• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Perkembangan Kredit Perbankan di Sumatera Utara

Perkembangan perekonomian di Sumatera Utara membutuhkan sumber pembiayaan. Salah satu sumber pembiayaan tersebut adalah kredit perbankan. Banyak kebijakan nasional tentang perkreditan yang berdampak pada pemberian kredit di Sumatera Utara. Berikut ini adalah gambar perkembangan kredit perbankan selama kurun waktu penelitian:

Gambar 4.1 Perkembangan Kredit Perbankan di Sumatera Utara dalam Kurun Waktu 1979-2009

Jika dilihat selama kurun waktu penelitian, maka perkembangan kredit perbankan di Sumatera Utara hampir tiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 1979, kredit perbankan yang disalurkan baik rupiah maupun valas adalah sebesar Rp0,23 triliun. Jumlah tersebut terus meningkat hingga pada tahun 1998 yaitu sebesar Rp13,46 triliun. Namun, setelah terjadi krisis moneter pada tahun 1998, kredit perbankan mengalami penurunan menjadi sebesar Rp8,15 triliun pada tahun 1999. Akan tetapi, perkembangan kredit perbankan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya hingga mencapai Rp67,51 triliun pada tahun 2009. Dalam

hal ini, perkembangan kredit perbankan juga dapat dilihat berdasarkan sektor ekonomi dan juga penggunaannya.

4.4.1 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Perkembangan kredit berdasarkan sektor ekonomi di Sumatera Utara selama kurun waktu 2004-2009 didominasi oleh sektor perindustrian dan sektor perdagangan. Pada tahun 2004, kredit yang disalurkan kepada sektor perindustrian sebesar 7,47 triliun rupiah dan meningkat menjadi 18,85 triliun rupiah pada tahun 2008. Pada tahun 2009, kredit yang disalurkan tersebut menurun menjadi 14,90 triliun rupiah. Sedangkan kredit yang disalurkan kepada sektor perdagangan sebesar 6,20 triliun rupiah pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 17,41 triliun rupiah pada tahun 2009. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya sektor perdagangan dan perindustrian di Sumatera Utara Di samping itu, kredit yang disalurkan kepada sektor pertanian juga meningkat dari tahun 2004 sebesar 2,63 triliun rupiah menjadi 9,04 triliun rupiah pada tahun 2009. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 4.2 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

4.4.2 Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaannya

Perkembangan kredit berdasarkan jenis penggunaannya di Sumatera Utara terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi. Perkembangan kredit yang disalurkan berdasarkan jenis penggunaannya mengalami pergeseran struktur yang cukup berarti selama kurun waktu 2004- 2009. Selama kurun waktu tersebut, kredit yang disalurkan didominasi untuk kredit modal kerja, dimana jumlah kredit modal kerja terus mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2009. Jumlah kredit tersebut dari tahun 2004- 2009 secara berurutan adalah 15,35 triliun rupiah, 20,65 triliun rupiah, 22,67 triliun rupiah, 29,96 triliun rupiah, 37,28 triliun rupiah dan 35,44. Sedangkan

sharenya mengalami naik turun dari jumlah kredit yang disalurkan yaitu masing- masing sebesar 57,69% (2004), 57,59% (2005), 54,64% (2006), 57,44% (2007), 57,07% (2008), dan 52,50% (2009).

Selain kredit modal kerja, kredit konsumsi memiliki jumlah kredit yang besar setelah kredit modal kerja yang disalurkan oleh perbankan di Sumatera Utara. Dan selanjutnya diikuti oleh kredit investasi. Pada tahun 2004, kredit konsumsi yang disalurkan adalah sebesar 5,66 triliun rupiah dan kredit investasi sebesar 5,60 triliun rupiah. Hingga tahun 2009, pertumbuhan kedua kredit ini terus meningkat masing-masing menjadi 18,01 triliun rupiah untuk kredit konsumsi dan 14,06 triliun rupiah untuk kredit investasi. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

4.5 Perkembangan PDRB di Sumatera Utara

Perkembangan PDRB di Sumatera Utara yang diproxy atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah PDRB di Sumatera Utara selama kurun waktu penelitian. Pada tahun 1979, perkembangan PDRB di Sumatera Utara adalah sebesar Rp1,76 triliun. Pada tahun 1980an dan 1990an, PDRB di Sumatera Utara terus mengalami peningkatan. Begitu juga pada tahun 2000an, PDRB ini terus meningkat dan terlihat pada tahun 2009 mencapai Rp236,35 triliun. Perkembangan PDRB tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 4.4 Perkembangan PDRB di Sumatera Utara Dalam Kurun Waktu 1979-2009

4.5.1 Perkembangan PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha

Perkembangan PDRB berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga berlaku di Sumatera Utara terdiri dari sembilan sektor yaitu: sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa, serta sektor jasa-jasa. Selama kurun waktu 2004-2008, tiga sektor yang merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB di Sumatera Utara adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Pada tahun 2004, sektor industri pengolahan merupakan penyumbang PDRB terbesar yaitu sebesar Rp29,95 triliun atau memiliki share sebesar 25,27%. Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masing-masing sebesar Rp28,89 triliun dan Rp21,86 triliun atau memiliki share sebesar 24,49%, 18,48%, dan 7,83%. Sedangkan sektor- sektor yang memliki sumbangan yang kecil terhadap PDRB adalah berasal dari sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor pertambangan dan penggalian yaitu masing-masing sebesar Rp1,49 triliun dan Rp 1,38 triliun atau memiliki share masing-masing 1,29% dan 1,18%.

Hingga pada tahun 2008, tiga sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp51,64 triliun atau memiliki share sebesar 25,74%, sektor pertanian yaitu sebesar Rp48,87 triliun atau memiliki share 22,18%, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebesar Rp41,28 triliun atau memiliki share . Sedangkan dua sektor

penyumbang terkecil terhadap PDRB masih dipegang oleh sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor pertambangan dan penggalian yaitu masing-masing sebesar Rp2,07 triliun dan Rp2,98 triliun atau memiliki share masing-masing 1,16% dan 1,27%. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 4.5 Perkembangan PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha

4.6 Analisis Data

Sebelum dilakukan Cointegration Test dan Granger Causality Test, maka terlebih dahulu dilakukan uji akar unit dan derajat integrasi untuk mengetahui apakah data dalam keadaan stasioner. Konsep ini berlaku umum pada seluruh model yang menggunakan data time series untuk menghindari Spurious regression (regresi palsu) sebagai akibat dari tidak stasionernya observasi.

4.6.1 Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test) dan Derajat Integrasi

Dalam teoritis, untuk menguji perilaku data atas time series, yaitu variabel kredit perbankan (Cr) dan pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Sumatera Utara digunakan Uji Akar Unit (Unit Root Test) dan Derajat Integrasi yang dikembangkan oleh Dickey dan Fuller atau lebih dikenal dengan nama Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Uji akar unit ini menggunakan ADF statistik dari kedua variabel tersebut selama kurun waktu 1979-2009. Berikut ini merupakan hasil Uji Akar Unit dari variabel-variabel tersebut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Akar Unit dengan Menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF)

Variabel ADF Critical Value Derajat Integrasi

Cr 1,874112 -3,737853 Level

PDRB 14,04311 -3,670170 Level

Variabel ADF Critical Value Derajat Integrasi

Cr -6,952978 -3,699871*** I (2)

PDRB -5,201763 -3,699871*** I (2)

Sumber : Lampiran 2 dan 3

Catatan: *** = Signifikan pada α = 1%

** = Signifikan pada α = 5%

* = Signifikan pada α =10%

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test) untuk variabel kredit perbankan (Cr) stasioner pada derajat integrasi kedua

penelitian ini stasioner pada data second difference dengan tingkat signifikansi

pada α = 1%. Begitu juga dengan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB)

stasioner pada derajat integrasi kedua atau I (2). Artinya bahwa variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) yang dipergunakan dalam penelitian ini stasioner pada data second difference dengan tingkat signifikansi pada α = 1%.

Hal ini terlihat berdasarkan angka ADF statistik yang diperoleh pada variabel kredit perbankan (Cr) memiliki angka ADF statistik yang diperoleh sebesar -6,952978, sedangkan nilai kritis pada tingkat signifikansi 1% sebesar - 3,699871, tingkat signifikansi 5% sebesar -2.976263, dan tingkat signifikansi 10% sebesar -2,627420. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai ADF lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah stasioner.

Sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) memiliki angka ADF statistik sebesar -5,201763, sedangkan nilai kritis pada tingkat signifikansi 1% sebesar -3,699871, tingkat signifikansi 5% sebesar -2,976263, dan tingkat signifikansi 10% sebesar -2,627420. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah stasioner.

4.6.2 Hasil Uji Kointegrasi (Cointegration Test)

Setelah diketahui bahwa kedua data baik kredit perbankan maupun pertumbuhan ekonomi adalah stasioner, maka selanjutnya akan diuji apakah ada keseimbangan jangka panjang antara dua variabel tersebut. Uji kointegrasi bertujuan untuk mengetahui hubungan keseimbangan jangka panjang antara kredit

perbankan (Cr) dan pertumbuhan ekonomi (PDRB) dengan menggunakan Johansen Test. Berikut ini merupakan hasil Uji Kointegrasi antara kedua variabel tersebut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Kointegrasi dengan Metode Johansen

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.706187 38.81244 15.49471 0.0000 At most 1 * 0.324549 9.416984 3.841466 0.0021 Sumber : Lampiran 4

Dari tabel diatas, diketahui bahwa terdapat kointegrasi antara kredit perbankan (Cr) dan pertumbuhan ekonomi (PDRB) pada lag interval 1-6 dengan nilai trace statistic lebih besar dari critical value p ad a α = 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki hubungan jangka panjang. Hasil ini sejalan dengan studi empiris yang dilakukan oleh Pradhan (2009) dan Inggrid (2006). Dengan demikian dapat disimpulkan adanya hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara selama kurun waktu penelitian.

4.6.3 Hasil Uji Granger Causality (Granger Causality Test)

Pada intinya Uji Granger Causality digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel secara statistik, yaitu kredit perbankan (Cr) dengan Series: CR PDRB

pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Sumatera Utara selama kurun waktu 1979- 2009. Melalui uji ini dapat dilihat apakah kedua variabel tersebut memiliki:

a. Hubungan dua arah (saling mempengaruhi). b. Hubungan searah.

c. Sama sekali tidak ada hubungan (tidak mempengaruhi).

Berikut ini adalah hasil estimasi Uji Granger Causality antara kedua variabel tersebut:

Tabel 4.5 Hasil Estimasi Uji Granger Causality

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability PDRB does not Granger Cause CR 23 35.2156 0.00017 CR does not Granger Cause PDRB 4.76511 0.03652 Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan hasil Uji Granger Causality di atas, untuk variabel kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah (saling

mempengaruhi). Hal ini ditunjukkan oleh nilai probability yang signifikan pada α

= 1% - 5%. Artinya, apabila kredit perbankan mengalami peningkatan maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga sebaliknya, apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan berpengaruh terhadap kredit perbankan. Dari hasil temuan ini, semakin memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Pradhan (2009), Jordan Shan, dan Inggrid (2006). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kredit perbankan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang erat selama kurun waktu penelitian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpilkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dari data yang diperoleh, maka variabel kredit perbankan (Cr) dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) mengalami perkembangan yang fluktuatif selama kurun waktu 1979-2009.

2. Dari hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test) yang dilakukan pada variabel kredit perbankan (Cr) dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB), menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut stasioner pada derajat integrasi kedua atau I (2).

3. Dari hasil Uji Kointegrasi (Cointegration Test) yang dilakukan pada variabel kredit perbankan (Cr) dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB), maka terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel tersebut.

4. Dari hasil Uji Kausalitas Granger (Granger Causality Test) yang dilakukan pada variabel kredit perbankan (Cr) dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB), menunjukkan adanya hubungan kausalitas atau saling mempengaruhi (dua arah).

5.2 Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, maka disarankan kepada para pengambil kebijakan untuk mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:

2. Pihak perbankan sebaiknya memperhatikan kredit yang disalurkan baik kepada debitur maupun investor. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam hal pemberian kredit karena adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menyebabkan permintaan kredit yang semakin tinggi juga.

3. Adanya kebijakan pemerintah untuk mendorong pemberian kredit oleh pihak perbankan sebagai sumber pembiayaan kepada sektor-sektor ekonomi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

4. Bagi peneliti yang akan melakukan analisis hubungan antara variabel kredit perbankan (Cr) dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB), maka perlu diperhatikan adanya faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kedua variabel tersebut yang belum dimasukkan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Inggrid. 2006. Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Pendekatan Kausalitas dalam Multivariate Vector Error Correction Model (VECM). Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Surabaya. Jhingan, M.L. 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. .

Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan pembangunan daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga.

Luckett, G. Dudley. 1994. Uang dan Perbankan. Jakarta: Erlangga.

Pandia, Frianto, dkk. 2005. Lembaga Keuangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Pradhan, Rudra Prakash. 2009. The Nexus between Financial Development and Economic Growth in India: Evidence from Multivariate VAR Model. Vinod Gupta School of Management, Indian Institute of Technology. India.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan: USU Press.

Shan, Jordan. Financial Development and Economic Growth: The Empirical Evidence from China. Victoria University, Australia dan Guanghua School of Management, Peking University.

Sumanjaya, Rahmad dan Paidi Hidayat. 2007. Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara. Medan: FE USU.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Untung, Budi. 2005. Kredit Perbankan di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi. ____________ Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-

2010, (BI), Medan.

____________ Statisitik Ekonomi Keuangan Daerah Sumatera Utara, (BI), Medan.

____________ Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara.

Lampiran 1

Data PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Kredit Perbankan (Juta Rupiah) TAHUN PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

(Juta Rupiah) Kredit Perbankan (Juta Rupiah) 1979 1764703.71 227190 1980 2471267.59 306177 1981 2803635.75 484322 1982 3107675.53 711610 1983 3473656.05 844892 1984 4362060.28 1051493 1985 4701779.92 1358936 1986 5182106.14 1745755 1987 6439863.70 2282555 1988 7907195.04 3025185 1989 9324401.14 3963313 1990 10774791.72 5395058 1991 12111554.32 5557491 1992 14316662.14 5802939 1993 18215459.00 6149900 1994 21700997.90 7099700 1995 24630522.49 8375876 1996 28173100.90 9852967 1997 34006274.64 11291435 1998 50705973.10 13455602 1999 61957560.00 8153730 2000 69154112.38 9595763 2001 79331335.14 13748068 2002 89670147.52 15017759 2003 103401370.46 19364217 2004 118100511.43 26610946 2005 139618313.64 35866459 2006 160376799.09 41485890 2007 181819737.32 52161172 2008 213931696.78 65319745 2009 236350000.00 67505352

Lampiran 2

Hasil Uji Akar Unit untuk Kredit Perbankan (Cr) pada Level-Intercept Null Hypothesis: CR has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 6 (Automatic based on AIC, MAXLAG=7)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 1.874112 0.9996 Test critical values: 1% level -3.737853

5% level -2.991878

10% level -2.635542

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(CR)

Method: Least Squares Date: 11/06/10 Time: 10:07 Sample (adjusted): 1986 2009

Included observations: 24 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CR(-1) 0.364893 0.194702 1.874112 0.0793 D(CR(-1)) -0.209107 0.409868 -0.510182 0.6169 D(CR(-2)) -0.347441 0.375770 -0.924611 0.3689 D(CR(-3)) 0.379729 0.373258 1.017337 0.3241 D(CR(-4)) -0.494794 0.386693 -1.279552 0.2189 D(CR(-5)) -0.745010 0.385360 -1.933285 0.0711 D(CR(-6)) -0.818743 0.408938 -2.002122 0.0625 C -53520.09 938163.9 -0.057048 0.9552 R-squared 0.665121 Mean dependent var 2756101. Adjusted R-squared 0.518611 S.D. dependent var 3971991. S.E. of regression 2755854. Akaike info criterion 32.75755 Sum squared resid 1.22E+14 Schwarz criterion 33.15024 Log likelihood -385.0907 F-statistic 4.539776 Durbin-Watson stat 1.708691 Prob(F-statistic) 0.005831

Hasil Uji Akar Unit untuk Kredit Perbankan (Cr) pada 2nd Difference- Intercept

Null Hypothesis: D(CR,2) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on AIC, MAXLAG=7)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.952978 0.0000 Test critical values: 1% level -3.699871

5% level -2.976263

10% level -2.627420

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(CR,3)

Method: Least Squares Date: 09/29/10 Time: 08:20 Sample (adjusted): 1983 2009

Included observations: 27 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(CR(-1),2) -2.450764 0.352477 -6.952978 0.0000 D(CR(-1),3) 0.758804 0.217812 3.483763 0.0019 C 702991.5 548835.7 1.280878 0.2125

R-squared 0.723224 Mean dependent var

- 408226.3 Adjusted R-squared 0.700159 S.D. dependent var 4998424. S.E. of regression 2737022. Akaike info criterion 32.58708 Sum squared resid 1.80E+14 Schwarz criterion 32.73106 Log likelihood -436.9256 Hannan-Quinn criter. 32.62989 F-statistic 31.35638 Durbin-Watson stat 1.685125 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 3

Hasil Uji Akar Unit untuk Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) pada Level- Intercept

Null Hypothesis: PDRB has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on AIC, MAXLAG=7)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 14.04311 1.0000 Test critical values: 1% level -3.670170

5% level -2.963972

10% level -2.621007

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PDRB)

Method: Least Squares Date: 11/06/10 Time: 10:16 Sample (adjusted): 1980 2009

Included observations: 30 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PDRB(-1) 0.136225 0.009700 14.04311 0.0000 C 1083035. 747901.7 1.448098 0.1587 R-squared 0.875671 Mean dependent var 7819510. Adjusted R-squared 0.871231 S.D. dependent var 8758185. S.E. of regression 3142826. Akaike info criterion 32.82348 Sum squared resid 2.77E+14 Schwarz criterion 32.91690 Log likelihood -490.3523 F-statistic 197.2089 Durbin-Watson stat 1.848383 Prob(F-statistic) 0.000000

Hasil Uji Akar Unit untuk Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) pada 2nd Difference-Intercept

Null Hypothesis: D(PDRB,2) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on AIC, MAXLAG=7)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.201763 0.0002 Test critical values: 1% level -3.699871

5% level -2.976263

10% level -2.627420

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PDRB,3)

Method: Least Squares Date: 09/29/10 Time: 08:23 Sample (adjusted): 1983 2009

Included observations: 27 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(PDRB(-1),2) -1.826488 0.351129 -5.201763 0.0000 D(PDRB(-1),3) 0.353855 0.252990 1.398691 0.1747 C 1647112. 803612.6 2.049635 0.0515

R-squared 0.665959 Mean dependent var

- 357975.1 Adjusted R-squared 0.638122 S.D. dependent var 6303184. S.E. of regression 3791763. Akaike info criterion 33.23900 Sum squared resid 3.45E+14 Schwarz criterion 33.38298 Log likelihood -445.7265 Hannan-Quinn criter. 33.28181 F-statistic 23.92369 Durbin-Watson stat 1.857303 Prob(F-statistic) 0.000002

Lampiran 4

Hasil Uji Kointegrasi dengan Metode Johansen Date: 09/29/10 Time: 08:28

Sample (adjusted): 1986 2009

Included observations: 24 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: CR PDRB

Lags interval (in first differences): 1 to 6 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.706187 38.81244 15.49471 0.0000 At most 1 * 0.324549 9.416984 3.841466 0.0021 Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.706187 29.39546 14.26460 0.0001 At most 1 * 0.324549 9.416984 3.841466 0.0021 Max-eigenvalue test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I):

CR PDRB

9.87E-08 1.01E-06 1.24E-06 1.80E-07

Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha): D(CR) 575007.5 29274.80 D(PDRB) 712772.3 875146.1

1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood -716.7361

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

CR PDRB

1.000000 10.20922 (2.04615)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(CR) 0.056776

(0.01169) D(PDRB) 0.070378 (0.05007)

Lampiran 5

Hasil Estimasi Uji Granger Causality Pairwise Granger Causality Tests Date: 09/29/10 Time: 11:47 Sample: 1979 2009

Lags: 8

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability PDRB does not Granger Cause CR 23 35.2156 0.00017 CR does not Granger Cause PDRB 4.76511 0.03652

Dokumen terkait