• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

3. Perluasan Merek

a. Pengertian Perluasan Merek

Perluasan merek didefinisikan sebagai pengguna merek yang telah

berhasil, untuk meluncurkan produk baru atau hasil modifikasi ke

kategori baru ( Kotler dan Amstrong, 2003:357). Perluasan merek

memungkinkan pengenalan yang cepat dan penerimaan yang segera,

terhadap produk baru yang dikeluarkan perusahaan. Selain itu juga

dapat menghemat biaya iklan yang tinggi, yang umumnya dibutuhkan

untuk membangun merek baru. Perluasan merek juga mengandung

beberapa resiko. Perluasan tersebut dapat membingungkan citra inti

merek utama perusahaan. Jika perluasan merek gagal, kegagalan

tersebut dapat mengubah sikap konsumen terhadap produk-produk

lain yang menggunakan merek sama.

Kotler dan Susanto (2001:590) menyebutkan bahwa mentrasfer

suatu merek ke jenis baru membutuhkan kecemasan tinggi.

Perusahaan-perusahaan yang tergoda untuk mentrasfer merek mereka

harus melakukan riset bagaimana asosiasi merek tersebut berpengaruh

terhadap produk barunya. Hasil terbaik jika merek tersebut

menghasilkan penjualan untuk produk lama maupun baru. Hasilnya

mempengaruhi penjualan produk lama. Hasil terburuk jika produk

baru gagal dan merugikan penjualan produk lama.

b. Dimensi Perluasan Merek

Berikut ini merupakan dimensi perluasan merek menurut Barata

(2007: 65-66), yaitu:

1) Pengetahuan Merek Induk

Pengetahuan konsep tentang merek dibutuhkan untuk

mengevaluasi merek tersebut. Dalm kaitannya dengan brand extension, konsumen dapat lebih mudah mengevaluasi dan menilai persepsi kecocokan dari produk yang menggunakan

brand extension dengan memiliki pengetahuan tentang merek induk.

2) Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Perceived quality didefinisikan sebagai gambaran umum dari penilaian konsumen tentang keunggulan atau kesempurnaan dari

suatu produk dan dalam level tertentu dapat dibandingkan dengan

atribut tertentu dari produk. Konsumen menilai kualitas dari

suatu produk berdasarkan dari berbagai informasi yang

didapatkan baik melalui pengalaman menggunakan produk itu

sendiri, didapatkannya dari kampanye iklan maupun dari

3) Inovatif (Innovativeness)

Menurut Keller (2003), produk atau merek baru yang berhasil

serta inovatif dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau

merek yang moderen atau up to date, merupakan hasil dari investasi riset dan pengembangan produk, diproduksi dengan

teknologi terbaik dan memiliki features produk baru. Dalam kaitannya dengan brand extension, konsumen cenderung untuk mengevaluasi produk baru tersebut dengan mencari kecocokan

antara merek induk dengan merek extension-nya, apakah inovasi yang ditawarkan oleh brand extension tersebut sesuai dengan persepsinya tentang merek induk.

4) Konsistensi Konsep Merek

Strategi brand extension berfokus pada pentingnya asosiasi yang sesuai serta adanya persepsi kecocokan antara merek induk

dengan merek extension-nya, namun demikian tetap terdapat perbedaan-perbedaan dalam menentukan dimensi dari kecocokan

itu sendiri. Persepsi kecocokan ini terdiri dari beberapa komponen

yaitu kemiripan (similarity), kesamaan tipe (typicality), keterkaitan (relatedness) dan konsistensi konsep merek atau brand concept consistency.

c. Keputusan Strategi Merek (Brand Strategy Decision)

Menurut pendapat Kotler (2002:471-475) perusahaan harus

memiliki 5 pilihan dalam hal strategi merek. Pilihan-pilihan itu

adalah:

1) Perluasan Lini

Perluasan lini ini dilakukan jika perusahaan memperkenalkan unit

produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan

merek yang sama. Contoh: Pantene mengeluarkan shampoo untuk

rambut rontok, rambut berketombe, rambut kering, rambut

berminyak, dan lain sebagainya.

2) Perluasan Merek (Brand Extension)

Yaitu suatu strategi yang dilakukan perusahaan untuk

meluncurkan suatu produk dalam kategori baru dengan

menggunakan merek yang sudah ada. Contoh : pepsodent

menggunakan produk mouthwash, permen dan sikat gigi. 3) Multi-merek

Adalah suatu strategi perusahaan untuk memperkenalkan merek

tambahan dalam kategori produk yang sama. Sebagai contoh

adalah P&G memproduksi sebelas merek deterjen. Indofood

4) Merek baru

Yaitu strategi perusahaan meluncurkan produk dalam suatu

kategori baru, tetapi perusahaan tidak mungkin menggunakan

merek yang sudah ada lalu menggunakan merek baru. Contoh:

Coca Cola memproduksi minuman bersoda tetapi memiliki rasa

buah-buahan diberi merek Fanta.

5) Merek bersama

Yaitu dua atau lebih merek yang terkenal dikombinasikan dalam

satu tawaran, sebagai contoh Aqua-Danone.

d. Penyebab Terjadinya Perluasan Merek

Menurut Rangkuti (2004: 114-115), perluasan merek terjadi

apabila:

1) Merek individual dikembangkan untuk menciptakan suatu merek

kelompok.

2) Produk yang memiliki hubungan ditambahkan pada suatu merek

kelompok yang ada.

3) Suatu merek individu atau kelompok, dikembangkan

keproduk-produk yang tidak memiliki hubungan.

Perluasan merek kedalam kategori produk yang sama memiliki

keuntungan dari meminimalkan biaya pengembangan produk dan

memperkecil risiko. Sedangkan perluasan merek kedalam kategori

dengan risiko meningkatnya risiko apabila produk tersebut gagal

dipasaran.

e. Tahap – Tahap Strategi Perluasan Merek

Menurut Rangkuti (2004: 115), strategi perluasan merek

membutuhkan 3 (tiga) tahap, yaitu:

1) Mengidentifikasi asosiasi-asosisai yang terdapat dalam merek

tersebut.

2) Mengidentifikasi produk-produk yang berkaitan dengan asosiasi

merek tersebut.

3) Memiliki calon terbaik dari daftar produk tersebut untuk

melakukan uji konsep dan pengembangan produk baru.

f. Berhasilnya Sebuah Perluasan Merek

Menurut Rangkuti (2004: 115), perluasan merek akan berhasil

apabila:

1) Asosiasi-asosiasi merek yang kuat memberikan poin pembeda dan

keuntungan untuk perluasan.

2) Perluasan tersebut membantu merek inti dengan cara menguatkan

asosiasi-asosiasi kunci, menghindari asosisai-asosiasi negative,

dan menimbulkan pengenalan merek (asosisasi negative akan

muncul apabila merek hanya mengandalkan kesan, kualitas,

g. Keunggulan Perluasan Merek

Berikut ini merupakan keunggulan-keunggulan dari sebuah

perluasan merek (brand extansion) berdasarkan pendapat Freddy Rangkuti (2004: 121), yaitu:

1) Mengurangi persepsi risiko ditolaknya produk tersebut oleh

pelanggan.

2) Memanfaatkan kemudahan saluran distribusi yang sudah ada.

3) Meningkatkan efisiensi biaya promosi.

4) Mengurangi biaya perkenalan produk baru serta program tindak

lanjut.

5) Mengurangi biaya pengembangan produk baru.

6) Meningkatkan efisiensi desain logo dan kemasan.

7) Menyediakan variasi pilihan produk kepada pelanggan.

h. Kelemahan Perluasan Merek

Berikut ini merupakan kelemahan-kelemahan dari sebuah perluasan

merek (brand extension)menurut Rangkuti (2004: 121-123):

1) Dapat membingungkan pelanggan dalam memilih produk mana

yang paling baik.

2) Retail cenderung beranggapan bahwa perluasan lini semata-mata

merupakan metoo product, yaitu semata-mata merupakan fotokopi dari merek yang sudah ada, sehingga merek tidak perlu

3) Dapat merusak induk yang sudah ada. Kasus yang pernah terjadi

adalah pada saat General Motor memperkenalkan mobil Cadillac

Cimarron bagi pasar sasaran mereka yang tidak mampu membeli

Cadillac mewah yang sudah ada. Akibatnya, pemilik mobil

Cadillac mewah merasa ditipu karena perusahaan tidak konsisten

dengan prestise yang melekat pada mobil Cadillac. Pelanggan

Cadillac merasa gengsinya turun.

4) Seandainya produk baru dengan perluasan lini tersebut sukses

dipasar, ada kemungkinan ia memakan merek induk yang sudah

ada. Penyebabnya adalah konsumen produk yang sudah ada

beralih ke produk baru.

5) Apabila merek induk menurun kekuatannya. Merek yang

sebelumnya memiliki fokus ke salah satu kategori, akibat adanya

perluasan merek, menjadi memiliki bermacam-macam kategori

sehingga tidak memiliki identitas yang jelas.

6) Seandainya perluasan merek tersebut dilakukan tidak secara

konsisten, artinya; atribut atau manfaat yang melekat pada merek

tersebut saling bertentangan dengan merek induk, sehingga

konsumen merubah persepsi.

7) Seandainya perluasan merek tersebut dilakukan secara

besar-besaran. Misalnya, Gucci dengan lini produk sebanyak lebih dari

20.000 jenis didistribusikan keseluruh dunia melalui berbagai

terkontrol dan mudah dipalsukan. Hal ini akan menyebabkan

menurunnya persepsi terhadap merek tersebut.

i. Pedoman Untuk Memperoleh Keberhasilan dan Meminimalisasi Kegagalan dalam Perluasan Merek

1) Segmentasi Pelanggan

Perluasan lini dapat dilihat dari berbagai upaya untuk

menurunkan biaya, menurunkan risiko, dan berbagai cara cepat

memenuhi keinginan pelanggan sesuai dengan pasar sasaran yang

telah ditentukan.

2) Harapan Pelanggan

Lebih banyak pelanggan yang beralih dan mencoba adanya

variasi yang diberikan akibat adanya perluasan lini. Hal ini dapat

menimbulkan daya tarik tersendiri terhadap merek tersebut.

3) Variasi Harga

Perluasan lini akan mengakibatkan timbulnya peluang untuk

menawarkan berbagai produk dengan berbagai variasai harga

kepada pelanggan.

4) Optimalisasi Kapasitas

Perusahaan dapat mengoptimalkan kapasitas produksi yang

dimiliki dengan membuat perluasan lini terhadap produk yang

dihasilkan, atau kemampuan manufaktur yang telah dimiliki

selama ini dapat dimodifikasi untuk membuat perluasan lini,

produk lebih banyak, dan segmentasi pasarnya menjadi lebih luas.

(Rangkuti, 2004: 125-126).

Dalam penelitian ini, variabel perluasan merek diukur melalui empat

indikator, yaitu : pengetahuan merek induk, persepsi kualitas (perceived quality), inovatif (innovativeness), konsistensi konsep merek.

Dokumen terkait