• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Sektor Industri

Dalam dokumen Deputi Bidang Ekonomi (Halaman 106-113)

Pada tahun 2013 sektor industri pengolahan tumbuh 5,6 persen dengan perincian bahwa industri minyak dan gas bumi tumbuh -1,8 persen dan industri non-migas tumbuh 6,10 persen. Dengan demikian sejak tahun 2011 pertumbuhan industri non-migas telah konsisten tumbuh lebih tinggi dari PDB, lihat Gambar 21. Resesi global menunjukkan pengaruhnya pada pertumbuhan industri non-migas. Bila pada triwulan pertama tumbuh 6,9 persen, maka secara kumulatif pertumbuhan pada triwulan kedua menjadi 6,7 persen, dan triwulan ketiga 6,3 persen. Di samping resesi global, industri dalam negeri juga menghadapi berbagai permasalahan dalam kenaikan faktor input, diantaranya adalah kenaikan upah buruh, gas, listrik, dan bunga bank. Tahun 2014 diharapkan kondisi yang lebih baik.

Gambar 21. Pertumbuhan PDB, Industri, dan Industri Non-Migas Tahun 2001 – 2013 (Persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

Pendorong utama pertumbuhann industri non-migas adalah subsektor alat angkut, mesin dan peralatannya yang tumbuh 10,54 persen. Subsektor lain penyerap tenaga kerja juga konsisten tumbuh positif, industri makanan, minuman dan tembakau tumbuh 3,34 persen, industri tekstil, barang kulit dan alas kaki tumbuh 6,06 persen, dan industri logam dasar besi dan baja tumbuh 6,93 persen. Dengan perkembangan

hutan Indonesia di pasar global meningkat setelah Surat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) diberlakukan. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya ekspor furnitur kayu ke manca negara. Melemahnya sektor konstruksi mengakibatkan terjadi penurunan permintaan akan semen, sehingga pertumbuhan subsektor semen dan barang galian bukan logam sedikit melambat bila dibandingkan tahun 2012, yaitu 3,00 persen, Gambar 22 berikut menjelaskan pertumbuhan subsektor Industri manufaktur tahun 2013

Gambar 22. Pertumbuhan Subsektor Industri Manufaktur Tahun 2013

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, pada bagian berikut ini akan diuraikan perkembangan industri semen dan alat angkut secara lebih rinci.

Gambar 23. Perkembangan Produksi Semen Nasional (dalam Ribu Ton)

Sumber: Kementerian Perindustrian

Produksi semen pada tahun 2013 mencapai 56 juta ton, tumbuh sebesar 7,95 persen jika dibandingkan produksi pada tahun 2012 yang sebesar 52 juta ton. Hal ini turut dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia dan peningkatan kapasitas produksi industri semen dalam negeri. Adapun sepanjang tahun 2013, kebutuhan semen mencapai 59 juta ton dan diprediksi mencapai 63 juta ton pada tahun 2014. Peningkatan produksi semen disebabkan oleh mulai beroperasinya pabrik semen baru sebagai langkah ekspansi industri, Gambar 23. Uraian perkembangan subsektor industri alat angkut akan menjelaskan industri automotif (Roda-4) dan industri sepeda motor (Roda-2). Produksi mobil nasional pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada bulan September yaitu sebesar 33.384 unit. Meskipun terjadi penurunan produksi pada bulan Agustus, peningkatan yang sangat signifikan pada bulan September membuat jumlah produksi mobil pada bulan ini sangat besar yaitu sebesar 91.599 unit. Berdasarkan data BKPM, dari investasi perusahaan asing (PMA) di sektor manufaktur tahun lalu yang mencapai USD 15,7 miliar, investasi di sektor otomotif mencapai USD 3,6 miliar. Sedangkan dari investasi manufaktur perusahaan lokal

tahun ini dengan rata-rata investasi USD 50 juta, atau total investasi mencapai USD 2 miliar. Hal ini sejalan dengan ekspansi pemain otomotif yang beroperasi di Indonesia. Nilai investasi komponen otomotif ini umumnya sekitar 10 persen dari investasi pabrik mobil yang tengah berjalan.

Gambar 24. Perkembangan Produksi, Ekspor dan Impor Mobil Tahun 2013

Sumber: Gaikindo, 2014

Total ekspor CBU mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada bulan September yaitu sebesar 7.466 unit sehingga ekspor CBU pada bulan september menjadi 17.092 unit. Apabila dilihat dari sisi impor, aliran masuk mobil-mobil mewah ke Indonesia terlihat cukup tinggi. Rata-rata setiap tahun ada 7.500 unit mobil impor mewah masuk Indonesia. Importasi tersebut menyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia untuk impor-impor barang yang seharusnya tak perlu. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, setiap tahun Indonesia mampu mengekspor 170.000 unit mobil ke berbagai negara, namun di saat bersamaan setiap tahunnya ada 110.000 unit mobil impor yang masuk ke Indonesia. Total impor CUN pada empat bulan terakhir menjelang akhir tahun lalu (September-Desember 2013) mengalami penurunan di setap bulannya. Secara keseluruhan, ekspor mobil utuh (CBU) dari Indonesia ditargetkan mencapai 200.000 unit tahun ini. Jumlahnya meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai 180.000 unit, lihat Gambar 24.

Sementara itu, produksi sepeda motor nasional sejak tahun 2000 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan. Meskipun sempat beberapa kali mengalami penurunan, tapi industri sepeda motor Indonesia terus berupaya meningkatkan produksinya sepeda motor. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menargetkan

penjualan sepeda motor pada tahun ini bisa mencapai 8 juta unit. Kondisi perekonomian juga cenderung kondusif, serta adanya daya beli masyarakat untuk membeli sepeda motor baru. Hingga November 2013, penjualan sepeda motor mencapai 7.218.606 unit atau meningkat 8,5 persen dari penjualan pada periode Januari-November 2012 sebanyak 6.652.745 unit.

Ekspor sepeda motor nasional sejak tahun 2000 hingga tahun 2013 terlihat fluktuatif dengan tren penurunan pada 2000-2004 dan kembali meningkat hingga 2013. Pasar domestik untuk penjualan sepeda motor di Indonesia dapat dikatakan cukup meningkat, khususnya tahun 2013. Namun untuk pasar luar negeri, secara umum dapat dikatakan bahwa ekspor sepeda motor CBU dari Indonesia kecil.

Gambar 25. Perkembangan Produksi Dan Ekspor Sepeda Motor Nasional Tahun 2000-2013

Sumber: AISI, 2013

Sektor Pariwisata

Sejak tahun 2009, sektor pariwisata secara konsisten tumbuh positif. Indikator utamanya adalah jumlah wisatawan manca negara yang berkunjung ke Indoesia. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,2 persen per tahun. Posisi jumlah wisatawan mancanegara selama tahun 2013 mencapai 8.802.129 orang dengan penerimaan sektor pariwisata mencapai USD 10.100 juta (meningkat dari 6,2 juta wisatawan mancanegara dan penerimaan

2009, terlepas dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun tersebut, Lihat Gambar 26.

Gambar 26. Jumlah Wisatawan Mancanegara Dan Penerimaan Sektor Pariwisata Tahun 2004-2013

Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)

Bila diteliti perkembangan bulanan, kunjungan wisman menunjukkan kenaikan yang konsisten, walau terjadi fluktuasi tetapi memiliki pola peningkatan setiap bulannya. Bulan-bulan dengan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara terendah adalah April (646.117 orang), Juli (717.784 orang) dan Oktober (719.903 orang). Posisi tertinggi kunjungan wisatawan mancanegara dicapai pada Desember 2013 dengan jumlah 860.655 orang. Lihat Gambar 27.

Gambar 27. Jumlah Wisatawan Mancanegara Per Bulan Tahun 2013

Untuk memberikan hasil laporan terbaik, kami mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca.

Kritik dan saran harap dikirimkan ke alamat surat elektronik berikut prasetijo@bappenas.go.id leonard@bappenas.go.id sidqy@bappenas.go.id psumadi@bappenas.go.id winny@bappenas.go.id mesdin@bappenas.go.id lapbul.ekon@gmail.com

Dalam dokumen Deputi Bidang Ekonomi (Halaman 106-113)

Dokumen terkait