• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Bagi Wajib Pajak Dalam Sengketa Pajak Air Permukaan Di Sumatera Utara

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI WAJIB PAJAK DALAM SENGKETA PAJAK AIR PERMUKAAN DI SUMATERA UTARA

B. Perlindungan Hukum Bagi Wajib Pajak Dalam Sengketa Pajak Air Permukaan Di Sumatera Utara

Penyelesaian sengketa pajak air permukaan telah dikemukakan pada BAB II sub c di atas, yakni meliputi:

1. Banding administrasi atau pengajuan permohonan keberatan,

2. Penyelesaian sengketa melalui peradilan pajak, baik dalam tingkat banding maupun tingkat pertama sesuai dengan tahapan mengadili,

3. Penyelesaian sengketa melalui Mahkamah Agung pada tahapan peninjauan kembali.

Ketiga prosedur penyelesaian sengketa di atas merupakan hasil dari sengketa ketetapan tata usaha negara atau beschikking.155

155 Syarat-syarat yang harus dipenuhi terkait sah atau tidaknya ketetapan tata usaha negara atau beschikking, yaitu:

a. Syarat formal, meliputi:

1) Syarat-syarat yang ditentukan berhubung dengan persiapan dibuatnya keputusan dan berhubung dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi,

2) Harus diberi bentuk yang telah ditentukan,

3) Syarat-syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan itu harus dipenuhi,

4) Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal yang menyebabkan dibuatnya dan diumumkannya keputusan itu dan tidak boleh dilupakan.

b. Syarat material, meliputi:

1) Alat pemerintahan yang membuat keputusan itu harus berwenang (berhak),

2) Dalam kehendak alat pemerintahan yang membuat keputusan itu tdak boleh ada kekurangan yuridis, yaitu tidak boleh ada paksaan (dwang), kekeliruan (dwaling) dan penipuan (bedrog).

3) Keputusan itu harus mengandung kebenaran tentang fakta-faktanya dan tidak boleh ada kekeliruan hukum.

4) Isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dn tujuan yang hendak dicapai (doelmatig) dan tidak mengandung detournement de pouvoir.

Paulus Effendi Lotulung, Beberapa Sistem Tentang Kontrol Segi Hukum Terhadap Pemerintahan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993), hal. 112-113

Namun, tidak hanya sebatas penyelesaian sengketa di pengadilan pajak saja akan tetapi penyelesaian sengketa

dapat juga dilakukan di pengadilan negeri. Penyelesaian sengketa pajak melalui pengadilan negeri, meliputi:156

1. Penangung pajak dilakukan penyanderaan dapat mengajukan gugatan terhadap pelaksanaan penyanderaan.

2. Pihak ketiga terhadap kepemilikan barang yang sitaan.

Pihak ketiga pada dasarnya dapat mengajukan gugatan terhadap kepemilikan barang yang disita oleh juru sita pajak melalui proses perdata. Namun, apabila pejabat lelang telah menunjuk seorang pembeli sebagai pemenang lelang maka dalam proses lelang yang sedang berlangsung, gugatan tidak dapat diajukan lagi teradap kepemilikan barang yang telah terjual dimaksud.157

1. Permohonan keberatan yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya menyebabkan kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan, untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

Selanjutnya, dalam penyelesaian sengketa pajak melalui tahapan banding administrasi atau pengajuan permohonan keberatan kepada gubernur Sumatera Utara atau Kepala Dinas Pendapatan Sumatera Utara maka konsekuensi dari putusannya, sebagai berikut:

158

156 Bustamar Ayza, Op.Cit, hal. 225

157 Ibid

158 Pasal 57 ayat (1) Perda Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara

2. Permohonan keberatan yang ditolak atau dikabulkan sebagian menyebabkab wajib pajak harus membayar sanksi administratif berupa denda sebesar 50 % (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.159

Merujuk pengaturan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 23 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan Di Provinsi Sumatera Utara diatur konsekuensi dari putusan permohonan keberatan maka dengan demikian tidak mengacu pada penguraian di atas terkait putusan atas permohonan keberatan. Konsekuensi dari putusan permohonan keberatan pajak air permukaan di Sumatera Utara, yaitu:

Pengajuan keberatan dikabulkan sebahagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan menerbitkan SKPDLB beserta imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan, untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.160

1. Banding yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya menyebabkan kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 %

Konsekuensi dari putusan banding yang diajukan atas permohonan wajib pajak di provinsi Sumatera Utara, yaitu

159 Pasal 57 ayat (3) Perda Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara

160 Pasal 15 ayat (3) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 23 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan Di Provinsi Sumatera Utara

(dua persen) sebulan, untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.161

2. Permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.162

a. Permohonan tidak dikabulkan, wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda 100% (seratus persen) dari jumlah pajak terutang berdasarkan putusan banding, dikurangi dengan pembayaran pajak sebelumnya mengajukan keberatan.

Namun, secara khusus dikarenakan terdapat pengaturan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 23 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan Di Provinsi Sumatera Utara untuk sengketa pajak air permukaan di Sumatera Utara maka konsekuensi dari putusannya, sebagai berikut:

163

b. Pengajuan permohonan banding dikabulkan sebahagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan menerbitkan SKPDLB

161 Pasal 57 ayat (1) Perda Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara

162 Pasal 57 ayat (5) Perda Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara

163 Pasal 15 ayat (2) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 23 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan Di Provinsi Sumatera Utara

beserta imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan, untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.164

Putusan pengadilan pajak baik sebagai pemeriksa banding maupun tingkat pertama dapat berupa:165

1. Menolak,

2. Mengabulkan sebagian atau seluruhnya, 3. Menambah pajak,

4. Tidak dapat diterima,

5. Membetulkan kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung 6. Membatalkan

Putusan pengadilan pajak yang membetulkan kesalahan tulis maupun keselahan hitung untuk pajak permukaan air Sumatera Utara, wajib pajak harus melakukan tindakan mengajukan permohonan kembali kepada Gubernur atau pejabat yang berwenang sehingga dapat membetulkan SKPD dan STPD bila terdapat kesalahan hitung maupun kesalahan tulis.166

Merujuk penguraian di atas maka pemberian perlindungan hukum bagi wajib pajak canderung belum maksimal dari sisi pengaturan. Hal tersebut dapat dilihat dari Pasal 15 ayat (3) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 23 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan Di Provinsi Sumatera Utara, yaitu ”Pengajuan keberatan dikabulkan sebahagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan menerbitkan SKPDLB beserta imbalan

164 Pasal 15 ayat (3) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 23 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan Di Provinsi Sumatera Utara

165 Bustamar Ayza, Op.Cit, hal. 224

166 Pasal 16 ayat (1) Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 23 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan Di Provinsi Sumatera Utara

bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan, untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan”.

Pasal tersebut hanya memuat konsekuensi pengajuan keberatan terhadap pajak air permukaan di Sumatera Utara jika dikabulkan sebagian atau seluruhnya tetapi jika permohonan tidak dikabulkan maka dapat dikatakan tidak memiliki konsekuensi sama sekali. Hal ini memberikan kerancuan terhadap pengaturan untuk perlindungan wajib pajak. Hal itu disebabkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 23 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan Di Provinsi Sumatera Utara merupakan peraturan pelaksana dari Perda Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara sehingga berakibat akan semakin tidak berkepastian aturan pajak air permukaan di Sumatera Utara.

Artinya, terjadi kepincangan aturan dalam memberikan perlindungan hukum. Dengan demikian, menjadi tidak wajar jika pengaturan yang kosong dalam aturan pelaksana tersebut dikembalikan kepengaturan yang utama.

Perlindungan hukum yang diberikan untuk wajib pajak air permukaan di Sumatera Utara menjadi tidak maksimal. Akibatnya, baik Fungsi hukum adalah melindungi kepentingan manusia, Tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, ketertiban dan keseimbangan. Masyarakat yang tertib merupakan masyarakat yang teratur, sopan dan menaati berbagai peraturan perundang-undangan dan peraturan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Ketertiban suatu keadaan dimana masyarakatnya hidup seba teratur baik.

Keseimbangan adalah suatu keadaan masyarakat, dimana masyarakatnya hidup dalam

keadaan seimbang dan sebanding, artinya tidak ada masyarakat yang dibedakan antara satu dengan yang lainnya (sama rasa) dan Tugas hukum yang utama adalah membagi hak dan kewajiban antar perorangan di dalam masyarakat, membagi wewenang, mengatur cara memecahkan masalah hukum dan memelihara kepastian hukum tidak tercapai di Sumatera Utara.167

2. Kepentingan Umum (Public Interest), meliputi :

Akhirnya, dapat dikatakan bahwa pelindungan hukum menurut Roscoe Pound, yakni:

a. Kepentingan negara sebagai badan hukum dalam mempertahankan kepribadian dan substansinya; dan

b. Kepentingan-kepentingan dari negara sebagai penjaga kepentingan masyarakat.

3. Kepentingan Masyarakat (Social Interest)

Ada 6 (enam) kepentingan masyarakat (social interest) yang diindungi oleh hukum. Kepentingan itu, disajikan berikut ini :

a. Kepentingan masyarakat bagi keselamatan umum, seperti : 1) Keamanan;

2) Kesehatan;

3) Kesejahteraan;dan

4) Jaminan bagi transaksi-transaksi dan pendapatan.

b. Kepentingan bagi lembaga-lembaga sosial, yang meliputi perlindungan dalam bidang:

167 Sudikno Mertokusumo, Loc.Cit

1) Perkawinan;

2) Politik, seperti kebebasan berbicara; atau 3) Ekonomi.

c. Kepentingan masyarakat terhadap kerusakan moral, seperti:

1) Korupsi;

2) Perjudian;

3) Pengumpatan terhadap Tuhan;

4) Tidak sahnya transaksi-transaksi yang bertentangan dengan moral yang baik;

5) Peraturan yang membatasi tindakan-tindakan anggota trust;

d. Kepentingan masyarakat dalam pemeliharaan sumber sosial, seperti menolak perlindungan hukum bagi penyalahgunaan hak (abuse of right);

e. Kepentingan masyarakat dalam kemajuan umum, seperti perlindungan pada:

1) Hak milik;

2) Perdagangan bebas dan monopoli;

3) Kemerdekaan industri; dan 4) Penemuan baru.

f. Kepentingan masyarakat dalam kehidupan manusia secara individual, seperti perlindungan terhadap:

1) Kehidupan yang layak;

2) Kemerdekaan berbicara; dan 3) Memilih jabatan.

4. Kepentingan Individual (Private Interest).

Ada 3 (tiga) macam kepentingan individual (private interest), yang perlu mendapat perlindungan hukum. Ketiga macam perlindungan ini, disajikan berikut ini:

a. Kepentingan kepribadian (interest of personality), meiputi perlindungan terhadap:

1) Integritas (keutuhan) fisik;

2) Kemerdekaan kehendak;

3) Reputasi (nama baik);

4) Terjaminnya rahasia-rahasia pribadi;

5) Kemerdekaan untuk menjalankan agama yang dianutnya; dan 6) Kemerdekaan mengemukakan pendapat.

b. Kepentingan dalam hubungan rumah tangga (interest in domestic), meliputi:

1) Perlindungan bagi perkawinan;

2) Tuntutan bagi pemeliharaan keluarga; dan

3) Hubungan hukum antara orang tua dan anak-anak.

c. Kepentingan substansi (interest of substance), meliputi perlindungan terhadap:

1) Harta;

2) Kemerdekaan dalam penyusunan testamen;

3) Kemerdekaan industri dan kontrak; dan

4) Pengharapan legal dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh.168

di Provinsi Sumatera Utara dengan membuat dan bertindak tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PT. Inalum (Persero) sebagaimana telah dibahas pada BAB II sub c di atas juga telah melakukan beberapa upaya hukum untuk menyelesaikan sengketa pajak air permukaan, sebagai berikut:

1. PT. Inalum (Persero)mengajukan keberatan atas SKPD yang diterbitkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dimana seluruh permohonan keberatan yang diajukan INALUM telah ditolak oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

2. Atas penolakan keberatan tersebut, PT. Inalum (Persero) telah mengajukan banding ke Pengadilan Pajak dan saat ini masih menunggu putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak.169

3. Selain itu, PT. Inalum (Persero) telah mengajukan permohonan uji materiil ke Mahkamah Agung dimana permohonan tersebut tidak lulus formil dengan amar putusan dinyatakan permohonan uji materiil tersebut tidak dapat diterima.

4. Upaya terakhir jika banding pada pengadilan pajak ditolak maka PT. Inalum (Persero) akan mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung.170

168 Lili Rasyidi, Loc.Cit

169 Wawancara dilakukan kepada Bambang Harianto staf Biro Hukum Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 20 Mei 2018

170 Wawancara dilakukan kepada Faridz Ananda staf PT. Inalum (Persero) pada tanggal 2 Mei 2018

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN