• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN

E. Perkembangan Kinerja diadakannya Produk dan Layanan

Akses pendanaan hanyalah satu dari banyak komponen penting bagi pengusaha mikro & kecil untuk menciptakan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Daya Tumbuh Usaha (DTU) merupakan program pemberdayaan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan berusaha. Tiga sub program Daya Tumbuh Usaha bertujuan membantu para nasabah BTPN syariah

36

Hasil wawancara dengan Manager Unit cabang, Devi Sugitaraswati, 24 April Taraju, Tasikmalaya Jawa Barat.

0 0%

20%

pelatihan wirausaha pelatihan dan pengembangan usaha

peluang usaha barau 6.765

Mengingat kebijakan mutu BTPN Syariah bertekad untuk mengubah hidup dan memberikan makna lebih kepada setiap rakyat Indonesia, BTPN meyakini bagaimana suatu perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, BTPN syariah mengimplementasikanplatformpermberdayaan mass market yang memberikan aktivitas peningkatan kapasitas kepadanasabah yang tak terbatas pada solusi keuangan. Manager unit cabang taraju Devi Sugitaraswati, mengemukakan bahwa “Alhamdulillah selama ini BTPN Syariah cukup berkembang cepat. Pada saat ini kami sudah memiliki 1.200 wisma/ kantor cabang yang tersebar diseluruh Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Jakarta, Banten, Medan, Aceh, NTT, NTB, dan sebagainya”.37

Hal ini dilaksanakan dalam bentuk akses pasar, informasi dan pelatihan mulai dari kesehatan hingga bisnis praktis. Seluruh kegiatan ini berada di dalam lingkup program daya. Untuk memastikan tercapainya peningkatan kualitas dan produktivitasnya, Maka BTPN Syariah harus senantiasa berpedoman pada prosedur yang berlaku, memperbaiki sistem manajemen mutu secara berkesinambungan dan memberikan pamahaman terhadap seluruh karyawan yang terlibat dalam proses operasional perbankan. “Sehingga respon masyarakat manapun selama ini juga sangat baik, karena kami memiliki cara untuk membaur dengan masyarakat manapun tanpa membeda-bedakan, selain itu kami

37

Hasil wawancara dengan Devi Sugitaraswati, Manager Unit Kantor Cabang BTPN Syariah, Taraju, tasikmalaya 24 April 2014.

pun terjun langsung ke lapangan melihat kondisi masyarakat sekitar sehingga kami bisa mengetahui siapa saja yang berminat untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik dengan usaganya yang sudah berjalan selama ini menurut manager unit cabang Taraju,Tasikmalaya tersebut”.

43 A. Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini, penulis meneliti sebanyak 50 orang nasabah mitra pembiayaan khususnya kaum perempuan yang telah menjadi anggota penerima program TUR dan merasakan dampak dari diadakannya program TUR (tunas usaha rakyat) yang diadakan oleh BTPN Syariah guna untuk pengembangan ekonomi masyarakat di pedesaan. Teknik pengumpulan data yang di lakukan penulis adalah dengan menyebar angket dan wawancara. Dengan menggunakan metode ini penulis berusaha mengolah dan mentabulasikan data guna menganalisa kontribusi program TUR yang diadakan oleh Bank BTPN Syariah dengan sebenarnya. Deskripsi responden ini meliputi identitas, usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan responden.

Tabel4.2 Distribusi Responden

No Kategori frekuensi Presentase (%)

1 Nasabah Mitra Pembiayaan cabang (Taraju)

50 100%

Tabel di atas menunjukan frekuensi responden yang penulis teliti, yaitu berjumlah 50 orang responden.

Tabel4.3

Identitas Responden Berdasarkan usia

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Di bawah 25 tahun 8 16% 2 25-29 tahun 5 10% 3 30-34 tahun 10 20% 4 35-39 tahun 10 20% 5 40-44 tahun 8 16% 6 45-49 tahun 5 10% 7 50-54 tahun 1 2% 8 55-59 tahun 3 6% Jumlah 50 100%

Data pada tabel di atas menunjukan bahwa usia yang menjadi responden di program TUR pada cabang wisma Taraju kategori di bawah usia 25 tahun terdapat 8 orang responden (16%), kategori usia 25-29 tahun ada 5 orang responden (10%), kategori usia 30-34 tahun ada 10 orang responden (20%), kategori usia 35-39 tahun ada 10 orang responden (20%), kategori usia 40-44 tahun ada 8 orang responden (16%), kategori 45-49 tahun ada 5 orang responden

(10%), kategori usia 50-54 ada 1 orang responden (2%), sementara kategori usia 55-59 tahun ada 3 orang responden (6%).

Data di atas menunjukan bahwa usia responden yang paling banyak minat dalam diadakannya program TUR ini adalah usia sekitar 30-34 tahun (20%) dan usia 35-39 tahun (20%). Keduanya mempunyai presentase yang sama yaitu 20%, hal ini menurut penulis merupakan hal yang wajar karena pada usia sekitar 30-40 tahun memang merupakan usia masa produktif .

Tabel4.4

Pendidikan Terakhir Responden

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 SD 29 58 %

2 SMP/Tsanawiyah 17 34 %

3 SMA/Aliyah 4 8 %

Jumlah 50 100 %

Data pada tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan mayoritas pendidikan terakhir tamatan sekolah dasar (SD) ada sebanyak 29 orang (58%), dengan pendidikan tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada sebanyak 17 0rang (34%), dan ada 4 orang responden (8%) dengan pendidikan terakhirnya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tabel ini memperlihatkan bahwa menurut data di atas dengan begitu tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir responden dalam memilih kebutuhan atau keinginan serta kesadaran untuk bertanggung jawab maupun untuk memperbaiki keuangan. Mayoritas responden di atas tamatan SD sangat memiliki kesadaran dan minat yang tinggi (58%) dengan harapan agar keuangan keluarga lebih baik setelah mengikuti program pemberdayaan TUR ini.

Tabel4.5

Identitas Pekerjaan Responden Sebelum Mengikuti Program TUR

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Ibu Rumah Tangga (Nganggur) 21 42 (%)

2 Karyawati Swasta (Buruh) 5 10 (%)

3 Wiraswasta 24 48 (%)

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas responden sebelum mengikuti program TUR terdapat (48%) responden sebagai wiraswasta dan (42%) responden yang menjadi ibu rumah tangga. Sementara itu setelah mengikuti program TUR responden yang menjadi wiraswasta meningkat menjadi (82%) dan responden yang menganggur atau ibu rumah tangga menjadi (4%). Berikut di bawah ini penulis sajikan datanya.

Tabel4.6

Identitas Pekerjaan Responden Setelah Mengikuti Program TUR

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Ibu Rumah Tangga (Nganggur) 2 4 (%)

2 Karyawati Swasta (Buruh) 7 14 (%)

3 Wiraswasta 41 82 (%)

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah responden wiraswasta meningkat dibandingkan sebelum diadakannya program TUR, sebelumnya (42%) sehingga setelah mengikuti program TUR jumlah responden yang menjadi wiraswasta menjadi (82%)38. Hal ini membuktikan bahwa perempuan tidak lagi hanya mengurus rumah tangga dan ketergantungan terhadap pendapatan suami, tetapi perempuan juga mampu membantu pendapatan keluarga.

Di bawah ini disajikan tabel jenis usaha keberhasilan diadakannya program TUR terhadap masyarakat perempuan miskin di pedesaan dengan membuka keberanian usaha.

38

Tabel 4.7

Jenis Usaha Perempuan Miskin setelah diadakannnya program TUR39

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 Membuka Usaha Bordir 12 24 (%)

2 Petani (Cabe, Sayuran, dll) 9 18 (%)

3 Menjual Pakaian/Barang Keliling

4 8 (%)

4 Penjual Ayam Potong 5 10 (%)

5 Membuka Warung ( jajanan keliling)

7 14 (%)

6 Penjual Sayuran Keliling 4 8 (%)

7 Buruh Tani 7 14 (%)

8 Pengangguran 2 4(%)

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa ibu-ibu yang telah bergabung pada program TUR ini mereka berhasil setelah terbedayakan. Karena setelah adanya pemberdayaan yang diberikan oleh BTPN Syariah ibu-ibu desa Taraju, Tasikmalaya mempunyai

39

jenis usaha sesuai dengan apa yang mereka impikan sehingga dari penghasilannya bisa untuk meringankan beban suami dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Berikut dibawah ini penuturan Ibu Badriah (22 Tahun), tentang keberhasilannya setelah mengikuti program TUR:40

“ Saya Alhamdulillah sekarang jadi punya usaha buka toko kecil-kecilan walaupun cuman jasa bordir mukena, udah dua tahun ini ikut program TUR dan sudahpunya karyawan 2 orang”…

Selain ibu Badriah, pengakuan lain oleh Ibu Mamah Siti Rohmah (48 tahun) bahwa program TUR memberikan dampak positif terhadap dirinya. Berikut penuturannya:41

“ Klo saya sebelumnya nganggur, tapi sekarang sudah hampir dua tahun ini membuka usaha jualan makanan ringan di sekolah SD klo pagi, klo siang saya jualan makanan keliling……”

Selain Ibu Badriah dan Ibu Mamah Siti Rohmah masih banyak yang lainnya merasa ada perubahan dalam kehidupan keluarganya baik untuk memenuhi kebutuhan maupun dalam mengelola keuangannya. Dengan begitu jelas bahwa program TUR ini membawa dampak positif terhadap masyarakat Taraju, Tasikmalaya.

40

Wawancara dengan Ibu Badriah, Taraju, Tasikmalaya, 18 April 2014.

41

Dokumen terkait