Penetapan kawasan cagar alam, hutan lindung, taman nasional, dan taman
laut merupakan wujud dari upaya pelestarian sumberdaya alam hayati. Penentuan
cagar alam dapat bersifat botanis, faunis dan estetis yang menonjolkan keindahan
alam, tetapi pada kenyataannya tidak ada pemisahan tegas, dan biasanya dimana
fauna dilindungi maka habitatnya berupa berbagai flora dan alam sekitarnya juga
terlindungi dengan sendirinya. Pada saat ini terdapat lebih dari 2.6 ribu kawasan
lindung di dunia yang meliputi daerah hampir seluas 4 juta km2 pada 124 negara
(McKinnon et al., 1993). Selama tahun 1970an, jumlah kawasan lindung
meningkat 46% dengan total luas kawasan meningkat lebih 80% yang sebahagian
besar terdapat di negara-negara tropika (Harrison et al., 1984). Kawasan lindung
berdasarkan kategori IUCN (World Conservation Union) dapat diklasifikasikan
atas enam kategori yaitu:
1. Cagar Alam yaitu kawasan lindung yang dikelola khususnya untuk
kepentingan ilmu pengetahuan, dan Suaka Alam yaitu kawasan lindung yang
dikelola khusus untuk perlindungan alam,
2. Taman Nasional yaitu kawasan lindung yang dikelola khusus untuk
konservasi ekosistem dan rekreasi,
3. Monumen Alam yaitu kawasan lindung yang dikelola untuk kepentingan ciri-
4. Kawasan Pengelolaan Habitat/Species yaitu kawasan lindung yang dikelola
khususnya untuk konservasi melalui intervensi pengelolaan,
5. Kawasan Perlindungan Alam/Laut yaitu kawasan lindung yang dikelola
khusus untuk konservasi dan rekreasi laut/alam dan
6. Kawasan Perlindungan Pengelolaan Sumberdaya Alam yaitu yaitu kawasan
lindung yang dikelola untuk pemanfaatan ekosistem alam secara lestari.
Hutan konservasi adalah hutan yang dirancang untuk perlindungan
hidupan liar atau habitatnya, biasanya berada dalam taman-taman nasional dan
kawasan-kawasan lindung lainnya, sedangkan hutan lindung merupakan kawasan
hutan yang ditujukan untuk menjalankan fungsi-fungsi lingkungan, khususnya
untuk memelihara tutupan vegetasi dan stabilitas tanah pada lereng-lereng curam
dan melindungi daerah aliran sungai (FWI/GWF, 2001). Taman nasional berarti
gabungan sistem pengelolaan suaka alam, taman wisata, taman laut, sampai
kepada pengelolaan hutan produksi dengan manajemen terpadu, dan berdasarkan
UU No. 5 tahun 1990 bersama dengan taman hutan raya dan taman wisata alam
ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam. Kawasan-kawasan ini berfungsi
sebagai sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman satwa dan
tumbuhan serta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari satwa dan tumbuhan
serta ekosistemnya. Kriteria dan batasan serta pengertian sebuah taman nasional
menurut Dirjen PHPA (2002) adalah sebagai berikut:
• Suatu taman nasional harus cukup luas dan mempunyai sumberdaya alam yang khas dan unik baik flora, fauna, ekositem, maupun gejala alam yang
• Tidak terjadi perubahan, baik yang disebabkan kegiatan eksploitasi, maupun pemukiman penduduk, dengan pengelolaan dibawah kebijakan dan sistem
suatu departemen berkompeten dan bertanggungjawab.
• Memberikan kesempatan bagi pengembangan objek wisata alam, sehingga terbuka untuk umum dengan persyaratan khusus, seperti untuk tujuan
pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, bina cinta alam, dan rekreasi.
• Wisata alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan, serta memiliki potensi dan daya tarik bagi
wisatawan dan untuk upaya pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alami
maupun setelah budidaya. Pola kegiatan yang diijinkan dalam kawasan ini
adalah pariwisata, pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta alam.
• Konservasi adalah pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati secara bijaksana, berdasarkan prinsip kelestarian dan jaminan kesinambungan
persediaan, serta dipelihara untuk peningkatan kualitas dan keragamannya.
• Sumberdaya alam hayati adalah unsur-unsur hayati dalam alam bersama-sama dengan unsur non-hayati yang secara keseluruhan membentuk ekosistem.
Ekosistem adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur dalam alam, baik
hayati maupun non-hayati yang saling tergantung dan saling mempengaruhi.
• Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik darat maupun perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan, serta satwa dan
• Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik darat maupun perairan dengan fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistem.
• Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas tumbuhan, satwa, dan ekosistem serta perkembangannya diserahkan kepada alam.
• Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan melalui pembinaan habitatnya.
• Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri atas zona inti dan zona lain yang dimanfaatkan untuk
tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi, dan pendidikan.
• Hutan wisata adalah kawasan hutan yang disebabkan keadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan dengan tujuan untuk
pengembangan pendidikan/penyuluhan, rekreasi, dan olah raga.
Taman Nasional memiliki peran sebagai wahana pendidikan, ilmu
pengetahuan/teknologi, penelitian, budaya, penunjang budidaya, rekreasi dan
pariwisata alam, dan menurut (Mc Kinnon et al, 1993) dibagi atas beberapa
bagian dengan tujuan pemanfaatan berbeda, yaitu;
• Daerah inti adalah kawasan yang memiliki kemurnian flora dan fauna
alamiah, sehingga tidak boleh diganggu kecuali untuk kegiatan penelitian.
• Daerah rimba adalah kawasan hutan yang berfungsi sebagai pelindung daerah
• Daerah pemanfaatan merupakan daerah yang dipersiapkan sebagai daerah
wisata.
• Daerah penyangga adalah kawasan hutan bagian luar taman nasional yang
dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, atau hutan produksi.
Luas total taman nasional di Indonesia sampai Agustus 2002 mencapai
15.03 juta Ha dan penyebarannya berdasarkan kawasan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penyebaran Luas Taman Nasional Pada Masing-masing Kawasan di Indonesia
No Kawasan Jumlah (unit) Luas
Ha %
1 Sumatera 9 3 711 517.87 24.70
2 Sulawesi 6 2 631 139.00 17.51
3 Kalimatan 7 3 177 259.00 21.14
4 Maluku dan Irian 4 4 561 910.00 30.36
5 Jawa, Bali dan Nusteng 15 946 578.18 6.30
Total (Indonesia) 41 15 028 404.05 100.00
Sumber: Hasil olahan data Departemen Kehutanan RI. 2003.
Hal-hal administratif yang berkaitan dengan kawasan yang dilindungi
menurut McKinnon et al, (1993) mencakup organisasi administrasi dengan tipe
organisasi yang bervariasi sesuai dengan luas, kebutuhan dan tujuan pelestarian,
posisi otoritas pengelola kawasan yang dilindungi dalam pemerintahan, struktur
administrasi otorita pengelola kawasan, dan prosedur organisasi. Perluasan
peranserta dan kerjasama dalam pengelolaan kawasan lindung memerlukan
dengan otorita setempat dan memperkuat hubungan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) serta keterlibatan masyarakat setempat. Proses pengambilan
keputusan dalam upaya pelestarian alam disajikan pada Gambar 1.
Secara geografis kawasan TNKS terletak pada posisi 1005’ - 3027’
Lintang Selatan, dan 100035’-102045’ Bujur Timur dan secara administratif
terletak pada 4 provinsi dan 9 kabupaten. Luas TNKS mencapai 1.48 juta Ha
berdasarkan Surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/1982, ternyata
PEMERINTAH