• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Hukum Mengenai Eksekusi Gadai Saham

Dalam dokumen Penjelasan Hukum tentang GADAI SAHAM (Halaman 35-41)

A. Ekeskusi Gadai Saham Menurut Literatur dan

1. Permasalahan Hukum Mengenai Eksekusi Gadai Saham

Terdapat tiga permasalahan hukum utama terkait dengan eksekusi gadai saham, yaitu sebagai berikut.

J. Satrio dan Fred Tumbuan

Berdasarkan Pasal 1156, penjualan barang gadai dengan cara tertutup/privat dimungkinkan, tetapi dengan prosedur pemegang gadai mengajukan permo-honan kepada hakim, meminta hakim untuk mengizinkannya menjual barang gadai secara tertutup/privat.

R. Subekti, J. Satrio, dan Kartini Mulyadi

Untuk dapat melakukan eksekusi gadai saham dengan melakukan penjualan secara tertutup/privat maka prosedur yang harus ditempuh oleh kreditur pene-rima gadai saham adalah dengan mengajukan permohonan untuk mendapat-kan Penetapan Pengadilan.

H. H. Snijders

Khusus untuk melakukan penjualan secara privat/tertutup, surat kuasa mut-lak ini tidaklah cukup untuk dapat memut-lakukan penjualan secara tertutup. Se-bagaimana yang diatur dalam Pasal 1156, untuk dapat melakukan penjualan secara tertutup, pemegang gadai harus mengajukan permohonan kepada hakim, meminta hakim untuk mengizinkannya menjual barang gadai secara tertutup/privat. Surat kuasa mutlak atau irrevocable power of attorney yang isi-nya debitur memberi kuasa yang tidak dapat ditarik kembali, kepada kreditur untuk menjual saham-saham yang digadaikan dengan cara dan harga yang ditentukan oleh kreditur, pada dasarnya tidak dengan sendirinya merupakan tindakan kepemilikan oleh kreditur Pemegang Gadai sebagaimana yang di-larang oleh Pasal 1154 KUH Perdata. Akan tetapi, sebaiknya surat kuasa demi-kian seharusnya tidak dibuat sebelum debitur wanprestasi seperti yang selama

Isi1-ok.indd 28 12/13/2010 11:19:35 PM

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

28

Penjelasan Hukum tentang Eksekusi Gadai Saham

29

ini terjadi dalam praktik. Surat Kuasa demikian sebaiknya dibuat setelah debitur wanprestasi supaya lebih adil bagi para pihak.

2. Permasalahan Hukum Mengenai Eksekusi Gadai Saham yang

Dibahas dalam Tesis-Tesis

a. Bagaimanakah cara mengeksekusi gadai saham?

Kurniawan Catur Andrianto

6

Eksekusi gadai saham dapat dilakukan melalui penjualan langsung, penjual-an melalui lelpenjual-ang, dpenjual-an penjualpenjual-an di bursa efek. Terkait penjualpenjual-an lpenjual-angsung masih terdapat kesimpangsiuran tentang tata cara eksekusi gadai saham, khususnya tentang cara penjualan langsung. Perbedaan pendapat terdapat di kalangan praktisi hukum, yaitu apakah penjualan langsung dapat dilaku-kan sebagaimana jual beli biasa selama diperjanjidilaku-kan dalam akta perjanjian gadai saham ataukah harus melalui penjualan di muka umum (lelang).

b. Apakah eksekusi gadai saham selalu harus melalui lelang umum?

J. Satrio

7

Parate eksekusi dilaksanakan melalui penjualan di depan umum agar bisa didapat harga pasar. Terhadap benda-benda yang setiap hari mempunyai harga pasar, pelaksanaan eksekusinya tidak perlu melalui lelang.

Dedy Adi Saputra

8

Praktik eksekusi gadai saham tidak selalu harus melalui lelang umum. Hal ini juga dibenarkan oleh Pasal 1155 KUH Perdata. Sifat aanvullend dari keten-tuan Pasal 1155 KUH Perdata, memberikan kesempatan kepada para pihak untuk memperjanjikan cara penjualan yang lain, selain penjualan di muka umum, yaitu setelah debitur wanprestasi, para pihak dapat memperjan-jikan menjual objek gadai di bawah tangan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan menguntungkan para pihak sehingga diharapkan debitur dapat melaksanakan kewajibannya membayar hutang kepada kreditur.

6 Tesisnya berjudul “Lelang Eksekusi Atas Gadai Saham PT Terbuka”. 7 Dalam makalahnya yang berjudul “Eksekusi Benda Jaminan Gadai”.

8 Dalam tesisnya yang berjudul “Pelaksanaan Eksekusi Gadai Saham yang Dilakukan Secara Privat (Private Selling) Menurut Hukum Jaminan” (Analisis Yusidis Eksekusi Gadai Saham PT Swabara Min-ing Energy dan PT Asminco Bara Utama oleh Deutsche Bank) hlm. 130-131.

Isi1-ok.indd 29 12/13/2010 11:19:35 PM

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

30

Perspektif Internasional

Rachmat Soemadipradja

9

Dalam praktik, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum mengajukan penetapan eksekusi saham. Sesuai Pasal 1243 KUH Perdata, harus ada per-nyataan gagal bayar terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan pengajuan somasi. Apabila tidak dipenuhi juga, sudah cukup alasan untuk mengajukan tagihan. Dalam hal terjadi kegagalan, barulah meminta bantuan pengadil-an untuk mengeksekusinya. Seppengadil-anjpengadil-ang disepakati oleh para pihak, dapat saja penjualan saham dilakukan tanpa mekanisme lelang.

Ignatius Andy

10

KUH Perdata tidak mengatur eksekusi gadai secara terperinci. Namun, ber-dasarkan KUH Perdata, bila dianalogikan dengan Hak Tanggungan, gadai saham merupakan hak dari kreditur preference sehingga untuk eksekusi gadai saham, dapat dilakukan melalui upaya hukum yang istimewa juga dan tidak harus melalui mekanisme gugatan. Penjualan saham secara pri-vat adalah hal yang wajar, apalagi dalam kontrak gadai saham yang leng-kap, selalu dicantumkan klausula itu. Lelang hanya ditujukan sebagai perlindung an terhadap debitur untuk mencapai harga tertinggi dari penju-alan sahamnya. Jadi, sepanjang sudah mendapatkan harga yang tinggi dan wajar, penjualan saham secara privat tidak akan menjadi persoalan, apalagi kalau secara kontraktual sudah disepakati. Hampir selalu dikatakan private

sale itu diperbolehkan. Namun, untuk mencoba mendapatkan rasa aman,

kreditur selaku pemegang hak gadai meminta legalisasi, dari penjualan sa-hamnya dengan cara meminta penetapan.

Harifin A. Tumpa

11

Seandainya ada perselisihan antara kreditur dan debitur, eksekusi saham yang dijaminkan harus menunggu putusan pengadilan yang menyatakan debitur wanprestasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, seandainya ada seng-keta, kreditur tidak bisa melakukan eksekusi saham dengan berpegang pada penetapan pengadilan. Setelah dinyatakan wanprestasi, pengadilan akan menghukum debitur. Pembayarannya itu tidak harus dengan saham karena dapat juga dilakukan dengan yang lain. Namun demikian, dalam hal debitur hanya memiliki saham, saham-saham itulah yang harus dijual. Jika

9 Sebagaimana dikutip dalam Tesis Dedy Adi Saputra. 10 Sebagaimana dikutip dalam Tesis Dedy Adi Saputra. 11 Sebagaimana dikutip dalam Tesis Dedy Adi Saputra.

30

Laporan Penelitian

Isi1-ok.indd 30 12/13/2010 11:19:35 PM

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Penjelasan Hukum tentang Eksekusi Gadai Saham

31

30

Laporan Penelitian

pemegang gadai setuju untuk dijual maka tidak akan ada masalah. Jadi, begitu debitur wanprestasi kemudian ia mengatakan untuk menjual sa-hamnya, hal itu dapat dilakukan. Selain itu, penjualannya juga tidak harus dilakukan melalui lelang. Akan tetapi, jika para pihak berkeinginan penjual-an dilakukpenjual-an melalui lelpenjual-ang maka hal tersebut juga tidak masalah.

J. Satrio

12

Kelebihan lain yang diberikan UU kepada kreditur pemegang gadai adalah diberikannya hak parate eksekusi (Pasal 1155 KUH Perdata). Hak ini diberi-kan demi UU, tetapi bersyarat: (1) hak itu tidak telah disingkirdiberi-kan oleh para pihak; (2) hak tersebut baru ada pada kreditur kalau debitur wanprestasi yang disyaratkan dalam Pasal 1155 KUH Perdata. Syarat pertama menunjuk-kan bahwa ketentuan tersebut bersifat menambah (aanvullend), dan kare-nanya dapat disepakati oleh para pihak untuk disingkirkan. Jadi, hak parate eksekusi ini ada kalau tidak telah disingkirkan. Hak parate eksekusi ini dapat dilaksanakan tanpa campur tangan pengadilan, artinya eksekusi selalu pa-raat di tangan kreditur.

c. Apakah alternatif terbaik eksekusi atas gadai saham?

Kurniawan Catur Andrianto

dalam tesisnya yang berjudul “Lelang Eksekusi Atas Gadai Saham PT Terbuka” menyimpulkan bahwa lelang se-bagai alternatif eksekusi atas gadai saham merupakan alternatif terbaik yang memiliki keunggulan, yaitu penjualannya dilakukan di muka umum, harga yang transparan, memberikan kepastian hukum dan perlindungan terhadap kepentingan para pihak, baik kreditur, debitur, dan pembeli serta pihak terkait lainnya, serta mengurangi potensi gugatan dari debitur.

d. Bagaimana cara eksekusi terhadap gadai saham yang belum tercetak jika debitur wanprestasi?

Siti Chadijah Erna Montez

13

Cara eksekusi terhadap gadai saham yang belum tercetak jika debitur wan-prestasi adalah seperti layaknya jaminan lainnya, yaitu dengan cara lelang.

12 Dalam makalahnya yang berjudul “Eksekusi Benda Jaminan Gadai”.

13 Dalam tesisnya yang berjudul ”Analisis Hukum terhadap Gadai Saham Perseroan Terbatas yang Be-lum Dicetak Sebagai Barang Jaminan Kredit dalam Akta Notaris”, USU, Tahun 2003.

Isi1-ok.indd 31 12/13/2010 11:19:35 PM

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

32

Perspektif Internasional

Eksekusi atas gadai saham ini dilakukan apabila hasil eksekusi atas jaminan pokok tidak mencukupi untuk membayar hutang debitur kepada kreditur.

e. Sejauh mana pihak pemegang gadai saham dapat mengeksekusi

hak-hak dan kekuasaannya selaku kreditur preferen apabila pemberi gadai pailit berdasarkan prinsip umum jaminan, berdasarkan pe ri k atan yang dituangkan dalam perjanjian gadai saham dan berdasarkan UU Kepailitan?

Sri Moelyati

14

Kewenangan pemegang gadai saham selaku kreditur preferen untuk mengeksekusi hak-hak dan kekuasaannya apabila pemberi gadai pailit: 1) berdasarkan prinsip umum jaminan (KUH Perdata), kreditur pemegang

gadai saham dapat mengeksekusi hak-hak dan kekuasaannya sebagai kreditur preferen, kreditur dengan hak separatis dan kreditur dengan hak parate eksekusi, secara penuh tanpa ada batasan-batasan tertentu, kecuali mengenai tata cara penjualan yang harus dilaksanakan di muka umum atau melalui 2 orang pialang di bursa efek;

2) berdasarkan perikatan yang dituangkan dalam perjanjian gadai saham, kewenangan kreditur pemegang gadai saham biasanya tidak diatur secara rinci dalam perjanjian gadai saham, tetapi hanya disebutkan bahwa si pemegang gadai saham berhak untuk menjual saham yang digadaikan dalam hal si pemberi gadai wanprestasi mengacu pada ke-tentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) berdasarkan UU Kepailitan, kreditur pemegang gadai saham juga dapat melaksanakan hak-hak dan kekuasaannya sebagai kreditur preferen, kreditur dengan hak separatis dan kreditur dengan hak parate eksekusi sebagaimana kewenangannya berdasarkan prinsip umum jaminan, tetapi dibatasi dengan beberapa aturan, yaitu dengan adanya: (i) masa penangguhan selama 90 hari setelah adanya putusan pailit, di mana pemegang gadai saham tidak boleh mengeksekusi/menjual saham yang digadaikan kepadanya; (ii) jangka waktu selama 2 bulan untuk melakukan eksekusi/menjual saham yang digadaikan; (iii) hak kurator

14 Dalam tesisnya yang berjudul ”Aspek Hukum Gadai Saham Terkait dengan Kepailitan Pihak Pemberi Gadai”.

32

Laporan Penelitian

Isi1-ok.indd 32 12/13/2010 11:19:35 PM

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Penjelasan Hukum tentang Eksekusi Gadai Saham

33

32

Laporan Penelitian

untuk menuntut agar saham yang digadaikan diserahkan kepada kura-tor, untuk selanjutnya dijual sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 169 UU Kepailitan.

f. Apakah untuk melaksanakan hak parate eksekusi untuk

melaku-kan penjualan jaminan gadai secara tertutup, pemegang gadai perlu mengajukan penetapan kepada PN?

Melisa Juan

15

Untuk melaksanakan hak parate eksekusi melakukan penjualan jaminan gadai secara tertutup, pemegang gadai tidak perlu mengajukan peneta-pan kepada PN. Bagi kreditur pemegang jaminan gadai apabila debitur melakukan wanprestasi, sedangkan dalam perjanjian telah diatur bah-wa eksekusi jaminan gadai boleh dilakukan tanpa melalui pelelangan umum, pemegang jaminan tidak perlu mengajukan permohonan pe-netapan kepada PN, cukup dengan parate eksekusi. Apabila debitur tetap tidak kooperatif, sebagai pemegang gadai oleh Pasal 1156 KUH Perdata diberi hak untuk mengajukan gugatan perdata di pengadilan agar barang gadai dapat dijual menurut cara yang ditentukan oleh ha-kim atau mengajukan gugatan agar barang gadai tetap pada kreditur.

Dedy Adi Saputra

sependapat dengan Melisa Juan16

Putusan Pengadilan Tinggi sudah tepat karena telah membatalkan Pe-netapan Pengadilan Negeri yang menyatakan Pemegang Gadai berhak dan berwenang menjual saham-saham yang digadaikan. Hal ini berarti Pengadilan Tinggi Jakarta berpendapat bahwa untuk melakukan ekse-kusi gadai saham secara privat berdasarkan Pasal 1156, tidak memerlu-kan Penetapan dari Pengadilan Negeri.

MA RIa Elisabeth Elijana

menyatakan pendapat yang berbeda17

Mengutip pendapat Prof. Wiryono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum

Perdata tentang Hak atas Benda dan Prof. Subekti dalam bukunya

Pokok-15 Dalam tesisnya yang berjudul ”Penjualan Jaminan Gadai Saham Berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri: Analisis Kasus Gadai Saham PT Abu di DBA”.

16 Dalam tesisnya yang berjudul ”Pelaksanaan Eksekusi Gadai Saham yang Dilakukan Secara Privat (Private Selling) Menurut Hukum Jaminan (Analisis Yusidis Eksekusi Gadai Saham PT Swabara Mining Energy dan PT Asminco Bara Utama oleh Deutsche Bank).

17 Dalam makalahnya yang berjudul “Eksekusi Barang Jaminan Sebagai Salah Satu Cara Pengembalian Hutang Debitur”.

Isi1-ok.indd 33 12/13/2010 11:19:35 PM

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

34

Perspektif Internasional

Pokok Hukum Perdata halaman 81, serta pendapat MA RI dalam buku Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Buku I MA RI

Agustus 1993 hlm. 63 No. 31b, menurutnya eksekusi langsung parate eksekusi yang diatur dalam Pasal 1155-1156 KUH Perdata dengan seizin Hakim, penggunaan Pasal 1156 KUH Perdata cukup ditempuh dengan permohonan kepada Ketua/Hakim Pengadilan yang berwenang, yang menghasilkan penetapan.

g. Apakah pemberi dan pemegang gadai saham dapat

memperjan-jikan mengenai persetujuan bahwa pemegang gadai akan dapat secara langsung melakukan eksekusi gadai saham melalui penjual-an saham secara tertutup atau bawah tpenjual-angpenjual-an, dalam hal debitur melakukan tindakan wanprestasi (cidera janji) terhadap pemegang gadai selaku kreditur?

Ivan Lazuardi Suwana

18

Persetujuan atau kesepakatan mengenai pelaksanaan eksekusi gadai saham melalui penjualan secara tertutup hanya dapat dilakukan sete-lah debitur wanprestasi karena dalam keadaan demikian debitur dan kreditur berada dalam posisi yang seimbang untuk memberikan peni-laian mengenai cara penjualan yang paling menguntungkan bagi para pihak sehingga penjualan saham secara tertutup dapat dipastikan me-rupakan solusi untuk memperoleh hasil penjualan yang terbaik untuk dipergunakan dalam pelunasan hutang debitur kepada kreditur.

3. Permasalahan Hukum Mengenai Gadai Saham Menurut Kajian

Dalam dokumen Penjelasan Hukum tentang GADAI SAHAM (Halaman 35-41)

Dokumen terkait