• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Hukum Kasus Pidana

Dalam dokumen DEDY PERWIRA D. SATRIA FISIP (Halaman 69-138)

BAB II Hubungan Indonesia – Singapura

2 Permasalahan Hukum Kasus Pidana

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem hukum yang dianut

oleh Singapura ialah common law. Di mana dalam Hukum Internasional, sistem

hukum common law biasanya digunakan oleh Negara – Negara yang dahulu

kolonialisme dan imperialism Inggris atau yang masuk ke dalam anggota

commonwealth83. Dalam peradilan pun terdapat badan yang mengurus kasus perdata

maupun pidana tetapi ada juga yang mengurus keduanya. Hukum Singapura yang sudah establish dalam penegakan hukumnya pun tidak memihak kepada subjek hukumnya baik itu warga Negaranya maupun warga Negara asing. Hal ini pun yang

berlaku pada perundang – undangan ketenagakerjaan yang berlaku pula pada Tenaga

Kerja Asing (TKA) termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Maka dari itu dalam beberapa kasus hukum khusus dan berat Hukum Singapura menerapkan vonis hukuman maksimal kepada pelakunya termasuk kepada TKA termasuk TKI-B tersebut. Dari definisinya menurut sumber yang diperoleh, Tindak pidana adalah suatu pelanggaran norma-norma yang oleh pembentuk undang-undang ditanggapi dengan suatu hukuman pidana. Maka, sifat-sifat yang ada di dalam setiap tindak

82

Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

83

Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

58

pidana adalah sifat melanggar hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat

melanggar hukum84. Kemudian WNI maupun TKI-B kita ada yang melanggar

masalah kasus hukum yang tergolong pidana, bersifat khusus dan berat. Di mana mereka harus diproses secara Hukum Pidana maupun Hukum Acara Pidana Singapura.

Bentuk - bentuk permasalahan yang telah dilanggar oleh WNI dalam hal ini TKI-B, yang masuk ke dalam kategori khusus dan kasus pidana menurut hasil

wawancara penulis akan dijelaskan sebagai berikut85.Seperti adanya tindakan

kekerasan verbal maupun fisik yang dilakukan oknum majikan atau TKI-B yang berakibat terjadinya korban luka bahkan korban jiwa, dari salah satu pihak. Apabila sampai ada korban luka atau korban jiwa dapat diindikasikan masuk ke dalam kategori tindakan percobaan pembunuhan atau motif murni pembunuhan. Pembunuhan yang dilakukan dapat berasaskan sengaja dilakukan atau karena alasan

membela diri hingga dilakukan tindakan tersebut. Motifnya pun bermacam – macam

yang akan diselidiki oleh tim penyidik Kepolisian Singapura, di mana setelah pemberkasan selesai dan lengkap akan diserahkan ke proses pengadilan hukum Singapura. Pernah dilaporkan juga ditemukan kasus pembunuhan yang dilakukan

84

Wirjono Prodjodikoro, 2006, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia , Bandung: Refika Aditama, hal. 1.

85

Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

59

antar TKI yang diawali dengan pertengkaran, namun intesitasnya tidak terlalu sering86.

Kasus-kasus khusus yang masuk ke dalam kategori berat dan harus melalui proses pengadilan dalam penyelesaian kasusnya. Singapura juga merupakan Negara yang menerapkan hukuman mati bagi terdakwa atau pihak yang diindikasi telah melanggar kasus-kasus khusus tersebut termasuk terhadap Tenaga Kerja asing seperti TKI. Kasus-kasus yang masuk ke dalam ketegori berat dan pidana tersebut seperti kasus-kasus khusus criminal semisal pembunuhan, pemilikan senjata api (senpi),

penculikan, narkoba dan juga diduga teroris87.

Peredaran narkoba merupakan suatu masalah khusus yang bersifat kejahatan transnasional (karena sindikatnya hingga lintas Negara) yang berdampak besar dan masif bagi masyarakat termasuk bagi Hukum Singapura. Peredaran narkoba di Singapura tidak jarang melibatkan TKI bahkan TKW, mereka menjadi sindikat baik sadar maupun tidak (sebagai kurir) masuk dan keluar atau hanya transit saja di Singapura. Ada kasus di mana oknum TKW membawa diduga narkotika dari Hongkong kemudian transit di Singapura hingga tertangkap di Balikpapan,

86

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/11/02324896/menilik.perlindungan.tki.di.singapu ra diupload pada tanggal 11 Juni 2013 dan diakses pada tanggal 1 Juli 2017

87

Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

60

Kalimantan Timur oleh Aparat Bea Cukai dan Kepolisian Republik Indonesia88.

Biasanya dalam pendekatan penangkapan dilakukan kerjasama antara Pemerintah Singapura dan Pemerintah Indonesia melalui instansi terkait seperti Bea Cukai, BNN maupun Kepolisian Singapura dan sebagainya. Dalam menerapkan Hukuman mati bagi terduga terdakwa peredaran narkoba dilakukan secara konsekuen terhadap vonis hukuman bagi terdakwa terduga peredaran narkoba.

Hingga Badan Nasional Narkotika Republik Indonesia ingin mencontoh bagaimana efektifnya hukuman mati bagi terdakwa peredaran narkoba, di mana dapat membuat efek jera mengurangi angka pertumbuhan dan perkembangan peredaran narkoba di Negara Singa tersebut. Sebagaimana pernyataan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Polisi Sumirat Dwiyanto, "Siapapun yang memasukan narkoba ke sana termasuk kemarin ada warga Australia yang memasukan narkoba ke sana pun dieksekusi mati oleh Singapura, akhirnya apa, peredaran narkotika di Singapura itu, jarang sekali," ujar dia. Menurut dia, dengan dilakukan hukuman mati bagi para terpidana narkoba memengaruhi orang lain untuk berpikir ulang apabila ingin melakukan transaksi atau mengedarkan

narkoba89. Walaupun kebijakan hukuman mati menuai pro maupun kontra dari

88

https://transindonesia.co/2014/08/pasok-narkoba-dari-singapura-tkw-tertangkap-bawa-sabu-senilai-rp314-m/ diupload pada tanggal Tuesday, 5 August 2014, 11:42:57 | TRANSKALIMANTAN

diakses pada tanggal 16 Juni 2017

89

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/01/22/nik5ln-hukuman-mati-pengedar-narkoba-bnn-contoh-singapura diupload Kamis , 22 Januari 2015, 09:58 WIB diakses pada tanggal 15 Juni 2017

61

berbagai pihak baik di Indonesia ataupun di Singapura sendiri. Yang mana menurut mereka yang kontra terhadap Kebijakan hukuman mati, bahwasanya bukan solusi terbaik untuk mengurangi angka peredaran narkoba bahkan telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Kasus khusus hukum pidana lainnya ialah kasus diduga terorisme. Terorisme juga merupakan kasus khusus yang diperhatikan oleh Hukum Singapura di samping gencarnya Dunia Internasional dalam mencegah serta memberantas kasus terorisme. Kasus terorisme tidak hanya mengganggu keamanan Negara tersebut akan tetapi dapat mengacaukan stabilitas kawasan bahkan internasional. Walaupun telah dilakukan pendataan sejak awal bagi pendatang baru ke Singapura melalui keimmigrasian Singapura, baik yang masuk maupun keluar Singapura. Hingga keluarnya notice pencekalan bagi diduga teroris termasuk terhadap WNI maupun TKI diduga teroris baik di bandara maupun pelabuhan yang sering mendapatkan kedatangan dan keberangkatan warga Negara asing. Apabila diminta oleh Interpol seperti Daftar Pencarian Orang (DPO) contohnya dapat ditangkap oleh Kepolisian Singapura ketika memasuki Wilayah Hukum Singapura. Bagi oknum WNI atau TKI yang terduga teroris akan dilakukan pencekalan oleh keimmigrasian Singapura, maka mereka tidak diperbolehkan masuk ke Singapura atau akan dideportasi ke Negara masing – masing90.

90

Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

62

Beda halnya dengan contoh kasus apabila ditemukan oknum WNI atau TKI yang berniat atau telah melakukan tindak terorisme terencana di Wilayah Hukum Singapura, maka dapat dilakukan penangkapan oleh Kepolisian Singapura ataupun Keimmigrasian Singapura baik yang berada di bandara atau pelabuhan atau dimana tempat kejadian perkara tersebut berlangsung. Yang mana akan diserahkan kepada pihak berwenang untuk dilakukan pendalaman penyelidikan hingga kepada penyerahan berkas ke pengadilan sembari menungggu putusan vonis, terdakwa tetap berada di penjara. Kebijakan kemudian setelah vonis dibacakan, apakah akan dieksekusi sesuai dakwaan di Wilayah Hukum Singapura atau akan dideportasi ke Negara masing sambil berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Negara asal atau pengirim maupun International Police (Interpol) termasuk apabila ditemukan upaya tindakan terorisme dapat dilakukan kerjasama penangkapan di antara Kepolisian kedua negara91.

Kasus hukum pidana bersifat khusus lainnya yang pernah dilaporkan kepada Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI di Singapura, baik yang dilakukan oleh WNI

maupun sedikit oleh TKI-B ialah kasus kepemilikan senjata api (senpi)92. Telah

beredar masalah kasus kepemilikan senjata api (senpi) secara bebas bagi warga sipil di Singapura, yang mana cukup membuat masyarakat merasa terancam dengan

91

https://www.merdeka.com/peristiwa/ngerinya-teroris-ri-mau-luncurkan-roket-ke-marina-bay-singapura.html dipload Sabtu, 6 Agustus 2016 09:28 diakses pada tanggal 16 Juni 2017

92

Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

63

adanya masalah ini93. Walaupun sedikit dari TKI-B yang terlibat dalam kasus ini

namun tidak menutup kemungkinan adanya pihak yang memasok senjata termasuk pada oknum WNI maupun TKI-B. yang mana akan memungkinkan digunakan untuk kegiatan ataupun tindakan criminal lainnya atau hanya sekadar memicu timbulnya kejahatan yang lain.

Secara umum ada dua kasus yang selama ini kita handle mengenai hukuman

mati, TKI di antara kasus pembunuhan dan kasus narkoba94. Sampai saat ini ada

beberapa WNI kita yang terancam hukuman mati di persidangan namun belum divonis. Hingga pembacaan vonis dakwaan akan melakukan upaya pendampingan hukum secara maksimal atau all out dengan tetap dibatasi oleh asas perlindungan WNI utamanya TKI-B di Luar Negeri. Yang mana upaya perlindungan termasuk penyelesaian masalah akan dibahas pada bab selanjutnya dalam penelitian ini.

Dengan KBRI mengupayakan tugas pelayanan dan perlindungan terhadap proses –

proses hukum yang akan dijalani tersebut, dengan tujuan supaya hak – hak WNI

khususnya TKI-B terlindungi secara adil di hadapan Hukum Singapura.

Konsekuensi yang harus ditempuh WNI yang mana dalam hal dikhususkan bagi TKI-B yang telah melanggar masalah kasus hukum pidana dan juga khusus ini

(sebagaimana bentuk – bentuknya telah dijelaskan sebelumnya) ialah bersedia

93

http://beritasore.com/2013/12/23/124-kasus-kepemilikan-senjata-apitajam-di-singapura/ diupload 23 Desember, 2013 diakses pada tanggal 17 Juni 2017

94

Hasil wawancara dengan Bapak Yulius Mada Kaka, Kepala Seksi Amerika Utara dan ASEAN Non Malaysia Direktorat Pelayanan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

64

dilakukan penyelidikan oleh pihak berwenang secara mendalam untuk menggali motif apa yang melatarbelakangi hingga kepada pengumpulan bukti-bukti baik bersifat materiil maupun non materiil (di mana ini merupakan proses awal yang harus dilalui pada laiknya menjalani proses hukum yang ada) hingga kepada acara pemberkasan selesai dilakukan. Kemudian barang bukti telah dirasa cukup dan memadai akan diserahkan kepada proses persidangan di Pengadilan Hukum Singapura. Sebagaiamana kita ketauhui bersama bahwa Singapura menganut sistem command law dan juga anglo saxon, yang mana badan persidangan, sumber

hukumnya berbeda dengan sitem civil law seperti yang dianut banyak Negara

termasuk Indonesia..

Badan peradilan Hukum Singapura seperti halnya kasus perdata, Peradilan

ada yang khusus mengurus kasus pidana ataupun keduanya. Seperti Subordinate

Court dan Supreme Court keduanya menangani baik kasus-kasus perdata maupun

pidana (kriminal)95. Kewenangan (yurisdiksi) setiap pengadilan ditentukan oleh

besarnya nilai gugatan untuk kasus perdata dan untuk kasus pidana tergantung pada

jenis perbuatan dan lamanya hukuman. Court of Appeal merupakan pengadilan

tertinggi di Singapura. Banding dari High Court dapat diajukan ke Court of Appeal.

Pengajuan banding dari High Court ke Court of Appeal dapat meliputi baik

perkara-perkara perdata maupun pidana. High Court merupakan pengadilan yang menangani

95

Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

65

perkara-perkara perdata dan pidana, dan juga banding dari panitera High Court dan

SubordinateCourt96.

Kasus-kasus pidana yang diajukan ke High Court meliputi kejahatan

kejahatan dengan hukuman penjara selama 10 tahun atau lebih serta kejahatan yang

diancam dengan hukuman mati (capital offences). .

96

Jurnal berjudul Selayang Pandang Tenatang Hukum Acara Perdata Singapura oleh Elfa Laela Fakhriah pada Pustaka UNPAD Hukum Acara Perdata Singapura

66

BAB IV

Analisa Pelayanan Warga Negara Indonesia (WNI) serta Perlindungan Hukum terhadap Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKI-B)

A. Sistem Pelayanan Warga Negara Indonesia (WNI) oleh Kedutaan Besar

Republik Indonesia di Singapura

Dalam menganalisa permasalahan yang diajukan pada pertanyaan penelitian sebelumnya, penulis berusaha menggunakan pendekatan teori dalam Ilmu Hubungan Internasional. Teori yang akan difokuskan untuk diaplikasikan pada bab ini ialah First Track Diplomacy dan Neoliberalisme. Dalam menentukan ingin menggunakan bentuk track atau jalur yang mana dari diplomasi yang sesuai untuk menjelaskan permasalahan pelayanan WNI dan diutamakan pada perlindungan terhadap TKI bermasalah (TKI-B), di mana melibatkan elemen terkait antar kedua Negara. Dengan tujuan supaya lebih terlihat bagaimana upaya yang dilakukan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura sebagai garda terdepan Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di Luar Negeri (dalam penelitian ini ialah Singapura) dalam memberikan pelayanan WNI dan perlindungan terhadap TKI-B dalam melakukan komunikasi dengan Pihak Pemerintah Singapura terkait dengan Ketenagakerjaan seperti Ministry of Man Power (MOM). Barangtentu juga melihat respon Pemerintah Singapura dalam menanggapi permasalahan ini, yang mana juga akan mempengaruhi Hubungan Indonesia dan Singapura yang telah terjalin selama 50 tahun. Di mana Singapura telah memperlihatkan upaya peningkatan kerjasama

67

dengan Indonesia di berbagai bidang termasuk ketenagakerjaan yang juga meliputi perlindungan WNI dan TKI (terutama TKI-B yang tersandung kasus masalah hukum).

Diplomasi merupakan jalur yang diupayakan oleh suatu Negara dalam permasalahan untuk merealisasikan tujuan atau kepentingan nasionalnya (dalam hal ini hak dan kewajiban WNI terutama TKI-B di Singapura terlindungi oleh Hukum Singapura). Banyak hal yang bentuk dan tipe dalam diplomasi yang dapat dilakukan,

di mana inti dari diplomasi ialah perundingan97. Dalam mencapai suatu hasil

perundingan tertentu dapat disepakati tidak hanya di meja perundingan namun juga

dapat terjadi sewaktu permainan golf berlangsung di antara juru runding dengan tetap

melakukan lobi – lobi untuk mencapai kesepakatan tertentu98. Sebagaimana fungsi

dari kegiatan diplomasi antara lain (menurut Norman dan Howard c parkins, 1957)

seperti representing (mewakili kepentingan Pemerintahan Negara Pengirim di Negara Penerima) dapat berupa Kedutaan Besar, Konsulat Jenderal maupun Kantor Perwakilan lainnya, negotiating (negosiasi berupa perundingan yang juga merupakan inti dari kegiatan diplomasi tersebut), protecting ( perlindungan terhadap WNI termasuk TKI yang berada di luar negeri, dalam membahas penelitian ini fungsi diplomasi yang satu ini menjadi teori pokok dari pembahasan ini di samping teori Neoliberalisme), promoting (dalam hal ini Kantor Perwakilan Diplomatik dapat

97

Mohsin, Aiyub Drs.MA.,MM., Diktat Diplomasi:Teori dan Praktek, 2010

98

Catatan hasil pembelajaran penulis pada mata kuliah Teori dan Praktik Diplomasi yang diampu oleh Dosen Pembimbing penulis, Drs. Aiyub Mohsin MA.

68

menjadi media promosi seperti bagi kekayaan nilai budaya dan pariwisata Pemerintah Indonesia di Negara Penerima, hal dapat menjadi salah satu penguatan di bidang pariwisata bagi hubungan kedua Negara), reporting (fungsi diplomasi dalam hal melaporkan hal-hal penting yang terjadi di Negara Penerima maupun program kerja yang telah dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Diplomatik kepada Kementerian

Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta)99.

Jalur atau track yang digunakan pada teori Diplomasi dalam membahas

permasalahan ini yakni The First Track Diplomacy. Alasan penulis ingin menerapkan

teori Diplomasi dengan The First Diplomacy karena permasalahan perlindungan terhadap TKI-B di Singapura melibatkan elemen penting kedua Negara baik Pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Singapura terkait ketenagakerjaan Tenaga Kerja Asing termasuk TKI. Elemen atau pihak yang terlibat tersebut merupakan perwakilan resmi dari kedua Pemerintahan (KBRI sebagai kepanjangan tangan dari Kemlu RI maupun Kemenakertrans RI dibantu perannnya oleh BNP2TKI dengan MOM Singapura, maka jalur diplomasi yang dilakukan pun melibatkan diplomasi antar kedua Negara (official diplomacy). De Magalhaes (1988) menggambarkan Diplomasi Resmi (official diplomacy) sebagai, "instrumen kebijakan luar negeri untuk pembentukan dan pengembangan kontak antara pemerintah negara-negara yang berbeda melalui penggunaan perantara yang saling diakui oleh masing-masing pihak"

99

http://www.gurupendidikan.com/diplomasi-pengertian-menurut-para-ahli-fungsi-tujuan/ diupload 11 Januari 2017 dan diakses pada tanggal 21 Juni 2017

69

(hal.17)100. Menurut asumsi penulis, dalam penjelasan De Magalhaes tersebut telah

disebutkan bahwasanya hubungan yang terjalin oleh Negara yang berbeda dengan saling upaya merealisasikan kepentingan nasional yang diwujudkan dalam kebijakan luar negeri melalui perwakilan diplomatik Negara Pengirim maupun Negara Penerima.

Fitur terpenting The First Track Diplomacy membedakan dengan bentuk

diplomasi yang lainnya diantaranya adanya aplikasi formal di tingkat antarnegara (Pemerintah Negara Pengirim dengan Pemerintah Negara Penerima), di mana setiap Negara terkait menjadi penandatangan dari kesepakatan atau perjanjian internasional

tersebut101. Teori Diplomasi ini biasanya dianggap sebagai alat pembuatan

perdamaian utama dari kebijakan luar negeri suatu negara. Hal ini dilakukan oleh para diplomat, pejabat tinggi pemerintah, dan kepala negara dan bertujuan untuk

mempengaruhi struktur kekuasaan politik102. Pada proses negosiasi Pemerintah dari

masing-masing Negara mengirimkan utusan pejabat secara bergantian dari tinggi-rendah ke tinggi-tinggi, hal ini dapat mencerminkan keseriusan dari komitmen

100

Magalhaẽs, C. J. (1988). The pure concept of diplomacy. New York: Greenwood Press. Dalam jurnal berjudul

Track One and a Half Diplomacy and the Complementarity of Tracks oleh Jeffrey Mapendere,

Assistant Director Conflict Resolution Program Carter Center dengan COPOJ – Culture of Peace Online Journal, 2(1), 66-81. ISSN 1715-538X www.copoj.ca.

101

Jurnal berjudul Track One and a Half Diplomacy and the Complementarity of Tracks oleh Jeffrey Mapendere, Assistant Director Conflict Resolution Program Carter Center dengan COPOJ – Culture of Peace Online Journal, 2(1), 66-81. ISSN 1715-538X www.copoj.ca.

102

Nan, A. S. (2005). Track one-and-a-Half Diplomacy: Contributions to Georgia-South Ossetian Peacemaking. In R. J. Fisher (Ed.), Paving the Way (pp. 161-173). Lanham: Lexington Booksdalam Jurnal berjudul Track One and a Half Diplomacy and the Complementarity of Tracks oleh Jeffrey Mapendere, Assistant Director Conflict Resolution Program Carter Center dengan COPOJ – Culture of Peace Online Journal, 2(1), 66-81. ISSN 1715-538X www.copoj.ca.

70

hubungan yang berlangsung103. Di setiap tingkat interaksi, jenis interaksi The First Diplomacy berkisar dari komunikasi tertulis, pertemuan formal, hingga percakapan santai. Banyak negosiasi resmi melibatkan kombinasi bentuk interaksi. Dokumen tertulis yang berkaitan dengan sebuah kesepakatan dapat dipertukarkan, para diplomat dapat bertemu untuk membahas draf kesepakatan secara formal, dan percakapan di sisi informal selama jeda dapat membawa komponen tambahan ke

perundingan104. Di mana akhirnya kan ditandatangani oleh utusan Pemerintah

masing-masing dan terikat atasnya.

Meskipun First Track Diplomacy banyak digunakan sebagai solusi

penyelesaian kasus tertentu seperti resolusi dan resolving dari konflik yang terjadi, dapat juga diaplikasikan baik dalam bentuk kerjasama hingga penguatannya pada hubungan antarnegara dalam tingkat Pemerintah Negara masing-masing (dalam hal

ini hubungan Indonesia – Singapura terutama masalah ketenagakerjaan dan

Perlindungan TKI-B di Singapura).

Klasifikasi dari The First Track Diplomacy atau ada juga yang menyebutnya

dengan The Track One Diplomacy antara lain105 memiliki kecenderungan lebih

bersifat pada suatu bentuk proses komunikasi antara negara satu dengan negara lain

103

http://www.beyondintractability.org/essay/track1-diplomacy juni 2003 diakses pada 24 Juni 2017

104

Official (Track One) Diplomacy. (1999). University of Colorado Conflict Research Consortium. Retrieved March 25, 2004, from: http://www.colorado.edu/conflict/peace/treatment/track1.htm dalam website http://www.beyondintractability.org/essay/track1-diplomacy juni 2003 diakses pada 24 Juni 2017

105

71

secara official atau resmi melalui Pemerintah maupun utusannya termasuk Kedutaan Besar (dalam hal ini Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura) daripada bentuk organisasi politik lainnya. Walaupun dalam penelitian ini terdapat Badan setingkat Kementerian terkait ketenagakerjaan ikut berpartisipasi aktif berkomunikasi dengan Pemerintah maupun Perwakilan Pemerintah Singapura seperti Asosiasi Pekerja termasuk juga pergerakannya bersama mitra agen yang telah diseleksi oleh KBRI di Singapura. Lalu, Diplomasi dilakukan secara rahasia serta dikarakteristikkan oleh peraturan dan prosedur yang khusus, secara rahasia di sini tidak membutuhkan banyak pihak dari rakyat semisal dalam proses perundingan hingga kepada pengeluaran kebijakan oleh Pemangku Kepentingan dalam hal ini Negara. Kemudian klasifikasi berikutnya dari teori ini, memiliki agenda yang berorientasikan high politics, seperti isu perang, perjanjian perdamaian, serta batas-batas negara. Dalam penelitian alasan mengapa mengambil teori diplomasi yang satu ini, menurut penulis dikarenakan sesuai dengan apa yang akan dibahas dengan merujuk pada pertanyaan penelitian dalam skripsi ini. Yang mana masalah ketenagakerjaan ini merupakan salah satu hal hal yang subtansial dan potensial karena menyangkut martabat Negara maupun Bangsa yang terlibat dalam penempatan pekerja asing lintas Negara ini. Apabila dalam proses penempatan tidak ditemukan masalah ringan maupun berat (ataupun minimal secara jumlah) maka akan membawa nama baik bagi Negara Pengirim maupun negara Penerima yang dapat dikatakan sukses dalam penyelenggaraanya. Hingga di dalamnya banyak aspek yang mempengaruhi serta

Dalam dokumen DEDY PERWIRA D. SATRIA FISIP (Halaman 69-138)

Dokumen terkait