Ketika membuat invoice, terkadang terjadi ketidak-konsistenan ataupun terjadi kesalahan dalam penulisan. Kesalahan ini dapat menimbulkan pemberian informasi yang salah karena dalam nomor invoice tersebut terkandung beberapa informasi penting terkait dengan isi invoice, seperti : nomor invoice, kode proyek, bulan dan tahun pembuatan invoice. Apabila salah satu dari informasi penting
39
tersebut salah, bisa terjadi kesalahan pada saat pengolahan data dari
invoice tersebut.
Kurang lengkapnya dokumen fisik yang dikirim ke kantor cabang Bekasi.
Dokumen fisik tersebut berupa invoice – invoice dan faktur pajak yang dikirim dari kantor Tanjung melalui jasa ekspedisi. Apabila Bagian Finance ataupun Accounting membutuhkan informasi dari invoice ataupun faktur pajak yang belum ada di kantor Bekasi, maka kantor Bekasi akan meminta dokumen tersebut dikirim melalui fasilitas faximili. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya pekerjaan bagian finance dan accounting perusahaan apabila pemberian informasi tidak dilakukan secara cepat.
Format Invoice yang tidak konsisten.
Untuk setiap tagihan kepada pemberi kerja, PT RMI mempunyai format invoice yang berbeda. Invoice tagihan merupakan dokumen yang dibuat oleh PT RMI yang ditujukan kepada masing – masing pemberi kerja untuk melakukan penagihan pembayaran, sehingga format dari invoice tersebut seharusnya perusahaan yang menentukan. Akan tetapi selama ini PT Rante Mutiara Insani mengikuti format yang diinginkan oleh pemberi kerja, sehingga
invoice yang dibuat untuk masing – masing pemberi kerja
40 5. PENUTUP
Setelah melakukan kegiatan magang selama 3 (tiga) bulan, pemagang mendapatkan beberapa hal yang dapat digunakan untuk menunjang pengetahuan terhadap pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan kontraktor, terkhusus pada perusahaan kontraktor jasa pertambangan batubara. Hal – hal tersebut antara lain :
1. Pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh PT Rante Mutiara Insani telah sesuai dengan PSAK No. 34, yaitu menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method) dan kontrak selesai.
2. Dalam mengestimasi tingkat penyelesaian pekerjaan, PT Rante Mutiara Insani menggunakan metode ukuran output ( output measure ). Informasi mengenai jumlah output yang telah dihasilkan oleh suatu pekerjaan, diperoleh dari masing – masing penanggung jawab proyek/pekerjaan.
3. Pengklasifikasian pendapatan dan biaya yang dilakukan oleh PT Rante Mutiara Insani telah sesuai dengan PSAK No. 34. Dimana pendapatan dan biaya yang terkait langsung dengan proyek, diklasifikasikan sesuai dengan masing – masing proyek pekerjaan. Sedangkan pendapatan biaya yang tidak terkait langsung dengan kegiatan proyek, diklasifikasikan masing – masing sesuai dengan kelompok pendapatan dan biaya yang ada di perusahaan.
4. PT Rante Mutiara Insani mengakui pendapatan dan beban kontrak, sesuai dengan dimana periode pekerjaan dilakukan. Hal ini diperkuat dengan melihat rincian invoice yang diterbitkan oleh perusahaan.
5. PT Rante Mutiara Insani telah menyajikan adanya pendapatan atas penjualan sisa bahan dan peralatan yang digunakan dalam proyek pekerjaan. Pendapatan tersebut diakui sebagai pendapatan lain – lain
41
6. Penagihan pendapatan dari pemberi kerja dilakukan secara periodik sesuai dengan periode pekerjaan yang dilakukan, dan pembayaran dilakukan sesuai dengan termin yang telah disepakati pada perjanjian kontrak.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh pemagang selama melakukan kegiatan magang pada PT Rante Mutiara Insani, maka pemagang dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Penerapan penalty untuk keterlambatan pembayaran oleh pemberi kerja hendaknya dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi terjadinya keterlambatan pembayaran yang dilakukan oleh pemberi kerja sehingga proses penerimaan dan pengakuan pendapatan perusahaan tidak terganggu.
2. Format invoice dibuat standar tertentu untuk masing – masing jenis pekerjaan, bukan masing – masing klien. Sehingga perusahaan mempunyai format invoice tersendiri untuk masing – masing jenis pekerjaan yang dilakukan. Format tersebut dapat mengacu pada salah satu invoice yang sudah digunakan perusahaan dengan memperhatikan komponen – komponen penting yang harus ada di dalamnya. (Lihat lampiran 13, 14, dan 15)
3. Penomoran invoice sebaiknya menggunakan format atau standar tertentu, sehingga memudahkan dalam membaca informasi yang terkandung didalamnya. Seperti, 001/INV/RMI/ABC/MINING/I/2012. 001 – adalah nomor invoice, INV- adalah kode untuk invoice, RMI – adalah identitas perusahaan yang mengeluarkan invoice, ABC – adalah identitas bahwa invoice tersebut ditujukan kepada PT.ABC, MINING – adalah keterangan bahwa invoice ini untuk aktivitas pertambangan batubara, I – merupakan bulan pembuatan invoice, dan 2012 – adalah tahun pembuatan invoice. Susunan dari komponen – komponen
42
penyusun nomor invoice tidak boleh terbalik dan harus konsisten. Supaya dikemudian hari dapat digunakan sebagai acuan dalam penelusuran dokumen dan keperluan lain yang terkait dengan invoice tersebut.
4. Penyimpanan dan pengiriman dokumen – dokumen pendukung dari kantor pusat ke kantor cabang Bekasi sebaiknya dilakukan secara periodik yaitu setiap satu bulan setelah pekerjaan selesai dikerjakan, sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan di kantor cabang bekasi. 5. Kelengkapan dan keakurasian dokumen yang dikirimkan ke kantor
cabang bekasi hendaknya dapat ditingkatkan supaya data dan informasi yang diproses di kantor cabang bekasi menjadi lebih akurat. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan kelengkapan dokumen atau melakukan pengecekan terhadap dokumen – dokumen sebelum dikirimkan ke kantor cabang bekasi.
Selama melakukan kegiatan magang di PT. Rante Mutiara Insani, pemagang memberikan kontribusi secara langsung kepada perusahaan dengan membantu beberapa pekerjaan di Financial and Accounting Department Bekasi. Adapun rincian pekerjaan yang dilakukan selama melakukan kegiatan magang dapat dilihat pada lampiran Jurnal harian kegiatan magang yang ditulis oleh pemagang setiap hari pada saat melakukan kegiatan magang.
Dengan terlaksananya kegiatan magang tersebut, maka tujuan awal dari pemagang sebagaimana tertuang pada proposal kegiatan magang dapat dikatakan telah tercapai, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan konstruksi terkhusus pada perusahaan kontraktor jasa pertambangan batubara. Adapun hasil dari kegiatan magang dapat digunakan sebagai dokumentasi tertulis bagi perusahaan dan sebagai sumber pengetahuan tambahan bagi pemagang mengenai pengakuan pendapatan yang terjadi pada perusahaan konstruksi, terkhusus pada kontraktor jasa pertambangan batubara.
43