• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROFIL ORGANISASI KSPSI DAN K.KASB

C. Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia

2. Perkembangan Organisasi

FBSI menyelenggarakan Kongres Nasional I pada Tanggal 7-11 April 1980 yang diadakan di Jakarta. Pada Kongres Nasional ini menghasilkan penyempurnaan Anggaran Dasar Rumah Tangga FBSI, Garis-Garis Besar Kebijakan Organisasi, dan Program Lima Tahun terhitung pada 1980-1985.15

15

Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 153. Kekuasaan tertinggi dan pembuat

keputusan dipegang oleh Dewan Nasional, Dewan Pleno DPP yang membawahi DPP, Wakil SLBP, dan DPD I FBSI.

Bagan I Organisasi FBIS

Sumber: M.S. Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2012).

FBSI diharapkan dapat menjadi sebuah organisasi buruh yang berkarakter, kuat, mandiri, demokratis serta bertanggung jawab. Namun disisi lain, dalam pandangan organisasi buruh internasional International Confederation of Free Trade Union (ICFTU) dan World Confederation of Labour (WCL) beranggapan FBSI tidak murni gerakan buruh, melainkan organisasi kepentingan politik pemerintah.16

16

ICFTU dan WCL beranggapan bahwa FBSI adalah wadah kepentingan politik pemerintah yang membentuk serikat bagi buruh tunggal. Sehingga dengan adanya satu organisasi buruh pemerintah dapat mengontrol organisasi buruh ini agar tidak mengganggu aktivitas kepemerintahan Orde Baru. Pemerintah Indonesia dianggap mengekang kebebasan berserikat pekerja Indonesia. DEWAN NASIONAL DEWAN Pleno DPP - DPP - Wakil SBLP - DPD I FBSI PP SBLP DPP FBSI DPD FBSI PD SBLP DPC FBSI PC SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP Basis SBLP

Pada Kongres ke-II FBSI tanggal 26-30 November 1985 di Jakarta merubah nama menjadi SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) di bawah kepemimpinan Bapak Imam Soedarwo. Formasi organisasi secara bentuk berubah, dari Federasi menjadi Unitaris (kesatuan), juga menyederhanakan 21 SBLP menjadi 9 Departemen, dengan perubahan struktur organisasi.

Bagan II Struktur SPSI

Sumber: M.S. Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2012).

Performa FBSI yang mengganti nama dengan SPSI nampak nyata, sebutan yang awalnya “buruh” diganti dengan “pekerja”, serta terjadi pemasungan secara terselubung terhadap sebuah gerakan dan aktivitas Serikat Pekerja Sektoral SPSI. Organisasi pekerja yang bersifat Unitaris (kesatuan) berarti dapat disimpulkan hilangnya sebuah kebebasan dan kemandirian serikat pekerja lapangan pekerjaan (industrial union). DPP SPSI Departemen DPD SPSI Departemen DPC SPSI Departemen Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI Unit Kerja SPSI

Denagn hadirnya kemasan baru (SPSI) tidak ubahnya dari bentuk awal, bahkan dalam pembinaannya pemerintah mengambil peran penting dalam berjalannya organisasi ini. Dalam beberapa sektor industri, tidak sedikit dari pengurus SPSI terdiri dari oknum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Maka wajar saja ketika ICFTU dan WCL mencurigai SPSI yang dicurigai dianggap sebagai organisasi buruh milik pemerintah Indonesia.17

Kerena kritikan dan teguran dari organisasi-organisasi pekerja internasional kepada pemerintah dan SPSI maka diadakan MUNAS (sebelumnya, Musyawarah Nasional disebut Kongres Nasional) ke-III SPSI November 1990, pada MUNAS ini SPSI mengambil keputusan untuk mengembangkan dan meningkatkan peran dan fungsi 9 Departemen menjadi 13 Sektor, yang pada masing-masing mempunyai Ketua dan Sekretaris yang dipilih melalui Munas ke-III SPSI. Perubahan ini pun tidak merubah bentuk SPSI yang berbentuk Unitaris (kesatuan) yang memang sudah melekat disandangnya dan masih belum memberikan kebebasan kepada organisasi pekerja yang menjadi anggotanya. Itu semua tercermin oleh ketiadaan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang diubah menjadi Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT).18

Sadar atas kekeliruanya, maka akhirnya pada Musyawarah Pimpinan SPSI 3-8 Oktober 1994 di bawah pimpinan H. Bomer Pasaribu, SH, ditetapkan agar SPSI melakukan perombakan atau reformasi organisasi yakni dengan mengubah nama yang awalnya SPSI menjadi FSPSI (Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) dan merubah 13 sektor ditingkatkan menjadi 13 Serikat Pekerja

17

Hidajat, Seabad Gerakan Buruh Indonesia, 135.

Lapangan Pekerjaan (SPLP). Itu semua dilakukan dengan diadakannya MUNAS IV tahun 1995 dengan merubahnya menjadi Serikat Pekerja Anggota FSPSI (SPA SPSI) dan mengubah bentuk Unitaris menjadi Federatif.19

Adapun anggota dari FSPSI meliputi dua bagian yakni: Pertama, serikat pekerja sektoral yang berdasarkan jenis industri, profesi dan jasa yang mempunyai sedikitnya 100 unit kerja, 25 pimpinan cabang, serta pimpinan daerah atau wilayah dengan sedikitnya 10.000 pekerja anggota. Kedua, para pekerja yang sifatnya khusus, sehingga membuat tidak dapat diorganisasikan secara sekala nasional oleh Serikat Pekerja Industri, profesi dan jasa mereka dapat menjadi anggota FSPSI yang statusnya aggota perorangan atau diorganisasi oleh SPSI melewati DPD atau DPC sesuai dengan daerahnya.

Walaupun SPSI sudah berubah bentuk menjadi FSPSI, secara objektif organisasi ini anggotanya masih tidak diberi hak suara dalam pemilihan kepengurusan FSPSI. Misalnya, dalam musyawarah nasional masih didominasi oleh DPD (Dewan Pimpinan Daerah) dan DPC (Dewan Pimpinan Cabang).20

Kondisi ini terus berjalan hingga pada akhirnya Soeharto lengser dari tampuk kekuasaannya pada 21 Mei 1998. Sontak dengan kejadian itu FSPSI yang dalam setiap kegiatannya melibatkan pemerintah mau tidak mau merubah strategi organisasi agar tetap berdiri.

Ditahun ini tuntutan untuk perubahan dibidang ketenagakerjaan juga merupakan hal keharusan untuk dilakukan perubahan. Dengan waktu yang tidak lama setelah berakhirnya Era Orde Baru akan diadakan konferensi ILO

19KSPSI, “Tentang Kspsi”. 20

Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, (Jakarta: Persaudaraan

(International Labour Organization) di bulan Juni 1998. Pada konferensi ILO pemerintah mencabut Kepmenaker No 45 tentang pendaftaran SPSI dan menggantinya dengan Kepmenaker No 5 tahun 1998 yang memungkinkan berdirinya Serikat Pekerja di luar SPSI.21 Pemerintah juga meratifikasi Konvensi ILO tentang Kebebasan Berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi, 1948 (No.87) dengan Keputusan Presiden RI No.83 tahun 1998.22

Upaya untuk mempertahankan organisasi pekerja, FSPSI mangadakan MUNAS ke-V yang diadakan pada 19-24 Februari 1999. Dalam MUNAS ini FSPSI masih mampu mempertahankan 13 SPA SPSI secara utuh. Bahkan berkat kegigihannya FSPSI hingga tahun 2000 tercatat jumlah SPA meningkat menjadi 17 SPA.23 Pada tahun yang bersamaan, tahun 2000 FSPSI mengadakan Musyawarah Pimpinan. Pada pertemuan ini FSPSI sepakat merubah bentuk organisasi menjadi tingkat Konfederasi, Serikat Pekerja Anggota diubah menjadi Federasi Serikat Pekerja Anggota.

Selanjutnya upaya untuk mempertahankan organisasi juga dibuktikan dengan pergantian pemimpin KSPSI. Pada tahun 2005 diadakan kongres KSPSI dengan dipilihnya Bpk Yacob Nua Wea sebagai ketua KSPSI. Selain menjadi ketua KSPSI Bpk Yacob Nua Wea adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.24

21

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang Pendaftaran Organisasi Serikat Buruh Nomor: per-05/MEN/1998.

22

Keputusan Presiden Nomer: 83 Tahun 1998 Tanggal 5 Juni Tentang Pengesahan Convention Concerning Freedom Of Association Of The Right To Organise (Konvensi Nomer 87 Tentang Kebebasan Berserikat Dan Perlindungan Hak Untuk Berorganisasi).

23

KSPSI,“Sejarah Singkat Konfederasi Sserikat Pekerja Seluruh Indonesia Sejak 1973

Hingga 2012”,tersedia di http://kspsi.com/tentang-kspsi-3/; internet; diunduh pada 28 Januari

2013. 24

Sejalan dengan pekembangan KSPSI, pada tahun 2011 di Cisarua DPP KSPSI mengadakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang menghasilkan sebuah rekomendasi agar dilaksakan Kongres KSPSI. Karena menganggap rekomendasi dari RAKERNAS adalah sebuah amanat, maka dilaksanakannya Kongres ke VIII KSPSI yang diadakan di Batu Malang, Jawa Timur pada tahun 2012, dihadiri dari 25 DPD, 14 SPA, 5 jajaran pengurus DPP serta 8 pengurus MPO dan 430 DPC.

Pada kongres tersebut terdapat beberapa nama calon presiden KSPSI yakni Mathias Tambing, Yorrys Raweyai dan juga Jacob Nuwa Wea. Namun pada perjalannya, Mathias Tambing mengundurkan diri sebagai calon presiden KSPSI karena menurutnya Yorrys Raweyai lebih dapat membawa organisasi kepada perubahan.

Calon presiden yang tetap bertahan sampai diadakan kongres VIII KSPSI yang diadakan di Batu Malang yakni Yorrys Raweyai dan Jacob Nuwa Wea. Dalam kongres tersebut memutuskan Bpk Yorrys Raweyai sebagai Ketua Umum DPP KSPSI dengan masa bakti 2012-2017. Selain itu Bpk Yorrys Raweyai adalah ketua DPP Partai GOLKAR. Dalam sambutannya Yorrys berjanji dalam sambutanya pada kongres VIII KSPSI bahwa akan memperjuangkan kesetaraan gaji pekerja dengan gaji PNS, memperjuangkan penghapusan sistem outsourcing dan mempersiapkan SDM KSPSI dalam menghadapi tantangan global.25

Menurutnya pekerja adalah sendi utama dari perekonomian negara. Maka sudah selayaknya pekerja mendapatkan upah yang layak bagi dirinya serta

25

KSPSI, “Jadi Ketua KSPSI, Yorrys Raweyai Janji Hapus Outsourcing”, tersedia di

http://kspsi.com/berita/jadi-ketua-kspsi-yorrys-raweyai-janji-hapus-outsourcing/; internet; diunduh pada 28 Juli 2013.

keluarganya. KSPSI juga harus bekerja keras untuk memperjuangkan penghapusan sistem outsourcing, karena sistem tersebut menjadi momok yang menakutkan dan akan merugikan bagi pekerja, pekerja tidak dapat kepastian dalam bekerja. Pekerja juga harus merasakan gajinya dipotong, tidak adanya jaminan sosial, keamanan, kesehatan. Maka kiranya menjadi inti dari perjuangan KSPSI untuk menghapuskan sistem outsourcing.

Dengan terpilihnya Yorrys Raweyai sebagai presiden KSPSI membawa nuansa berbeda diarena perburuhan. Yorrys Raweyai dikenal cukup jeli dan pandai dalam melihat sebuah kasus perburuhan dan memenangkannya dengan pola-pola gerak yang rasional. Terbukti ketika diadakan konsolidasi DPP KSPSI di bawah kepemimpinan bapak Yoryys Raweyai menyelenggarakan acara sebagai berikut,

1. Pengukuhan atas kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPP KSPSI) periode 2012-2017. 2. Seminar dua hari tentang ketenaga kerjaan.

3. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) KSPSI periode 2012-2017 Upaya-upaya di atas adalah merupakan usaha merubah paradigma organisasi yang selama ini pada pelaksanaan May Day, DPP KSPSI merasa terpanggil untuk menciptakan suasana yang kondusif.26

Gaya kepemimpinan Yorrys Raweyai dalam mempin KSPSI cenderung menggunakan pola-pola rasional dan mengedepankan diplomasi yang sifatnya

ilmiah, seperti diskusi, seminar, dialog, berunding yang melibatkan elemen tripartit (pemerintah, pengusaha, dan pekerja).

Harapan dari pola rasional adalah, pertama, agar mencerdaaskan pekerja melalui jalur diskusi, seminar, dialog, berunding sehingga mereka dapat mengendalikan diri terlebih dahulu. Karena jikalau dari pekerja/buruhnya saja tidak kuat secara pemahaman situasi kondisi perburuhan, maka mereka mudah saja terombang-ambing oleh sebuah isu kepentingan yang belum pasti itu menjadi kepentingan dari pekerja/buruh. Kedua, pemerintah sudah jelas membuka pintu lebar untuk mengadakan dialog dari setiap masalah perburuhan. Ini harus dimanfaatkan dengan baik dan benar agar kepentingan pekerja/buruh dapat di dengarkan dan di realisasikan oleh pemerintah. Ketiga, jika pola gerak dengan turun kejalan sebagai renspon terhadap sebuah permasalahan, bukan aspek dialog terlebih dahulu dilakukan, maka sulit adanya untuk memperjuangkan sebuah kepentingan dari pekerja/buruh. Di lain hal, cara ini seringkali menggangu ketertiban umum.27

27

Wawancara dengan MuhammadAdlan (Ketua Bidang Humas KSPSI). Jakarta, 18 September 2013.

Dokumen terkait