• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam – macam Perlakuan ( treatment ) terhadap Perbedaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

II. Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)

3. Macam – macam Perlakuan ( treatment ) terhadap Perbedaan

Masing – masing kelompok diberikan perlakuan yang dipandang cocok atau sesuai dengan karakteristiknya. Bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan (aptitude) tinggi, perlakuan (treatment) yang diberikan yaitu belajar mandiri (selflearning) dengan menggunakan modul plus yaitu belajar secara mandiri melalui modul dan buku-buku teks matematika yang relevan.

Proses belajar mandiri melalui modul didasari anggapan bahwa siswa akan lebih baik belajar dengan cara mereka sendiri yang terfokus langsung pada penguasaan tujuan khusus atau seluruh tujuan. Dalam belajar mandiri, menurut Wedemeyer (1983) yang dikutip dari Rusman , peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pembelajaran yang diberikan guru/pendidik di kelas. Peserta didik dapat mempelajari pokok materi tertentu dengan membaca modul.26

Modul bisa berisi berbagai macam kegiatan belajar, dan dapat menggunakan berbagai media untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Modul merupakans uatu program belajar mengajar terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (selfinstructional), setelah

26

Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan profesionalisme Guru, (Jakarta:Rajawali Pers), h. 353.

siswa menyelesaikan satuan yang satu, dia melangkah maju dan mempelajari satuan berikutnya.

Dalam sistem pengajaran dengan modul, murid – murid yang cepat belajarnya tidak boleh ditahan untuk menunggu murid – murid yang lambat.Hal ini berarti murid – murid dapat belajar menurut lajur pemahamannya sendiri – sendiri.27

Modul sebagaimana pengertian sebelumnya merupakan salah satu media cetak yang berbeda dari media cetak lainnya. Bedanya dapat dilihat dari ciri – ciri yang dimiliki oleh modul itu sendiri. Sebagaimana penjelasan James D. Russel yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin bahwa ciri – ciri modul adalah sebagai berikut (1) Berbentuk pengajaran individual (invidualized), (2) Dalam pelaksanaan pembelajaran ada kebebasan (freedom), (3) Terdapat keluwesan (flexible), dan (4) Partisipasi aktif (active participation)28. Individualized atau pengajaran individual yang menjadi salah satu ciri pengajaran modul, member peluang kepada siswa untuk mengikuti dan menempuh pelajarannya sesuai dengan tingkat kemampuan. Pendapat tersebut mengakui adanya perbedaan individual dikalangan siswa dalam kelas. Sebagai konsekuensinya, maka kepada siswa yang berbeda kemampuan perlu diberikan perlakuan pembelajaran yan grelevan. Ada kemungkinan masing – masing siswa akan tidak sama waktunya untuk suatu materi pelajaran.

Freedom, merupakan ciri modul yang memberikan kebebasan dan kelonggaran yang cukup luas bagi siswa untuk belajar mandiri. Aktivitas siswa dalam pembelajaran modul lebih tinggi bila dibandigkan dengan aktivitas guru. Karena guru sifatnya lebih banyak memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa dalam belajar. Flexible, memberikan bagi siswa dan guru dalam proses belaja

27

B. Suryo Subroto, Sistem Pengajaran dengan Modul, (Yogyakarta:Pt Bina Aksara), cet.I, h. 16.

28Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa

30

rmengajar. Siswa bisa belajar sesuai dengan kesanggupan atas kemampuan dan seirama dengan gaya belajar mereka masing - masing. Sementara itu, guru juga diberikan keluwesan dalam memilih dan menentukan metode yang tepat. Active participation, dalam modu lini member peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif melalui learning by doing, sehingga dengan demikian siswa betul – betul terlibat dalam proses pembelajaran melalui dorongan yang diberikan oleh guru. Cuxtis R. Finch dan John R. Crunkilton berpendapat sebagaimana yang dikuti poleh Syafruddin Nurdin bahwa komponen –

komponen yang ada dalam modul meliputi : (1) Pendahuluan, (2) Tujuan, (3) Pre-assesment, (4) Pengalaman belajar, (5) Sumber materi , dan (6) Pos-assessment. Secara rinci, modul pembelajaran terdiri dari petunjuk belajar siswa, tujuan instruksional umum dan khusus, isi dan materi pelajaran, latihan, rangkuman ,tes formatif, dan umpan balik atau tindak lanjut.29

Proses pembelajarannya bagi kelompok siswa yang

berkemampuan tinggi ini : Pertama, memberikan tugas membahas satu pokok bahasan yang diikuti sejumlah prosedur dan langkah –

langkah tertentu. Hal ini dianalogkan degan memberikan problem solving kepada siswa. Kedua & Ketiga, melalui self learning dengan modul dan sumber – sumber lainnya siswa ditugaskan melakukan pengumpulan informasi dan eksplorasi hal – hal yang berkaitan dengan pokok bahasan yang dipelajari. Kempat, setelah melalui fase satu, dua dan tiga diatas diharapkan siswa dapat memformulasikan penjelasan – penjelasan formulating and explanation. Artinya, siswa dapat menjelaskan apa – apa yang sudah dibaca, dipelajari dan dibahasnya melalui self learning. Kelima, mengadakan analisis terhadap langkah – langkah yang diterapkan diatas, lalu mencoba

29

Nurdin, Syafrudin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.(Ciputat: Quantum Teaching, 2005). h.53

berusaha meningkatkan kepada pelaksanaan yang lebih baik untuk waktu – waktu mengajar berikutnya.30

Sedangkan bagi kelompok siswa berkemampuan sedang diberikan pembelajaran regular atau konvensional sebagaimana biasanya. Artinya, sedemikian rupa guru harus mengikuti langkah –

langkah yang digariskan dalam Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.

Terakhir, bagi kelompok siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah diberikan special treatment, yaitu berupa pembelajaran dalam bentuk re-teachin dan tutorial. Perlakuan diberikan setelah mereka bersama – sama kelompok sedang mengikuti pembelajaran secara reguler (regularteaching). Re-teaching dan tutorial dipillih sebagai perlakuan khusus untuk kelompok ini, didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka lamba dan sulit memahami serta menguasai bahan pelajaran. Oleh karena itu, kelompok ini harus mendapat apresiasi khusus dari guru berupa bimbingan dan bantuan belajar dalam bentuk pengulangan pelajaran kembali melalui tambahan jam belajar dan tutorial, sehingga dengan cara demikian mereka dapat menguasai pelajaran yang diajarkan. Karena seperti diketahui bahwa salah satu tujuan pengajaran atau program tutorial adalah untuk memberikan bantuan dalam pembelajaran kepada siswa yang lambat, sulit dan gagal dalam belajar, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal. Perlakuan khusus ini diselenggarakan dalam bentuk pertemuan antaraguru dan siswa pada kelompok kecil, yang diliputi oleh suasana Tanya – jawab , diskusi dan pengulangan pelajaran kepada siswa satu – persatu (individual).

Proses pembelajaran bagi kelompok sedang dan rendah meliputi :

1. Pendahuluan, yang mencakup aktivitas melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, mengemukakan gambaran

32

umum kegiatan dan inti bahan pelajaran yang disampaikan, serta mengadakan kegiatan – kegiatan yang menarik.

2. Kegiatan inti, yang memuat aktivitas menggunakan metode pembelajaran, alat/media pembelajaran, sumber – sumber belajar yang cocok dan tepat, memberi reinforcement, feedback serta melakukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung melalui Tanya jawab.

3. Penutup, yang terdiri dari kegiatan menyimpulkan atau merumuskan ikhtisar pelajaran dan melakukan tindak lanjut berupa pemberian tugas/pekerjaan rumah kepada siswa. Kemudian bagi kelompok siswa berkemampuan rendah diadakan re-teaching + tutorial.

Dokumen terkait