• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Bank Umum

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 41-46)

Bab III :Perkembangan Perbankan Daerah

3.1. Perkembangan Bank Umum

Tabel 3.1. Indikator Perkembangan Bank Umum di Sumatera Barat (Juta Rupiah) 

 

Sumber: SEKDA, Bank Indonesia 

*Data sementara hingga bulan Februari 2012 

Aset bank umum di Sumbar tumbuh relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Jumlah aset bank umum di Sumbar pada triwulan I-2012 mencapai Rp35 triliun, tumbuh sebesar 12,3% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,5% (yoy). Aset pada kelompok bank pemerintah menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dari semula tumbuh 8,7% (yoy) menjadi 10,7% (yoy). Sedangkan aset kelompok bank swasta nasional mengalami perlambatan pertumbuhan dari semula tumbuh 26,6% (yoy) menjadi 17,9% (yoy). Pertumbuhan aset masih relatif tertahan salah satunya bersumber dari masih belum banyaknya realisasi kredit di awal tahun.

2012 Pangsa

IV I* IV-2011 I-2012* I-2012*

Aset 34,075,288 35,017,810 12.5% 12.3% Giro 4,281,341 4,840,566 17.7% 3.3% 21.5% Tabungan 11,891,969 10,821,229 0.9% 8.4% 48.2% Deposito 6,441,964 6,802,393 17.0% 18.8% 30.3% Total DPK 22,615,274 22,464,188 8.0% 10.2% Modal Kerja 10,606,965 10,447,932 41.6% 24.9% 35.5% Investasi 4,945,965 5,058,051 11.1% 19.2% 17.2% Konsumsi 13,840,116 13,957,381 43.8% 19.9% 47.4%

Total Kredit Jenis Penggunaan 29,393,046 29,463,364 36.3% 21.5%

Pertanian 3,074,225 3,032,297 22.0% 7.7% 10.3%

Pertambangan dan Penggalian 317,610 321,476 30.4% 23.7% 1.1%

Industri Pengolahan 2,403,519 2,391,629 9.6% 36.9% 8.1%

Listrik, Gas dan Air Bersih 5,333 3,875 -31.5% -31.7% 0.0%

Konstruksi 298,935 277,608 16.1% 5.7% 0.9%

Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,273,274 6,289,444 25.0% 24.6% 21.3%

Pengangkutan dan Komunikasi 331,674 319,201 -16.7% 20.4% 1.1%

Keuangan, Real Estate & Jasa Perush. 633,324 632,831 -18.4% 41.8% 2.1%

Jasa-jasa 2,215,037 2,237,622 316.8% 27.4% 7.6%

Lain-lain 13,840,116 13,957,381 43.8% 19.9% 47.4%

Total Kredit Sektor Ekonomi 29,393,046 29,463,364 36.3% 21.5%

LDR 130.0% 131.2%

NPL 2.32% 2.06%

2011

Bab III : Perkembangan Perbankan Daerah

Bank Indonesia Padang

36   *Data sementara   Sumber: SEKDA Sumbar, Bank Indonesia    *Data sementara   Sumber: SEKDA Sumbar, Bank Indonesia 

Grafik 3.1. Pertumbuhan Aset Bank Umum 

Menurut Kelompok Bank (yoy) 

Grafik 3.2. Pertumbuhan DPK Bank Umum 

Menurut Jenis Simpanan (yoy) 

Setelah mengalami banyak penarikan simpanan pada akhir tahun lalu, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan kembali tumbuh meningkat. Total DPK bank umum pada triwulan I-2012 mencapai Rp22,5 triliun, tumbuh 10,2% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,0% (yoy). Peningkatan pertumbuhan terbesar terjadi pada tabungan dari semula hanya tumbuh 0,9% (yoy) menjadi 8,4% (yoy), disusul deposito dari 17,0% (yoy) menjadi 18,8% (yoy). Hal ini terjadi karena kecenderungan belum banyaknya realisasi pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan melalui penarikan simpanan di bank umum. Sementara di sisi lain jumlah giro masih menunjukkan perlambatan pertumbuhan dari sebelumnya 17,7% (yoy) menjadi 3,3& (yoy) seiring belum masuk sepenuhnya aliran dana dari pemerintah pusat ke daerah yang biasanya disimpan dalam bentuk giro di bank umum.

Sumber: SEKI Bank Indonesia  *Data sementara    

Sumber: SEKDA Sumbar, Bank Indonesia 

Grafik 3.3. Perkembangan Rata‐Rata Suku Bunga 

Simpanan Bank Umum 

Grafik 3.4. Pertumbuhan Kredit Bank Umum 

Menurut Jenis Penggunaan (yoy) 

‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Bank Umum Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional

‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% DPK Giro Tabungan Deposito 0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 2009 2010 2011 2012 Pe rs e n Tabungan Deposito 1 Bulan  Deposito 3 Bulan ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Total Kredit Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi

Bab III :Perkembangan Perbankan Daerah

Penyaluran kredit oleh bank umum di awal tahun relatif tinggi, meskipun pertumbuhannya relatif lambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Total kredit yang disalurkan oleh bank umum pada triwulan I-2012 mencapai Rp29,5 triliun dengan pertumbuhan mencapai 21,5% (yoy). Meski pertumbuhan tersebut sudah terbilang tinggi di awal tahun, namun masih cenderung melambat dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh mencapai 36,3% (yoy). Perlambatan tersebut salah satunya bersumber dari masih terbatasnya konsumsi masyarakat dengan melihat melambat drastisnya pertumbuhan kredit konsumsi yang triwulan sebelum tumbuh 43,8% (yoy) menjadi 19,9% (yoy). Kredit modal kerja juga menunjukkan gejala serupa, mengalami perlambatan pertumbuhan dari semula tumbuh 41,6% (yoy) menjadi 24,9% (yoy). Sedangkan di sisi lain, penyaluran kredit investasi justru mengalami peningkatan pertumbuhan dari 11,1% (yoy) menjadi 19,2% (yoy). Sejumlah kredit investasi yang diajukan di akhir tahun lalu mulai banyak dicairkan di awal 2012.

   *Data sementara  

Sumber: SEKDA Sumbar, Bank Indonesia 

  Sumber: SEKI, Bank Indonesia 

Grafik 3.5. Jumlah Kredit Bank Umum Menurut 

Kelompok Bank 

Grafik 3.6. Perkembangan Rata‐Rata Suku Bunga 

Kredit 

Suku bunga kredit mulai menunjukkan arah penurunan meski tingkat penurunannya masih relatif terbatas. Suku bunga acuan BI-rate hingga akhir triwulan I-2012 sudah pada level terendah 5,75%, namun penurunan suku bunga kredit masih bergerak lambat. Jika dibandingkan akhir 2011, rata-rata suku bunga kredit investasi hanya sedikit mengelami penurunan dari 12,16% menjadi 12,02%, sementara suku bunga kredit modal kerja menurun dari 12,04% menjadi 11,62%, dan suku bunga kredit konsumsi dari semula 14,15% menjadi 13,62% (yoy). Dengan demikian cost of fund meminjam kredit ke perbankan relatif sedikit lebih

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Tr il iu n   Ru p iah

Bank Pemerintah danBPD Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran 

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 2009 2010 2011 2012 Pe rs e n

Modal Kerja Investasi Konsumsi BI‐rate

Bab III : Perkembangan Perbankan Daerah

Bank Indonesia Padang

38

korporasi, kredit ritel dan kredit konsumsi baik KPR dan Non-KPR diperkirakan dapat semakin mendorong kompetitifnya tingkat persaingan suku bunga yang ditawarkan oleh masing-masing perbankan.

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan oleh bank umum mengalami pertumbuhan tertinggi. Pertumbuhan kredit sektor industri pengolahan pada triwulan I-2012 mencapai 36,9% (yoy) menjadi Rp2,39 triliun. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 9,6% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit sektor industri pengolahan juga diiringi oleh peningkatan pertumbuhan kredit investasi terkait kebutuhan ekspansi kegiatan industri pada tahun 2012. Di sisi lain, pertumbuhan kredit sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) relatif stabil dengan tumbuh 24,6% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 25,0% (yoy). Total kredit sektor PHR yang disalurkan hingga triwulan I mencapai Rp6,29 triliun. Masih bergeraknya kegiatan sektor PHR baik perdagangan antar daerah maupun kegiatan perhotelan yang sedang marak di Sumbar juga didukung oleh kebutuhan pinjaman jangka pendek melalui kredit modal kerja yang tumbuh pada kisaran yang sama sebesar 24,9% (yoy).

*Data sementara  

Sumber: SEKDA Sumbar, Bank Indonesia

*Data sementara  

Sumber: SEKDA Sumbar, Bank Indonesia

Grafik 3.7. Pertumbuhan Kredit Bank Umum 

Menurut Sektor Ekonomi 

Grafik 3.8. Komposisi Penyaluran Kredit Menurut Jenis 

Lapangan Usaha dan Non‐Lapangan Usaha 

Penyaluran kredit rumah tinggal (KPR) oleh bank umum di Sumbar terus menunjukkan pertumbuhan tinggi. Total kredit KPR yang disalurkan pada triwulan I-2012 mencapai Rp2,1 triliun, atau sekitar 7,1% dari total kredit yang disalurkan oleh bank umum. Penyaluran KPR secara keseluruhan di triwulan I-2012 sudah mencapai 31,6% (yoy), meskipun relatif melambat dibandingkan triwulan

‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40%

Pertanian Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi

IV‐2011 I‐2012* 52.6% 7.1% 0.0% 0.4% 8.3% 31.6% 47.4% Pinjaman Berdasarkan Lapangan Usaha Rumah Tinggal Flat dan Apartemen Rumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan) Kendaraan Bermotor Lainnya

Bab III :Perkembangan Perbankan Daerah

sebelumnya sebesar 39,2% (yoy). Peraturan Bank Indonesia melalui Surat Edaran Ekstern Nomor 14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor mengatur Loan-to-Value untuk kredit KPR dengan tipe >70 m2

(kecuali program perumahan pemerintah) paling tinggi 70%. Kebijakan ini ke depan akan mempengaruhi pertumbuhan kredit KPR sebagai bagian dari upaya meningkatkan kehati-hatian dari pertumbuhan KPR dan peningkatan harga properti yang terlalu tinggi.

  *Data sementara   Sumber: SEKDA Sumbar, Bank Indonesia    *Data sementara   Sumber: SEKDA Sumbar, Bank Indonesia 

Grafik 3.9. Perkembangan Kredit Rumah Tinggal 

(KPR) Bank Umum 

Grafik 3.10. Perkembangan LDR dan NPL Bank 

Umum 

Loan-to-Deposit Ratio (LDR) terus meningkat seiring dengan tingginya

kebutuhan penyaluran kredit perbankan di Sumbar. LDR bank umum pada triwulan I-2012 sebesar 131,2% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 130%. Peningkatan pertumbuhan kredit di sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mendorong semakin tingginya kebutuhan kredit bank umum di wilayah operasional Sumbar. Namun pasokan dana dari Sumbar relatif terbatas, serta pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kredit. Dengan demikian, kebutuhan kredit masih perlu dibantu melalui penyaluran dari bank umum maupun lembaga keuangan lainnya dari luar operasional wilayah Sumbar

Bank umum di Sumbar mampu mengelola kualitas kredit yang telah disalurkan dengan baik. Rasio Non-Performing Loan (NPL) pada triwulan I=2012 menurun menjadi 2,06% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,32%. Posisi ini masih jauh di bawah ambang batas maksimum yang ditetapkan Bank

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0% 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500

I‐2011 II‐2011 III‐2011 IV‐2011 I‐2012*

M ili ar   R upi

ah Kredit Rumah Tinggal (Sisi Kiri) Pertumbuhan (yoy) 0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00% 2.50% 3.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 140.00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I*

2008 2009 2010 2011 2012

LDR (sisi kiri‐LHS) NPL (sisi kanan‐RHS)

Bab III : Perkembangan Perbankan Daerah

Bank Indonesia Padang

40

Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan akses kredit ke masyarakat oleh perbankan di Sumatera Barat tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential) dalam penyaluran kredit.

Dalam dokumen KAJIAN EKONOMI REGIONAL (Halaman 41-46)

Dokumen terkait