• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT.Indonesia Asahan Aluminium

PERLINDUNGAN HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KARYAWAN DALAM PROSES PRODUKSI OLEH

A. Perlindungan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT.Indonesia Asahan Aluminium

Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak dasar tenaga kerja dan menjamin kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.72

1. Pelaksanaan Perlindungan Ekonomis

Memperoleh keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hak setiap tenaga kerja, hal ini tertuang dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.05/MEN/1996 bahwa:

Setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaaan kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT.Inalum sebagai bagian dari suatu organisasi perusahaan, pengusaha mampu memberikan suasana yang nyaman bagi karyawannya di perusahaan.PT.Inalum dalam rangka untk menciptakan tidak terjadi kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja melakukan upaya-upaya perlindungan terhadap perlindungan tenaga kerja, yaitu sebagai berikut:

71Hasil wawancara tanggal 18 Mei 2017 dengan Informan Bagian SSE PT.Indonesia Asahan Aluminim.

72Djoko Triyanto, Hubungan Kerja di Perusahaan Jasa Kontruksi, Bandung, Mandar Maju, 2008, hlm. 102.

Berdasarkan hasil responden pada karyawan PT.Inalum, pelaksanaan perlindungan ekonomis berupa upah/gaji yang diberikan kepada karyawannya.

Upah yang dibayarkan kepada karyawan PT.Inalum terdiri dari gaji poko, tunjangan-tunjangan dan upah kerja lembur apabila ada. Mengenai ketentuan pada upah/gaji dilihat pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang disusun dan disepakati oleh Manajemen PT.Inalum, yaitu sebagai berikut:73

2. Pada prinsipnya, kenaikan gaji pokok dan tunjangan-tunjangan ditetapkan oleh Perusahaan pada bulan april dengan mempertimbangkan :

Pasal 30

Gaji pokok pegawai ditetapkan setiap tahun dengan berpedoman pada tabel gaji pokok standar yang disusun menurut jabatan-golongan, masa kerja dan masa pada Jabatan-Golongan.

Pasal 32

a. Gaji Pokok

1) Masa kerja dan masa dan masa jabatan-golongan.

2) Penyesuaian terhadap laju inflasi tahunan yang ditetapkan oleh Pemerintah

b. Tunjangan-tunjangan

1) Hasil penilaian yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kemampuan, sikap dan prestasi kerja pegawai.

2) Kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan.

3. Perusahaan tidak memberikan kenaikan gaji pokok dan tunjangan kepada pegawai dalam hal-hal yang sangat memaksa, seperti:

a. Keadaan keuangan perusahaan yang mundur sesuai dengan hasil pemeriksaan akuntan publik

b. Adanya alasan lain yang tidak memungkinkan perusahaan untuk dapat menaikkan gaji pokok atau tunjangan-tunjangan setelah dimusyawarhkan dan disepakati oleh Serikat Pekerja.

Pasal 33

(1) Pada prinsipnya, pembayaran upahdiberikan setelah pegawai melaksanakan tugas pekerjaannya di perusahaan.

Pembayaran upah diperhitungkan secara bulanan dan dilaksanakan pada tanggal 25 (dua puluh lima) bulan yang bersangkutan.

73Hasil wawancara tanggal 18 Mei 2017 dengan Informan Bagian SSE PT.Indonesia Asahan Aluminim.

Apabila pada tanggal 25 (dua puluh lima) jatuh pada hari sabtu atau pada hari libur, maka pembayaran upah tersebut akan dimajukan pada hari sebelum tanggal tersebut.

Berdasarkan persetujuan perusahaan, karyawan dapat dibebaskan dari kewajiban untuk bekerja dengan upah dibayar penuh. Ketentuan ini terdapat pada pasal 26 dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang disusun oleh Manajemen PT.Inalum sebagai berikut:

Pasal 26

(1) Cuti Tahunan dan Tambahan Cuti Tahunan.

a) Cuti Tahunan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

b) Tambahan Cuti Tahunan.

Tabel 2

Tambahan Cuti Tahunan diberikan kepada karyawan sebagai berikut:

Masa Kerja Tambahan cuti Tahunan 4 (empat) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 5 (lima) tahun 1 (satu) hari kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 6 (enam) tahun 2 (dua) hari kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 7 (tujuh) tahun 3 (tiga) hari kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 8 (delapan) tahun 4 (empat) hari kerja 8 (delapan) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 9 (sembilan) tahun 5 (lima) hari kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 10 (sepuluh) tahun 6 (enam) hari kerja 10 (sepuluh) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 15 (lima belas) tahun 7 (tujuh) hari kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih 8 (delapan) hari kerja c) Cuti Tahunan gugur apabila Pegawai tidak menggunakannya dalam

masa 12 (dua belas) bulan setelah tahun kalender masa berlakunya.

d) Tambahan Cuti Tahunan dapat dikompensasikan apabila tidak terpakai oleh Pegawai dalam masa 12 (dua belas) bulan setelah tahun kalender masa berlakunya.

(2) Cuti Tahunan Khusus

Pegawai yang telah melampaui masa percobaan/pemagangan berhak atas cuti tahunan khusus yang tidak termasuk dalam cuti tahunan seperti yang disebutkan di atas dan dapat digunakan setelah berakhirnya masa percobaan/pemagangan. Jumlah dan masa penggunaan cuti tahunan khusu ini dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Bagi Pegawai dalam masa percobaan, jumlah cuti tahunan khusus sebanyak 3 (tiga) hari akan dan akan berakhir dalam masa 9 (sembilan) bulan setelah berakhirnya masa percobaan.

b. Bagi peserta pemagangan, jumlah cuti tahunan khusus sebanyak 6 (enam) bulan setelah berakhirnya masa pemagangan.

Selain itu, cuti tahunan khusus akan gugur dengan sendirinya apabila Pegawai telah berhak atas cuti tahunan.

(3) Haid

Pegawai wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua masa haidnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

(4) Penikahan Pegawai

Dalam hal Pegawai menikah, kepadanya diberikan cuti khusus selama 3 (tiga) hari kerja berturut – turut.

(5) Pernikahan Anak Pegawai

Dalam hal anak pegawai menikah, pegawai yang bersangkuan diberikan cuti khusus selama 2 (dua) hari kerja berturut – turut.

(6) Pegawai Wanita melahirkan

Dalam hal pegawai wanita yang bersuami melahirkan atau mengalami keguguran kepadanya diberikan cuti khusus sesuai dengan peraturan perudangan yang berlaku.

(7) Istri Pegawai Melahirkan

Dalam hal istri Pegawai melahirkan, cuti khusus diberikan kepada pegawai yang bersangkutan selama 2 (dua) hari kerja.

(8) Khitanan dan Pembaptisan Anak

Dalam hal khitanan atau pembaptisan anak, kepada Pegawai diberikan cuti khusus selama 2 (dua) hari kerja.

(9) Berkabung

a. Dalam hal meninggalnya istri/suami, anak, orang tua, mertua, saudara kandung dan menantu dari seorang Pegawai, kepadanya diberikan cuti khusus selama 2 (dua) hari kerja.

b. Dalam hal meninggalnya saudara kandung istri/suami tidak dirumah pegawai atau orang lain dirumah pegawai kepadanya diberikan cuti khusus selama 1 (satu) hari kerja.

c. Dalam hal meningalnya saudara kandung istri/suami di rumah pegawai kepadanya diberikan cuti khusus selama 2 (dua) hari kerja.

(10) Menunaikan Ibadah Haji

Pegawai yang telah bekerja terus – menerus selama lebih dari 3 (tiga) tahun dan bermaksud menunaikan ibadah haji, dapat diberikan cuti khusus untk menunaikan ibadah haji. Cuti khusus ini diberikan sekali saja kepada pegawai selama masa kerjanya pada Perusahaan.

Permohonana cuti khusus ini harus diajukan secara tertulis selambat – lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum cuti khusus diambil.

(11) Menjemput keluarga atau pindah rumah

Dalam hal pegawai menjemput keluaga atau pindah rumah, kepadanya diberikan cuti khusus selama 2 (dua) hari kerja berturut – turut.

Cuti khusus ini hanya berlaku 1 (satu) kali saja untuk salah satu

kejadian, kecuali jika pegawai tersebut dipindahkan lokasi kerjanya oleh Perusahaan.

(12) Wisata rohani

Pegawai yang telah bekerja terus – menerus selama lebih dari 3 (tiga) tahun dan bermaksud menunaikan ibadah wisata rohani, dapat diberikan cuti khusus maksimal 9 (sembilan) hari kerja untuk menunaikan wisata rohani. Cuti khusus ini diberikan sekali saja kepada pegawai selama masa kerjanya pada Perusahaan. Permohonan cuti khusus ini harus di ajukan secara tertulis selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum cuti khusus ini di ambil. Wisata rohani yang dimaksud :

a. Umroh untuk pegawai yang beragama islam

b. Wisata rohani untuk pegawai yang beragama Kristen/Katholik (13) Tambahan Cuti khusus

Dalam hal yang menyangkut dengan ketentuan di atas, cuti khusus sampai dengan 2 (dua) hari kerja dapat ditambahkan dengan persetujuan perusahaan terlebih dahulu, apabila kejadian – kejadian yang disebutkan di atas terjadi ditempat yang jauh dari tempat tinggal Pegawai.

(14) Sakit sewaktu menjalani cuti

Apabila pegawai sakit sewaktu menjalani Cuti Tahunan atau tambahan cuti Tahunan, maka hari-hari sakitnya atau tidak dapat menggantikan hari-hari cuti yang telah dimohonkan terkecuali sakit yang memerlukan rawat inap.

Apabila dalam hal jam kerja karyawan PT.Inalum absen dalampekerjaannya, tetapi harus dinyatakan oleh Dokter Perusahaan, maka upah selama sakit tersebut diatur sebagai berikut:

Tabel 3

Masa Kerja Besarnya upah yang diterima

100% 75% 50% 25%

3 bulan atau lebih tapi kurang dari 5

tahun 5 tahun atau lebih

tapi kurang dari 10 tahun

10 tahun atau lebih tapi kurang dari 15

tahun

2. Perlindungan Sosial

Perlindungan sosial yang diberikan pada PT.Inalum berupa Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Perusahaan berkewajiban untuk mengikutsertkan seluruh karyawan dalam progam BPJS Ketenagakerjaan atau jamsostek berdasarkan peraturan perundang-undangan yag berlaku. Yang terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JK), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Iuran Jamsostek tidak diambil dari gaji pekerja, pihak perusahaanlah yang memberikan subsidi dalam pembayaran iuran jamsostek pekerja.

3.Perlindungan Teknis 3.1 Pelatihan

Berdasarkan haril wawancara pada karyawan PT.Inalum maka diketahui bahwa keseluruhan pekerja pernag mendapatkan pelatihan tentang cara kerja yang baik agar terhindar bahaya dan kecelakaan kerja. pelatihan diadakan pada sertifikasi juru mekanik pada PT.Inalum Persero dimana acara tersebut diadakan oleh Pusdikat PAL Indonesia yang bersifat kerja sama antara PT.Inalum dan Pusdikal PAL Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dalam membubut, mengefrains, mengoperasikan peralatan kerja bangku, peralatan mesin dan tangan, mampu mengkalibrasi alat ukur serta sertifikasi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Pekerja juga mendapatkan pelatihan tanggap darurat kebakaran, ledakan dan P3K. Tujuan pelatihan ini agar diharapkan bisa mengarahkan pekerjaan lain untuk mencapai titik evakuasi dan menolong tindakan darurat secepat mungkin.

3.2 Alat Pelindung Diri (APD)

Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja bahwa salah satu tindakan pengendalian untuk menciptakan perlindungan bagi pekerja dan menciptaka lingkungan kerja yang aman, nyaman, bebas adalah dengan menggunakan alat pelindung diri. Saat ini seksi kerja casting, APD wajib digunakan apabila masuk ke lokasi kerja adalah sebagai berikut :74

a. Pelindung Kepala (Helmet safety) b. Pelindung mata

74Hasil wawancara tanggal 18 Mei 2017 dengan Informan Bagian SSE PT.Indonesia Asahan Aluminim.

c. Pelindung pendengaran d. Pelindung pernafasan e. Pelindung wajah f. Pelindung lengan g. Body Protector

h. Sarung tangan pengaman i. Pakaian pekerja

j. Foot Cover k. Sepatu Safety

Penyediaan APD pada seksi casting memperlihatkan kondisi yang sudah lengkap. Namun, dibutuhkan pemantauan dan inspeksi terhadap pemakaian APD untuk memantau apakah APD yang telah tersedia telah sesuai dengan fungsinya maksimal terhadap pengendalian potensi bahaya yang ada.75

Selain itu juga dibutuhkan pengadaan poster-poster/slogan tanda bahaya dan slogan-slogan motivasi k3 yang dapat memotivasi pekerja dalam menerapkan tingkah lak yang aman dalam bekerja. Meskipun telah disediakan APD yang baik dan slogan tanda bahaya, namun pada prakteknya masih ada pekerja yang tidak mengenakan salah satu alat standar APD yang digunakan oleh pekerja PT.Inalum.

75Hasil wawancara tanggal 18 Mei 2017 dengan Informan Bagian SSE PT.Indonesia Asahan Aluminim.

A. Hambatan Dalam Memberikan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan