baru, berkaitan pula

dengan defisit kognitif yang dimiliki oleh anak sindrom down.

Kemampuan bahasa yang dimiliki oleh anak sindrom down sangat bergantung pada stimulasi dan interaksi yang dilakukan oleh orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Dengan interaksi yang dilakukan oleh orang tua, maka orang tua akan mampu menentukan stimulasi yang harus diberikan untuk anaknya dalam mengembangkan kemampuan bahasa ekspresif anak sindrom down.

4. Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa Ekspresif Anak Sindrom

Dokumen terkait