• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkiraan Ekonomi Dunia

Dalam dokumen LAPORAN TRIWULAN IV TAHUN 2016 FINAL (Halaman 33-39)

Setelah pelemahan perekonomian sepanjang 2016 akibat kinerja perdagangan dan investasi yang melemah, perekonomian dunia diperkirakan akan membaik walaupun masih moderat pada tahun 2017. Perbaikan ini terutama terjadi pada negara-negara emerging market and developing economies (EMDEs). Kebijakan stimulus fiskal di Amerika Serikat dan Tiongkok akan menyumbang pertumbuhan ekonomi dunia, namun ketidakpastian kebijakan terutama isu proteksionisme tetap akan memberikan risiko penurunan pertumbuhan ekonomi dunia. Perbaikan harga-harga komoditas dunia diproyeksikan akan meningkat dan lebih stabil tahun 2017 sampai tahun 2019 dan mendukung pertumbuhan ekonomi di negara-negara EMDEs terutama negara eksportir. Secara umum pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan meningkat secara moderat tahun 2017 dan proyeksi ini tidak banyak berubah dari proyeksi triwulan III tahun 2016.

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF WEO-IMF Realisasi Perkiraan Kelompok Negara 2015 2016 2017 2018

Okt* Jan** Okt* Jan** Dunia 3,2 3,1 3,4 3,4 3,6 3,6 Negara Maju 2,1 1,6 1,8 1,9 1,8 2,0 Amerika Serikat 2,6 1,6 2,2 2,3 2,1 2,5 Kawasan Eropa 2,0 1,6 1,5 1,6 1,6 1,6 Jerman 1,5 1,7 1,4 1,5 1,4 1,5 Inggris 2,2 2,0 1,1 1,5 1,7 1,4 Jepang 0,5 0,9 0,6 0,8 0,5 0,5 Negara Berkembang 4,0 4,1 4,6 4,5 4,8 4,8 Tiongkok 6,9 6,7 6,2 6,5 6,0 6,0 India 7,6 7,0 7,6 7,2 7,7 7,7 ASEAN-5 4,8 4,8 5,1 4,9 5,2 5,2 Amerika Latin dan

Karibia 0,0 -0,7 1,6 1,2 2,2 2,1 Stagnansi perdagangan

global, pelemahan investasi, ketidakpastian kebijakan menjadi tantangan terbesar bagi perekonomian dunia. Namun perbaikan secara moderat perekonomian dunia diperkirakan terjadi tahun 2017.

WEO-IMF Realisasi Perkiraan Kelompok Negara 2015 2016 2017 2018

Okt* Jan** Okt* Jan**

Brazil -3,8 -3,5 0,5 0,2 1,5 1,5

Sub Sahara Afrika 3,4 1,6 2,9 2,8 3,6 3,7

Afrika Selatan 1,3 0,3 0,8 0,8 1,6 1,6

Sumber: *World Economic Outlook, April 2016 **World Economic Outlook, Oktober 2016

Terpilihnya presiden baru Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan pengaruh terhadap proyeksi perekonomian negara Amerika Serikat. Proposal pemotongan pajak untuk perusahaan dan individu, peningkatan pengeluaran untuk infrastruktur, proteksi perdagangan dan imigrasi adalah kebijakan yang berdampak besar terhadap perekonomian Amerika Serikat kedepan. Kebijakan ekspansi fiskal yang direncanakan pemerintah akan memberikan dampak peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Dengan adanya stimulus fiskal sebesar 1 persen dari PDB, diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan Amerika Serikat sebesar 0,7 persen hingga 1,5 persen dalam dua tahun. Dengan demikian pertumbuhan Amerika Serikat (bila implementasi stimulus fiskal dilakukan secara penuh dan pertimbangan dari kebijakan lain) akan meningkat menjadi 2,2-2,5 persen tahun 2017 dan 2,5-2,9 persen tahun 2018.

Adanya ketidakpastian kebijakan termasuk pemilihan di Amerika Serikat dan keputusan Inggris keluar dari EU memberikan dampak pelemahan investasi di kawasan Eropa. Namun, suku bunga negatif yang disertai dengan program belanja aset yang lebih besar oleh European Central Bank, memberikan kemudahan biaya meminjam dan memberikan dampak positif kepada alur peminjaman. Inflasi di kawasan Eropa masih dibawah target. Pertumbuhan ekonomi negara-Pertumbuhan ekonomi

Amerika Serikat

diperkirakan akan membaik seiring sektor manufaktur yang diprediksi akan meningkat dan kebijakan stimulus fiskal.

Investasi yang menurun karena ketidakpastian kebijakan, suku bunga negatif, pelonggaran kebijakan moneter dan Brexit berdampak pada perlambatan perekonomian negara kawasan Eropa pada 2017 dan mulai stabil pada 2018 dan 2019.

negara kawasan Eropa tahun 2017 diproyeksi melambat karena pelemahan peningkatan pendapatan dan ketidakpastian kebijakan yang meningkat.

Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan mengalami perlambatan pada tahun 2017 karena adanya penurunan ekspor ke negara-negara mitra dagang utama, dan permintaan domestik yang juga menurun. Perekonomian Jepang diperkirakan tumbuh sebesar 0,8 persen (WEP Januari 2017). ADB juga memprediksi perekonomian Jepang tumbuh sebesar 0,8 persen pada tahun 2017 (Tabel 4). Ketidakpastian perdagangan global dan kebijakan lainnya yang merupakan dampak dari terpilihnya presiden baru Amerika Serikat diperkirakan berdampak pada faktor eksternal Jepang dan pelemahan hingga dua kali lipat permintaan domestik, yang dapatmenyebabkan perekonomian Jepang diprediksi melemah tahun 2017. Selain itu penuan populasi menjadi isu permasalahan yang sedang dihadapi negara Jepang sehingga lebih sedikit orang yang menyumbang untuk pertumbuhan ekonomi menjadikan rencana pemerintah Jepang menaikkan pajak konsumsi dari 8 persen menjadi 10 persen yang direncanakan pada Oktober 2015 dan diundur menjadi April 2017 kini diundur kembali hingga tahun 2019.

Perekonomian Jepang diperkirakan melambat pada tahun 2017 karena rencana peningkatan pajak konsumsi oleh pemerintah, penurunan pertumbuhan potensial karena penurunan angkatan kerja,

perdagangan, dan

permintaan domestik yang melemah.

Pada tahun 2017, Tiongkok diperkirakan akan tumbuh 6,5 persen mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari tahun 2016 namun masih dalam pertumbuhan moderat. Hal ini karena adanya permintaan eksternal yang melemah sehingga menyebabkan penurunan ekspor Tiongkok, ketidakpastian perdagangan dunia, dan investasi swasta yang melemah. Investasi pemerintah kemungkinan akan meningkat namun investasi swasta akan cenderung menurun karena iklim bisnis yang tidak baik dan ketidakpastian ekspor. Selain itu penurunan penduduk usia kerja, pelemahan konsumsi dan pelemahan ekspor manufaktur dan investasi menjadi tekanan pada

perekonomian Tiongkok. Begitu juga

penyeimbangan antara investasi dan konsumsi serta dari sektor industri ke sektor jasa juga diprediksi masih moderat. Hal tersebut tergantung kepada reformasi struktural pada BUMN dan restrukturisasi perusahaan termasuk juga penurunan kelebihan keuangan.

Perekonomian negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia akan meningkat pada tahun 2017 menjadi 1,2 persen seiring dengan peningkatan ekonomi Brazil yang merupakan negara dengan perekonomian yang besar di wilayah tersebut. Selain itu Amerika Selatan, Meksiko dan Amerika bagian tengah juga akan mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi. Beberapa negara juga membuat kebijakan implementasi konsolidasi dan reformasi fiskal yang akan mendorong investasi masuk ke negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Aktivitas ekonomi juga akan didukung oleh ekspor seiring dengan depresiasi yang terjadi.

Perekonomian negara Tiongkok diperkirakan masih berada pada tingkat moderat pada tahun 2017 karena permintaan eksternal yang masih lambat,

ketidakpastian perdagangan dunia dan investasi swasta yang menurun.

Pertumbuhan ekonomi di kawasan Amerika Latin dan Karibia diperkirakan meningkat karena pertumbuhan positif di Brazil.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara Sub Sahara Afrika diperkirakan mengalami peningkatan secara moderat pada tahun 2017. Hal ini didorong oleh adanya peningkatan pertumbuhan secara perlahan terhadap konsumsi dan ekspor negara-negara Sub Sahara Afrika. Begitu juga peningkatan harga komoditas dunia yang mulai meningkat secara perlahan. Namun demikian peningkatan harga komoditas saat ini masih berada di bawah harga komoditas tahun 2011. Hal ini menyebabkan terjadi variasi pendapatan negara-negara di Sub Sahara Afrika, dimana negara eksportir minyak akan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih lambat dibandingkan dengan negara eksportir metal. Di Afrika Selatan, tekanan inflasi dan tingkat pengangguran yang meningkat menyebabkan peningkatan pengeluaran konsumsi. Di Nigeria, kenaikan harga minyak dunia secara perlahan memperbaiki kondisi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan negara-negara pengekspor komoditas pertanian seperti Ethiopia, Kenya, Rwanda, Senegal, dan Tanzania terus meningkatkan pembangunan infrastruktur dengan pembiayaan melalui public private partnership.

Tabel 4. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB (YoY)

Pertumbuhan PDB (%)

2015

2016 2017

ADO

ADOS ADO ADOS

2016 2016 Asia 5,9 5,7 5,6 5,7 5,7 Asia Timur 6,1 5,8 5,8 5,6 5,6 Tiongkok 6,9 6,6 6,6 6,4 6,4 Jepang 0,6 0,6 0,6 0,5 0,8 Asia Selatan 7,0 6,9 6,6 7,3 7,3 India 7,6 7,4 7,0 7,8 7,8 ASEAN 4,4 4,5 4,5 4,6 4,6 Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 meningkat secara moderat diperkirakan terjadi di kawasan Sub Sahara Afrika seiring masih adanya stabilisasi harga komoditas dunia.

Pertumbuhan PDB (%)

2015

2016 2017

ADO

ADOS ADO ADOS

2016 2016

Indonesia 4,8 5,0 5,0 5,1 5,1

Filipina 5,9 6,4 6,8 6,2 6,4

Thailand 2.8 3,2 3,2 3,5 3,5

Malaysia 2,1 2,1 2,1 2,5 2,5

Sumber: Asia Development Outlook Suplement Januari 2017

Perekonomian negara di kawasan Asia diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Selatan dan Asia Timur yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Selatan seperti India didukung oleh pengeluaran pemerintah dan konsumsi masyarakat. Di Asia Timur, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan menurun namun masih dalam level moderat menjadi 5,6 persen. Konsumsi privat dan jasa yang didukung pertumbuhan upah serta penciptaan lapangan pekerjaan menjadi sektor utama penyumbang pertumbuhan di kawasan Asia Timur. Pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara diperkirakan meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,6 persen didorong oleh konsumsi masyarakat dan investasi infrastruktur serta inflasi yang rendah di hampir seluruh wilayah serta proyeksi peningkatan perekonomian Malaysia dan Filipina. Di Indonesia, pertumbuhan diperkirakan tumbuh 5,1 persen tahun 2017 seiring dengan adanya peningkatan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur serta investasi publik yang diprediksi akan terus meningkat. Ekonomi Malaysia diprediksi akan meningkat secara perlahan sepanjang tahun 2017 menjadi 4,4 persen seiring dengan perbaikan di sektor industri utama yang meningkatkan Perekonomian kawasan Asia

tahun 2017 menurut ADB diprediksi meningkat seiring proyeksi peningkatan pertumbuhan di beberapa kawasan seperti Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara diperkirakan meningkat pada tahun 2017 menjadi 4,6 persen dengan didukung oleh konsumsi privat dan inflasi yang rendah di hampir seluruh wilayah serta proyeksi peningkatan

perekonomian Malaysia dan Filipina.

permintaan eksternal dan pengucuran anggaran pada bulan Oktober yang memberikan dukungan pada perekonomian domestik. Filipina akan mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi menjadi 6,4 persen tahun 2017 dengan permintaan domestik yang meningkat, serta investasi yang akan terus meningkat dalam rangka meningkatkan infrastruktur publik dan memperbaiki iklim bisnis.

PERKEMBANGAN KEUANGAN INTERNASIONAL

Dalam dokumen LAPORAN TRIWULAN IV TAHUN 2016 FINAL (Halaman 33-39)

Dokumen terkait