• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Geng Motor di Indonesia

BAB III. GENG MOTOR

3.2. Perkembangan Geng Motor di Indonesia

Di Indonesia, geng motor yang paling menonjol berasal dari kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Hal ini dilihat dari sejarah geng motor di kedua kota sendiri yang telah berdiri cukup lama, dan menarik banyak perhatian masyarakat Indonesia dengan aksi-aksi yang dilakukan yang umumnya mengarah pada tindakan kekerasan. Seperti yang dilakukan geng motor yang paling di takuti di Jakarta yaitu Y-Gen dan Pacinko18

Y-Gen (Young Generation)

.

Geng ini memiliki slogan “Don’t Make Us Angry”. Geng ini berdiri sejak tahun 1990-an di Jakarta. Para pengguna motor bercerita di milis-milis bahwa Y-Gen tidak ubahnya kelompok bengal motor. Pada umumnya mereka konvoi sebanyak puluhan hingga ratusan motor setelah lewat pukul 12 malam. Konvoi dimulai dari sekitar markas Y-Gen di daerah Tanjung Priok, dilanjutkan ke Sunter Mall, Kemayoran, Yos Sudarso, Senayan, Sudirman, Kuningan, Menteng, Senen, Pramuka, kemudian kembali ke Priok. Konvoi Y-Gen biasanya juga masuk Tol Plumpang. Banyak cerita, jika Y-Gen konvoi lebih baik menghindar. Ketika iring-iringan Y-Gen berpapasan dengan motor lain, motor langsung diambil paksa.

Geng motor Y-Gen punya beberapa ciri yang khas. Mereka biasanya konvoi tidak safety riding alias konvoi tanpa pakai helm dan spion serta mematikan lampu.

18

Usia anggota Y-Gen rata-rata ABG, sekitar SMP-SMA. Motor anggota geng berbeda dengan klub motor. Y-Gen mengendarai bermacam merek. Namun mesin sudah dirombak dengan suara knalpot racing. Jika sedang konvoi, kelompok ini tidak takut pada polisi. Beberapa komunitas biker mempunyai pengalaman melihat kawanan geng Y-Gen merampok pengendara mobil yang sedang parker, namun polisi tidak bisa mencegahnya.

Pacinko

Pacinko terkenal dengan sebutan Pasukan Cina Kota. Kebanyakan anggota geng ini adalah anak keturunan Tionghoa. Pacinko didirikan oleh Johny Indo. Pada era 70 sampai 80-an, Pacinko sangat ditakuti oleh geng-geng motor lainnya. Pacinko telah melahirkan geng-geng motor baru yang lain diantaranya seperti Gamshi atau Gabungan Anak Muda Berprestasi yang jago ngetrek, MGZT (Mangga Besar Anak Ibliz), Hanoman, Aligator, dan Green Eagle. Dari sejumlah geng bentukan Pacinko, hanya Wild Boys yang berbeda. Sebagian besar anggotanya bukan keturunan Tionghoa.

Ada beberapa tulisan yang membahas tentang seluk beluk dan tingkah pola para anggota geng motor Bandung, seperti tulisan Mulyani Hasan19

19

http://mulyanihasan.wordpress.com/2007/01/30/pos-214/ (akses tanggal 17 April 2012).

yang secara detail menulis tentang sejarah geng motor Bandung. Ada empat geng motor yang paling besar di Bandung yakni Moonraker , Grab on Road (GBR), Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez). Keempat geng tersebut sama- sama terkenal dan memiliki anggota di atas 1000 orang. Kini mereka mulai menjalar ke daerah - daerah pinggiran Jawa Barat, seperti Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Ciamis, Cirebon dan Subang. Berikut penjelasan dari keempat geng motor tersebut:

Moonraker

Geng motor Moonraker adalah salah satu geng motor tertua di Bandung. Moonraker lahir pada tahun 1978. Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh tujuh orang pemuda yang sama-sama hobi balap. Nama “Moonraker” diambil dari salah satu judul film James Bond yang kondang ketika itu. Awalnya mereka mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya. Namun, karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi tertentu yang identik komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu mengganti bendera kebanggaannya dengan warna merah-putih-biru, bergambar kelelawar. Gambar ini mereka adopsi dari lambang “Hell Angel”, sebuah kelompok motor di Amerika Serikat. Kelompok ini konsisten dengan sistem keorganisasiannya. Setiap tahun ada penggantian kepengurusan dan membuat program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat.

Panglima Perang mungkin terdengar unik dalam sebuah organisasi pencinta motor. Istilah ini biasanya digunakan oleh lembaga keamanan atau kelompok bersenjata. Di Moonraker sendiri, Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat terjadi tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan kelompok lain. Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling lama dalam waktu 24 jam.

Bagi para pembangkang yang melanggar tata tertib organisasi, sudah disiapkan tempat yang mereka sebut dengan nama “Sel 13,” semacam mahkamah pengadilan. Tempat ini paling dihindari oleh semua anggota. Jangan mengharap sebuah proses hukum layaknya sebuah lembaga pengadilan. Di sini para pembangkang itu akan mendapat penyiksaan dari senior-seniornya.

Kategori pelanggaran itu antara lain memakai dan mengedarkan narkoba, bertindak melanggar hukum dan menjalin hubungan kasih dengan sesama anggota Moonraker. Pengikut Moonraker semakin lama, terus membengkak. Kini tercatat anggotanya mencapai 1.400 orang, tersebar di berbagai wilayah.

Sejak awal kelompok ini berorientasi pada balapan, konflik dengan geng XTC (musuh terbesar Moonraker) pertama kali dipicu saat berlangsung kompetisi Road Race piala Djarum Super tahun 90-an. Persoalannya cukup ringan yaitu hanya senggol-menyenggol di arena balapan, tidak diketahui siapa yang memulai. Puncaknya, terjadi tawuran besar-besaran antara ke dua geng ini pada tahun 1999. Satu orang meninggal dunia pada peristiwa itu. Hingga kini dendam sejarah itu masih mengendap dari generasi ke generasi.

XTC

XTC atau Exalt To Coitus lahir pada tahun 1982 oleh 7 orang pemuda. Seiring dengan berjalannya waktu nama tersebut diganti menjadi Exalt To Creativity karena nama semula dari geng tersebut sedikit berbau porno. Mereka membawa bendera berwarna paling atas putih-biru muda-biru Tua. Di tengahnya ada gambar lebah yang melambangkan solidaritas antar anggota. Bila salah satu di antara mereka ada yang diserang, maka yang lainnya akan membela.

Mereka kini mendirikan Sexy Road Indonesia, kumpulan gengster XTC se-Indonesia yang berpusat di Bandung, untuk memfasilitasi anggotanya yang sudah melebihi 10.000 orang. Bukan hanya Moonraker sebenarnya, Brigez dan GBR, juga menyatakan permusuhannya terhadap XTC. Brigez yang paling antipati terhadap geng yang satu ini. Asal muasal terjadinya permusuhan tidak jelas sampai sekarang. Namun, baik XTC maupun Brigez menyatakan perang satu sama lain hingga saat ini.

Geng motor ini juga memiliki Koordinator Perang, untuk mempermudah koordinasi jika terjadi tawuran atau pada saat akan melakukan perbutan wilayah. Perebutan wilayah termasuk upaya dalam rangka memperluas daerah kekuasan dan meningkatkan prestise dikalangan gengster. Penyerangan biasanya dilakukan diam-diam ke basis-basis lawan.

Brigez

Lahir di SMUN 7 Bandung, sesuai dengan namanya Brigade Seven. Sejak masih embrio pada tahun 80-an geng ini merupakan rival terberat XTC. Awal terbentuknya tidak lebih dari hanya sekadar kumpul-kumpul biasa yang hanya ingin bebas menjalankan motor, tidak memakai helm, tidak menggunakan lampu sepeda motor serta tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Dahulu geng ini hanya beranggotakan tidak lebih dari 50 motor. Kini pengikutnya mencapai ribuan motor dan tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat. Sistem pengorganisasiannya tidak jelas. Tidak ada pengurus, hanya ada ketua yang bertugas mengkoordinir saja. Warna bendera negara Irak tanpa huruf Arab di tengahnya, menjadi lambang identitas kelompok ini dengan kelelawar hitam sebagai simbolnya. Nama Brigez acapkali diplesetkan menjadi Brigade setan atau Brigade Senja, karena mereka sering berkumpul bersama-sama saat matahari mulai terbenam.

Berbeda dengan XTC, Brigez identik dengan sikap anti birokrasi. Mereka menolak bersimbiosis dengan lembaga plat merah atau ormas bentukan kelompok politik tertentu. Menurut Ilmanul salah seorang pengurus, lamaran dari salah satu Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) untuk bergabung ditolaknya mentah-mentah. Kalau pun ada anggotanya yang menjadi kader partai, itu lebih bersifat individu dan tidak membawa bendera Brigez.

GBR (Grab on Road)

Bersamaan dengan munculnya Brigez GBR sedikit berbeda, geng ini dilahirkan di lingkungan SMPN 2 Bandung. Mereka tidak melakukan aksi kebut-kebutan, sekalipun banyak yang belum memiliki surat ijin mengemudi. Kelompok ini mengidentifikasi diri dengan segala sesuatu berbau Jerman, paling tidak warna benderanya hitam-merah-kuning (urutan dari atas ke bawah). Meski lahir di SMPN 2 Bandung, anggota GBR beragam. Bukan hanya siswa atau alumni sekoah itu saja, tapi kalangan umum lain.

Masuk ke dalam komunitas ini tidak cuma-cuma. Calon anggota Moonraker, misalkan, tidak jarang diwajibkan mengendarai motor tanpa rem dari Lembang hingga Jalan Setibudhi Bandung. Jaraknya sekitar 15 kilometer. Kalau tidak disuruh ngebut tanpa rem, anak baru dipaksa berkelahi dengan seniornya. Pendeknya, mereka tampil pada panggung kehidupan sosial dengan menawarkan model-model kekerasan. Diakui atau tidak, itulah pola yang terbentuk melalui berbagai gerakan yang mereka tampilkan. Tindakan kekerasan seperti kebutuhan spritual untuk membentuk identitas kelompoknya.

Tindakan melanggar hukum memang ada, hal tersebut bertujuan agar orang lain mengetahui bahwa geng motor itu memang ada. Setiap geng memang tidak membenarkan tindakan itu, tapi ada tradisi yang tidak tertulis dan dipahami secara kolektif bahwa tindakan itu adalah bagian dari kehidupan jalanan. Apalagi jika yang melakukannya anggota baru yang masih berusia belasan tahun. Mereka “mewajarkannya” sebagai salah satu upaya mencari jati diri.

Ada juga inisiasi yang lain. Bagi mereka yang ingin menjadi anggota senior, tidak cukup dengan berapa lama dia bergabung di geng itu, tapi butuh pembuktian

bahwa orang itu berani melakukan hal yang paling beresiko sekalipun. Semakin tinggi resiko yang dia ambil, semakin tinggi pula penghormatan atas dirinya Senior adalah kedudukan penting bagi geng. Seorang senior mempunyai keleluasaan dalam hal apapun. Ia juga mempunyai hak menentukan keputusan terhadap para junior. Kedudukan senior bahkan lebih tinggi di atas ketua geng. Senior bisa memutuskan salah atau benar dan menghukum junior dengan caranya sendiri. Peran senior amat menentukan. Sekali saja ada anggota junior tidak kelihatan kumpul wajib setiap malam minggu, si senior akan menghajar sesuka hatinya, tak peduli alasan apapun. Kekerasan seolah mewakili spirit mereka. Mungkin juga mereka menganggap itu pilihan gaya hidup.

Namun, seiring berjalannya waktu perubahan terjadi pada geng motor khususnya yang ada di Bandung, akibat dari diberlakukannya usaha pembubaran geng motor pada akhir tahun 2010 yang lalu. Hal ini mengakibatkan geng-geng motor besar di Bandung yaitu GBR, XTC, M2R dan Brigez telah dibubarkan pada 31 Desember 2010 di Polda Jabar oleh Gubernur Jawa Barat, beserta jajaran aparat kepolisian dan TNI serta disaksikan sejumlah elemen masyarakat. Geng motor GBR sekarang beralih menjadi organisasi masyarakat (ormas). Nama GBR yang semula merupakan singkatan dari Grab On Road sekarang berganti menjadi "Garda Bangsa Reformasi". Brigez yang semula geng motor sekarang telah menjadi OKP (Organisasi Kepemudaan). Nama yang diusung masih tetap Brigez, dengan kata-kata tambahan yang asalnya "Bandung Auto Sport Club" menjadi "Indonesia" dan warna bendera dari Merah Putih Hitam menjadi Biru Kuning.

Moonraker akhirnya bergabung di keanggotaan IMI Jabar, geng ini berusaha memperbaiki sifat anggotanya ke arah yang benar. Sekarang Moonraker menjadi

perkumpulan pembalap dan penggemar balap motor resmi. Moonraker M2R yang semula mengusung kata "Bandung Speed Maniac" kini menjadi "Indonesia Sport Club". Sedangkan geng motor XTC yang bisa dibilang sebagai geng yang paling besar dengan anggota terbanyak diantara geng lainnya, memutuskan bahwa XTC vakum untuk sementara waktu. Untuk menghilangkan citra buruknya XTC "Exalt To Coitus Sexy Road" pun kini berganti nama menjadi "Exalt To Creativity Indonesia"20

3. Masa remaja sebagai pemilik “kebudayaan remaja” yang besar sekali pengaruhnya dan dapat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut orang dewasa

.

Dokumen terkait