• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

pemerintahan daerah

Misi 5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih, memiliki tujuan:

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

3. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Permasalahan sisi pendapatan pada Tahun Anggaran 2015 berdasarkan data di atas, dapat disampaikan bahwa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah maupun peningkatan pertumbuhan terutama pada komponen Pendapatan Asli Daerah. Hal ini perlu mendapatkan perhatian, khususnya pada saat penyusunan target pendapatan asli daerah untuk Tahun Anggaran 2016

karena ada selisih yang cukup signifikan yang perlu disesuaikan pada perubahan APBD.

Akan tetapi, jika kita melihat lebih detail pada masing-masing komponen dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, maka dapat kami sampaikan sebagai berikut:

1. Pada komponen pendapatan dana bagi hasil pajak/non pajak, tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan atau hanya tercapai sebesar 80,94%. Pada saat mengalokasikan anggaran pendapatan, telah sesuai dengan Peraturan Presiden maupun Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur alokasi untuk masing-masing kabupaten/kota. Akan tetapi, realisasinya tidak sesuai dengan alokasi yang ditetapkan karena target pendapatan yang dibagihasilkan dari Pemerintah Pusat tidak tercapai. Ini patut menjadi perhatian dan perlu dikonsultasikan kepada aparat pemeriksa, bagaimana menyikapi hal-hal tersebut ke dalam system penganggaran karena sebenarnya tidak tercapainya target yang telah dialokasikan oleh pemerintah pusat sangat berpengaruh terhadap struktur keuangan pemerintah daerah

2. Terkait pendapatan dana alokasi khusus yang hanya tercapai 89,35% disebabkan oleh adanya aturan baru terkait persyaratan penerima hibah daerah yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 298 ayat (5) belanja hibah dapat diberikan kepada: huruf d. badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Dengan adanya aturan baru ini maka dana alokasi khusus yang akan dibantukan kepada masyarakat ini menyebabkan keterlambatan SKPD pelaksana dalam pencairan dana kegiatan yang dibiayai dari dana alokasi khusus. Dengan adanya keterlambatan ini mengakibatkan persyaratan pencairan dana alokasi khusus tahap terakhir tidak dapat dipenuhi sehingga realisasinya hanya mencapai 89,35%.

Pada sisi proporsi, dana perimbangan masih menempati proporsi yang paling besar yakni 54,43%, Lain-lain Pendapatan daerah yang sah sebesar 28,66% dan Pendapatan Asli daerah (PAD) sebesar 16,91%.Jika dibandingkan dengan proporsi komponen pendapatan pada tahun 2014, maka terdapat perbaikan proporsi PAD terhadap total pendapatan. Hal ini disebabkan oleh perubahan kebijakan terkait pendaerahan pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan (PBB P-2). Akan tetapi Komposisi tahun 2015 tersebut tetap mencerminkan bahwa Kabupaten Jombang masih sangat tergantung bantuan

dari pusat untuk membiayai segala kebutuhannya terkait dengan pembangunan dan pemerintahan. Dalam pelaksanaan otonomi, Daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri.Proporsi PAD terhadal Total Pendapatan Daerah ini menggambarkan bahwa peran PAD sebagai sumber utama pelaksanaan otonomi masih rendah, karena sebagian besar penerimaan daerah masih dari sumber lain di luar PAD. Berikut disampaikan grafik terkait proporsi komponen pendapatan terhadap total pendapatan tahun 2014 dan tahun 2015.

Grafik 3.2

Proporsi Komponen PAD terhadap Total Pendapatan Tahun Anggaran2014 dan 2015

Pencapaian target pendapatan tidak terlepas dari berbagai hambatan dan tantangan yang harus terus diupayakan untuk dapat diatasi sesuai dengan kemampuan. Adapun permasalahan umum yang dihadapi dapat diuraikan sebagai berikut:

1). Pendapatan Asli Daerah (PAD)

 Kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pembayarannya secara tepat waktu serta pemahaman terhadap ketentuan pemberlakukan pajak, masih perlu terus ditingkatkan;

 Ketersediaan perangkat hukum dalam pengelolaan Pendapatan asli daerah masih belum sepenuhnya lengkap, termasuk dalam system pengendalian dan pengawasannya terkait belum adanya sanksi yang jelas dan tegas terhadap wajib pajak yang melanggar peraturan

 Tingkat akurasi data dasar pajak dan retribusi yang berpengaruh terhadap data wajib pajak dan wajib retribusi, perlu terus diupayakan ketersediaannya guna mendukung peningkatan PAD yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah;

 Belum tersedianya sarana dan prasarana yang representatif yang men-dukung penyelenggaraan suatu acara yang berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah.

 Masih terbatasnya SDM yang memadai khususnya terkait kuantitas pemungut pajak daerah

2). Dana Perimbangan

Capaian target pendapatan bagi hasil pajak/non pajak hanya terealisasi sebesar 78,56% atau tidak terealisasi sebesar Rp.20.503.723.050,00. Secara peng-anggaran, telah sesuai dengan Permendagri no 37 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2015 dan dari keseluruhan alokasi tersebut telah teralokasikan pada belanja daerah. Ini patut menjadi pertimbangan kita pada saat penyusunan APBD pada tahun-tahun berikutnya, agar tidak terjadi defisit riil karena tidak tercapainya pendapatan daerah.

Solusi yang dapat dilakukan: 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

 Melakukan sosialisasi di berbagai media, memberikan apresiasi kepada wajib pajak dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pendapatan daerah, khususnya mengenai pajak daerah dan retribusi daerah agar dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak secara tepat waktu dan tepat jumlah.

 Meningkatkan koordinasi secara sinergis dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang serta stakeholder tingkat desa/kelurahan dan kecamatan, antar instansi terkait dalam hal intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, melalui pembentukan tim optimalisasi pendapatan daerah yang meliputi unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan pendapatan daerah;

 Terus mengupayakan updating data wajib pajak dan wajib retribusi agar sesuai dengan potensi riil yang dimiliki ;

 Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah agar dapat memberikan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah;

 Pemenuhan sarana dan prasarana beserta fasilitas pelayanan lainnya sesuai dengan standar pelayanan secara bertahap;

2. Dana Perimbangan

a). Konsultasi yang lebih intensif dengan pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan maupun Kementerian Dalam Negeri agar target yang dianggarkan mendekati alokasi definitif.

b). Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan aparat pemeriksa terkait system penganggaran dana transfer dari pusat

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH