• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Ekonomi (PDRB) Kota Pangkalpinang

C. Struktur Penduduk Berdasarkan Agama

7) Kondisi Parkir

3.5. KONDISI PEREKONOMIAN

3.5.1 Perkembangan Ekonomi (PDRB) Kota Pangkalpinang

Pada tahap awal pembangunan ekonomi suatu daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi ini mengandung unsur dinamis yaitu adanya perubahan dan perkembangan. Oleh karena itu, penggunaan indikator kinerja perekonomian daerah yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pertumbuhan ekonomi (economic growth) sampai saat ini masih digunakan untuk memantau perbaikan ekonomi suatu daerah.

Produk Domestik Reional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di wilayah atau daerah pada suatu periode tertentu. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan produksi (Production Approach), yaitu perhitungan PDRB didasarkan pada total nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam kurun waktu satu tahun dengan menggunakan harga konstan (Constant Price). Oleh karena itu Produk Domestik Regional Bruto adalah suatu indikator makro yang menggambarkan kondisi ekonomi di suatu wilayah pada satuan tertentu. PDRB atas dasar harga tetap atau konstan pada tahun tertentu bertujuan untuk melihat perkembangan PDRB dari tahun ke tahun, dan laju perekonomian secara riil yang menunjukkan kenaikan/penurunanya yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga. PDRB ini dilihat dari sudut sektoral ekonomi / lapangan usaha, yang menunjukkan besarnya kemampuan suatu daerah dalam menciptakan nilai tambah dari proses produksi dari setiap kegiatan ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau Gross Regional Domestic Product (GRDP) Kota Pangkalpinang adalah nilai output yang diproduksi/dihasilkan di dalam Wilayah Kota Pangkalpinang, mencakup output dari faktor produksi milik domestik (orang dan perusahaan penduduk dalam wilayah kota ini) dan output dari faktor produksi orang luar wilayah (orang dan perusahaan luar kota yang bekerja/beroperasi di dalam wilayah).

Dengan demikian PDRB Kota Pangkalpinang merupakan seluruh nilai barang jadi dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah Pangkalpinang. Oleh karena itu PDRB mencerminkan ekonomi wilayah atau seluruh lapangan usaha yang terdapat dalam wilayah tersebut yang selanjutnya biasa dipakai sebagai salah satu indikator penting mengenai perkembangan dan pertumbuhan perekonomian suatu wilayah bila diamati dalam periode tertentu, sekaligus sebagai dasar bagi penghitungan pendapatan perkapita penduduk suatu wilayah yang dalam hal ini adalah Kota Pangkalpinang. Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Pangkalpinang atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 berjumlah Rp. 3,732 Triliyun atau meningkat sebesar 14,72 % terhadap PDRB tahun 2010 sebesar 3,253 triliyun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.25 s/d tabel 3.26 di bawah ini.

3- 45 RPIJM KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2013-2017

Tabel 3.25

Produk Domestik Regional Bruto Kota Pangkalpinang (Juta Rupiah) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2005-2011

No L A P A N G A N U S A H A 2005 2006 2007 2008 2009r 2010* 2011**

1 Pertanian 125,933 129,361 134,041 150674 172721 208295 234297

2 Pertambangan dan penggalian 0 0 0 0 0 0 0

3 Industri pengolahan 135096 156234 176887 204067 212275 237719 256200

4 Listrik,gas dan air bersih 28517 31967 36459 38738 42654 50761 58544

5 Bangunan/konstruksi 103993 117710 135314 169348 184648 213235 239485

6 Perdagangan,hotel dan restoran 714531 774660 848790 990180 1075683 1289791 1500540

7 Pengangkutan dan komunikasi 157949 171167 195398 230243 238041 269419 301085

8 Keuangan Persewaan 126057 148117 157342 167333 177307 215767 259518

9 Jasa-jasa 307876 376486 430264 515112 637091 768002 882134

Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) 1699951 1905703 2114494 2465695 2740420 3252990 3731804

Sumber : Kota Pangkalpinang Dalam Angka, Tahun 2012

*) Angka Perbaikan, **) Sementara, r= revisi

Tabel 3.26

Produk Domestik Regional Bruto Kota Pangkalpinang (Juta Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, 2005-2011

No L A P A N G A N U S A H A 2005 2006 2007 2008 2009r 2010* 2011**

1 Pertanian 99090 100154 101220 102790 104110 105541 106542

2 Pertambangan dan penggalian 0 0 0 0 0 0 0

3 Industri pengolahan 99095 106599 114766 122186 125132 12963 132049

4 Listrik,gas dan air bersih 9658 9946 10627 10954 11710 13218 14176

5 Bangunan/konstruksi 74145 79980 85576 92814 96434 100337 105791

6 Perdagangan,hotel dan restoran 387065 400489 415598 430269 448706 476993 507428

7 Pengangkutan dan komunikasi 90577 93628 99282 106037 107791 113222 119970

8 Keuangan Persewaan 92824 101060 106062 111845 117287 127199 140751

9 Jasa-jasa 156470 168368 179812 193018 209531 230318 252791

Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) 1008924 1060224 1112943 1169914 1220701 1296467 1379499

Sumber : Kota Pangkalpinang Dalam Angka, Tahun 2012

*) Angka Perbaikan, **) Sementara, r= revisi

Di Kota Pangkalpinang lapangan sektor ”pertambangan” relatif tidak memberikan kontribusi terhadap PDRB, tidak demikian halnya dengan sektor ”listrik, gas, dan air bersih” telah memberikan kontribusinya terhadap PDRB meskipun relatif kecil.

Sebagai satu-satunya Kota di Provinsi Bangka Belitung, Pangkalpinang yang luas wilayahnya hanya sekitar 1% dari total wilayah Bangka Belitung memang dalam konstelasi pembangunan nasional lebih dikonsentrasikan untuk konsep pembangunan daerah yang mengandalkan peran sektor-sektor ”industri

pengolahan”, ”perdagangan”, ”jasa”, dan ”pariwisata” dalam perekonomiannya.

Jika dilihat dari lapangan usahanya, maka penyumbang PDRB terbesar pada tahun 2011 ini adalah sektor perdagangan sebesar 40,21 persen diikuti sektor jasa – jasa sebesar 23,64 persen dan sector angkutan san komunikasi sebesar 8,07%.

Untuk lebih jelas mengenai perkembangan distribusi PDRB menurut lapangan usaha dapat melihat Tabel 3.27 s/d tabel 3.28 di bawah ini.

3- 46 RPIJM KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2013-2017

Tabel 3.27

Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Pangkalpinang (Juta Rupiah) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2005-2011

No L A P A N G A N U S A H A 2005 2006 2007 2008 2009r 2010* 2011**

1 Pertanian 7.41 6.79 6.34 6.11 6.30 6.40 6.28

2 Pertambangan dan penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3 Industri pengolahan 7.95 8.20 8.37 8.28 7.75 7.31 6.87

4 Listrik,gas dan air bersih 1.68 1.68 1.72 1.57 1.56 1.56 1.57

5 Bangunan/konstruksi 6.12 6.18 6.40 6.87 6.74 6.56 6.42

6 Perdagangan,hotel dan restoran 42.03 40.65 40.14 40.16 39.25 39.65 40.21

7 Pengangkutan dan komunikasi 9.29 8.98 9.24 9.34 8.69 8.28 8.07

8 Keuangan Persewaan 7.42 7.77 7.44 6.79 6.47 6.63 6.95

9 Jasa-jasa 18.11 19.76 20.35 20.89 23.25 23.61 23.64

Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) 100.00

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : Kota Pangkalpinang Dalam Angka, Tahun 2012

*) Angka Perbaikan, **) Sementara, r= revisi

Tabel 3.28

Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Kota Pangkalpinang (Juta Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, 2005-2011

No L A P A N G A N U S A H A 2005 2006 2007 2008 2009r 2010* 2011**

1 Pertanian 9.82 9.45 9.09 8.79 8.53 8.18 7.72

2 Pertambangan dan penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3 Industri pengolahan 9.82 10.05 10.31 10.44 10.25 10.00 9.57

4 Listrik,gas dan air bersih 0.96 0.94 0.95 0.94 0.96 1.02 1.03

5 Bangunan/konstruksi 7.35 7.54 7.69 7.93 7.90 7.74 7.67

6 Perdagangan,hotel dan restoran 38.36 37.77 37.34 36.78 36.76 36.79 36.78

7 Pengangkutan dan komunikasi 8.98 8.83 8.92 9.06 8.83 8.73 8.70

8 Keuangan Persewaan 9.20 9.53 9.53 9.56 9.61 9.81 10.20

9 Jasa-jasa 15.51 15.88 16.16 16.50 17.16 17.77 18.32

Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) 100.00

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : Kota Pangkalpinang Dalam Angka, Tahun 2012

*) Angka Perbaikan, **) Sementara, r= revisi

Bila ditinjau dari sisi pertumbuhan PDRB per lapangan usaha, dapat dilihat bahwa lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran serta bangunan memiliki tren yang paling stabil, sedangkan untuk keenam jenis lapangan usaha lainnya memiliki tren yang fluktuatif. Sebelum terjadi krisis ekonomi, peranan sektor industri terus mengalami peningkatan dan secara perlahan menggeser peranan sektor-sektor lainnya.

Selain itu, sektor bangunan seperti dikatakan sebelumnya, memiliki tren pertumbuhan yang cenderung stabil dan selalu positif. Tingginya pertumbuhan pada sektor ini disebabkan karena adanya pembangunan perkantoran untuk pemerintah provinsi. Di samping itu proyek pembangunan atau perbaikan jalan, jembatan, waduk, perumahan penduduk, dan bangunan lainnya makin bertambah jumlahnya seiring dengan terbentuknya Kota Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi yang baru.

3- 47 RPIJM KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2013-2017

Dokumen terkait