• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

E. Perkembangan Sosial Emos

Perkembangan sosial emosi anak diukur dengan menggunakan instrumen Social Emotional Assets and Resiliency Scales (SEARS) (Cohn et al. 2009). Instrumen SEARS yang digunakan adalah instrumen SEARS A yakni SEARS untuk mengukur perkembangan sosial emosi anak usia 7-12 tahun dengan menggunakan teknik laporan diri (self report). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki koefisien cronbach alpha sebesar 0,888 dengan jumlah pernyataan yang digunakan adalah 53 pernyataan. Jawaban pernyataan menggunakan skalaLikert, yaitu: (1) tidak pernah, (2) jarang, (3) kadang-kadang, dan (4) hampir selalu.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 11 pernyataan untuk kompetensi emosional dan konsep diri, 13 pernyataan untuk pengaturan diri, keterampilan dalam memecahkan masalah, dan ketahanan sosial emosi, delapan pernyataan untuk strategi kognitif, delapan pernyataan untuk dukungan, kematangan, dan kemerdekaan sosial, tujuh pernyataan untuk empati, dan enam

pernyataan untuk keterampilan interpersonal/bergaul. Pernyataan yang digunakan dalam instrumen ini adalah pernyataan positif. Jawaban “selalu” diberi nilai tiga, “kadang-kadang” diberi nilai dua, “jarang” diberi nilai satu, dan jawaban “tidak pernah” diberi nilai nol. Skor yang diperoleh dijumlahkan sehingga diperoleh skor terendah adalah nol dan skor tertinggi adalah 159. Selanjutnya, skor dibuat indeks sehingga diperoleh indeks minimum nol dan maksimum 100. Skor yang diperoleh juga dihitung berdasarkan dimensinya. Berdasarkan skor per dimensi akan diperoleh dimensi yang dominan untuk masing-masing anak contoh.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Proses pengolahan data diawali dengan proses editing, coding, entrying, skoring, dan cleaning data. Selanjutnya data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik keluarga (tipe keluarga, besar keluarga, usia ayah ibu, pendidikan ayah ibu, pendapatan keluarga, pekerjaan ibu, pengeluaran keluarga, dan kepemilikan aset), karakteristik anak (usia anak, jenis kelamin, dan urutan kelahiran), kecenderungan gaya pengasuhan orangtua, serta kategori perkembangan sosial emosi anak usia sekolah pada keluarga petani kayu manis.

2. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak, kesejahteraan keluarga, dan gaya pengasuhan terhadap perkembangan sosial emosi anak usia sekolah pada keluarga petani kayu manis.

Y = α + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + 6X6 + 1D1 + 2D2 + 3D3 + ε Keterangan:

Y = Indeks perkembangan sosial emosi α = Konstanta

1-5 = Koefisien regresi X1 = Besar keluarga (orang) X2 = Usia ibu (tahun) X3 = Pendidikan ibu (tahun)

X4 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) X5 = Usia anak (tahun)

D1 = Kesejahteraan keluarga (0=miskin; 1=tidak miskin) D2 = Pekerjaan ibu (0=tidak bekerja; 1=bekerja)

D3 = Jenis kelamin anak (0=anak laki-laki; 1=anak perempuan) D4 = Jenis gaya pengasuhan (0=pengabai emosi, tidak

menyetujui, dan laissez faire; 1=pelatih emosi) ε = Error

3. Analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisis:

a. Pengaruh karakteristik keluarga terhadap kesejahteraan keluarga berdasarkan indikator BPS dan BKKBN.

= 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + ε  Keterangan:

p = Peluang untuk sejahtera (0=tidak sejahtera, 1=sejahtera) 1-5 = Koefisien regresi

X1 = Besar keluarga (orang) X2 = Usia ayah (tahun) X3 = Pendidikan ibu (tahun)

X4 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) X5 = Luas ladang kayu manis (hektar)

ε = Error

b. Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan kesejahteraan keluarga terhadap gaya pengasuhan orangtua.

= α + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5 + 1D1 + 2D2 + 3D3 + 4D4+ ε

Keterangan:

p = Peluang untuk pelatih emosi (0=pengabai emosi, tidak menyetujui, dan laissez faire; 1=pelatih emosi)

α = Konstanta

1-5 = Koefisien regresi X1 = Besar keluarga (orang) X2 = Usia ibu (tahun) X3 = Pendidikan ibu (tahun)

X4 = Pendapatan keluarga (Rp/bulan) X5 = Usia anak (tahun)

1-3 = Koefisien dummy

D1 = Kesejahteraan keluarga (0=miskin; 1= tidak miskin) D2 = Pekerjaan ibu (0=tidak bekerja; 1=bekerja)

D3 = Jenis kelamin anak (0=anak laki-laki; 1=anak perempuan)

Definisi Operasional

Anak usia sekolah adalah anak usia 6-12 tahun yang saat ini berada di kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar.

Keluarga petani kayu manis adalah keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai petani kayu manis.

Besar keluarga adalah ukuran keluarga berdasarkan jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam orang.

Pendidikan orangtua adalah tingkat pendidikan ayah dan ibu yang diukur berdasarkan lama pendidikan formal (tahun) yang pernah diikuti. Pendapatan keluarga adalah penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota

keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per bulan.

Pendapatan per kapita adalah pendapatan keluarga dibagi dengan besar keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan.

Pengeluaran keluarga adalah penjumlahan dari seluruh pengeluaran baik pangan maupun bukan pangan yang dikeluarkan oleh rumah tangga selama satu bulan yang dinyatakan dalam rupiah per bulan.

Pengeluaran per kapita adalah rata-rata pengeluaran untuk setiap anggota rumah tangga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan.

Pengeluaran untuk pangan adalah proporsi pengeluaran yang digunakan untuk mengkonsumsi pangan (makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayur mayur, buah-buahan, minyak, bahan minuman, bumbu, tembakau dan sirih, dan kebutuhan pangan lainnya) yang dinyatakan dalam rupiah per bulan.

Pengeluaran untuk bukan pangan adalah proporsi pengeluaran yang digunakan untuk kesehatan, pendidikan, sandang, energi, perumahan, pajak, komunikasi, dan tabungan yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Kepemilikan aset adalah jumlah aset yang dimiliki oleh keluarga dilihat dari

kepemilikan rumah, kendaraan, alat elektronik, mebel, alat rumah tangga, dan lain-lain.

Kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga dibandingkan dengan indikator kesejahteraan dan atau kemiskinan yang sudah ditentukan (BPS,

BKKBN, dan a simple poverty scorecard for Indonesia). Kategori kesejahteraan mengikuti aturan dari indikator tersebut.

Indikator BPS adalah indikator yang digunakan untuk mengklasifikasikan keluarga miskin berdasarkan garis kemiskinan perdesaan Provinsi Jambi Tahun 2010 yaitu Rp193.834,00.

Indikator BKKBN adalah indikator yang digunakan untuk mengklasifikasian keluarga sejahtera berdasarkan kemampuan dalam memenuhi 21 indikator keluarga sejahtera.

Indikator a simple poverty scorecard for Indonesia adalah indikator yang digunakan untuk memperkirakan tingkat kemiskinan berdasarkan skor yang diperoleh keluarga.

Gaya pengasuhan orangtua adalah cara yang dominan dari orang tua dalam mengarahkan beragam emosi anaknya khususnya emosi negatif.

Gaya pengasuhan pengabai emosi (dismissing) adalah gaya pengasuhan yang orangtua mengabaikan emosi negatif anak.

Gaya pengasuhan tidak menyetujui (disapproving) adalah gaya pengasuhan yang orangtua memberikan sedikit empati ketika anak menunjukkan emosi negatifnya, namun mereka mengabaikan, menolak, tidak menyetujui, dan menegur/menghukum anak atas ekspresi emosinya. Gaya pengasuhan laissez faire adalah gaya pengasuhan yang orangtua yang

menerima/empati dengan emosi anak tetapi tidak membimbing tingkah laku anak.

Gaya pengasuhan pelatih emosi (emotion coaching) adalah gaya pengasuhan yang orangtua melatih emosi anak sehingga anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, belajar dengan baik, dan dapat bergaul dengan baik.

Perkembangan sosial emosi adalah perkembangan sosial emosi anak usia sekolah yang dilihat dari keterampilan bergaul, empati, keterampilan interpersonal, dukungan sosial, keterampilan dalam memecahkan masalah, kompetensi emosional, kematangan sosial, konsep diri, pengelolaan diri, kemerdekaan sosial, strategi kognitif, dan ketahanan sosial emosi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait