• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.3. Perkembangan Produksi Pabrik

Perkembangan produksi di Unit Adolina dapat ditinjau dari beberapa hal, antara lain penyediaan bahan baku, keberhasilan dalam proses pengolahan, serta ketersediaan tenaga kerja. Pada proses produksi di Unit Adolina terdapatbeberapa faktor produksi yang digunakan yaitu bahan baku berupa TBS kelapa sawit, tenaga kerja, suplai listrik serta bahan pembantu berupa air dan uap.

5.3.1. Bahan Baku (Jumlah TBS)

Bahan baku sangat berperan penting dalam suatu proses produksi. Pasokan bahan baku yang tidak lancar akan menghambat kelancaran proses produksi. Tandan Buah Segar (TBS) merupakan bahan baku utama dalam kegiatan proses produksi CPO, sehingga ketersediaannya sangat mempengaruhi kegiatan produksi. Dari perkembangan jumlah pasokan TBS yang terlihat pada Tabel 10 dapat diperoleh gambaran bahwa kuantitas pasokan bahan baku TBS meningkat setiap tahunnya. Peningkatan pasokan TBS ini sangat dipengaruhi oleh peningkatan pasokan dari kebun sendiri serta peningkatan pembelian TBS dari pihak ketiga.

Tabel 10. Jumlah TBS yang Diolah Pabrik Kelapa Sawit Adolina Tahun 2008- 2011 (dalam kg)

Tahun TBS Adolina TBS Pembelian TBS Diolah

2008 114.456.600 37.499.625 151.956.225

2009 126.436.320 47.485.410 173.921.730

2010 133.920.200 49.169.860 183.090.060

2011 141.372.483 48.013.038 189.385.521

Sumber : PTPN IV Unit Adolina (2011) 5.3.2. Ketenagakerjaan

Faktor produksi yang tak kalah pentingnya dalam suatu kegiatan produksi adalah tenaga kerja. Ketersediaan tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses. Tenaga kerja merupakan sumberdaya yang dapat mengelola dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi lain sehingga dapat menghasilkan suatu output yang diinginkan.

Jam kerja yang berlaku pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dibagi atas dua bagian yaitu:

48 a. Bagian Kantor

Untuk bagian kantor hanya ada satu shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40 jam kerja per minggu dengan bagian dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jam Kerja Karyawan Kantor Unit Adolina Tahun 2011

No. Hari Waktu Kerja (WIB) Istirahat

1 Senin − Kamis 06.30 – 09.30 10.30 – 15.00 09.30 – 10.30 2 Jumat 06.30 – 09.30 10.30 – 12.00 09.30 – 10.30 3 Sabtu 06.30 – 09.30 10.30 – 13.00 09.30 – 10.30

Sumber : PTPN IV Unit Adolina (2011)

b. Bagian Pabrik

Untuk karyawan pabrik dibagi ke dalam dua shift. Jam kerja karyawan pelaksana berdasarkan shift di Pabrik kelapa sawit Adolina dapat dilihat pada Tabel 12. Waktu istirahat untuk karyawan bagian pengolahan diberikan selama 1 jam tetapi tidak ditentukan jadwal yang tetap. Waktu istirahat tersebut tergantung pada pengaturan waktu tenaga kerja di stasiun kerja masing-masing dengan ketentuan di setiap stasiun tidak boleh kosong.

Tabel 12. Jam Kerja Karyawan Pabrik Kelapa Sawit Adolina Tahun 2011

No. Shift Waktu Kerja (WIB)

1 I 06.30 – 17.00

2 II 17.0 – 05.00

Sumber : PTPN IV Unit Adolina (2011)

Pada Pabrik kelapa sawit Adolina terdapat dua jenis tenaga kerja, yaitu karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Khusus untuk karyawan pelaksana atau biasa disebut sebagai operator pabrik yang dibutuhkan untuk satu kali shift dapat dilihat pada Tabel 13. Tenaga kerja di pabrik kelapa sawit Adolina merupakan tenaga kerja tetap. kebijakan perusahaan menetapkan bahwa karyawan pabrik tetap masuk kerja meskipun bahan baku tandan buah sawit yang akan diolah sedang dalam keadaan kosong. Karyawan pabrik dapat melakukan perawatan mesin pada jika bahan baku kosong.

49

Tabel 13. Pembagian Kerja pada Pabrik Kelapa Sawit Adolina Tahun 2011

No. Stasiun Jumlah TK Jumlah Shift

1 Mandor Shift 2 2 2 Wacht Tukang 4 2 3 Penerimaan TBS 8 2 4 Rebusan 16 2 5 Thresher 4 2 6 Hoisting Crane 4 2 7 Pressan 4 2 8 Klarifikasi 6 2

9 Depericarper & Kernel 6 2

10 Boiler Operator 8 2 11 Kamar Mesin 4 2 12 Water Treatment 2 2 13 Laboratorium 6 2 14 Limbah 4 2 Jumlah 78

Sumber : PTPN IV Unit Adolina (2011) 5.3.3. Jam Olah Mesin

Jam olah menunjukkan rentang waktu lamanya pabrik mengolah dalam satu kali produksi. Jam olah pabrik adalah jam olah efektif ditambah jam olah stagnasi, dimana jam olah efektif mulai dihitung setelah screw press beroperasi sampai screw press berhenti. Sedangkan jam olah stagnasi adalah jumlah jam kerusakan setiap alat yang menyebabkan terhentinya proses screw press. Dalam pengolahan juga dikenal istilah jam olah yang tersedia yang merupakan jam pabrik bekerja dihitung sejak fire up boiler hingga pabrik berhenti. Dimulainya jam olah untuk satu kali produksi tergantung dari ketersedian bahan baku atau TBS. Alokasi jam olah dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Alokasi Jam Olah dan Penggunaan Listrik pada Proses Produksi CPO Pabrik Kelapa Sawit Adolina Tahun 2008-2011

Uraian 2008 2009 2010 2011

Jam Olah (Jam/ tahun) 5.103,00 5.872,00 6.466,00 7.018,50

Listrik (kwh/ ton TBS) 16,20 14,45 15,54 15,96

Sumber : PTPN IV Unit Adolina (2011)

Mesin yang digunakan dalam proses produksi CPO bersifat flow process, dimana kerusakan pada satu mesin akan memberikan hambatan bagi proses produksi selanjutnya. Oleh karena itu, kemampuan mesin dalam melakukan

50 pengolahan sangat mempengaruhi proses produksi. Kemampuan mesin untuk beroperasi ini ditunjukkan oleh jam mesin atau jam olah. Rentang waktu lamanya pabrik mengolah sebenarnya juga dipengaruhi oleh pasokan tandan buah segar ke pabrik, dimana semakin banyak pasokan TBS maka jam olah akan semakin tinggi pula.

5.3.4. Suplai Listrik

Secara keseluruhan pemakaian listrik pada unit Adolina cukup besar, karena dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, namun dalam penelitian hanya dilakukan kajian dalam penggunan listrik untuk proses produksi. Dalam kegiatan produksinya, Unit Adolina mengolah TBS hingga menghasilkan CPO dengan menggunakan bantuan mesin-mesin. Mesin ini digerakkan dengan menggunakan sumber tenaga listrik. Listrik yang dihasilkan berasal dari mesin pembangkit/ genset berbahan bakar solar serta mesin generator bertenaga uap.

Genset digunakan sebagai pembangkit tenaga awal turbine hingga berjalan pada keadaan normal. Selanjutnya turbine beroperasi dengan uap air sebagai sumber tenaga. Uap air sendiri akan dihasilkan oleh ketel uap. Ketel uap merupakan alat yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap air dengan jalan pemanasan yang diperoleh dari hasil pembakaran. Ketel uap dipanaskan (Fire up) dengan membakar sampah yang dikirim (boiler) sebagai sumber pembangkit berupa ampas (cake) dan cangkang (shell) ataupun janjangan kosong (empty buch) yang disediakan pada hari sebelumnya. Alokasi suplai listrik pada proses pengolahan TBS menjadi CPO dapat dilihat pada Tabel 14.

5.3.5. Bahan Pembantu

Pada proses produksi CPO di Unit Adolina menggunakan air dan uap sebagai bahan pembantu pengolahan. Air merupakan kebutuhan vital bagi sebuah PKS karena sebagian besar proses pengolahan memerlukan air. Air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti kesadahan dan kadar silika. Umumnya air yang diperoleh dari sumbernya seperti air hujan, air sungai, air sumur bor dan lainnya. Jika kurang memenuhi syarat, air harus diolah sebelum digunakan. Pada PKS Adolina, air yang digunakan berasal dari air sungai ular yang kemudian diproses lebih lanjut agar layak digunakan untuk proses

51 pengolahan. Air dan uap digunakan pada setiap stasiun terutama pada stasiun pengempaan dan klarifikasi. Fungsi air pada stasiun pengempaan adalah menurunkan viskositas hasil pengempaan daging buah. Sementara pada stasiun klarifikasi air digunakan untuk mempermudah proses pemurnian minyak dari sludge.

Tabel 15. Alokasi Penggunaan Air dan Penggunaan Uap pada Proses Produksi CPO Pabrik Kelapa Sawit Adolina Tahun 2008-2011

Uraian 2008 2009 2010 2011

Air (m3/ ton TBS) 1,338 1,335 1,319 1,307

Uap (kg/ ton TBS) 0,607 0,597 0,625 0,569

Sumber : PTPN IV Unit Adolina (2011)

Dokumen terkait