• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN TEMUAN DATA

2. Perlindungan Hak melalui Program Literacy Class

Perlindungan hak yang diberikan YPSI salah satunya dengan diadakannya program literacy class. Program ini tujuannya secara umum dikhususkan untuk peserta program anak dampingan usia dini sedangkan tujuan umumnya adalah memberikan pelatihan kepada orang tua dan semua lingkungan sekitar agar penyadaran tentang pentingnya perlindungan hak anak serta melarang anak bekerja.

Perlindungan akan hak anak yang terdiri dari dua hak asasi manusia yaitu hak untuk mendapat perlindungan dan hak untuk mendapatkan pendidikan, tetapi karena pekerja anak masih usia dini tidak mengetahuinya, maka dengan ketidaktahuannya, anakpun menikmati pekerjaannya. Seperti Andi (nama samaran), 6 tahun, yang menjadi salah satu anka dampingan di program literacy class, pekerjaannya sebagai pemulung mengakibatkan anak lelah ketika belajar

sedang berlangsung, padahal pekerjaannya sebagai pemulung hanya untuk menambah uang jajan sehari-harinya.

Andi melakukan pekerjaan sebagai pemulung atas kemauannya sendiri karena uang jajan tidak bisa diberikan orang tua. Dampak dari Andi bekerja ini adalah kesehatan tubuhnya yang terganggu terutama masalah kulit yang iritasi dan menimbulkan sedikit luka. Hal ini terjadi karena Andi, sering mengambil gelas-gelas plastik aqua yang ada di selokan dan di genangan air (jika pada musim hujan) sekitar rumah tetangganya dengan menggunakan tangan dan kakinya langsung tanpa menggunakan alas.

Hal ini penulis ambil dan senada dengan hasil wawancara yaitu:

“Ya Mbak, saya kasihan ngeliat Andi, orang tuanya ngebiarin aja anaknya mulung sampah, padahal Mbak sehari palingan dapetnya sekitar Rp 1.000,00 sampe Rp 2.000,00. dah gitu kan sekarang musim hujan, si Andi tuh kaki ama tangannya sering masuk ke selokan buat ngambil botol-botol

aqua, tar kalo udah ngumpul biarin belum sekarung langsung dijual Mbak ama orang yang suka beli barang-barang bekas kalo udah dapet uangnya langsung dijajanin..., Eh tu tangan yang tadi abis dari selokan buat ngambil makanan langsung dimasukin mulut dahhh.... Tapi si Andi ngerasa puas bisa nyari uang sendiri.. Orang tua Andi nggak masalahin kerja mulung botol-botol aqua biarin belajar mandiri dari kecil, soalnya orang tuanya juga nggak bisa ngasih uang buat jajan kadang buat kebutuhan pokok masih kuranggg....”

Catatan lapangan: No. 5

Pengamatan: Observasi dan Wawancara Waktu: 20 Februari 2009, pukul 08.00-10.00

Disusun: pukul 13.00

Tempat: ruangan kelas RT 04 (Berbicara masalah Andi)

Ketika peneliti melihat langsung kondisi Andi terlihat seperti anak dampingan yang lainnya, bahkan lebih rapih tetapi tubuhnya ada beberapa luka karena sering masuk ke dalam selokan. Andi ketika memasuki kelas menggunakan peci, padahal tidak ada perintah menggunakan peci, tetapi ketika belajar Andi sering berdiri dan berlarian memegang kayu, sehingga anak perempuan terkadang menjerit karena takut terkena pukulan. Sehingga kelas menjadi gaduh dan tak terkendali.

(Tanggapan peneliti)

Andi hanya membuat ramai kelas sehingga tidak kondusif, saran yang bisa diberikan peneliti ada satu ibu kader yang khusus mengawasi Andi atau anak dampingan lainnya agar suasana tenang.

Ketidakkonsentrasian dan penyakit kulit yang diderita Andi dikarenakan sikap orang tua Andi yang membiarkan anaknya bekerja menjadi pemulung sampah, sehingga Andi tidak mendapat perlindungan meskipun hak pendidikannya di dapat tetapi ketika proses belajar Andi merasa terganggu. Andi yang seharusnya bisa mengikuti kegiatan belajar dengan anak dampingan lainnya dan ditemani oleh ibunya, tetapi tidak dengan Andi, ibu Andi menginginkan Andi mandiri dan tidak menginginkan Andi menjadi anak yang mudah putus asa.

Sikap orang tua yang menjadikan anaknya mandiri memang benar, tetapi hak Andi yang seharusnya mendapatkan perlindungan oleh orang tuanya sendiri hilang.

Padahal dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam surat Al-Ma’un ayat 1-3 yang berbunyi:  !" #$% & ' ()*+ ,-. / .0# 1 23 456+ 7 89:;+ < =>  @AB CD E0# F

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama. Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.

Selanjutnya pula firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 233:

G )H$+ $ I0# ,J >B KL MJ>N=*O # @ P KI=Q @ A:R S %TUVJ=E # =. W XY Z [+ \L# 8 9:;+ .I #KI[]&< ^ MJ)_> 0` MJbc>d ICD T B L >[]&< 8 23 ) eR >; f\0g+] h3 i =_=>Cj 8 23 \ 2k>; lm+ $ =N I 23

.I #KI+S ^6Q # o: I 8

9:;+ p I0# q r S =s #$ t W G & =. O3 u & J+ vw +L ; /bc x yS #  +z ; 2% & == m{| =EcK}:R+ W i KH~;. W U •I>B }+€CD:q K T=*O # 2% & == •| K 0 :R+‚ t i H6ƒVEeR=j XS

Y Z0 ; B „… >[]&<

U I†iX;

U •I)E:RV XW mg

+WI>R / > ;}LBu+ 1FF

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

Dari ayat di atas, seharusnya orang tua Andi memenuhi kebituhan pokok, meskipun hanya untuk unag jajan, tetapi bagi Andi merupakan kebutuhan untuk anak seusianya. Apabila orang tua Andi membiarkan anaknya untuk memulung sampah padahal seharusnya Andi tidak mengerjakan karena bagaimanapun, seperti dikatakan ayat 3 surat Al-Ma’un di atas, orang tua Andi tidak memberi makan yang dalam hal ini uang untuk jajan yang merupakan salah satu kebutuhan anaknya.

Disebutkan pula oleh Santo Pais, “Pemenuhan hak asasi yang diambil dari program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berarti pemenuhannya tidak tergantung pada kebutuhan area tetapi suatu keadaan pemenuhan hak individual. Ini adalah dasar kekuatan rakyat untuk menuntut keadilan pemenuhan akan hak bukan karena belas kasihan.”40

Pemenuhan hak anak harus dipandang dalam perspektif pemenuhan hak individual bukan sebagai bentuk belas kasihan. Jika memandang hal itu dalam perspektif hak asasi, maka pendekatan yang kita lakukan adalah dengan melibatkan setiap pihak termasuk anak itu sendiri.

YPSI menanggapi pekerja dalam memberikan perlindungan baik hak maupun pendidikannya. Dari perlindungan hak, YPSI menjalin kerja sama dengan Lembaga Bantuan Perlindungan Anak, sehingga anak merasa aman dan tidak terancam karena bekerja.YPSI memberikan perlindungan hak kepada anak melalui Lembaga Bantuan Perlindungan Anak dengan mengadakan pertemuan dengan para advocate langsung untuk menyuarakan keinginan mereka karena kebutuhan akan pendidikan masih besar.

Catatan lapangan: No. 6

Pengamatan: Observasi dan Wawancara

- % ? " , ' & (

% - ! . ( !

Waktu: 21 Februari 2009, pukul 10.00-13.00 Disusun: pukul 17.00

Tempat: Aula Kelurahan Kedaung Wetan (Anak-anak bahagia)

Sekitar 40 anak beserta ibunya datang menghadiri acara pertemuan formal YPSI, Lembaga Bantuan Perlindungan Anak (LBPH) serta masyarakat Kedaung Wetan. Anak dampingan datang dengan rapih, ketika acara dimulai ada salah satu anak berkata: “Bapak ganteng jangan jahat-jahat ya” (sambil emnunjuk tangannya ke depan quorum). Ibu-ibu yang lain tertawa kencang tetapi suasana kembali pulih sehingga peserta bisa mengeluarkan aspirasinya lagi.

(Tanggapan peneliti)

Peneliti memberikan saran agar pertemuan formal yang biasanya 3 bulan sekali menjadi 1 bulan sekali.

Peran pekerja sosial profesional dalam perlindungan hak pekerja anak berperan sebagai advocator. Dengan melakukan kerja sama dengan Lembaga Bantuan Perlindungan Anak yang sudah menjalin hubungan dengan YPSI. Pekerja sosial profesional melihat langsung program literacy class dalam kaitannya melindungi hak pekerja anak. Selama literacy class berjalan, apakah ada pelanggaran hak dan hukum dengan melihat sympthom atau gejala dan dampak yang dilakukan oleh lingkungan sekitar anak tersebut. Untuk menanyakan dengan kegiatan sebagai pekerja anak menganggu mereka untuk mendapatkan haknya, baik pelanggaran hak tersebut dilakukan oleh orang tua kandung atau oleh lingkungan sekitar.

Batasannya adalah pemberian perlindungan yang diberikan pekerja sosail profesional adalah tidak mencampuri urusan intern atau keluarga pekerja anak. Pekerja sosial profesional bisa bertanya dan belajar dengan para kader dan koordinator lapangan yang mengetahui langsung sekitar pekerja anak daerah dampingan. Dengan belajar ilmu advocate, mempermudah pekerja sosial profesional ketika berkoordinasi dengan para advocator.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelayanan pendidikan melalui program literacy class:

a. Pelayanan pendidikan yang diberikan YPSI berawal dari proses awal memilih kriteria anak dampingan yang terpilih sekitar 50 anak di RW 04 serta 4 orang ibu kader yang dilatih mrnjadi guru.

b. Kegiatan literacy class yang diikuti anak dampingan pekerja anak merupakan sekolah anak usia dini yang materi belajarnya langsung kepada saraf motorik berupa gerakan tubuh.

c. Dalam mengetahui perkembangan program literacy class, YPSI mengadakan home visit yang bertujuan untuk memberitahukan kepada orang tua tentang perkembangan anaknya serta orang tua diharapkan memberikan kritik dan saran kepada YPSI.

2. Perlindungan Hak melalui program literacy class

a. Dalam melakukan perlindungan terhadap pekerja anak YPSI bekerja sama dengan Lembaga Bantuan Perlindungan Anak (LBPA).

b. YPSI melakukan pertemuan dengan LBPA atau lemabag abntuan hukum lainnya kepada pekerja anak supaya anak dampingan bisa menyalurkan aspirasinya.

B. Saran

1. YPSI

a. Program literacy class fasilitas baik sarana maupun prasarana lebih ditingkatkan agar LSM lain berinisiatif mendirikan program yang sama.

b. YPSI merekrut pekerja sosial professional agar acra memberdayakan serta mensejahterakan masyarakat sesuai dengan ilmunya, tidak hanya learning by doing.

2. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Diharapkan untuk sering mengadakan seminar atau kajian yang membahas pekerja anak pekerja tentang perlindungan hak pekerja anak. Karena selama ini isu pekerja anak kebanykan eksploitasi dan diskriminasi. Serta mendatangkan langsung pekerja anak agar bisa berkomunikasi langsung dengan stakeholder.

Dokumen terkait