• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh perluasan merek dan persepsi kualitas terhadap loyalitas merek studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang menggunakan produk kecantikan merek Pond`s

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh perluasan merek dan persepsi kualitas terhadap loyalitas merek studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang menggunakan produk kecantikan merek Pond`s"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP LOYALITAS MEREK

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang Menggunakan Produk Kecantikan Merek Pond’s.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Defvy Indrasintha NIM : 092214023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(2)

i

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP LOYALITAS MEREK

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang Menggunakan Produk Kecantikan Merek Pond’s.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Defvy Indrasintha NIM : 092214023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(3)
(4)
(5)

iv

Motto

Lukas 11:9-10

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,

mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.

Wiston Churchill, mantan PM Inggris

Kesuksesan bukanlah sebuah akhir, kegagalan bukan hal yang fatal, yang paling penting adalah keberanian untuk selalu melanjutkan jalan mencapai tujuan.

Salam Dahsyat!!! Tung Desem Waringin

Pelatih Sukses No.1 di Indonesia (Majalah Marketing) The Most Powerful People & Ideas in Business (Majalah SWA) Learn From The Best, Work The Best, Do The Best, Pray for

The Best, Expect The Best, Miracle Happen!!!

Skripsi ini kupersembahkan untuk:  Yesus Kristus Sang Juru

Selamat

 Papa dan Mamaku tercinta

 Kakak saya Debby Indranila

 Calon kakak ipar Ery

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas Karunia dan RahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Perluasan Merek dan Persepsi Kualitas Terhadap Loyalitas Merek: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang Menggunakan Produk Kecantikan Merek Pond’s”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Progam Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan-Nya selama hidupku.

2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono P., S.J., selaku Rektor Universitas Sanata telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati. 6. Ibu Dra. Yuliana Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang

(9)

viii

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

8. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Sanata Dharma yang sudah mau membantu mengisi kuesioner penelitian demi kelancaran skripsi saya.

9. Mama, Papa dan Debby yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagian, dan memberikan penghidupan yang layak bagiku.

10. Sahabat-sahabatku terkasih (Benny, Prita, Vincent, Yunike, Kori, Vida, Nio, Gabby, Nadia) terimakasih buat semua dukungan, masukan, kebersamaan, dan selalu memberikan semangat. I love you guys.

11. Benjamin Benny Sadewa yang selalu memberi aku semangat untuk selalu berhasil dalam menjalani kehidupan selama di Yogyakarta kamu sahabat terbaik yang pernah aku temui.

12. Monica Prita Prasetiyani, Yunike Listianingsih, Klementin Vida Arumni trimakasih sudah menemani disaat aku dalam keputusasaan dan selalu berusaha membuat aku bahagia aku akan merindukan kalian.

13. Felisitas Devinta Tania dan Gabbriela Maharani Ruga yang menemaniku untuk selalu bersenang-senang dan melupakan kesedihan.

14. Teman-temanku Manajemen 2009 terima kasih untuk semua masukan, dukungan dan juga ejekannya.

(10)
(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJIAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN……….... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ...vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

(12)

xi

B. Penelitian Sebelumnya... 29

C. Kerangka Konseptual... 30

D. Hipotesis... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Jenis Penelitian... 33

B. Subjek dan Objek Penelitian... 33

C. Waktu dan Lokasi Penelitian... 33

D. Variabel Penelitian... 34

E. Populasi dan Sampel... 38

F. Teknik Pengambilan Sampel... 40

G. Sumber Data... 40

H. Teknik Pengumpulan Data... 41

I. Teknik Pengujian Instrumen... 41

J. Teknik Analisis Data... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN...51

A. Sejarah Singkat Perusahaan... 51

B. Struktur Organisasi Perusahaan ...57

C. Visi dan Misi Perusahaan... 58

D. Kegiatan Produksi Perusahaan... 59

E. Gambaran Umum Produk Pond’s... 63

F. Produk Pond’s... 66

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 69

(13)

xii

B. Analisis Data... 72

C. Pembahasan... 86

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN PEMBAHASAN...88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

C. Keterbatasan ... 90

Daftar Pustaka ... 91

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Skala Pengukuran... 38

V.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 69

V.2 Responden Berdasarkan Usia... 70

V.3 Responden Berdasarkan Tahun Angkatan... 71

V.4 Responden Berdasarkan Jurusan... 72

V.5 Hasil Uji Validitas... 73

V.6 Hasil Uji Reliabilitas... 74

V.7 Hasil Uji Normalitas... 75

V.8 Uji Multikolinieritas... 77

V.9 Uji Regeresi Linier Berganda... 79

V.10 Uji F... 81

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerangka Pemikiran Teori... 31

IV.1 Jenis Produk Pond’s... 67

V.1 Uji Normalitas... 76

V.2 Uji Heteroskedastisitas... 78

V.3 Daerah Penentuan Ho Untuk Uji F... 81

V.4 Daerah Penentuan Ho Untuk Uji t (Perluasan Merek)... 83

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian... 93

Lampiran 2 Kuesioner... 95

Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian ... 100

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas... 105

Lampiran 5 Karakteristik Responden ... 112

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik...114

(17)

xvi ABSTRAK

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP LOYALITAS MEREK

Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang Menggunakan Produk Kecantikan Merek Pond’s

Defvy Indrasintha Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

(18)

xvii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND EXTENSION AND PERCEIVED QUALITY TOWARDS BRAND LOYALTY

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi semakin

pesat ditandai dengan tingkat persaingan antara perusahaan yang semakin

tinggi dan ketat. Keadaan tersebut membuat para produsen berlomba untuk

memenangkan kompetisi yang sangat ketat ini. Setiap saat kita melihat

peluncuran produk baru yang seolah tidak pernah berhenti baik melalui media

televisi, radio, koran, majalah ataupun internet. Produk-produk yang

ditawarkan begitu beragam dengan merek yang juga sangat bervariasi. Hal ini

membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam menentukan

pilihannya, selain itu juga membuat produsen menjadi bekerja lebih keras

dalam mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap merek. Para ahli

pemasaran sepakat bahwa mempertahankan konsumen yang loyal lebih

efisien daripada mencari pelanggan baru. Karena itulah, upaya menjaga

loyalitas pelanggan terhadap merek merupakan hal penting yang harus selalu

dilakukan oleh produsen.

Konsumen memandang sebuah merek sebagai bagian dari produk, dan

pemberian merek dapat menambah nilai produk. Pemberian merek telah

menjadi isu penting dalam strategi produk. Nama merek menceritakan

sesuatu kepada pembeli tentang mutu produk. Pembeli yang selalu membeli

merek yang sama akan tau bahwa pada setiap kali mereka membeli, mereka

(20)

diatasnya dapat dibangun sebuah citra yang menyeluruh tentang mutu khusus

produk. Salah satu strategi mengenai merek yang dapat dilakukan untuk tetap

menjaga keutuhan citra merek dimata konsumen adalah dengan melakukan

perluasan merek (brand extension). Perluasan merek (brand extension) merupakan strategi perusahaan untuk menggunakan merek yang sudah ada

pada produk baru dalam satu kategori baru (Rangkuti,2004:11).” Perluasan

merek (brand extension) inilah yang telah dilakukan perusahaan Unilever Indonesia dalam rangka memperkenalkan produk-produk baru dengan variasi

yang berbeda dengan menggunakan merek yang telah ada. Hal ini dilakukan

untuk menghadapi banyaknya perusahaan pesaing.

Unilever Indonesia melakukan perluasan merek (brand extension) pada

beberapa produknya, salah satunya adalah produk kecantikan merek Pond’s.

Produk kecantikan Pond’s menempatkan dirinya sebagai pilihan utama bagi

para wanita sebagai produk kecantikan untuk perawatan kulit. Pond’s

termasuk dalam kategori produk perawatan diri dan merupakan produk

kecantikan yang menguasai posisi teratas dalam pangsa pasarnya (market

share). Tahun 2012 Top Brand Indeks mencatat Pond’s sebagai produk perawatan diri yang menduduki posisi teratas dibanding produk perawatan

diri merek lainnya.

Untuk mempertahankan mereknya Pond’s memerlukan inovasi terus

menerus sehingga memberikan produk yang selalu relevan dengan keinginan

konsumen yang senantiasa berubah-ubah. Pond’s memperluas pasar

(21)

Pond’s melakukan variasi produk dengan melakukan perluasan merek dengan

kategori produk pengendali minyak, pemutih kulit, dan penghambat penuaan

dini.

Fokus dari pemasar produk Pond’s selama ini cenderung membidik

masyarakat untuk selalu melakukan perawatan diri khususnya wajah, baik

kalangan remaja maupun kalangan dewasa. Fenomena ini yang menjadi

alasan bagi peneliti untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perluasan

merek dan persepsi kualitas terhadap loyalitas konsumen dari produk Pond’s

di mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Menurut pendapat Aaker dan Tjiptono (2005:40) menyatakan bahwa

persepsi kualitas merek adalah penilaian konsumen terhadap keunggulan atau

superioritas produk secara keseluruhan. Zeithaml dalam Killa (2008:417)

mengidentifikasi bahawa persepsi kualitas merek merupakan komponen dari

merek. Oleh karena itu persepsi kualitas merek yang tinggi akan mendorong

pelanggan untuk memilih merek prusahaan dibandingkan merek pesaing

lainnya. Ketika merek sudah dikenal, akan terbentuk persepsi kualitas

konsumen terhadap produk tersebut. Kualitas yang di persepsikan baik oleh

konsumen akan memudahkan suatu produk untuk diterima oleh pasar. Di

dalam persaingan antara Pond’s dan produk kecantikan lainya, persepsi

kualitas bisa jadi referensi konsumen dalam menentukan akan membeli

produk Pond’s atau produk kecantikan lainya. Hal ini secara tidak langsung

akan mempengaruhi tingginya tingkat penjualan salah satu dari produk

(22)

Loyalitas merek (Brand Loyalty) merupakan bentuk perilaku pelanggan

yang loyal terhadap merek dan tidak berganti merek. Tjiptono (2000:110)

menyebutkan bahwa, loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan

terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat

positif dalam pembelian jangka panjang. Pelanggan yang setia adalah mereka

yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu, sehingga

mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang

mereka kenal. Pelanggan yang loyal tersebut akan memperluas “kesetiaan”

merek pada produk-produk lain buatan produsen yang sama, dan pada

akhirnya mereka adalah konsumen yang setia pada produsen atau perusahaan

tertentu untuk selamanya.

Bertitik tolak dari pentingnya masalah perluasan merek dan persepsi

kualitas yang mempengaruhi loyalitas konsumen, maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang “PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN PERSEPSI

KUALITAS TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK

POND’S” studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah perluasan merek dan persepsi kualitas berpengaruh secara

simultan terhadap loyalitas merek pada produk kecantikan merek

(23)

2. Apakah perluasan merek berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas

merek pada produk kecantikan merek Pond’s?

3. Apakah persepsi kualitas berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas

merek pada produk kecantikan merek Pond’s?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian tetap terfokuskan pada

permasalahan yang akan dibahas dan tidak menyimpang dari tujuan awal.

Pembatasan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penulis menitikberatkan pada pengaruh perluasan merek dan persepsi

kualitas terhadap loyalitas merek.

2. Ada empat indikator dalam pengukuran perluasan merek yaitu

pengetahuan akan merek, persepsi kualitas, inovasi, dan konsistensi

konsep merek.

3. Ada lima indikator dalam pengukuran persepsi kualitas yaitu alasan untuk

membeli, diferensiasi atau posisi, harga optimum, minat saluran

distribusi, perluasan merek.

(24)

5. Perluasan merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek yang dimaksudkan

adalah pada produk kecantikan merek Pond’s.

6. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma yang menggunakan produk kecantikan merek Pond’s.

D. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti mengadakan penelitian dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah perluasan merek dan persepsi kualitas

berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas merek pada produk

kecantikan merek Pond’s.

2. Untuk mengetahui apakah perluasan merek berpengaruh secara parsial

terhadap loyalitas merek pada produk kecantikan merek Pond’s.

3. Untuk mengetahui apakah persepsi kualitas berpengaruh secara parsial

terhadap loyalitas merek pada produk kecantikan merek Pond’s.

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran sebagai

masukan bagi perusahaan guna mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen yang diteliti, untuk selanjutnya

dapat berguna sebagai bahan pertimbangan bagi manjemen perusahaan

(25)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

tambahan guna penelitian selanjutnya dimasa yang akan datang, dan

berguna bagi kepustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan ilmu yang

penulis peroleh selama belajar dibangku kuliah sekaligus mendapatkan

tambahan pengetahuan mengenai permasalahan yang diteliti.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitiaan.

Bab II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka memuat tiga hal pokok, yaitu landasan teori, hasil

penelitian sebelumnya, kerangka konseptual penelitian, dan

hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Metode Penelitian berisi hal-hal sebagai berikut: jenis penelitian,

subjek dan objek, waktu dan lokasi, variabel, definisi operasional,

populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik

pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, teknik analisis

(26)

Bab IV Gambaran Umum Subjek Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum sejarah

perusahaan, gambaran umum produk Pond’s.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Analisis Data dan Pembahasan pada intinya berisi dua hal pokok.

Pertama, paparan/ deskripsi mengenai temuan yang diperoleh dan

analisisnya, secara kuantitatif. Kedua, hasil uji statistik dan apakah

hasil uji statistik tersebut menolak atau menerima hipotesis nol dan

disertai pembahasannya.

Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Kesimpulan memuat tentang apa yang diperoleh dari analisis data

dan pembahasan, serta penjelasan hasil pengujian hipotesis

alternatif yang dikemukakan. Saran mengacu pada kesimpulan,

bersifat operasional sesuai dengan masalah yang diteliti.

Keterbatasan penelitian memuat secara jujur pengakuan penulis

terhadap berbagai keterbatasan dalam penelitian yang telah

(27)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Kotler dan Armstrong (2003:6) mendefinisikan pemasaran sebagai

proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh

apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta

nilai dengan pihak lain.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan

proses sosial melalui pertukaran dengan pihak lain, dengan tujuan

pemenuhan kebutuhan akan apa yang diinginkan oleh penjual maupun

pembeli. Salah satu karakteristik penting dari pemasaran sebagai fungsi

bisnis adalah fokusnya pada pelanggan dan kebutuhan mereka. Apabila

dilakukan dengan tepat, pemusatan perhatian semacam itu memungkinkan

perusahaan menikmati keberhasilan sepanjang waktu dengan

mengeksploitasi perubahan-perubahan pasar, dengan mengembangkan

produk-produk yang dapat menunjukan keunggulan dibandingkan apa

yang ada pada saat ini dan memenuhi kebutuhan yang kuat, dan

menggunakan pendekatan yang lebih terpadu untuk operasi total mereka.

2. Merek

Kotler dan Armstrong (2003:349), merek adalah suatu nama, kata,

tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang

(28)

Sedangkan menurut Kotler dan Susanto (2001:562), merek adalah nama

yang dihubungkan dengan satu atau lebih produk dalam lini produk yang

digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa merek merupakan nama yang

dihubungkan dengan produk, melalui simbol, kata, maupun tanda yang

dimaksudkan untuk mengidentifikasi produsen maupun karakteristik

produk. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara

konsisten memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu kepada

pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Tetapi merek

lebih dari sekedar simbol. Merek dapat memiliki enam tingkat pengertian

sebagai berikut:

a. Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.

b. Manfaat : pelanggan tidak hanya membeli atribut, tetapi

mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan

untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional

dan atau emosional.

c. Nilai : merek menyatakan nilai produsen

d. Budaya : merek mewakili budaya tertentu

e. Kepribadian : merek mencerminkan kepribadian orang yang

memakainya

f. Pemakaian : merek menunjukan jenis konsumen yang membeli

(29)

Dengan enam tingkat perngertian merek tersebut, pemasar harus

menentukan pada tingkat mana akan ditetapkan identitas merek.

3. Perluasan Merek

a. Pengertian Perluasan Merek

Perluasan merek didefinisikan sebagai pengguna merek yang telah

berhasil, untuk meluncurkan produk baru atau hasil modifikasi ke

kategori baru ( Kotler dan Amstrong, 2003:357). Perluasan merek

memungkinkan pengenalan yang cepat dan penerimaan yang segera,

terhadap produk baru yang dikeluarkan perusahaan. Selain itu juga

dapat menghemat biaya iklan yang tinggi, yang umumnya dibutuhkan

untuk membangun merek baru. Perluasan merek juga mengandung

beberapa resiko. Perluasan tersebut dapat membingungkan citra inti

merek utama perusahaan. Jika perluasan merek gagal, kegagalan

tersebut dapat mengubah sikap konsumen terhadap produk-produk

lain yang menggunakan merek sama.

Kotler dan Susanto (2001:590) menyebutkan bahwa mentrasfer

suatu merek ke jenis baru membutuhkan kecemasan tinggi.

Perusahaan-perusahaan yang tergoda untuk mentrasfer merek mereka

harus melakukan riset bagaimana asosiasi merek tersebut berpengaruh

terhadap produk barunya. Hasil terbaik jika merek tersebut

menghasilkan penjualan untuk produk lama maupun baru. Hasilnya

(30)

mempengaruhi penjualan produk lama. Hasil terburuk jika produk

baru gagal dan merugikan penjualan produk lama.

b. Dimensi Perluasan Merek

Berikut ini merupakan dimensi perluasan merek menurut Barata

(2007: 65-66), yaitu:

1) Pengetahuan Merek Induk

Pengetahuan konsep tentang merek dibutuhkan untuk

mengevaluasi merek tersebut. Dalm kaitannya dengan brand extension, konsumen dapat lebih mudah mengevaluasi dan menilai persepsi kecocokan dari produk yang menggunakan

brand extension dengan memiliki pengetahuan tentang merek induk.

2) Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Perceived quality didefinisikan sebagai gambaran umum dari penilaian konsumen tentang keunggulan atau kesempurnaan dari

suatu produk dan dalam level tertentu dapat dibandingkan dengan

atribut tertentu dari produk. Konsumen menilai kualitas dari

suatu produk berdasarkan dari berbagai informasi yang

didapatkan baik melalui pengalaman menggunakan produk itu

sendiri, didapatkannya dari kampanye iklan maupun dari

(31)

3) Inovatif (Innovativeness)

Menurut Keller (2003), produk atau merek baru yang berhasil

serta inovatif dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau

merek yang moderen atau up to date, merupakan hasil dari investasi riset dan pengembangan produk, diproduksi dengan

teknologi terbaik dan memiliki features produk baru. Dalam kaitannya dengan brand extension, konsumen cenderung untuk mengevaluasi produk baru tersebut dengan mencari kecocokan

antara merek induk dengan merek extension-nya, apakah inovasi yang ditawarkan oleh brand extension tersebut sesuai dengan persepsinya tentang merek induk.

4) Konsistensi Konsep Merek

Strategi brand extension berfokus pada pentingnya asosiasi yang sesuai serta adanya persepsi kecocokan antara merek induk

dengan merek extension-nya, namun demikian tetap terdapat perbedaan-perbedaan dalam menentukan dimensi dari kecocokan

itu sendiri. Persepsi kecocokan ini terdiri dari beberapa komponen

(32)

c. Keputusan Strategi Merek (Brand Strategy Decision)

Menurut pendapat Kotler (2002:471-475) perusahaan harus

memiliki 5 pilihan dalam hal strategi merek. Pilihan-pilihan itu

adalah:

1) Perluasan Lini

Perluasan lini ini dilakukan jika perusahaan memperkenalkan unit

produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan

merek yang sama. Contoh: Pantene mengeluarkan shampoo untuk

rambut rontok, rambut berketombe, rambut kering, rambut

berminyak, dan lain sebagainya.

2) Perluasan Merek (Brand Extension)

Yaitu suatu strategi yang dilakukan perusahaan untuk

meluncurkan suatu produk dalam kategori baru dengan

menggunakan merek yang sudah ada. Contoh : pepsodent

menggunakan produk mouthwash, permen dan sikat gigi. 3) Multi-merek

Adalah suatu strategi perusahaan untuk memperkenalkan merek

tambahan dalam kategori produk yang sama. Sebagai contoh

adalah P&G memproduksi sebelas merek deterjen. Indofood

(33)

4) Merek baru

Yaitu strategi perusahaan meluncurkan produk dalam suatu

kategori baru, tetapi perusahaan tidak mungkin menggunakan

merek yang sudah ada lalu menggunakan merek baru. Contoh:

Coca Cola memproduksi minuman bersoda tetapi memiliki rasa

buah-buahan diberi merek Fanta.

5) Merek bersama

Yaitu dua atau lebih merek yang terkenal dikombinasikan dalam

satu tawaran, sebagai contoh Aqua-Danone.

d. Penyebab Terjadinya Perluasan Merek

Menurut Rangkuti (2004: 114-115), perluasan merek terjadi

apabila:

1) Merek individual dikembangkan untuk menciptakan suatu merek

kelompok.

2) Produk yang memiliki hubungan ditambahkan pada suatu merek

kelompok yang ada.

3) Suatu merek individu atau kelompok, dikembangkan

keproduk-produk yang tidak memiliki hubungan.

Perluasan merek kedalam kategori produk yang sama memiliki

keuntungan dari meminimalkan biaya pengembangan produk dan

memperkecil risiko. Sedangkan perluasan merek kedalam kategori

(34)

dengan risiko meningkatnya risiko apabila produk tersebut gagal

dipasaran.

e. Tahap – Tahap Strategi Perluasan Merek

Menurut Rangkuti (2004: 115), strategi perluasan merek

membutuhkan 3 (tiga) tahap, yaitu:

1) Mengidentifikasi asosiasi-asosisai yang terdapat dalam merek

tersebut.

2) Mengidentifikasi produk-produk yang berkaitan dengan asosiasi

merek tersebut.

3) Memiliki calon terbaik dari daftar produk tersebut untuk

melakukan uji konsep dan pengembangan produk baru.

f. Berhasilnya Sebuah Perluasan Merek

Menurut Rangkuti (2004: 115), perluasan merek akan berhasil

apabila:

1) Asosiasi-asosiasi merek yang kuat memberikan poin pembeda dan

keuntungan untuk perluasan.

2) Perluasan tersebut membantu merek inti dengan cara menguatkan

asosiasi-asosiasi kunci, menghindari asosisai-asosiasi negative,

dan menimbulkan pengenalan merek (asosisasi negative akan

muncul apabila merek hanya mengandalkan kesan, kualitas,

(35)

g. Keunggulan Perluasan Merek

Berikut ini merupakan keunggulan-keunggulan dari sebuah

perluasan merek (brand extansion) berdasarkan pendapat Freddy Rangkuti (2004: 121), yaitu:

1) Mengurangi persepsi risiko ditolaknya produk tersebut oleh

pelanggan.

2) Memanfaatkan kemudahan saluran distribusi yang sudah ada.

3) Meningkatkan efisiensi biaya promosi.

4) Mengurangi biaya perkenalan produk baru serta program tindak

lanjut.

5) Mengurangi biaya pengembangan produk baru.

6) Meningkatkan efisiensi desain logo dan kemasan.

7) Menyediakan variasi pilihan produk kepada pelanggan.

h. Kelemahan Perluasan Merek

Berikut ini merupakan kelemahan-kelemahan dari sebuah perluasan

merek (brand extension)menurut Rangkuti (2004: 121-123):

1) Dapat membingungkan pelanggan dalam memilih produk mana

yang paling baik.

2) Retail cenderung beranggapan bahwa perluasan lini semata-mata

merupakan metoo product, yaitu semata-mata merupakan fotokopi dari merek yang sudah ada, sehingga merek tidak perlu

(36)

3) Dapat merusak induk yang sudah ada. Kasus yang pernah terjadi

adalah pada saat General Motor memperkenalkan mobil Cadillac

Cimarron bagi pasar sasaran mereka yang tidak mampu membeli

Cadillac mewah yang sudah ada. Akibatnya, pemilik mobil

Cadillac mewah merasa ditipu karena perusahaan tidak konsisten

dengan prestise yang melekat pada mobil Cadillac. Pelanggan

Cadillac merasa gengsinya turun.

4) Seandainya produk baru dengan perluasan lini tersebut sukses

dipasar, ada kemungkinan ia memakan merek induk yang sudah

ada. Penyebabnya adalah konsumen produk yang sudah ada

beralih ke produk baru.

5) Apabila merek induk menurun kekuatannya. Merek yang

sebelumnya memiliki fokus ke salah satu kategori, akibat adanya

perluasan merek, menjadi memiliki bermacam-macam kategori

sehingga tidak memiliki identitas yang jelas.

6) Seandainya perluasan merek tersebut dilakukan tidak secara

konsisten, artinya; atribut atau manfaat yang melekat pada merek

tersebut saling bertentangan dengan merek induk, sehingga

konsumen merubah persepsi.

7) Seandainya perluasan merek tersebut dilakukan secara

besar-besaran. Misalnya, Gucci dengan lini produk sebanyak lebih dari

20.000 jenis didistribusikan keseluruh dunia melalui berbagai

(37)

terkontrol dan mudah dipalsukan. Hal ini akan menyebabkan

menurunnya persepsi terhadap merek tersebut.

i. Pedoman Untuk Memperoleh Keberhasilan dan Meminimalisasi

Kegagalan dalam Perluasan Merek

1) Segmentasi Pelanggan

Perluasan lini dapat dilihat dari berbagai upaya untuk

menurunkan biaya, menurunkan risiko, dan berbagai cara cepat

memenuhi keinginan pelanggan sesuai dengan pasar sasaran yang

telah ditentukan.

2) Harapan Pelanggan

Lebih banyak pelanggan yang beralih dan mencoba adanya

variasi yang diberikan akibat adanya perluasan lini. Hal ini dapat

menimbulkan daya tarik tersendiri terhadap merek tersebut.

3) Variasi Harga

Perluasan lini akan mengakibatkan timbulnya peluang untuk

menawarkan berbagai produk dengan berbagai variasai harga

kepada pelanggan.

4) Optimalisasi Kapasitas

Perusahaan dapat mengoptimalkan kapasitas produksi yang

dimiliki dengan membuat perluasan lini terhadap produk yang

dihasilkan, atau kemampuan manufaktur yang telah dimiliki

selama ini dapat dimodifikasi untuk membuat perluasan lini,

(38)

produk lebih banyak, dan segmentasi pasarnya menjadi lebih luas.

(Rangkuti, 2004: 125-126).

Dalam penelitian ini, variabel perluasan merek diukur melalui empat

indikator, yaitu : pengetahuan merek induk, persepsi kualitas (perceived quality), inovatif (innovativeness), konsistensi konsep merek.

4. Persepsi Kualitas Merek (Brand Perceived Quality)

Aaker dan Tjiptono (2005:40) menyatakan bahwa persepsi kualitas

merek adalah penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas

produk secara keseluruhan. Sementara Durianto, Sugiarto & Sitinjak

(2004:96) menerangkan bahwa persepsi kualitas merek adalah persepsi

pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk

atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Zeithaml dalam Killa (2008:417) menyebutkan persepsi kualitas merek

sebagai penilaian subyektif konsumen tentang keunggulan atau kelebihan

produk secara keseluruhan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

persepsi kualitas merek adalah persepsi atau penilaian pelanggan terkait

dengan keunggulan suatu produk atau jasa secara keseluruhan.

Zeithaml dalam Killa (2008:417) mengidentifikasi bahwa persepsi

kualitas merek merupakan komponen dari nilai merek. Oleh karena itu,

persepsi itu, persepsi kualitas merek yang tinggi akan mendorong

pelanggan untuk memilih merek perusahaan dibandingkan merek pesaing

(39)

(2004:98) menyebutkan bahwa terdapat tujuan dimensi dari persepsi

kualitas merek, meliputi:

a. Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional yang utama,

karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain,

seringkali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai

atribut-atribut kinerja ini.

b. Pelayanan : mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada

produk tersebut.

c. Ketahanan : mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.

d. Keandalan : konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari

suatu pembelian ke pembelian berikutnya.

e. Karakteristik produk : bagian-bagian dari produk yang ditambahkan

untuk membedakan dari produk pesaing.

f. Kesesuaian dengan spsifikasi : merupakan pandangan mengenai

kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji.

g. Hasil : mengarah kepada kualitas yang dirasakan dan melibatkan

enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan

otput produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan

mempunyai atribut kualitas lain yang penting.

Faktor yang mempengaruhi persepsi kualitas mengacu pada pendapat

(40)

menjadi tujuh, yaitu : kinerja, pelayananan, ketahanan, karakteristik

produk, kesesuaian dengan spesifikasi, dan hasil akhir.

Ada lima nilai yang dapat menggambarkan persepsi kualitas

(Durianto, dkk, 2004), yaitu :

1) Alasan untuk membeli

Persepsi kualitas yang baik dapat membantu semua elemen

program pemasaran menjadi lebih efektif. Apabila persepsi kualitas

tinggi, kemungkinan besar periklananan dan promosi yang dilakukan

akan efektif.

2) Diferensiasi atau Posisi

Persepsi kualitas suatu merek akan berpengaruh untuk

menentukan posisi merek tersebut dalam persaingan. Berkaitan

dengan persepsi kualitas, apakah merek tersebut terbaik atau hanya

kompetitif terhadap merek – merek lain.

3) Harga Optimum

Penentuan harga optimum yang tepat dapat membantu

perusahaan untuk meningkatkan persepsi kualitas merek tersebut.

Harga optimum dapat meningkatkan laba dan memberikan sumber

daya untuk reinvestasi pada merek tersebut.

4) Minat Saluran Distribusi

Pengecer, distributor, dan berbagai pos saluran lainnya lebih

(41)

dan konsumen lebih menyukai produk dengan persepsi kualitas yang

baik.

5) Perluasan Merek

Merek dengan persepsi kualitas yang kuat akan memiliki peluang

sukses yang lebih besar dalam melakukan kebijakan perluasan merek.

Menurut Durianto, dkk (2004), terdapat dimensi – dimensi yang

mempengaruhi kualitas suatu produk, antara lain :

1) Performance, yaitu karakteristik operasional produk yang utama. 2) Features, yaitu elemen sekunder dari produk atau bagian tambahan

dari produk.

3) Conformance with Specifications, yaitu tidak ada produk yang cacat. 4) Reliability, yaitu konsistensi kinerja produk.

5) Durability, yaitu daya tahan sebuah produk.

6) Serviceability, yaitu kemampuan memberikan pelayanan sehubungan dengan produk.

7) Fit and Finish, yaitu menunjukkan saat munculnya atau dirasakannya kualitas produk.

Dalam penelitian ini, variabel persepsi kualitas diukur melalui lima

indikator, yaitu : alasan untuk membeli, diferensiasi atau posisi, harga

(42)

5. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

a. Pengertian Loyalitas

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dari suatu bisnis adalah untuk

menciptakan para pelanggan merasa puas. Terciptanya kepuasan dapat

memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara

perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis sehingga

memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang dan terciptanya

kesetiaan terhadap merek serta membuat suatu rekomendasi dari

mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 2000:105).

Menurut Tjiptono (2000:110) loyalitas konsumen adalah komitmen

pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat

yang sangat positif dalam pemebelian jangka panjang. Dari pengertian

ini dapat diartikan bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena

adanya kombinasi dari kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan

pelanggan tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan untuk

menimbulkan kepuasan tersebut dengan meminimalkan keluhan

sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan oleh

konsumen.

Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang

menjaga kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan

usahanya. Pelanggan yang setia adalah mereka yang sangat puas

(43)

antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka

kenal. Selanjutnya pada tahap berikutnya pelanggan loyal tersebut

akan memperluas “kesetiaan” merek pada produk-produk lain buatan

produsen yang sama, dan pada akhirnya mereka adalah konsumen

yang setia pada produsen atau perusahaan tertentu untuk selamanya.

Philip Kotler (2001) menyatakan bahwa loyalitas tinggi adalah

pelanggan yang melakukan pembelian dengan prosentasi makin

meningkat pada perusahaan tertentu daripada perusahaan lain.

Dalam upaya utuk mempertahankan pelanggan harus mendapatkan

prioritas yang lebih besar dibandingkan untuk mendapatkan pelanggan

baru. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan berdasarkan kepuasan

murni dan terus-menerus merupakan salah satu aset terbesar yang

mungkin didapat oleh perusahaan.

b. Jenis – Jenis Loyalitas

Menurut Griffin (2002:20-24) dua faktor sangat penting bila ingin

mengembangkan loyalitas: pertama, keterikatan (attachment) yang tinggi terhadap produk atau jasa tertentu dibandingkan terhadap

produk atau jasa pesaing potensial, dan pembelian yang berulang.

(44)

Griffin membagi loyalitas dalam empat jenis yaitu:

1) Tanpa loyalitas

Yaitu beberapa konsumen yang tidak mengembangkan loyalitas

terhadap produk atau jasa tertentu karena beranggapan tidak ada

perbedaan tempat penyedia barang atau jasa tertentu.

2) Loyalitas yang lemah

Yaitu keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian ulang

yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah. Konsumen ini

membeli karena kebiasaan.

3) Loyalitas tersembunyi

Yaitu tingkat preferensi yang tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah. Menunjukan loyalitas

tersembunyi.

4) Loyalitas premium

Yaitu terjadi apabila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan

tingkat pembelian berulang yang juga tinggi.

c. Ciri-Ciri Loyalitas

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2001:189) pelanggan yang loyal

menunjukan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Repeat: Apabila konsumen membutuhkan produk atau jasa akan membeli produk tersebut pada perusahaan tersebut.

(45)

3) Reffeal: Jika produk atau jasa baik, konsumen akan mempromosikan kepada orang lain, jika buruk konsumen diam

dan memberitahukannya kepada perusahaan.

d. Cara Mengukur Loyalitas pelanggan

Menurut Strom dan Thiry (dalam Griffin 2002:31) pelanggan yang

loyal:

1)Memiliki komitmen pada merek tersebut.

2)Berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan merek yang lain.

3)Akan merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.

4)Dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut tidak melakukan pertimbangan.

5)Selalu mengikuti informasi yang berkaitan merek tersebut. e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Merek

Schiffman dan Kanuk (2004) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya/terciptanya loyalitas merek adalah:

1)Perceived product superiority (penerimaan keunggulan produk) 2)Personal fortitude (keyakinan yang dimiliki oleh seseorang

terhadap merek tersebut)

3)Bonding with the product or company (keterikatan dengan produk atau perusahaan)

(46)

Keuntungan yang diperoleh oleh suatu merek yang memiliki pelanggan yang loyal adalah :

1) Dapat mempertahankan harga secara optimal

2) Memiliki posisi tawar menawar yang kuat dalam saluran distribusi 3) Mengurangi biaya penjualan

4) Memiliki penghalang yang kuat terhadap produk-produk baru yang memiliki potensi yang besar untuk masuk dalam kategori produk atau layanan yang dimiliki oleh merek tersebut

5) Keuntungan sinergis yang diperoleh dari brand extension yang berhubungan dengan kategori produk atau pelayanan dari merek tersebut.

Loyalitas merek akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan

untuk merespons gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing

mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan

memberi waktu pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui

produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.

Dalam penelitian ini, variabel loyalitas merek diukur melalui lima

indikator, yaitu : memiliki komitmen pada merek tersebut, berani

membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan dengan merek

lain, akan merekomendasikan merek tersebut pada orang lain, dalam

melakukan pembelian kembali produk tersebut tidak melakukan

pertimbangan, selalu mengikuti informasi yang berkaitan dengan

(47)

B. Penelitian Sebelumnya

Aulia Danibrata meneliti “Pengaruh Perluasan Merek Terhadap Citra Merek Pada Produk-Produk Pepsoden”, yang dimuat dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi, volume 10, no.1, April 2008. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari perluasan merek dan citra merek.

Perluasan merek yang menjadi variabel independent dilihat dari dimensi

similaritas, reputasi, perceived risk, inovasi, sedangkan citra merek yang menjadi variabel dipendent dilihat dari dimensi knowledge with the brand dan fit to the brand.

Tujuan dari penelitian yang dikemukakan adalah untuk menguji pengaruh

dari perluasan merek terhadap citra merek. Yang menjadi motivasi dalam

penelitian tersebut adalah fakta mengenai kegagalan produk dalam penerapan

strategi perluasan merek.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah H1:

similaritas, reputasi, perceived risk, inovasi mempunyai kontribusi dalam membentuk perluasan merek, H2: knowledge with the brand dan fit to the brand mempunyai kontribusi dalam membentuk citra merek, H3: perluasan merek berpengaruh terhadap citra merek.

Data terdiri dari data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner

secara langsung kepada responden. Data dikumpulkan dari 100 responden

yang merupakan pelanggan dan pengguna produk yang diteliti. Data yang

terkumpul diuji dengan menggunakan SEM, dan hasil dari penelitian tersebut

(48)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian dimaksudkan untuk memperjelas inti

permasalahan yang tertuang dalam wujud hubungan atau perbedaan variabel.

Dalam penelitian ini variabel independen adalah perluasan merek dan

persepsi kualitas, sedangkan variable dependen adalah loyalitas merek.

Perluasan merek mempunyai empat indikator yaitu pengetahuan merek induk,

persepsi kualitas (perceived quality), inovatif (innovativeness), konsistensi konsep merek. Persepsi kualitas mempunyai lima indikator yaitu: alasan

untuk membeli, diferensiasi atau posisi, harga optimum, minat saluran

distribusi, perluasan merek. Sedangkan loyalitas konsumen mempunyai lima

indikator, yaitu : memiliki komitmen pada merek, berani membayar lebih

pada merek tersebut bila dibandingkan dengan merek yang lain, akan

merekomendasikan merek tersebut pada orang lain, dalam melakukan

pembelian kembali produk tersebut tidak melakukan pertimbangan, selalu

(49)

Gambar II.1

Kerangka Pemikiran Teori

Variabel Independen Variabel Dependen

Keterangan: : Berpengaruh secara parsial

: Berpengaruh secara simultan

D. Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan

masalah (Sugiono, 2003:51)”. Berdasarkan perumusan masalah, maka

hipotesis penelitian ini adalah:

1. Ho: perluasan merek dan persepsi kualitas secara simultan tidak

berpengaruh terhadap loyalitas merek.

Ha: perluasan merek dan persepsi kualitas secara simultan berpengaruh

terhadap loyalitas merek.

2. Ho: perluasan merek secara parsial tidak berpengaruh terhadap loyalitas

merek.

Ha: perluasan merek secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas merek. Perluasan

Merek (X1)

Persepsi Kualitas (X2)

(50)

3. Ho: persepsi kualitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap loyalitas

merek.

(51)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis yaitu penelitian studi kasus, yaitu suatu

penelitian terhadap beberapa objek tertentu yang populasinya terbatas,

sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian ini hanya terbatas

pada beberapa objek tertentu.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang akan dijadikan

responden yaitu mahasiswa yang menggunakan produk kecantikan merek

Pond’s khususnya mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Mrican Yogyakarta. Pada penelitian ini yang menjadi objek

penelitian untuk diamati adalah tanggapan sabyek penelitian mengenai

perluasan merek dan persepsi kualitas apakah akan mempengaruhi loyalitas

merek untuk membeli produk-produk Pond’s.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013, di Universitas Sanata

Dharma yang berlokasi di Jalan Afandi, Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta

(52)

D. Variabel Penelitian

Sugiyono (2009:3) mendefinisikan variabel penelitian adalah suatu atribut,

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(Sugiyono 2009:4). Dari definisi diatas maka variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Loyalitas Merek (Brand Loyalty) (Y).

b. Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen. Dari definisi diatas maka variabel

independen dalam penelitian ini adalah perluasan merek (X1) dan

persepsi kualitas (X2).

2. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel dependen (Variabel terikat)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah loyalitas merek, ketika

pelanggan percaya akan suatu merek, dan memperlihatkan keinginan

untuk bersandar pada merek tersebut, maka pelanggan akan

membentuk maksud pembelian yang positif terhadap merek tersebut.

Sehingga, loyalitas pelanggan terhadap suatu merek akan tergantung

terhadap tingkat kepercayaan pelanggan pada merek tersebut.

(53)

1)Memiliki komitmen pada merek tersebut.

2)Berani membayar lebih pada merek tersebut bila dibandingkan

dengan merek yang lain.

3)Akan merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.

4)Dalam melakukan pembelian kembali produk tersebut tidak

melakukan pertimbangan.

5)Selalu mengikuti informasi yang berkaitan dengan merek tersebut.

b. Variabel Independen (variabel Bebas)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1) Perluasan merek

Perluasan merek didefinisikan sebagai pengguna merek yang

telah berhasil, untuk meluncurkan produk baru atau hasil

modifikasi ke kategori baru (Kotler dan Armstrong, 2003:357).

Perluasan merek memungkinkan pengenalan yang cepat dan

penerimaan yang segera, terhadap produk baru yang dikeluarkan

perusahaan. Indikator yang mempengaruhi variabel ini adalah:

a) Pengetahuan merek

Konsumen memiliki pengetahuan tentang merek induk

Pond’s.

b) Persepsi kualitas (Perceived Quality)

Konsumen menilai kualitas dari produk Pond’s berdasarkan

dari berbagai informasi yang didapatkan baik melalui

(54)

dari kampanye iklan maupun dari pertukaran informasi dari

orang lain (word of mouth).

c) Inovatif

Dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau merek

yang moderen atau up to date, diproduksi dengan teknologi

terbaik dan memiliki features produk baru. Konsumen

mengevaluasi produk baru dengan mencari kecocokan antara

merek induk Pond’s dengan merek extension-nya, apakah

inovasi yang ditawarkan oleh brand extension tersebut sesuai

dengan persepsinya tentang merek induk Pond’s.

d) Konsistensi konsep merek

Adanya persepsi kecocokan yang terdiri dari kemiripan

(similarity), kesamaan tipe (typicality), keterkaitan

(relatedness) dan konsistensi konsep merek atau brand

concept consistency antara merek induk Pond’s dengan

merek extension-nya.

2) Persepsi kualitas

Yang paling banyak dijadikan sebagai sumber asosiasi, baik

secara langsung maupun tidak langsung , adalah persepsi kualitas.

Sebab kualitas merupakan aspek paling mendasar bagi seseorang

untuk membentuk persepsi nilai suatu merek (Simamora,

(55)

a) Alasan untuk membeli

Konsumen memiliki persepsi kualitas tinggi terhadap merek

Pond’s.

b) Diferensiasi atau Posisi

Apakah merek Pond’s terbaik atau hanya kompetitif terhadap

merek – merek lain.

c) Harga Optimum

Harga yang di berikan Pond’s adalah harga yang optimum.

d) Minat Saluran Distribusi

Tidak kesulitan untuk membeli produk-produk merek Pond’s

karena banyak toko-toko yang menjual produk merek Pond’s.

e) Perluasan Merek

Merek Pond’s memiliki persepsi kualitas yang kuat.

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert yang

menunjuk pada suatu pertanyaan mengenai tingkat kesetujuan atau

ketidaksetujuan.

“ Skala liker digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono,

2004:84). Pengukuran tersebut dapat diberikan dengan memberikan skala

(56)

Tabel III.1

Tabel Skala Pengukuran

Jawaban Responden Skor

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2

Ragu-ragu (RG) 3

Setuju (S) 4

Sangat Setuju (SS) 5

Sumber : Sugiyono 2004

Penelitian ini menggunakan lima alternative jawaban kepada

responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk

keperluan analisis kuantitatif penelitian. Pada penelitian ini, responden

diharuskan memilih salah satu dari sejumlah alternatif jawaban yang

tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu

(5,4,3,2,1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan dan merupakan

total skor. Total skor inilah yang ditafsirkan sebagai posisi responden

dalam skala likert.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(57)

mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang menggunakan produk pond’s.

2. Sampel

Sampel dapat didefinisikan sebagai suatu bagian yang ditarik dari

populasi (Istijanto, 2009:113). Akibatnya, sampel selalu merupakan

bagian yang lebih kecil dari populasi. Karena sampel digunakan untuk

mewakili populasi yang diteliti, sampel cenderung digunakan untuk riset

yang berusaha menyimpulkan generalisasi dari hasil temuannya.

Berdasarkan data dari kemahasiswaan Fakultas Ekonomi, jumlah

mahasiswa Fakultas Ekonomi pada tahun 2013 adalah 421 mahasiwa dari

jurusan Manajemen dan 518 mahasiswa dari jurusan Akuntansi. Namun

tidak semua mahasiswa Fakultas Ekonomi menggunakan produk

kecantikan merek Pond’s. Karena mahasiswa Fakultas Ekonomi yang

menggunakan produk kecantikan merek Pond’s jumlahnya tidak

diketahui dengan pasti, maka populasi dalam penelitian ini dapat

dikategorikan sebagai populasi tidak terbatas.

Untuk menentukan jumlah sampel yang mewakili populasi dalam

penelitian digunakan rumus Slovin (Umar, 2004:108) sebagai berikut:

n =

di mana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

(58)

Dalam penelitian ini jumlah populasi responden dengan batas kesalahan

yang diinginkan adalah 10%.

Berdasarkan rumusan di atas, maka jumlah sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah:

n =

n = 90,375 dibulatkan menjadi 90

Berdasarkan hasil perhitungan, maka jumlah sampel yang digunakan

adalah sekitar 90,375 responden dan untuk penelitian ini dibulatkan

menjadi 90 responden.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental

sampling. Accidental Sampling adalah pengambilan sampel dengan

menentukan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui atau siapapun yang

dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber data (Sumarni dan Wahyuni,

2006:78). Peneliti mengumpulkan data lansung dari setiap mahasiswa yang

dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.

G. Sumber Data

Dalam penelitian ada beberapa jenis dan sumber data yang digunakan.

Penulis menggunakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data

primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber obyek

penelitian. Sedangkan data sekunder didapat dari sumber lain seperti internet,

(59)

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang disusun sedemikian

rupa oleh penulis dan harus diisi oleh responden. Tujuan kuesioner adalah

untuk mencari informasi yang lengkap dan valid mengenai suatu masalah.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh perluasan merek

dan persepsi kualitas terhadap loyalitas merek. Penulis menyebarkan

kuesioner kepada mahasiswa yang menggunakan produk Pond’s di

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jawaban

tersebut selanjutnya diberi skor dengan skala Likert.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu metode pengumpulan data yang diperoleh

dari buku – buku, majalah, jurnal, dan literatur lain yang relevan dengan

masalah penelitian. Studi kepustakaan yang digunakan dalam penelitian

ini merupakan penggunaan data sebagai teori dasar yang diperoleh serta

dipelajari dalam perluasan merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek.

I. Teknik Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan perlu diuji validitas dan

reliabilitasnya, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

(60)

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji

validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto,

2012:177) :

di mana:

: koefisien korelasi r hitung

x : nilai dari tiap butir

y : nilai total tiap butir

N : jumlah sampel

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak,

digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka

instrumen tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hit ≤ r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = N-2, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

Pada penelitian ini uji validitas ini dilakukan dengan bantuan program

SPSS (Statistical Package of Social Sciences).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

(61)

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:41).

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha sebagai berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:186):

di mana:

: reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: jumlah varian butir

: varian total

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliable atau tidak

digunakan ketentuan jika nilai Alpha > 0,60 maka dinyatakan reliable.

J. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012:244) analisis data merupakan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

(62)

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang

diperlukan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model

analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji

asumsi terhadap data yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal

(Imam Ghazali, 2009: 147). Untuk mendekati normalitas data dapat

juga dilakukan dengan uji kolmongrove-smirnov (Imam Ghozali,

2009: 30). Kriteria yang digunakan adalah variabel dikatakan

berdistribusi normal jika nilai koefisien Asymptotic Sig. Pada output

Kolmongrove-Sminrov tes lebih besar dari alpha yang ditentukan

yaitu, 5% (0,05) (Imam Ghazali, 2009:149), uji normalitas juga dapat

dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

b. Uji Multikolinieritas

Bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan

ada korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik tidak

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas, namun jika terjadi

maka model regresi tersebut tidak orhohonal, yaitu nilai korelasi tidak

sama dengan nol antara variabel bebasnya. Uji multikolinieritas pada

(63)

gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai

matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai

VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Apabila nilai

matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,1 maka dapat

dilakukan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala

multikolinearitas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan

nilai Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model

regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas

(Ghozali,2006: 91).

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variabel dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas, namun jika berbeda disebut dengan

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas

atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antar prediksi

variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi

ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID dan

(64)

X adalah residual yang telah di-standardized (Ghozali, 2006). Dasar

analisisnya sebagai berikut :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk

suatu pola yang teratur (bergelombang melebar kemudian

menyempit) maka terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik – titik menyebar diatas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini

mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas, yaitu : perluasan merek (X1), persepsi kualitas

(X2) terhadap loyalitas merek (Y) produk kecantikan Pond’s.

Secara sistematis persamaan regresi linear berganda dirumuskan sebagai

berikut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:88):

Y = a + b1x1+ b2x2

di mana:

Y = loyalitas merek

a = konstanta

b1 = koefisien X1

x1 = perluasan merek

b2 = koefisien X2

(65)

3. Uji Hipotesis

Sedangkan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah menggunakan

Uji t dan Uji F dengan taraf nyata α = 0,05.

a. Uji F (secara simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh dari perluasan merek dan

persepsi kualitas secara bersama-sama (simultan) terhadap loyalitas

merek mahasiswa pada produk kecantikan merek Pond’s. Pengujian

secara simultan menggunakan distribusi F, yaitu membandingkan

antara F hitung dengan F tabel.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji F yaitu (Sunyoto,

2009:155) :

1) Menentukan Ho dan Ha:

Ho: b1, b2= 0 artinya perluasan merek dan persepsi kualitas

tidak berpengaruh terhadap loyalitas merek

produk kecantikan merek Pond’s.

Ha: b1, b2≠ 0 artinya perluasan merek dan persepsi kulaitas

berpengaruh terhadap loyalitas merek produk

kecantikan merek Pond’s.

2) Menentukan level of significance(α)

Level of significance (α) dalam penelitian ini adalah sebesar 5%

atau 0,05. F tabel dicari dengan menentukan besar degree of

(66)

(denominator). Untuk df pembilang menggunakan k, dan untuk df

penyebut menggunakan n-k-1.

3) Menentukan nilai F hitung dengan rumus (Sunyoto, 2009:155):

F =

di mana:

F = Harga F garis regresi yang dicari

K = banyaknya variabel bebas

n = jumlah sampel

R2 = koefisien determinasi

4) Kriteria penerimaan dan penolakan Hipotesis

 Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang

artinya variabel independen (perluasan merek dan persepsi

kualitas) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh

terhadap variabel dependen (loyalitas merek).

 Jika F hitung F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang

artinya variabel independen (perluasan merek dan persepsi

kualitas) secara bersama-sama atau simultan tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen (loyalitas merek).

b. Uji t (secara parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

(67)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t yaitu (Sunyoto,

2009:152) :

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho : b1, b2= 0, artinya varabel b1 dan b2 secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Y

Ha : b1, b2≠ 0, artinya variabel b1 dan b2 secara parsial ada

pengaruh terhadap Y

2) Menentukan level of significance(α):

Dalam penelititan ini level of significance atau tingkat

signifikannya sebesar 0,05 (5%) dengan derajat bebas (df) = n-2

dan n merupakan jumlah sampel penelitian.

3) Menentukan nilai t hitung dengan rumus (Sunyoto, 2009:152):

ti =

di mana:

ti = t hitung koefisien i

bi = koefisien regresi variabel i

sbi = standar error dari i

4) Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi diterima.

t hitung > t tabel atau – t hitung < -t tabel jadi ditolak.

c. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya

(68)

kualitas) terhadap variabel dependen (loyalitas merek). Adapun

rumus yang digunakan adalah (Supranto dan Limakrisna, 2009:163):

R2 =

di mana:

R2 = koefisien determinasi

X1,2 = variabel independen (perluasan merek dan persepsi

kualitas)

Y = variabel dependen (loyalitas merek)

Gambar

Gambar II.1
Tabel Skala Pengukuran
Gambar IV.1Jenis Produk Pond’s
Gambaran tentang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Nighmatul Maula (2014) yang berjud ul “Pengaruh Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek

Perilaku, atau loyalitas pembelian, meliputi pembelian secara berulang dari sebuah merek, sedangkan sikap loyalitas merek meliputi tingkat komitmen akan nilai unik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi PT Indosat mengenai pengaruh citra merek dan persepsi kualitas terhadap loyalitas merek Indosat sehingga perusahaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Hubungan antara kepuasan konsumen dengan loyalitas merek pada produk pembersih wajah Pond’s, 2) Hubungan antara citra

Jika dibandingkan dengan kondisi sekarang, hasil penelitian tersebut cukup relevan dimana kualitas produk, merek dan promosi secara bersama-sama dapat mempertahan- kan

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel kualitas produk, citra merek dan loyalitas merek secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

Apakah ada pengaruh signifikan kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek dan rasa percaya diri konsumen terhadap keputusan pembelian produk merek

Loyalitas ini didasarkan pada perasaan dan komitmen konsumen terhadap suatu merek. Konsumen memiliki kedekatan emosional terhadap merek tersebut. Loyalitas afektif ini