• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN HUKUM TENTANG PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

B. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Perusahaan

3. Sistem Manajemen K3 Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 1996

Sistem Manajemen K3 di lingkungan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelakasanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan denga kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif.

Pendekatan manajemen secara pofesional tidak akan efektif apabila tidak memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :38

a. Manajer harus memperhatikan adanya alat pelindung (safety) dan kesehatan (health). Beberapa problem seperti ini 85% dapat dikontrol pihak manajemen.

b. Manajer berpengaruh terhadap peluang perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Menekan kerugian dapat meningkatkan keuntungan.

c. Manajemen control kerugian akan menguntungkan seluruh strategi operasional manajemen.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.05/MEN/1996 pasal 2, disebutkan bahwa:

Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen k3 adalah menciptakan suatu keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja denganmelibatkan unsur

37Putut Hargianto, Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pencegahan Kecelakaan Kerja. http:.//www.eprints.uny.ac.id/1237/. Diakses tanggal 18 maret 2017.

38Gempur Santoso, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta, Prestasi Pustaka, 2004 hlm.16.

manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka menengah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efesien, dan produktif.

Kemudian dalam ketentuan Pemenaker No.05 Tahun 1996 pasal 3 ayat (1) dan (2) di jelaskan Perusahaan wajib menerapkan sistem Manajemen K3 apabila :

Pasal 3

(1) Setiap perusahaan yang memperkejakan tenaga kerja sebanyak seratur orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.

(2) Sistem manajemen k3 sebagiamana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan oleh Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.

Salah satu fungsi manajemen (controling), fungsi controlling dalam manajemen :39

a) Identifcation of work. Identifikasi masalah untuk menetukan langkah tepat selanjutnya.

b) Setting standards/standards for work perfomances. Penggunaan standardsebagai acuan dalam menjalankan sistem manajeman.

c) Evaluation,hasil pengukuran perbandigan sasaran yang harus dicapai.

d) Correction, semua kekurangan yang ada dicari solusi utuk perbaikan.

Dasar – dasar control kerugian :40

39Gempur Santoso, OP Cit, hlm.20.

40Ibid, hlm 21.

prinsip I tindakan yang membahayakan, kondisi yang membahayakan dan kejadian kurang baik, semua itu merupakan beberapa gejala kesalahan dalam suatu sistem manajemen.

Prinsip II harus dapat meramalkan secara pasti sekumpulan tanda-tanda

yang kurang baik. Sehingga dapat dikontrol dan diidenfikasi.

Prinsip III manajer harus memperhatikan pengadaan alat

pengaman/keselamatan/pelindung diri setiap bagian yang difungsikan oleh perusahaan. Secara langsung manajemen mengatur adanya safety yang baik pada saat perencanaan, pengorgainsasian dan harus selalu diawasi/dikontrol.

Prinsip IV kunci efektif pengaturan kebutuhan performan alat

pelindung/safety adalah manajemen harus memiliki prosedur yang jelas dan terukur.

Prinsip V alat pelindung/safety yang baik adalah tepat guna pada tempatnya

dan ketika digunakan tidak rusak tidak menimbulkan kejadian yang kurang baik.

Ada 2 jalan agar hal ini dapat berjalan dengan baik :

1. Harus diketahui apa penyebab utama penyebab terjadinya accident.

2. Harus diketahui alat pelindung apa yang paling efektif digunakan sesuai dengan kebutuhan.

a. Keuntungan Pelaksanaan SMK3

Data dari OSHA (Occupational Safety and Health administration) menyatakan bahwa kalangan usahawan mengeluarkan dana $170 juta pertahun akibat kecelakaan dan sakit akibat kerja. pengeluaran tersebut dikeluarkan langsung dari keuntungan perusahaan. Perusahaan yang menerapkan SMK3 dapat mengurangi kecelakaan dan sakit akibat kerja sebanyak 20%-40% dan mendapat

keuntungan sebesar $ 4 dari setiap $ 1 yang diinvestsikan. Berikut merupakan keuntungan menerapkan K3 :41

Keuntungan yang Tangible (terasa langsung)

Tabel 1 Keuntungan dalam menerapkan K3:

Keuntungan Intangible (terasa tidak langsung)

Penerapan K3 dapat menghemat uang perusahaan melalui :

 Premi asuransi

 Pengeluaran akibat biaya perkara pengadilan dan pertangungjawaban

 Kompensasi karyawan

 Biaya akibat terhambatnya proses produksi

 Peningkatan moralitas karyawan

 Penurunan angka absensi

 Penurunan waktu menganggur peralatan

 Meningkatkan nilai saham perusahaan

 Menciptakan tempat kerja yang efesien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.

Penerapan K3 dapat meningkatkan keuntungan secara tidak langsung dengan cara:

 Penerapan k3 akan membangun kepercayaan para pemegang saham dan meningkatkan transparansi fungsi perusahaan, mengurangi ketidakkonsisten

 Para investor mengenali kualitas suatu perusahaan sehingga para investor tidak ragu untuk menanamkan modalnya

 Pelaksanaan k3 mulai mendapat perhatian lebih luas dikalangan masyarakat, LSM, pemerintah, Karyawan, Rekan bisnis sehingga perusahaan yang melaksanakan k3 mendapatkan pencitraan yang baik

 Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan

 Perawatan terhadap mesin dan

41Artikel “health and safety as a Return on Investment” , oleh Syamsul Arifin.

peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.

b. Sistem kerja

1) Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasikan bahaya yang potensial dan telah menilai resik-resiko yang timbul dari suatu proses kerja.

2) Apabila upaya pengendalian resiko diperlukan maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian.

3) Terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan suatu sistem “ijin kerja” untuk tugas-tugas yang beresiko tinggi.

4) Prosedur atau petunjuk kerja untuk mengelola secara aman seluruh resiko yang terindefikasikan disokumentasikan.

5) Kepatuhan dengan peraturan, standar dan ketentua pelaksaaan diperhatikan pada saat pengembangan atau melakukan modifikasi prosedur atau petunjuk kerja.

6) Prosedur kerja dan intruksi kerja dibuat oleh petugas yang berkompeten dengan masukan dari kerja yang dipersyaatkan untuk melakukan tugas dan prosedur disahkan oleh pejabat yang ditunjuk.

7) Alat pelindung diri disediakan bila di perlukan dan digunakan secara benar serta dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai.

8) Alat pelindung diri yang digunakan di pastikan telah dinyatakan baik dan dipakai sesuai dengan standar dan atau peraturan perundangan yang berlaku.

9) Upaya pengedalian resiko ditinjau ulang apabila terjadi perubahan pada proses kerja.

C. Manfaat terhadap Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan kerja bagi Karyawan pada PT.Inalum

Hakikat dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu bahwa faktor K3 berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja pada tenaga kerja dan juga berpengaruh terhadap efesiensi produksi dari suatu perusahaan industri, sehingga dapat mempengaruhi tingkat pencapaian produktivitasnya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah untuk melindungi para tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif sehingga upaya pencapaian produktivitas yang semsemaksimal dari suatu perusahaan dapat lebih terjamin.42

Manfaat pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terutama adalah kontribusinya dalam mencegah kerugian serta meningkatkan daya saing pekerja sendiri dan perushaannya. Manfaaat ini dapat dihitung secara kuantitatif, yaitu perbaikan dari beberapa indikator yang sering digunakan dalam dunia usaha dan dunia kerja untk mengukur tingkat kesehatan pekerja, sebagai berikut :43