• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKIRAAN EKONOMI DUNIA 2015-2016

Tabel 5. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF WEO-IMF Realisasi Perkiraan Kelompok Negara 2014 2015 2016 Dunia 3,4 3,1 3,6 Negara Maju 1,8 2,0 2,2 Amerika Serikat 2,4 2,6 2,8 Kawasan Eropa 0,9 1,5 1,6 Negara Berkembang 4,6 4,0 4,5 Tiongkok 7,3 6,8 6,3 ASEAN-5 4,6 4,6 4,9

Amerika Latin dan

Karibia 1,3 -0,3 0,8

Sub Sahara Afrika 5,0 3,8 4,3

Sumber: World Economic Outlook, Oktober 2015

IMF menjelaskan resiko ketidakpastian aktivitas ekonomi global masih menandai kelanjutan pelemahan kondisi ekonomi negara-negara berkembang dan perbaikan ekonomi negara-negara maju yang berjalan lambat. Potensi pertumbuhan PDB dunia yang masih terkoreksi pada tahun 2015 disebabkan oleh penurunan harga komoditas, depresiasi mata uang negara-negara berkembang, dan volatilitas pasar keuangan terus meningkat. Namun demikian, aktivitas perekonomian global mengalami sedikit penguatan pada tahun 2016. Perbaikan ekonomi negara-negara maju yang dimulai tahun 2016 diperkirakan semakin menguat.

Sektor manufaktur Singapura terkontraksi pada triwulan IV tahun 2015, sedangkan sektor konstruksi dan industri jasa mengalami pertumbuhan.

Resiko ketidakpastian aktivitas ekonomi global masih menandai kelanjutan pelemahan kondisi ekonomi negara-negara berkembang dan perbaikan ekonomi negara-negara maju yang berjalan lambat

Bank Dunia juga menyatakan koreksi pada pertumbuhan ekonomi dunia disebabkan oleh perlambatan aktifitas perekonomian pada negara berkembang maupun negara maju akibat penurunan harga komoditas, perdagangan dunia, dan aliran modal. Pada tahun 2016, perekonomian dunia diperkirakan kembali menguat. Disisi lain, beberapa proyeksi pertumbuhan negara-negara berkembang mengalami kenaikan secara bertahap diantaranya Brazil, Rusia, beberapa negara Amerika Latin, dan Timur Tengah, meskipun perekonomian Tiongkok diperkirakan masih melambat.

Perbaikan Amerika Serikat diperkirakan terus berjalan. Hal ini didorong oleh kondisi pelonggaran keuangan dan penguatan pasar tenaga kerja dan properti. Namun, penguatan mata uang Dolar yang berpengaruh pada sektor manufaktur dan rendahnya harga minyak mentah akan mengurangi investasi di sektor peralatan dan struktur pertambangan. Di sisi lain, perekonomian di kawasan Eropa diperkirakan terus membaik dan pertumbuhannya cenderung moderat. Hal ini disebabkan oleh penguatan konsumsi swasta yang didorong oleh pelemahan harga minyak mentah dan longgarnya kebijakan moneter, meskipun berdampak bagi pelemahan net ekspor.

Sementara, pertumbuhan ekonomi negara berkembang masih akan cenderung melambat pada tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan investasi yang melambat seiring dengan reformasi struktural Tiongkok. India dan seluruh negara berkembang Asia diperkirakan tumbuh cukup kuat, walaupun beberapa negara terkena dampak reformasi struktural Tiongkok dan pelemahan sektor manufaktur secara global. Perlambatan ekonomi ASEAN-5 dipengaruhi oleh pelemahan term of trade

Malaysia, serta perbaikan ekonomi Thailand, Filipina, dan Vietnam akibat penurunan harga minyak

Perbaikan Amerika Serikat didorong oleh kondisi pelonggaran keuangan dan penguatan pasar tenaga kerja dan properti

Pertumbuhan ekonomi negara berkembang masih akan cenderung

melambat pada tahun 2015 disebabkan oleh pertumbuhan investasi yang melambat seiring dengan reformasi struktural Tiongkok Koreksi pada pertumbuhan ekonomi dunia disebabkan oleh perlambatan aktifitas perekonomian pada negara berkembang maupun negara maju

dan Pasifik disebabkan oleh perlambatan ekonomi Tiongkok dan perbaikan ekonomi hampir di seluruh kawasan. Pertumbuhan moderat diperkirakan terjadi di Malaysia dan Indonesia, sejalan dengan berkurangnya gejolak politik Malaysia dan reformasi ekonomi yang mendorong pertumbuhan investasi Indonesia. Selain itu, Thailand diperkirakan masih dibayangi ketidakpastian kondisi politik yang berimplikasi pada investasi swasta dan tingginya utang rumah tangga yang menghambat konsumsi swasta.

Sementara itu, kondisi ekonomi di kawasan Amerika Latin dan Karibia diperkirakan masih melambat pada tahun 2015, dan pertumbuhan cenderung moderat pada tahun 2016. Proyeksi penurunan harga komoditas dan pergolakan domestik menekan kinerja perekonomian beberapa negara di Amerika Latin. Sementara itu, Brazil sebagai salah satu perekonomian terbesar di kawasan Amerika Latin diperkirakan kembali tumbuh dibawah prediksi. Penurunan kepercayaan konsumen dan bisnis, serta permintaan dalam negeri terjadi akibat gangguan politik, penurunan investasi secara cepat, dan pengetatan kebijakan makroekonomi. Selain itu, perbaikan permintaan dari pasar Amerika Serikat akan mendukung perekonomian, seiring dengan implementasi reformasi struktural di Meksiko dan perjanjian damai dengan pemberontak di Kolombia.

Perekonomian di kawasan Sub Sahara Afrika cenderung mengalami perlambatan sebagai dampak dari kelanjutan pelemahan harga komoditas dan biaya kredit yang semakin tinggi di beberapa negara ekonomi terbesar seperti Angola, Nigeria, Afrika Selatan dan negara eksportir komoditas lainnya. Hal ini terjadi akibat penurunan permintaan dari Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar negara Sub Sahara Afrika dan pengetatan kondisi keuangan global. Perbaikan ekonomi di kawasan Sub Sahara

Kondisi ekonomi di kawasan Amerika Latin dan Karibia diperkirakan masih

melambat pada tahun 2015, dan pertumbuhan

cenderung moderat pada Perekonomian di kawasan Sub Sahara Afrika

cenderung mengalami perlambatan sebagai dampak dari penurunan harga komoditas

Afrika pada tahun 2016 terjadi seiring dengan penguatan belanja pemerintah dan investasi swasta. Tabel 6. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia (YoY)

Pertumbuhan PDB (%)

2014 2015 2016

ADO Update ADO Update

Asia 6,2 6,3 5,8 6,3 6,0 Asia Timur 6,5 6,5 6,0 6,3 6,0 Tiongkok 7,3 7,2 6,8 7,0 6,7 Jepang -0,1 1,1 1,5 1,4 1,6 Asia Selatan 6,8 7,2 6,9 7,6 7,3 Asia Tengah 5,1 3,5 3,3 4,5 4,2 ASEAN 4,4 4,9 4,4 5,3 4,9 Singapura 2,9 3,0 2,1 3,4 2,5

Sumber: Asian Development Outlook, 2015

ADB mengeluarkan proyeksi mengenai pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia tahun 2015 dan 2016. Perekonomian negara-negara berkembang Asia tahun 2015 dan 2016 kembali dikoreksi, karena lambatnya perbaikan ekonomi beberapa negara maju, serta moderasi proyeksi pertumbuhan negara Tiongkok dan India. Prospek perlambatan negara-negara berkembang Asia menyebar ke seluruh kawasan. Proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara diperkirakan masih cenderung moderat. Sementara, pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tengah menunjukkan pelemahan.

ADB memprediksi pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur masih melambat akibat permintaan eksternal yang melemah, meskipun terdapat stimulus fiskal di Korea Selatan dan kebiijakan akomodatif pemerintah Tiongkok. Perlambatan ekonomi di kawasan Asia Timur paling dirasakan oleh Mongolia dimana penurunan penanaman modal asing, output pertanian, dan kelanjutan kebijakan moneter ketat yang diberlakukan pemerintah. Selain itu, kinerja ekspor Taiwan mengalami penurunan akibat perlambatan ekonomi Tiongkok. Pada tahun 2016, kinerja perekonomian di negara-negara maju diasumsikan

Perekonomian negara-negara berkembang Asia tahun 2015 dan 2016 kembali dikoreksi, karena lambatnya perbaikan ekonomi beberapa negara maju, serta moderasi proyeksi pertumbuhan negara Tiongkok dan India. menyebar ke seluruh kawasan

Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur masih melambat akibat permintaan eksternal yang melemah meskipun terdapat stimulus fiskal di Korea Selatan dan kebiijakan akomodatif pemerintah Tiongkok

mengalami perbaikan yang akan berdampak positif bagi negara-negara di kawasan Asia Timur kecuali Tiongkok.

Menurut ADB, pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2015 dipengaruhi oleh penurunan investasi dan produksi industri, kebijakan fiskal yang lebih kontraktif, kebijakan moneter akomodatif, serta nilai tukar Yuan terhadap USD. Sementara, tingkat ekspor diperkirakan menurun seiring dengan perbaikan ekonomi negara-negara mitra dagang yang berjalan lambat. Namun demikian, neraca perdagangan dan neraca pembayaran dalam kondisi surplus seiring dengan penurunan impor akibat fluktuasi harga komoditas dan subtitusi impor. Disisi lain, pelemahan sektor properti, perlambatan pertumbuhan investasi, dan reformasi struktural diperkirakan menekan laju pertumbuhan ekonomi. Namun, kebijakan fiskal dan moneter yang komodatif, serta penguatan permintaan eksternal dan dalam negeri akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun 2016. Aktivitas perekonomian Jepang diperkirakan mengalami penguatan profit perusahaan swasta, depresiasi mata uang Yen, dan penurunan harga minyak mentah mendorong perkiraan pertumbuhan positif ekonomi Jepang. Pada tahun 2016, fluktuasi pasar keuangan, devaluasi mata uang Tiongkok, dan depresiasi mata uang negara lain di Asia dapat menekan permintaan ekspor Jepang. Konsumsi dalam negeri dan investasi diproyeksikan mengalami perbaikan, meskipun fase perlambatan permintaan eksternal diperkirakan tetap terjadi.

Sementara itu, estimasi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Selatan pada tahun 2015 menurun disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi India yang cenderung moderat, perlambatan ekonomi di negara-negara maju, perdagangan global, penundaan mengenai reformasi struktural India yang berakhir

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2015 dipengaruhi oleh penurunan investasi dan produksi industri kebijakan fiskal yang lebih kontraktif, kebijakan moneter

akomodatif, serta nilai tukar Yuan terhadap USD

Aktivitas perekonomian Jepang diperkirakan mengalami penguatan profit perusahaan swasta, depresiasi mata uang Yen, dan penurunan harga minyak mentah

Estimasi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Selatan menurun disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi India yang cenderung moderat, perlambatan ekonomi di negara-negara maju, perdagangan global, penundaan mengenai reformasi struktural India

deadlock di parlemen. Disisi lain, perlambatan aktivitas ekonomi negara-negara lain dapat memberi sentimen negatif bagi pertumbuhan kawasan Asia Selatan. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan pendapatan sektor pariwisata Maladewa dan pemulihan ekonomi akibat gempa besar di Nepal berjalan lambat, meskipun permintaan dalam negeri Bangladesh dan Pakistan cukup kuat

Perekonomian di kawasan Asia Tengah diperkirakan kembali melemah seiring dengan penurunan harga komoditas, dan perlambatan ekonomi Federasi Rusia. Pada tahun 2015, pertumbuhan negara-negara eksportir energi seperti Azerbaijan, Kazakhstan, Turkmenistan, serta Uzbekistan melambat akibat penurunan harga minyak mentah dan gas.Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi negara-negara importir energi seperti Armenia, Georgia, Kirgiztan, serta Tajikistan juga melambat karena pelemahan konsumsi domestik akibat remittances yang lebih rendah.Pada tahun 2016, pelemahan ekonomi pada sebagian besar negara-negara eksportir akibat perlambatan ekonomi Federasi Rusia dan Tiongkok akan menahan laju pertumbuhan ekonomi di

Kawasan Asia Tengah.

Pertumbuhan Kawasan ASEAN pada tahun 2015 mengalami perlambatan, dimana pertumbuhan enam dari sepuluh negara ASEAN dikoreksi turun yaitu Indonesia, Kamboja, Laos, Filipina, Singapura, Thailand. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang melemah di sebagian besar negara maju termasuk Tiongkok. Selain itu, pelemahan permintaan global, penurunan harga minyak global, dan komoditas berpengaruh besar bagi kinerja ekspor Brunei Darusalam dan Malaysia. Pada tahun 2016, perekonomian ASEAN diperkirakan membaik melalui peningkatan ekspor dan investasi pemerintah, seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi global.

Perekonomian di kawasan Asia Tengah diperkirakan kembali melemah seiring dengan penurunan harga komoditas, dan

perlambatan ekonomi Federasi Rusia serta Tiongkok

Pertumbuhan Kawasan ASEAN pada tahun 2015 mengalami perlambatan, dimana pertumbuhan enam negara ASEAN dikoreksi turun dan sebagian besar negara maju termasuk Tiongkok

Dalam publikasi Asian Development Outlook 2015, proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura dikoreksi turun disebabkan oleh revisi turun pertumbuhan ekspor pada sebagian besar negara tujuan ekspor, serta kontraksi pertumbuhan pada sektor manufaktur yang menyebabkan penurunan output rekayasa transportasi, dan industri biomedis. Pertumbuhan yang moderat juga ditunjukkan oleh perkiraan tumbuhnya sektor jasa khususnya perdagangan besar, retail, bisnis jasa, dan konstruksi. Pada sisi penerimaan, kenaikan konsumsi swasta akan mendorong pengeluaran konsumsi, meskipun permintaan dalam negeri masih melemah akibat penurunan inventori.

Dokumen terkait